1 hari SMRS
Kejang pada saat dirumah pada siang hari, kejang berlangsung ± 20 menit
Saat kejang dan setelah kejang anak sadar
Saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas.
Setelah kejang anak langsung muntah dan lemas, muntah 1x, muntah menyembur
Pusing dirasa berputar, nyeri pada ulu hati, nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar.
KU
Kesadaran
Tampak sakit sedang
TTV
Nadi : 80x/menit (kuat, cukup, regular)
Composmentis
RR : 24x/menit
Suhu : 36,6 ºC
TD : 110/70 mmHg
BB : 50 kg
TB : 165 cm
2 jam SMRS
Anak kejang, kejang ± 20 menit, saat dan setelah kejang anak sadar
Anak lemas, pusing(+) pusing dirasa berputar, muntah(-), nyeri pada ulu hati(+), nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar.
Tipe kejang sama seperti kejang saat 1 hari SMRS
SUKSIMID
Etosuksimid
Digunakan pada terapi kejang absens .
Dosis anak usia 3-6 tahun 250 mg/hari untuk dosis awal dan 20 mg/kg/hari untuk dosis pemeliharaan. Sedangkan dosis pada anak dengan usia lebih dari 6 tahun dan dewasa 500 mg/hari
ASAM VALPROAT
Pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang absens, kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonik
Dosis penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari
b. Bangkitan umum tonik-klonik
Dapat didahului prodromal seperti jeritan, sentakan, mioklonik.
Pasien kehilangan kesadaran, kaku(fase tonik) selama 10-30 detik diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa.
Selesai bangkitan pasien menjadi lemas (fase flaksid) dan tampak bingung.
Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai.
GAMBARAN KLINIK
Bangkitan parsial sederhana
Tidak terjadi perubahan kesadaran
Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau muka (unilateral/fokal) kemudian menyebar pada sisi yang sama (Jacksonian march)
Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang (adversif)
GAMBARAN KLINIK
Bangkitan parsial kompleks
Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran
sering diikuti oleh automatisme yang sterotipik seperti mengunyah, menelan, tertawa, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas
Kepala mungjkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang (adversif)
GAMBARAN KLINIK
e. Bangkitan umum sekunder
Berkembang dari bangkitan pasial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum.
Bangkitan parsial dapat berupa aura
Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat kejang tonik-klonik
2. Sindrom epilepsi
Gambaran klinik, sindrom epilepsi, khususnya pada anak, dapat dilihat dalam pedoman tatalaksana epilepsi yang ditertibkan oleh Kelompok Studi Neuro-pediatri.
Diagnosis dan diagnosis banding
3 langkah untuk mendiagnosis epilepsi :
Memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi
Apakah benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukanlah bangkitan yang ada termasuk jenis bangkitan yang mana
3. Tentukan etiologi sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, atau epilepsi apa yang terjadi pada pasien
GAMBARAN KLINIK
a. Bangkitan umum lena:
Gangguan kesadaran mendadak (absence) berlangsung beberapa detik.
Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi.
Mata memandang jauh ke depan.
Mungkin terdapat automatisme.
Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung.
Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula.
PATOGENESIS
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
IMINOSTILBEN
Karbamazepin
Pilihan pertama pada terapi kejang parsial dan tonik-klonik .
Dosis anak usia <6 thn: 10-20 mg/kg 3 kali sehari, anak usia 6-12 thn dosis awal 200 mg 2 kali sehari dan dosis pemeliharaan 400-800 mg, anak usia >12 thn dan dewasa 400 mg 2 kali sehari
Okskarbazepin
untuk terapi kejang parsial
Dosis anak usia 4-16 tahun 8-10mg/kg 2 kali sehari sedangkan pada dewasa, 300 mg 2 kali sehari
Tinjauan pustaka
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi.
DEFINISI
Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik), berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked)
DEFINISI
Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinik epilepsi yang terjadi secara bersama-sama, yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan (onset), jenis bangkitan, faktor pencetus, dan kronisitas.
Klasifikasi
(ditetapkan oleh International League Against Epilepsy)
Bangkitan epilepsi
Sindrom epilepsi
1. Bangkitan parsial :
Bangkitan parsial sederhana
Bangkitan parsial kompleks
Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder
1. Lokasi kelainan (localized related):
Idiopatik (primer)
Simtomatik (sekunder)
Kriptogenik
2. Bangkitan umum
3. Tak tergolongkan
2. Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi berurutan sesuai dengan peningkatan usia
Idiopatik (primer)
Kriptogenik atau simtomatik sesuai dengan peningkatan usia
Simtomatik
3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum
Bangkitan umum dan fokal
Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
4. Sindrom khusus : bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu:
Kejang demam
bangkitan kejang / status epileptikus yang timbul hanya sewaku (isolated)
bangkitan yg hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolik akut
bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
Diagnosis dan diagnosis banding
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG.
