SILABUS MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM (IPI) STAINU JAKARTA SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Kode Mata Kuliah : --SKS : 2 SKS Program Studi : Pendidikan Agama Islam Prasyarat : --Dosen : Fatkhu Yasik, M.Pd.
B. DESKRIPSI MATA KULIAH
:
Ilmu Pendidikan Islam menjelaskan tentang: definisi, ruang lingkup, dan metode, wawasan kepribadian muslim, komponen, pelajaran pendidikan Islam, prinsip-prinsip dan pendekatannya, problematika dan segi-segi,s erta kedudukan dan hubungan pendidikan Islam dengan pendidikan nasional.
PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
:
Strategi pembelajaran menggunakan pendekatan active memungkinkan learning, yaitu mahasiswa berperan aktif dalam proses perkuliahan.
TUGAS
:
Tugas Makalah, dilaksanakan dalam bentuk kelompok sesuai dengan topic yang ditentukan. Makalah akan diseminarkan di kelas; dan Tugas Book Review/Artikel, dilaksanakan oleh masing-masing individu. Buku/artikel yang akan direview dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen pengampuh.
TUJUAN
:
Mahasiswa memahami konsep-konsep dasar Pendidikan Islam. Mahasiswa memahami konsep-konsep pendidikan Islam. Mahasiswa memahami hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.
F. URAIAN POKOK BAHASAN
No. 1
Kompetensi Dasar Memahami konsep, ruang lingkup, dan sistem Pendidikan Islam.
Indikator Pokok Bahasan Menjelaskan pengertian Pengertian, Konsep Dasar, pendidikan Islam dan dan Ruang Lingkup ruang lingkupnya, serta Pendidikan Islam. menjelaskan tujuan dan Hakikat dan Tujuan sistem Pendidikan Islam. Pendidikan Islam.
Sistem Pendidikan Islam. No. 2
Kompetensi Dasar Memiliki pemahaman tentang komponen Pendidikan Islam.
Indikator Menjelaskan komponen (unsure) pokok dalam pelaksanaan Pendidikan Islam.
3
Memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip Pendidikan Islam, metode, pendekatan, dan evaluasi pembelajarannya Memahami tentang kedudukan dan hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.
Menjelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan Islam, metode dan pendekatan pembelajarannya.
4
Menjelaskan secara lengkap dan detail tentang hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional.
Pokok Bahasan Komponen-komponen Pendidikan Islam. Peserta Didik dan Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam. Evaluasi dalam Pendidikan Islam.
Eksistensi dan Institusi Pendidikan Islam di Indonesia. . Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.
G. SATUAN ACARA PERKULIAHAN
PERTEMUAN Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Minggu ke-6 MInggu ke-7 Minggu ke-8 Minggu ke-9 Minggu ke10 Minggu ke11 Minggu ke12 Minggu ke13
POKOK BAHASAN
METODE
: PENGANTAR Tatap muka dan diskusi Pengertian, Konsep Dasar, dan Ruang Presentasi dan diskusi. : Lingkup Pendidikan Islam. : Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam. Presentasi dan diskusi. Sistem Pendidikan Islam. Presentasi dan diskusi. : Komponen-komponen Pendidikan Islam. Presentasi dan diskusi. Peserta Didik dan Pendidik dalam Presentasi dan diskusi. : Perspektif Pendidikan Islam. : UJIAN TENGAH SEMESTER : Prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Presentasi dan diskusi. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Presentasi dan diskusi. : Pendidikan Islam. Presentasi dan diskusi. : Evaluasi dalam Pendidikan Islam. Eksistensi Pendidikan Islam di Indonesia. Hubungan Pendidikan Islam dengan : Pendidikan Nasional. :
:
Presentasi dan diskusi. Presentasi dan diskusi.
