PANCASILA TERHADAP PLURALITAS DAN KEBERAGAMAN DI INDONESIA
Disusun Oleh;
CAHYA ADE S. (5140911153) BAYU FAHRIZA D. P. (5140911154) LUKY ADI P. (5140911155) AULIA RAHMAN (5140911161) ABDUL HAMID (5140911162)
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Tema : Pancasila Sebagai Ideologi Negara ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila sebagai ideologi negara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Prof. Dr. Ir. H Syarif Imam Hidayat, MM. selaku Dosen mata kuliah Pancasila UPN Veteran Jawa Timur yang telah memberikan tugas ini kepada saya. saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pancasila. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Surabaya, Oktober 2015
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK
1
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang Masalah
3
B. Batasan dan Rumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Manfaat
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
ARTI
PENTING
PANCASILA
TERHADAP
8
PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA A. Analisis terhadap pentingnya pancasila untuk
8
Indonesia 1. Analisis Historis
8
2. Analisisi Yuridis
9
3. Analisis Filosofis
9
B. Pancasila Sebagai Inspirasi Perdamaian Agama-
11
agama 1. Arti penting Pancasila Bagi Masyarakat yang Berkeyakinan Pada Ketuhanan Yang Maha 11
Esa
2. Kesadaran-kesadaran Pancasilais BAB V
DAFTARPUSTAKA
PENUTUP
Masyarakat
Yang 12 15
A. SIMPULAN
15
B. SARAN-SARAN
15 17
SIGNIFIKANSI PANCASILA TERHADAP PLURALITAS AGAMA DI INDONASIA Acuan dari buku skripsi Eko Mukti Wibowo
ABSTRAK
Bangsa
Indonesia
adalah
bangsa
yang
plural
khususnya
dalam
keberagamaanya. Hal ini menjadikan bangsa ini kaya akan perbedaan. Kenyataan yang memang tidak bisa dipungkiri, bahwa, adanya standar normatif yang dimiliki oleh masing-masing agama. Norma-norma agama tersebut bila dipandang sekilas, hanya sebatas ajaran universal serta nilai-nilai keagamaan yang terbuka bagi konsensus. Namun bila ditinjau lebih lanjut, dalam agama-agama juga terdapat norma agama yang bersifat parsial-spesifik, seperti doktrin agama, yang tentunya sulit diupayakan terjadinya sebuah kerukunan. Hal ini didasarkan pada realitas bahwa segala sesuatu yang bersifat doktrinal pasti diikuti dengan penafsiran, dan pada gilirannya akan memunculkan fanatisme keagamaan di kalangan umatnya. Atas kenyataan ini, maka dapat dipastikan bahwa konflik lintas doktrin agama di kalangan para pemeluk suatu agama akan terus berlangsung. Oleh sebab itu, maka perlu kiranya membangun sebuah kesadaran tentang pluralitas agama di negeri ini. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa merupakan model ideal dasar pluralitas, pancasila merupakan hasil dari perenungan para founding fathers yang berpandangan toleran dan terbuka dalam beragama dan merupakan perwujudan dari nilai-nilai adat, dan budaya warisan nenek moyang. Demi terciptanya tatanan kehidupan yang harmonis dan demokratis di negeri ini, perlu kiranya menelaah kembali Pancasila sebagai landasan pluralitas agama di Indonesia. Permasalahan di atas sangat menarik untuk dicermati dan dikaji. Bangsa Indonesia yang kaya akan perbedaan, khususnya dalamkeberagamaan, dan Pancasila merupakan dasar filsafat bangsa yang dibangun dari semangat
pluralitas. Karena itu penulis berusaha mengkaji apakah arti penting Pancasila terhadap pluralitas agama di Indonesia. Penelitian ini bercoraklibrary research, dalam arti sumber-sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Melalui karya-karya ilmiah, baik yang tertuang dalam buku, artikel maupun datadata kepustakaan yang lainnya. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data yang bersifat dokumenter di perpustakaan. Dan dalam menganalisis data penelitian ini menggunakn metode deskriptif-analisis, yaitu berusaha memaparkan topik kajian dan
selanjutnya dianalisis dengan
secermat mungkin
untuk
mengambil