ANAMNESIS (auto dan alo-anamnesis)
Pola / bentuk bangkitan
Lama bangkitan
Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitan
Frekuensi bangkitan
Faktor pencetus
Ada/tidak adanya penyakit lain yang diderita sekarang
Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan bayi/ anak
Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Diagnosis dan diagnosis banding
Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obat terlarang dan kanker.
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan indikasi & bila memungkinkan
Pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG)
INDIKASI :
Membantu menegakkan diagnosis epilepsi
Menentukan prognosis pada kasus tertentu
Pertimbangan dalam penghentian OAE
Membantu dalam menentukan letak fokus
Bila ada perubahan bentuk bangkitan dari bangkitan sebelumnya
Diagnosis dan diagnosis banding
HIDANTOIN
Fenitoin
obat pilihan pertama untuk kejang umum, kejang tonik-klonik, dan pencegahan kejang pada pasien trauma kepala/bedah saraf
Dosis awal fenitoin 5 mg/kg/hari dan dosis pemeliharaan 20 mg/kg/hari tiap 6 jam
Pada pasien jenis kejang umum
BARBITURAT
Fenobarbital
Efektif untuk kejang parsial dan kejang tonik-klonik .
Dosis awal fenobarbital 1-3 mg/kg/hari
Dosis pemeliharaan 10-20 mg/kg 1kali sehari
DEOKSIBARBITURAT
Primidon
Untuk terapi kejang parsial dan kejang tonik-klonik
Dosis primidon 100-125 mg 3 kali sehari
Terima kasih
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi:
Amati faktor pemicu
Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
Farmakologi :
menggunakan obat-obat antiepilepsi
PENATALAKSANAAN
Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosis epilepsi sudah dipastikan, terdapat minimum 2 kali bangkitan dalam setahun.
Terapi dimulai dengan monoterapi
Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikan secara bertahap sampai dg dosis efektif tercapai/timbul efek samping obat.
Apabila dg penggunakan OAE dosis maksimum tidak dapat mengontrol bangkitan, maka ditambahkan OAE II dimana bila sudah mencapai dosis terapi, maka OAE I dosisnya diturunkan secara perlahan.
Penambahan OAE III baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak terkontorl dengan pemberian OAE I dan II
Rekaman EEG sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu semua pencetus bangkitan (pada epilepsi refleks).
Kelainan epileptiform EEG interiktal (di luar bangkitan) pada orang dewasa dapat ditemukan sebesar 29-38% pada pemeriksaan ulang gambaran epileptiform dapat meningkat menjadi 59-77%
Bila EEG pertama normal sedangkan persangkaan epilepsi sangat tinggi, maka dilakukan EEG ulangan dalam 24-48 jam setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus, misalnya kurangi tidur (sleep deprvation), atau dengan menghentikan obat OAE.
Diagnosis dan diagnosis banding
Pencitraan brain imaging dengan indikasi :
Semua kasus bangkitan pertama yg didua dengan ada kelainan struktural
Terdapat defisit neurologi otak
Epilepsi dengan bangkitan parsial
Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun
Untuk persiapan tindakan pembedahan epilepsi
Magnetic Resonance Imaging (MRI):
MRI merupakan prosedur pencitraan pilihan untuk epilepsi dengan sensitivitas tinggi dan lebih spesifik dibanding dengan Computed Tomography (CT scan)
MRI dapat mendeteksi sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal, tumor dan hemangioma kavernosa
Pemeriksaan MRI diindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin memerlukan terapi pembedahan
Diagnosis dan diagnosis banding
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : Hb,Leukosit,HT,Trombosit, apus darah tepi elektrolit(natrium,kalsium,magnesium,kadar gula, fungsi hati (SGOT,SGPT,Gamma GT,alakasi fosfatase), ureum, kreatinin, dan lainnya atas indikasi.
Cairan serebrospinal : bila dicurigai ada infeksi SSP
Pemeriksaan-pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi misalnya ada kelainan metabolik bawaan
Diagnosis dan diagnosis banding
Sinkope
TIA
Vertigo
Transient global amnesia
Narkolepsi
Bangkitan panik, psikogenik
diagnosis banding
FOLLOW UP
28
Tgl/jam
S
O
A
P
03/10/13
Hari -2
Kejang (-)
Badan pegal-pegal (-)
Pusing (-)
KU: sakit sedang
Kesadaran: cm
Berbicara: dbn
Motorik : dbn
TD: 100/60mmHg, HR: 80 x/menit,
RR: 22 x/ menit,
S: 36,80C
Motorik: tonus normal, atrofi (-)
5,5,5,5
Sensorik/ Veg baik
FL tidak dilakukan
Hb 14,6 mg/dl
Leukosit 10.300/ul
HT 39 %
Trombosit 258.103
Epilepsi
Terapi lanjutkan
Pasien dapat dipulangkan
Etiologi epilepsi
Idiopatik
Kriptogenik
Simtomatik
Simtomatik : disebabkan oleh kelainan / lesi pada susunan saraf pusat, misalnya cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol,obat), metabolik, kelainan neuro-degeneratif.