UJIAN AKHIR SEMESTER
H. KETENTUAN MAKALAH Supaya mahasiswa terbiasa dengan ketentuan penyusunan tugas akhir (skripsi) STAINU Jakarta, maka makalah yang disusun mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Makalah yang disusun dengan struktur berikut: a. BAB I berjudul Pendahuluan, yang berisi sub bab: a) Latar Belakang Masalah, b) Identifikasi Masalah, dan c) Pembatasan dan Perumusan Masalah. b. BAB II adalah deskripsi teori/masalah yang dibahas. Judul menyesuaikan dengan pokok bahasan. Contoh: BAB II Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan Islam. Sub-bab yang dicantumkan juga menyesuaikan dengan kebutuhan pembahasan. c. BAB III berjudul Kesimpulan. Bab ini memuat tentang poin penting dari pokok bahasan yang diuraikan dalam BAB II. 2. Makalah diketik dengan kertas A4 spasi 1.15 dengan karakter huruf Times New Roman font 12. 12. 3. Jumlah makalah minimal 8 halaman (terdiri dari BAB I, II, dan III). 4. Setelah diseminarkan, makalah diperbaiki berdasarkan saran-saran (rekomendasi) peserta dan dosen pengasuh. I.
EVALUASI
1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Akhir (NA) mahasiswa pada mata kuliah ini memiliki rentang nilai 1-100. Komponen penilaian terdiri dari: Makalah (N1) : bobot 30% dengan nilai maksimum 100. Presentasi dan Diskusi (N 2) : bobot 20% dengan nilai maksimum 100. Tugas Individu (review) (N 3) : bobot 20% dengan nilai maksimum 100. Ujian Tengah Semester (N 4) : bobot 15% dengan nilai maksimum 100 . Ujian Akhir Semester (N 5) : bobot 15% dengan nilai maksimum 100. Nilai Akhir (NA) merupakan akumulasi dari nilai setiap komponen penilaian sesuai dengan bobot masing-masing.
Rumus:
Nilai Akhir berkisar dalam rentang angka 0 s.d. 100. Angka-angka tersebut kemudian dikonversikan ke dalam bentuk nilai A, B, C, D, atau E, dengan ketentuan sebagai berikut.
Indeks A B C D E
Nilai 78 – 78 – 100 100 68 – 68 – 77 77 58 – 58 – 67 67 48 – 48 – 57 57 0 – 47 – 47
J. DAFTAR LITERATUR/REFRENSI 1. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006.
2. M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Lkis, 20009 3. Hasan, Muhammad Thalhah. Dinamika Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Lantabora Press, 2006. 4. Azyumardi Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III, Jakarta: III, Jakarta: Kencana, 2012. 5. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. 6. Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 2003. 7. Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. 8. Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. 9. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. 10. Maksum Mukhtar, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001. 11. Abudin 11. Abudin Nata, Nata, Filsafat Pendidkan Islam, Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001. 12. Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan Jakarta: pendidikan Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989. 13. Tirtarahardja, Umar dan S. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. 14. Abdul 14. Abdul Aziz, Aziz, Esai-esai Sosiologi Agama, Jakarta: Diva Pustaka, 2006. 15. Basnang Said, Pendidikan Plural (Upaya Mewujudkan Nehgeri Damai, Makassar: Yatma, 2011. 16. Dhofier, Zamachsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1982. 17. Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994. 18. Said, M. Ilmu Pendidikan. Bandung: Offset Alumni, 1985.
COURSE OUTLINE
Mata Kuliah
: Ilmu Pendidikan Islam
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: S1/ PAI/PBA/KI/KUALIFI PAI/PBA/KI/KUALIFIKASI. KASI. S.1
Kode Mata Kuliah
: TKI KB 401
Semester
: IV (Empat/Genap (Empat/Genap
Kredit
: 2 SKS
Waktu
: 1600 menit
Hari/jam kuliah Dosen Pengasuh
: Jum’at, 16.00-18.30 16.00-18.30 Wita : Prof.Dr.Hj.Siti Prof.Dr.Hj.S iti Muriah.
A. DESKRIPSI MATA KULIAH
Suatu bangunan akan berdiri kokoh bila dilandasi dengan pondasi yang kuat. Demikian pula pendidikan, tak terkecuali pendidikan Islam. Pendiidkan Islam akan kokoh bila dilandasi dengan landasan filosofis yang kuat yang berdasarkan al-Qur’an al- Qur’an dan Hadits serta pemikiran para
tokoh.
Dalam
perkuliahan
akan
mengkaji
secara
kritis-metodologis
kajian
filosofis tentang konsep-konsep pendidikan Islam dari al-Qur’an al- Qur’an yang diperkuat dengan Hadits serta pemikiran para tokoh yang ikut memberikan kontribusi terhadap landasan pendidikan Islam. B. TUJUAN 1.
Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar Filsafat Pendidikan Islam
2. Mahasiswa mampu memahami penciptaan manusia dan alam dalam pandangan Islam
serta implikasinya kependidikannya. 3.
Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep pendidikan Islam berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.
4. Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep pendidikan dari para tokoh-tokoh baik
adab klasik maupun kontemporer.
C. MATERI POKOK 1.
Pengetahuan dalam pandangan Islam.
2. Pengertian, obyek, urgensi fungsi IPI. 3.
Konsep fitrah dan implikasi kependidikannya.
4. Tujuan pendidikan Islam. 5.
Kurikulum Pendidikan Islam.
6. Pengaruh dikotomi ilmu terhadap kurikulum PAI 7.
Peserta didik dalam pendidikan Islam
8. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam 9. Pendekatan dalam pendidikan Islam 10. Metode pembelajaran Pendidikan Islam 11. Media/alat dalam pendidikan Islam 12. Profesinaolisme dalam pendidikan Islam. 13. Peningkatan kualitas pendidikan Islam
D. RENCANA PERKULIAHAN NO
PERTEMUAN
1 2
I II
3
III
4 5 6 7 8 9 10 11
IV V VI VII VIII XI X XI
HARI/ TANGGAL
MATERI Kontrak Belajar & Orientasi silabus FPI Pengetahuan dalam Islam/Epistomologi IPI Pengertian, ruang lingkup, urgensi, dan fungsi IPI Konsep fitrah dan Implikasi kependidikannya. Hakikat dan tujuan Pendidikan Islam Kurikulum Pendidikan Islam Pengaruh dikotomi kurikulum terhadap PAI Peserta didik dalam pendidikan Islam Ujian Tengah Semester (UTS) Pendidik dalam pendidikan Islam Pendekatan dalam Pendidikan Islam
KET
12 13 14 15 16
E.
XII XIII XIV XV XVI
Metode pembelajaran dalam Pendidikan Islam Alat/media dalam Pendidikan Islam Institusi Pendidikan Islam Profesionalisme PI Peningkatan Kualitas PI
PENDEKATAN & STRATEGI PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan humanistic learning yaitu dengan menghargai penuh pengetahuan mahasiswa. Dalam strategi pembelajaran menggunakan active learning, yang memungkinkan mahasiswa berperan aktiv dalam proses perkuliahan. F. SISTEM PENILAIAN 1.
Presensi, keaktifan
2. Tugas 3.
(20%) (20%)
Quis/Mid Semester
4. Ujian Semester (40%)
(20%)
G. TUGAS 1.
Makalah, yaitu makalah yang harus diseminarkan di kelas, sesuai dengan pembagian topik pembahasan.
2. Book review. Buku yang akan direview adalah buku tentang pemikiran pendidikan Islam
atau yang serupa. Buku yang akan di review terlebih dulu harus dikonsultasikan pada dosen pengasuh. Hasil review ini sebagai bahan ujian Quiz).
H. KETENTUAN MAKALAH 1.
Makalah diketik dengan kertas A4 (kwarto) spasi ganda dengan karakter huruf Time New Roman 12, tanpa dijilid.
2. Makalah minimal herus berisi Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
Isi dan penutup. 3.
Makalah harus mencantumkan sumber referensi minimal 10 buku, salah satunya harus ada sumber referensi yang berbahasa Inggris, arab dan internet.
4. Makalah minimal 8 halaman. 5.
Makalah disampaikan kepada dosen pengasuh minimal 24 jam sebelum diseminarkan dikelas.
6. Setelah diseminarkan, makalah diperbaiki berdasarkan saran-saran (rekomendasi)
peserta dan dosen pengasuh.
I.
KETENTUAN BOOK REVIEW 1.
Hendaklah mencantumkan identias buku (judul, penulis, penerbit, tahun penerbitan, jumlah halaman)
2. Diketik pada kerta A4 (kwarto) dengan spasi ganda, dengan karakter huruf Time New
Roman 12. 3.
J.