kesimpulan. Kemudian pendekatan yang dipakai adalah pendekatan historis, yaitu mencari akar sejarah Pancasila dan pluralitas agama di Indonesia. Kesimpulan yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah: Pancasila merupakan obyektifikasi dari nilai-nilai universal dalam setiap agama dan kepercayaan, Pancasila adalah titik temu atau landasan filosofis bersama bangsa Indonesia dalam beragama, Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa bangsa ini dengan keberbagaian cara menghayati agamanya, ia mempunyai satu religiositas yang sama, yaitu adanya pengakuan bersama terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Pancasila merupakan kontrak sosial bernegara dan berbangsa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah sebuah Negara yang terdiri dari beraneka ragam masyarakat, suku bangsa, etnis atau kelompok sosial, kepercayaan, agama, dan kebudayaan yang berbeda-beda dari daerah satu dengan daerah lain yang mendominasi khasanah budaya Indonesia. Dengan semakin beraneka ragamnya masyarakat dan budaya, sudah tentu setiap masing-masing individu masyarakat mempunyai keinginan yang berbeda-beda, Orang-orang dari daerah yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda, struktur sosial, dan karakter yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda dengan cara berpikir dalam menghadapi hidup dan masalah mereka sendiri. dan hal tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan konflik dan perpecahan yang hanya berlandaskan emosi diantara individu masyarakat, apalagi kondisi penduduk Indonesia sangatlah mudah terpengaruh oleh suatu informasi tanpa mau mengkaji lebih dalam. Untuk itulah diperlukan paham pluralisme dan multikulturalisme untuk mempersatukan suatu bangsa. Apalagi apabila kita melihat pedoman dari bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang mempunyai pengertian berbeda-beda tetapi tetap menjadi satu, yang mengingatkan kita betapa pentingnya pluralisme dan multikulturalisme untuk menjaga persatuan dari kebhinekaan bangsa, Dimana pedoman itu telah tercantum pada lambang Negara kita yang didalamnya telah terangkum dasar Negara kita juga. B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, nampak bahwa studi tentang Pancasila dan pluralitas dan keberagaman di Indonesia khususnya arti penting Pancasila terhadap pluralitas merupakan kajian yang sangat menarik
untuk ditelaah lebih lanjut. Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari keanekaragaman budaya, semantara Pancasila dibangun dengan semangat kemajemukan. Namun agar lebih rinci, permasalahan yang akan dikaji dalam studi ini adalah: ”Apakah arti penting Pancasila terhadap pluralitas dan keberagaman di Indonesia?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman terhadap arti penting Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup serta idiologi bangsa yang mengusung nilai-nilai pluralitas, sehingga diharapkan bisa dijadikan landasan untuk tatanan kehidupan beragama yang penuh keharmonisan dan kedamaian di Indonesia. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap khasanah keilmuan khususnya dalam bidang filsafat dan menambah pengetahuan penulis serta pembaca terhadap arti penting Pancasila terhadap pluralitas agama di Indonesia, sehingga menimbulkan kesadaran terhadap sikap yang Pancasilais dan pluralis. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pembahasan tentang Pancasila dan kemajemukan keberagaman budaya di Indonesia sudah tidak asing lagi dalam wacana keilmuan kita. telah banyak buku, artikel, skripsi dan karya ilmiah lain yang membahas tentang permasalahan tersebut.
Dan buku yang berjudul ”Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Islam: Bingkai
Gagasan Yang Berserak” yang ditulis oleh Abd A’la, Ahmad Baso, DKK, adalah buku yang banyak membahas tentang pluralisme dan hubungan antara negara dan agama. Tetapi dalam buku ini tidak di bahas secara gamblang tentang hubungan pluralisme agama dan pancasila sebagai dasarnya. Disamping itu ada artikel yang ditulis oleh Ayang Utriza, Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta, yang berjudul ”Pancasila: Pluralisme ala Indonesia” . Menelaah tentang pluralisme masyarakat
yang
ada
di
indonesia
khususnya
pluralisme
agama.
Dan
perbandingan pancasila dengan Laicite ala Perancis. Artikel ini fokus terhadap perbandingan antara dua idiologi tersebut.
”Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan” yang ditulis oleh Muhammad Ali adalah salah satu tulisan dari sekian banyak wacana kemajemukan keberagaman. Teologi pluralis multikultural bertujuan membangun interaksi intern umat berbudaya dan antar budaya, yang tidak hanya dapat berkoeksistensi secara harmonis dan damai, tetapi juga bersedia aktif dan proaktif dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama dengan etika kemanusiaan. Bertolak dari pemaparan di atas, kajian ini akan berbeda, karena penulis akan mendeskripsikan pluralisme keberagaman, kemudian pemahaman terhadap nilai-nilai pancasila yang dibangun dari nilai-nilai pluralisme, dan mencoba meneganalisa arti pentingnya, sehingga diharapkan bisa menjadi inspirasi terhadap tatanan kehidupan beragama yang damai di Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bercorak Library Research (Penelitian Pustaka), dalam arti sumber-sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Melalui karya-karya ilmiah, baik yang tertuang dalam buku, artikel, maupun data-data kepustakaan lainnya yang berkenaan dengan tema pluralitas di Indonesia dan kebudayaan. 2. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersifat dokumenter, di dalam pengumpulan data-data tersebut, tentunya diupayakan data-data yang berkaitan dengan fokus kajian yang baik. 3. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif-analisis. Yaitu berusaha memaparkan fenomena dan sejarah pluralitas khususnya pluralitas di Indonesia dan pemahaman terhadap Pancasila dalam kaitannya dengan pluralitas agama. Selanjutnya data-data yang ada di analisis dengan secermat mungkin sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. 4. Metode Pendekatan
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan historis, yaitu mengikuti jejak sejarah pancasila dan pluralitasme kembali pada asalnya, meliputi penggambaran sejarah kelahiran Pancasila dan sejarah pluralitas agama di Indonesia untuk membantu mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
ARTI PENTING PLURALITAS DAN KEBERRAGAMAN DI INDONESIA
Pluralisme adalah fenonema yang sangat lekat dengan Indonesia. Enam agama resmi negara (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu) dan lebih dari 150 aliran kepercayaan, cukup menjadi bukti bahwa Indonesia termasuk salah satu negara pluralis terbesar di dunia. Pluralitas bisa menjadi potensi, namun dapat pula menjadi problem. Dalam konteks inilah pluralisme diperlukan untuk mengelola keragaman itu. Harus dipahami bahwa satu pandangan pluralisme tidak dapat mewakili, menggambarkan dan memberi solusi terhadap seluruh kenyataan manusia di dunia ini. Para tokoh pluralisme menyadari berbagai varian dalam pluralisme itu sendiri. Pluralisme Pancasila adalah dirkursus menarik yang perlu dipikirkan secara filosofis. Sejauh penelusuran saya, Pluralisme Pancasila telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pela Gandong (aturan adat di Ambon), misalnya, mengandung ajaran toleransi yang sangat tinggi. Apabila masyarakat Kristen memiliki hajat maka orang Islam yang menjadi panitia, demikian pula sebaliknya. Hanya saja, tradisi-tradisi bermuatan nilai pluralisme ini belum banyak diangkat oleh para ilmuan yang konsen dengan Pancasila.
A. Analisis terhadap pentingnya pancasila untuk Indonesia
1. Analisis Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang, dimulai pada jaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, majapahit sampai pada datengnya penjajah. Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila. Secara Historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. (kaelan, 2002) 2. Analisis Yuridis
Landasan yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat setelah melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah. 3. Analisis Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan hidup. Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Secara Filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan
negara
adalah
sebagai
bangsa
yang
berketuhanan
dan
berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan obyektif bahwa manusia adalah mahluk Tuhan YME. Setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.
3. pancasila sebagai keberagamaan
Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketahuan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketahuan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah Tuhan yang bermakna satu.
Arti dari Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya Ketahuan Yang Maha Esa. Berarti Sifatsifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur atau mulia, bukan Tuhannya.
4. Kesadaran-kesadaran Masyarakat Yang Pancasilais
Masyarakat merupakan bentukan dari ideology sebuah Negara. Pada Negara yang berhaluan komunis, maka secara otomatis terbentuk masyarakat komunis. Tidak peduli apakah di dalamnya ada orang islan, orang Kristen atau agama lain. Demikian pula halnya pada Negara pancasila, meskipun sebagian besar penduduknya beragama islam tetapi karena ideologi yang dianut masyarakat tersebut adalah ideology pancasila. Maka masyarakat yang terbentuk secara otomatis
dinamakan
masyarakat
pancasila.