PENGOBATAN
O2 : 3 L / menit
IVFD Asering 12 jam
Ceftriakson 2x 1gr
Fenitoin 3x 100 mg
Asam folat 2x1
26
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala : normochepal
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, gigi geligi tidak lengkap
Telinga : normotia, sekret (-)
Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
Thorax
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
9
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-) nyeri epigastrium(+)
Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
10
STATUS NEUROLOGIK
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5 (skor 15)
Rangsang meningeal
- Kaku Kuduk (+)
- Lasegue, kernig tidak terbatas
- Brudzinski I,II,III (-/-/-)
- Petrick dan Kontrapetrick (-/-)
11
Nervus Olfaktorius
kanan
kiri
Daya pembau
Normosmia
normosmia
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL
Kanan
Kiri
Visus
6/6
6/6
Lapang Pandang
Normal
normal
Funduskopi
Belum dapat melakukan
Papil edema
Arteri:Vena
Nervus Optikus
12
Nervus Okulomotoris
Kanan
Kiri
Ptosis
-
-
Gerakan Mata
Medial
Baik
Baik
Atas
Baik
Baik
Bawah
Baik
Baik
Ukuran Pupil
Pupil bulat isokor Ø ODS 3 mm
Refleks Cahaya Langsung
+
+
Refleks Cahaya Konsensual
+
+
Akomodasi
baik
baik
13
Nervus Trokhlearis
Kanan
Kiri
Gerakan Mata Medial Bawah
Baik
Baik
Menggigit
Normal
Membuka mulut
normal
Sensibilitas
Oftalmikus
+
+
Maksilaris
+
+
Mandibularis
+
+
Refleks kornea
+
+
Refleks bersin
Normal
Nervus Trigeminus
14
PEMERIKSAAN FISIK
8
Kesan : Tanda vital dalam batas normal dan afebris
Anak sekolah kelas 1 SMP , sesuai dengan usia anak, anak bermain dengan teman sebaya, makan teratur.
Riwayat Psikosisal :
Riwayat Pengobatan :
Belum berobat sebelumnya
Riwayat kelahiran :
Lahir cukup bulan, berat badan lahir : 3000 gr, panjang badan lahir : 50 cm , lahir spontan pervaginam, saat lahir anak langsung mengangis.
Saat hamil ibu tidak pernah sakit .
Anak tidak pernah kejang seperti ini sebelumnya, riwayat kejang demam disangkal, 1 tahun yang lalu anak mengalami kecelakan ada benturan di kepala saat jatuh kepala bagian belakang terbentur dan sesaat setelah jatuh anak muntah,muntah menyembur 1x, kaki kiri patah (tibia), semenjak setelah kecelakaan anak sering mengeluh pusing dan muntah.
Di keluarga tidak ada yang pernah kejang seperti ini.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :
Laporan kasus
EPILEPSI
Pembimbing : Dr. Irfan,SpS
Disusun oleh : Kartika Eka Wulandari
Stase Neurologi
RSIJ PONDOK KOPI
Bangsal AN-NAS II
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.Z
TTL : Jakarta, 20 Januari 2001
Usia : 12 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nama Orangtua : Tn.MDA
Alamat : Cipinang
Agama : Islam
NRM : 007246XX
Dr yang merawat : dr. Mursyid,SpS
Alloanamnesis
KELUHAN UTAMA:
Kejang saat dirumah sejak 1 hari yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN :
Lemas (+), pusing (+), muntah (+), nyeri perut (+), nafsu makan berkurang, demam (-)
Datang di UGD RSIJ PONDOK KOPI pukul 15.00 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang
Nervus Abdusens
Kanan
Kiri
Gerakan mata ke lateral
+
+
Kanan
Kiri
Kerutan Kulit Dahi
+
+
Lipatan naso-labial
+
+
Mengangkat alis
Normal
Normal
Menyeringai
Normal
Normal
Nervus Facialis
15
FOLLOW UP
Tgl/jam
S
O
A
P
02/10/13
Hari -1
Kejang (-)
Badan pegal-pegal
Pusing(+) sedikit
KU: sakit sedang
Kesadaran: cm
Berbicara: dbn
Motorik : dbn
TD: 100/60mmHg, HR: 80 x/menit,
RR: 22 x/ menit,
S: 36,80C
Motorik: tonus normal, atrofi (-)
Sensorik/ Veg baik
FL tidak dilakukan
Hb 14,6 mg/dl
Leukosit 10.300/ul
HT 39 %
Trombosit 258.103
Epilepsi
Terapi lanjutkan
5
5
5
5
27
Rasa raba:
kanan-kiri sama
Rasa nyeri:
kanan-kiri sama
Rasa suhu:
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Sensorik
20
Pemeriksaan sensorik dalam batas normal.