Minimal 10 halaman
BAHAN BACAAN/REFERENSI
Abu Ali Khalil al-Ainaini, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qur’an al -Karim, Mesir: Dar`al-Fikr 1980 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an, Jakarta: Reneka Cipta, 1994 Abudin Nata, Filsafat Pendidkan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001 Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Ahmad`D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-ma’arif, 1962) Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, Pemikiran Pendidikan Islam, Terj. Syamsudin Asrofi dkk, dari Ruh al Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996 _______________, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa al-Falasifatuha, Beirut: Dar al-Fikr, tt ______________, Muhammad Athiyah, Ruh al-Islam, wa al-Ta’lim, Cet. IV, Mesir: Dar al-Kutub al Araby, 1950 Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam, Beirut: Dar al-Salam, 1993 Abdus Sami’ & Ridwan Faklak, Biografi Lima Rois Am Nahdlatul Ulama’ , Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Adam, Charles, C. Islam Dunia & Modern di Mesir, (terj) Jakarta: Dian Rakyat, tt Ahmad Barizi, (ed), Holistika Pemikiran Pendidikan Malik Fadjar, UIN-Malang Bekerjasama dengan Rajawali Press, 2006 Ahqaad, Abbas Mahmud, Abqariyah al-Islah Wa al-Ta’lim al -Imam Muhammad Abduh, Beirut: Dar alKitab, 1971 Al-Attas, Muhammad Naquib, (ed). Aim and Objectives of Islamic Education, : Jeddah: King Abdul Aziz, 1979 Al-Attas, Muhammad Naquib, Civil and Objective of Plan Education: Jeddah: King Abdul Aziz, 1999 Al-Attas, Muhammad Naquib, Konsep Pendidikan Dalam Islam, (Terj. Haidar Baqir, Bandung: Mizan, 1988 Al-Faruqi, Ismail Raji, Islamisasi Ilmu Pengetahuan, (ter) Anas Mahyudin, Bandung: Pustaka, 1995 Al-Gazali, Abu Hamid Muhammad, Ihya’ Ulumuddin, Kairo Maktabah, Mishriyyah, 1997 Ali Ashraf, Syed Sajjad & Ali Asyraf, Krisis Pendidikan Islam. Terj Ibrahim Hosen, Bandung: Risalah, 1986 _________, Horison Baru Pendidikan Islam, Ter. Soni Siregar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996. Al-Zarnuji, Burhanudin, Ta’limul Muta’alim: Thariqah al -Ta’lim, Semarang: Toha Putra, 1986 Amin, Ahmad, Zuamaul Islah fi al-Ashr al-Hadits, Kairo: al-Nahdlah al-Mishriyyah, 1979 Anwar Hudijono & Anshari Thayyiib, Darah Guru, Darah Muhammadiyah, 2006. Asy’ary, Syaikh Hasyim, Adabul Alim wa al- Muta’alim, Surabaya: al-Ikhlas, 1993 Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam: Tradisi & modernisasi menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1994.
Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994 Fatiyah Hasan Sulaiman, Aliran-Aliran Pendidikan (Studi Aliran-Aliran Pendidikan Menurut al-Gazali ) Terj. Said Aqil al-Munawwar, Semarang: Dina Utama, 1993 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999 Harun Nasution dan Tim, Ensiklopedi Islam Indonesia, Bandung: Djambatan, 1992 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1995 _____________, Manusia dan Pendidikan, (terj) Jakarta: Bulan Bintang, 1979 _____________, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21, Jakarta: Radar Ofset, 1888 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Beirut: Dar al-Fikr, 1975 Imam Tolkhah & Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, Mengurai Akar Tradisi Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2006. Jhon Esposito, Ensiklopedi Islam Modern, Bandung: Mizan, 1994 Jonathan Berkey, the Transmission of Knowledge in Medieval Cairo, New Jersey: Prinsetton University Press. 1992. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendiidkan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994 Musa Asy’arie. Manusia Pembentuk Kebudayaandalam al-Qur’an, Yogyakarta: LESFI, 1992 Muhammad Abdul Baqi (al-Mu’jan al-Mufahras li al-Fadz al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1987. Malik Fadjar, Reformasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fadjar Dunia, 1999 Nurcholish Madjid, (ed) Khazanah Intelektual Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1994. Oemar Muhammad At-Taoumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979 Rauf, Abbas, Tarikh al- Jamia’ah al -Qohiroh, Kairo: Dar al-Qolam, 1994 Ridla, Muhammad Rasyid, (ed) Tafsir al-Qur’an al -Karim As-Syahir bi al-Tasfir al-Manar, Beirut: Dar al- Manar. Tt _________, Tarikh al-Ustadz al-Imam Muhammad Abduh, Jld, I, II, III, Kairo: Dar al-Manar), tt Stantion Michael Charles, Pendidikan Tinggi Dalam Islam, (terj), Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1994 Yasmadi, Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional , Jakarta:Ciputat Press.