Sehingga
karena
merupakan
masyarakat pancasila sadar tidak sadar setiap aktifitas yang dilaksanakan di dalamnya dengan sendirinya semakin memperkuat kedudukan pancasila sebab tidak satupun kehidupan berbangsa di Negara pancasila ini kecuali di dalamnya ada nafas pancasila. Sebagai contoh, dalam lapangan industry, pancasila Nampak dalam bentuk HIP (Hubungan Industrial Pancasila). Dalam lapangan agama-
agama
pancasila
mengajarkan
“toleransi”
yang
ditafsirkan
dalam
ujud
kebersamaan di dalam melaksanakan ibadah seperti perayaan natal bersama atau buka puasa bersama. Bahkan di dalam membangun masjid yang diselenggarakan oleh nagara, masjid tersebut mempunyai cirri khusus dimana tulisan ‘dibelenggu’ oleh segi lima sebagai symbol pancasila. Seolah- olah hendak mengatakan bila perlu ‘kepentingan’
pun harus dibatasi agar tidak keluar dari
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu pancasila itu sendiri. Dalam lapangan pendidikan, pancasila menjadi pelajar PPkn atau yang dulu disebut PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Dan dalam bidang politik, pancasila merupakan ideology yang harus dipertahankan. Terbukti dengan kewajiban setiap kontestant pemilu untuk tetap mempertahankan ideology pancasila meskipun partai tersebut berasaskan Islam. Memang pancasila bukan agama, tetapi pancasila telah membelenggu agama.
Pancasila
telah
mengalahkan
kepentingan
agama.
Pertimbangan
masyarakat tidak lagi atas kaca mata agama tetapi atas kaca mata demi melaksanakan pancasila secara “murni dan konsekwen”, maka tidak aneh kalau kemudian ditengah-tengah kehidupan yang relijius ada pabrik bir yang memang diberi tempat oleh pancasila kepada mereka– mereka yang punya hobi “ngedot”. Juga tidak aneh kalau disela–sela kesucian suara adzan ada juga hingar bingar musik yang mempertontonkan hal –hal yang diharamkan agama yang justru dari sudut nilai-nilai pancasila dibolehkan. Itulah sekilas wujud dari masyarakat Pancasila. Masyarakat yang hidup diantara keberagaman dan kekafiran BAB V PENUTUP A. Simpulan
Dari makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pluralisme adalah suatu penghormatan dan sikap toleransi terhadap kelompok-kelompok
yang lain dan multikulturalisme adalah keberagaman kebudayaan dan suku bangsa
di
Indonesia.Pluralisme
atau
multikulturalisme
keduanya
mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda yaitu menghormati orang lain dengan budaya, agama, ras, dan adat istiadat mereka masing-masing. Dengan mengkaji pluralitas agama dan Pancasila, dapat dambil benang merah, bahwa arti penting Pancasila terhadap pluralitas agama di Indonasia. adalah: Pancasila merupakan obyektifikasi dari nilai-nilai universal dalam setiap agama dan kepercayaan. Walaupun berbeda-beda dari segi syariat dan aqidah, ada nilai-nilai yang diyakini bersama sebagai nilai-nilai luhur. Ini berarti bahwa unsurunsur objektif agama-agama ada dalam Pancasila. Kemudian Pancasila adalah titik temu atau landasan filosofis bersama bangsa Indonesia dalam beragama. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dengan keberbagaian cara menghayati agamanya, ia mempunyai satu religiositas yang sama,yaitu adanya pengakuan bersama terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan dalam kaitannya dengan Negara, Pancasila berfungsi sebagai kontrak sosial dalam berbangsa. Artinya, persetujuan antara sesama warga negara tentang asas-asas negara. Dengan demikian pancasilamerupakan kesepakatan bersama dalam pembentukan negara yaitu negara kesatuan Indonesia. Sebagai ideologi terbuka dan rasional, Pancasila mempunyai sifat dinamis, tidak statis, menjadi relevan bagi masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, tidak mungkin Pancasila dibiarkan mendapat tafsiran sekali jadi untuk selamanya. Jadi perlu reinterpretasi dan rekontekstualisasi terhadap pancasila sesuai denngan perkembangan zaman. B. Saran-Saran
1. Pancasila sebagai dasar falsafah negara merupakan model ideal pluralitas Indonesia. Pancasila adalah hasil perpaduan dari keberhasilan para bapak pendiri bangsa yang berpandangan toleran dan terbuka dalam beragama
dan merupakan perwujudan dari nilai-nilai kearifan lokal, adat, dan budaya warisan nenek moyang. Maka semangat pluralitas adalah sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis bagi bangsa yang beridiologikan Pancasila. Dan bagi bangsa yang merindukan suasana yang damai dan demokratis
DAFTAR PUSTAKA
A’la, Abd, DKK, Nilai-nilai Pluralisme Dalam Islam: Bingkai gagasan berserak,
Bandung: Penerbit Nuansa, 2005 Abdurrahman, Muslim, Islam Transformatif, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997 Azra, Azyumardi, Reposisi Hubungan Agama dan Negara; Merajut Kerukunan