Nervus Assesorius
Kanan
Kiri
Memalingkan kepala
baik
baik
Mengangkat bahu
baik
baik
Sikap lidah
normal
Fasikulasi
-
Tremor lidah
-
Atrofi otot lidah
-
Nervus Hipoglosus
18
Kesan : Nervus Kranialis dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah
Hasil
Rujukan
Hemoglobin
16,1 mg/dl
11,5-14,5 g/dL
Hematokrit
42
37-45 %
Trombosit
309.10^3/ul
150-400 103/µl
Leukosit
20,5
5,0-11103/µl
01 /10/13 pukul 16:17
21
SGPT
10,40 u/l
10.00-45.00
SGOT
19,20 u/l
10.00-35.00
GDS
103
70-110 mg/%
Ureum
18
10-50 mg%
Creatinin
0,6
0,67-1,17 mg%
Pemeriksaan Darah
Hasil
Rujukan
Diff count
Basofil
0,2 %
0,0-1,0%
Eosinofil
0,2 %
1,0 -3,0 %
Neutrofil
82,1 %
37,0-72,0
Limfosit
9,9 %
20,0 -40,0
Monosit
7,6 %
2,0 – 8.0
Elektrolit
Hasil
Rujukan
Natrium
145 mmol/l
132-145
Kalium
4,27 mmol/l
3,50-5,50
Klorida
116 mmol/l
98-110
Hasil EEG Fokal epileptikus di temporal kanan
Motorik t onus normal, atrofi (-)
Vegetatif : Baik
Fungsi luhur : tidak dilakukan
R.fisiologis : BTR ++/++
brachioradialis ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
R. Patologis : Babinski -/-
Chaddock -/-
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
5
5
5
5
19
Kesan :
Fungsi motorik dalam batas normal.
Kesan :
Reflek fisiologis dan patologis dalam batas normal.
RESUME
23
Anak Z 12 tahun datang ke RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan utama kejang saat dirumah sejak 1 hari yang lalu, kejang berlangsung ± 20 menit, saat kejang dan setelah kejang anak sadar, saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas. Setelah kejang anak langsung muntah dan lemas, muntah 1x, muntah menyembur, pusing (+), bak dan bab lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 15, tanda vital dalam batas normal, tanda rangsang meningen (+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb meningkat, leukositosis, neutrofil meningkat, limfosit menurun, klorida meningkat.
Pada pemeriksaan EEG didapatkan fokal epileptikus di temporal kanan.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosa Klinis : Kejang
Diagnosa Etiologi : Idiopatik
Diagnosa Topis : Fokus epileptikus di temporal kanan
Diagnosa Patologis : Idiopatik
24
Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus
Arkus faring
Gerakan simetris
Daya Kecap Lidah 1/3 belakang
Tidak dilakukan
Uvula
Letak ditengah, gerak simetris
Menelan
Normal
Refleks muntah
+ kanan kiri
17
Nervus Vestibulochoclearis
Kanan
Kiri
Tes bisik
Tidak dilakukan
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
16
Rencana
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
8
11
12
14
15
16
17
18
19
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/18/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
18/10/2013
#
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
18/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
18/10/2013
#
20
13
21
Setelah kejang anak langsung muntah dan lemas, muntah 1x, muntah menyembur
Pusing dirasa berputar, nyeri pada ulu hati, nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar.
Saat kejang dan setelah kejang anak sadar
Saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas.
1 hari SMRS
Kejang pada saat dirumah pada siang hari, kejang berlangsung ± 20 menit
Tipe kejang sama seperti kejang saat 1 hari SMRS
Anak lemas, pusing(+) pusing dirasa berputar, muntah(-), nyeri pada ulu hati(+), nafsu makan menurun, BAB dan BAK lancar.
2 jam SMRS
Anak kejang, kejang ± 20 menit, saat dan setelah kejang anak sadar
18/10/2013
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Tampak sakit sedang
Composmentis
KU
Kesadaran
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit (kuat, cukup, regular)
RR : 24x/menit
Suhu : 36,6 ºC
BB : 50 kg
TB : 165 cm
TTV