Labels: IPI Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
1. Pengertian dan ruang lingkup Pendidikan Islam 2. Dasar dan tujuan ilmu pendidikan Islam 3. Azas-azas pendidikan Islam 4. Batas-batas pendidikan Islam 5. Alat-alat pendidikan Islam 6. Lapangan Pendidikan Islam 7. Pendidikan (wewenang dan tanggung jawab) 8. Kharisma, gereg dan tanggung jawab pendidikan 9. Faktor-faktor pendidikan Islam 10. Sistem pendidikan Islam 11. Aliran-aliran dalam pendidikan Islam 12. Pendidikan Islam di zaman Rosul, Sahabat, Bani Umayah dan Bani Abbas 13. Pendidikan Islam di Indonesia 14. Konfrensi pendidikan Islam se dunia
SILABUS MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM Program Studi
: Strata PAI
A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini adalah kesatuan bahan ajar yang mengorientasikan pada antisipasi penyiapan Calon Guru Agama (Islam) yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam mempelajari dan mendalami Ilmu Pendidikan Islam secara sistemik. Karena itu mata kuliah ini semoga dapat menjadi bahan rujukan dan sumber-sumber kajian pokok. Tujuan Mahasiswa dapat mengenali lebih banyak tentang ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam. B. Materi Perkuliahan
Pertemuan
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
1
Perkenalan – Silabus
2
Pendidikan – Kurikulum – Pengajaran
3
Dasar Ilmu Pendidikan Islam : o Al Quran
As Sunnah o Ijtihad o
4
Pendidikan dalam Perspektif Islam : o Profesionalisme dalam Pendidikan Islam o Pendidikan dalam Rumah Tangga o Sertifikasi Guru
5
Tujuan Pendidikan Islam: o Umum o Khusus
6
Kurikulum Pendidikan Islam : o Ciri-ciri o Prinsip-prinsip o Langkah-langkah untuk mendesain kurikulum pendidikan Islam
7
Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam : o Cara melaksanakan pengajaran o Metode pembinaan rasa beragama
8
Mid – Test (Ujian Tengah Semester - UTS)
9
Peserta didik dan konsep pendidikan seumur hidup
10
Proses Belajar Mengajar dalam pendidikan Islam
11
Lingkungan pendidikan Islam
12
Landasan dan azas-azas mengajar dalam pendidikan Islam
13
Sejarah Kebudayaan Islam
14
Manajemen Berbasis Sekolah
15
Final Test (Ujian Akhir Semester - UAS)
D. Kegiatan Perkuliahan Perkuliahan dilaksanakan dalam 14 kali pertemuan tatap muka termasuk ujian tengah semester sesuai dengan ketentuan akademik dari FAI.
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa, mahasiswa aktif melalui diskusi-diskusi, penulisan makalah kelompok, tugas individual, dan hafalan lisan Al Qur an ayat 23-24 surat Al Israa’. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah mahasiswa dalam putaran penyajian makalah kelompok. Makalah diseminarkan, disanggah atau diperbandingkan oleh kelompok pembanding dan ditanggapi oleh kelompok lain sebagai masukan untuk perbaikan.
E.
Penilaian Penilaian hasil belajar didasarkan atas empat komponen penilaian, yaitu : kehadiran perkuliahan tatap muka 15 %, nilai tugas kelompok dan individu 20 %, UTS 25 %, kuis dan UAS 40 %, pembobotan disesuaikan dengan peratutran yang berlaku di FAI.