Antar Umat, Jakarta: Kompas, 2002 Daman, Rozikin, Pancasila Dasar Falsfah Negara, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995 Darmaputra, Eka, Pancasila Identitas dan Modernitas, Tinjauan Etis dan Budaya, Jakarta: BPK. Gunung Mulia , 1992 Darmodiharjo, Darji (dkk.), Santiaji Pancasila, Surabaya : Usaha Nasional, 1991
KOMENTAR
Signifikasi Pancasila terhadap Pluralitas agama di Indonesia merupakan bagian dari Pancasila sebagai Ideologi negara karena di Indonesia itu lebih dari satu Agama dan tidak lepas dari sila-sila pancasila. keterkaitan pluralisme dengan Sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang terdapat pada Pancasila tidak menunjukkan pembelaan pada agama tertentu. Tetapi, bermaksud menegaskan bahwa agama-agama di Indonesia berintikan satu Tuhan, yaitu Yang Maha Esa. Terbukti dengan dihapusnya tujuh kata "kontroversial"
dalam Piagam Jakarta
yang merupakan bahan mentah Pancasila yaitu ”dengan kewajibkan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Apalagi jika menilik proses kelahiran Pancasila, 1 Juni 1945 (tatkala Soekarno pertama kali mengusulkannya dalam sidang BPUPKI) atau 18 Agustus 1945 (ketika Pancasila dicantumkan dalam UUD 1945) yang berfungsi sebagai kesadaran sosial, maka sangat tepat untuk dijadikan kerangka acuan hidup bersama walaupun berbeda agama. Nilai-nilai sila pertama Pancasila 1. Keyakinan tergadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang maha sempurna. 2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. 3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang berbedabeda. 4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dari nilai-nilai pancasila tersebut dapat diketahui bahwa pluralisme agama di Indonesia sangat memerlukan adanya Pancasila guna untuk menghindari adanya konflik tentang perbedaan faham agama satu dengan agama yang lainnya. Pada dasarnya Agama diturunkan kemuka bumi secara ideal memang mengajarkan kebaikan, penghormatan pada hak-hak orang lain, mengajarkan
keadilan dan lain sebagainya. Namun ajaran-ajaran ideal di setiap agama tersebut sering sekali bertolak belakang dengan realitas keberagamaan masyarakat. Yang terjadi justru sikap saling curiga, tidak saling mempercayai dan seterusnya. Hal tersebut terjadi karena masing-masing pemeluk agama melakukan klaim kebenaran bahwa agamanyalah yang paling benar dan pada saat yang sama menganggap agama lain salah. Karena agama lain dianggap salah maka mengajak orang lain untuk masuk keagamanya seolah menjadi tugas suci yang dijanjikan pahala bagi yang melakukannya. Hal yang demikian ini kemudian menimbulakan ketegangan, bahkan konflik antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain,sesuatu yang justru bertentangan dengan tujuan agama itu sendiri. Pentingnya pluralisme agama juga terkait dengan sila ke-2 pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradap. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Secara Umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : 1. Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma kebudayaan pada umumnya. 2. Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan bermutu tinggi karena kemampuannya berbudaya. 3. Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan. 4. Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai keberanian untuk membela kebenaran, santun, dan menghormati harkat kemanusiaan Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-2. Antara lain :
1. Mengakui persamaan derajat, harkat, dan martabat manusia. 2. Saling mencintai sesama manusia. 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4. Tidak semena-mena kepada orang lain. 5. Suka memberi bantuan kepada korban bencana alam. Di dalam agama manapun sudah ditegaskan bahwa setiap orang itu memiliki kedudukan yang sama dimata Tuhan. Hidup adalah pengalaman yang selalu bermakna, proses yang tidak pernah selesai sampai nyawa dicabut oleh Tuhan. Dan keberagamaan adalah proses seperti hidup itu sendiri, belum selesai dan mungkin tidak pernah berakhir selama Tuhan mengizinkan menghirup udaraNya. Dengan keterbatasan dan kelebihannya, manusia mencoba terus mendekatiNya, memahami maksud pesan-pesan-Nya. Ide pembentukan negara pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat guna mewujutkan kehidupan masyarakat yang berbahagia. Tugas negara adalah mendidik warganya, agar dapat membahagiakan kehidupan rakyatnya. Negara membantu rakyat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh masyarakat. Atas dasar itu pengelola negara pada
dasarnya
merupakan
”pelayan
umum”
yang
bertugas
melayani
masyarakat.Termasuk masalah pluralitas agama. Maka untuk itu Pancasila digunakan sebaga Ideologi Negara karena dengan adanya pancasila yang berada ditengah tengah dan tidah memihak kepada Agama manapun berguna sebagai landasan umum untuk mencapai cita-cita bangsa. Sangat penting dalam menciptakan kehidupan umat beragama yang harmonis dan saling bekerja sama, nagara harus menjamin pluralitas agama dalam masyarakat. Dalam hal ini negara harus berperan untuk memaksa segala elemen masyarakat untuk patuh kepada hukum dan kontrak sosial yang disepakati. Dengan kata lain untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota
kelompok sosial yang berbeda agama, guna menghindari ledakan konflik antar umat beragama yang terjadi tiba-tiba. Pluralisme agama di Indonesia juga berfungsi mempersatukan hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sila ke-3 Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia. Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : 1. Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis , ekonomi, politik, social budaya dan keamanan. 2. Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis. 3. Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. 4. Menjujung tinggi tradisi perjuangan dan kerelaan untuk berkorban dam membela kehormatan bangsa dan Negara. 5. Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-3, antara lain : 1. Mengembangkan sikap saling menghargai antarsuku, agama, ras, dan antargolongan. 2. Mengembangkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh 3. Tidak membeda-bedakan warna kulit, suku dan etnik. 4. Membina persatuan dan kesatuan demi terwujudnya kemajuan bangsa dan Negara. Penggunaan dan penyalah-gunaan Pancasila membuat eksistensi pancasila menjadi buram, dan untuk dapat memungkinkan adanya suasana yang demokratis
dan plural di negeri ini, mungkin kiranya perlu ada reinterpretasi dan rekontekstualisasi Pancasila, untuk menciptakan aturan yang baku sebagai landasan hubungan agama, negara dan masyarakat. Dan untuk mewujudkan citacita bangsa yang terkandung dalam Pancasila, sudah seharusnya para umat beragama dan seluruh elemen masyarakat Indonesia pada umumnya menjunjung nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Demikian juga negara sebagai wadah pemersatu seluruh elemen masyarakat, bukan berarti bebas berkehendak, namun sebaliknya, harus menjadi pelopor sekaligus penindak tegas bagi pelanggar nilainilai Pancasila. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembagalembaga perwakilan. Hal ini menandakan bahwa Pancasila tidak membedabedakan antara umat beragama dalam hal apapun untuk mencapai tujuan negara. Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : 1. Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. 2. Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi. 3. Mendahulukan kepentingan Negara dan masyarakat 4. Menghargai kesukarelaan dan kesadaran daripada memaksakan sesuatu kepada orang lain. 5. Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan sebagai amanat seluruh rakyat baik kepada manusia maupun kepada Tuhannya. 6. Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil dan sejahtera. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-4, antara lain :
1. Menghargai perbedaan pendapat 2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain 3. Mengembangkan sikap demokratis 4. Mau menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama Dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan negara, pancasila berdiri ditengah-tengah Agama yang satu dengan yang lainnya yang berfungsi sebagai pedoman umum supaya antar umat beragama di Indonesia tidak terpecah belah. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah dan batiniah. Begitu juga didalam Agama keadianpun yang ingin dicapainya
Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini : 1. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hokum, ekonomi, kebudayaan, dan social. 2. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas. 3. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia 4. Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan kerja keras. 5. Menghargai hasil karya orang lain. 6. Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada sesama. 7. Menjujung tinggi harkat dan martabat manusia. Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5, antara lain : 1. Memajukan perbutan yang luhur 2. Bersikap adil terhadap sesama manusia
3. Menjujung tinggi nilai kebenaran dan keadilan 4. Berani bertanggung jawab atas semua perbuatan yang telah dilakukan 5. Membiasakan hidup sederhana, hemat, guna menciptakan keseimbangan kehidupan Perlu diakui bahwa keberadaan Pancasila benar-benar menjadi perangkum dari pluralitas masyarakat Indonesia. Kemudian semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu) yang merupakan simbol pluralisme yang telah dibangun bangsa ini. Konsep pluralitas ini kemudian diperluas tidak hanya dalam konteks agama tetapi menjadi bingkai persatuan Indonesia yang memiliki kemajemukan budaya, adat, bahasa, dan kemudian terkristal dalam suatu konsensus politik yang bernama Pancasila. Hal ini sesungguhnya menunjukkan bahwa bangsa ini telah memiliki kedewasaan dalam memahami keanekaragaman.