Buku Rujukan Ahmad Tafsir, Dr, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif, Remaja Rosda Karya , Bandung, 2000 Zakiah Darajat, Dr, Prof, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996 Zuhairini, Dra, dkk, Sejarah Pendidikan Islam , Bumi Aksara, Jakarta, 2000
.Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Kata“pendidikan”yangumum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi muhammad SAW.[1]
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “ menumbuhkan” kemampuan dasar manusia.[2]
Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan k emampuan sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.
B.Definisi Pendidikan Islam Menurut Para Ahli
a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
b. Menurut Musthafa Al-Ghulayaini: Pendidikan Islam ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan
nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaat an tanah air.
Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.
C.Ruang Lingkup Ilmu pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak langsung.Objek ilmu pendidikan islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. Diantara objek atau segi ilmu pendidikanislam dalam situasi pendidikan islam:
1.Perbuatan Mendidik sendiri
Sikap atau tindakan menuntun, membimbing,memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik untuk menuju ke tujuan pendidikan islam.
2.Anak didik
Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik ke arah tujuan pendidikan islam yang di cita-citakan.
3.Dasar dan tujuan pendidikan islam
Yaitu landasan yang menjadi fondamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam yaitu arah kemaana anak didik akan dibawa.
4.Pendidikan
Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini mempunyai peran penting karena berpengaruh kepada baik atau tidaknya hasil pendidikan islam.
5.Materi pendidikan islam
Yaitu bahan – bahan atau pengalaman – pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun yang sedemikian rupa untuk disajikan kepada anak didik.
6.Metode pendidikan islam
Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik
7.Evaluasi pendidikan
Yaitu memuat cara – cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik.
8.Alat – alat pendidikan islam
Yaitu alat – alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.
9.Lingkungan sekitar
Yang dimaksud ialah keadaan – keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam.
D.Fungsi Ilmu Pendidikan Islam
Dari kajian antropologi dan sosiologi dapat kita ketahui tiga fungsi pendidikan:[3]
1.Untuk mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya dengan semakin luasnya wawasan akan menimbulkan berbagai kreatifitas.
2.Untuk melestarikan nilai-nilai insane yang akan men jadi filter bagi wawasan hidupnya sehingga wawasannya menjadi tepat.
3.Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.
Mengenai pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan Islam ini Prof.H. M. Arifin Medmenyatakan sebagai berikut:[4]
a.Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia harus melalui proses panjangdengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan “pembuatnya”.
b.Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumber pada nilai-nilai agama Islam menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menlandasinya adalah merupakan proses ikhtiariyah yang secara peadogogis. Mampu mengembangkan hidup anak didik kearah kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan dirinya.
c.Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan di akhirat, baru dapat
mempunyai arti fungsional dan aktul dalam diri manusia bila mana dikembangkan melalui proses kependidikan yang sistematis
d.Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencangkup segala bidang kehidupan manusia dimana manusia mampu memanfaat kan sebagai tempat menanam benih-benih amaliyah yang buuahhnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliyah dalam pribadi manusia baru dapat efektifbilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
e.Teori-teori, hipotesa dan asumsi-asumsi kependidikan yang bersumber ajaran Islam sampai kini masih belum tersusun secara ilmiah meskipun bahan-bah an bakunya telah tersedia. Baik dalam kitab suci al-Qur’an dan Hadist maupun qaul ulama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didikdalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat alamiah.
Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam berkembang. agar tumbuhmenjadi pribadi yang baik menurut ajaran islam.
[1]Zakiah
Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000 ), hlm. 25.
[2]M.Arifin,
ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi aksara, 1991), hlm. 32.
[3]Achamadi,
Ilmu Pendidikan Islam 1, (Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1987),
hlm. 15-16.
[4]M.
Arifin, log.cit,. hlm. 12-14. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU PENDIDIKAN ISLAM
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu m embangun potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al- qur’an dan Al-Sunnah.[1] Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral. Dibalik kemajuan yang demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan, yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan norma sosial yang selama in i sangat diagungkan bangsa indonesia mulai menurun bahkan kadangkala diabaikan, karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan kehidupan. Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap ampuh adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam. Sebab pendidikan agama Islam berorientasi pada pembekalan kem ampuan intelektual tinggi yang memiliki akhlaqul karimah yang baik . Pendidikan haruslah dilihat sebagai bagian yang utuh, yang memposisikan guru, m ateri pelajaran yang diberikan, proses pendidikan, lingkungan rumah, sosial atau masyarakat, ekonomi, dan budaya lingkungan siswa s ebagai bagian yang tak terpisahkan dalam pr oses pembentukan karakter (building) siswa menjadi anak yang sholeh .[2] II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
2.
Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
III.
PEMBAHASAN 1. A . Peng ertian
Ilmu menurut John G. Kemeny dalam bukunya A Philosopher Look at Sciense, adalah “All Knowledge Collected By Means Of The Scientific Method”, dalam batasan ini ilmu terdiri atas pengetahuan.[3] Artinya bahwa ilmu merupakan
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai m etode-metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada beberapa pengertian mengenai makna dari Pendidikan Islam, antara lain: 1.
Menurut Musthafa Al-Ghulayaini, bahwa Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak tersebut menjadi salah satu kemampuan dalam jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
2.
Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tgl 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam .[4]
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh s eseorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan, agar ia m emiliki kepribadian muslim. Secara garis besar Ilmu pendidikan Islam d apat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam yang berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.[5] 1.
B . R uang Ling kup Pendidikan Is lam
Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain : 1.
1.
Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994).[6] Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang : 1.
Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al -Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam ( Al Kahfi ayat 29) sebatas kapasitas dan ukuran yang ada.
2.
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal k ehidupan di akherat .[7] 1.
2.
Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sum ber informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.[8] 1.
3.
Peserta didik
Siswasebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan s ebagainya.
1.
4.
Model Pendidikan Islam
Model-model pembelajaran : 1.
Modelpemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
2.
Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu.
3.
Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa d engan lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas.
4.
Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus pada hal -hal yang spesifik .[9]
1.
5.
Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah Al- Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan seh ari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al- Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini. 1.
6.
Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.[10] 1.
7.
Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya, dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan .[11] Tujuan dari evaluasi pembelajaran PAI : 1.
Merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.
2.
Mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan pada umumnya dan program pembelajaran pada khususnya.
3.
Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan baka t siswa yang bersangkutan.
4.
Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan oleh orang tua siswa dan lembaga pendidikan.
5.
Memperbaiki mutu proses pembelajaran baik cara b elajar siswa maupun metode yang digunakan pendidik dalam mengajar.[12]
Jadi, tujuan utama dari evaluasi yaitu untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. IV.
KESIMPULAN
Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan Islam, diantaranya yaitu : 1.
Tujuan Pendidikan Ilmu
2.
Pendidik
3.
Peserta didik
4.
Model Pendidikan Islam
5.
Materi Pendidikan Islam
6.
Alat Pendidikan Islam
7.
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Jakarta: Rineka Cipta Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Ciputat Pers Junaedi , Mahfud. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: RaSAIL Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mujib. Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misaka Galiza Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: PT. Rineka Cipta [1] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam , (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 29 [2] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), hlm. 13 [3] Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: RaSAIL, 2010), hlm. 4 [4] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm. 8-9 [5] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 13 [6] Muhaimin, Op. Cit , hlm.78 [7] Abdul Mujib,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 70 [8] Mukhtar, Op. Cit , hlm. 25 [9] Ibid , hal.132-133 [10] Sudiyono, Op. Cit , hlm. 12 [11] Ibid, hlm.147 [12] Ibid, hlm. 153
Wikipendidikan - Ilmu pendidikan Islam adalah sebuah studi tentang proses pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai filosofis ajaran islam dengan sebagai dasarnya adalah sumber hukum islam yakni Al-Quran dan Sunnah. Dengan kata lain, ilmu pendidikan islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam atau ilmu pendidikan yang berkarakter islam. Baca juga:
Teorisasi Pendidikan Islam Sistem Pendidikan Islam ala Pesantren
Moh. Roqib menjelaskan, Ilmu pendidikan islam merupakan sekumpulan teori kependidikan yang berdasarkan konsep dasar agama islam yang berasal dari
hasil telaah secara mendalam terhadap Al-Quran, hadits, serta teori-teori dari bidang keilmuan lain yang selanjutnya diramu secara integratif oleh para pemikir dan tokoh intelektual islam sehingga menjadi suatu kontruksi teori-teori pendidikan baru yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ilmu pendidikan islam merupakan suatu kajian keilmuan yang di dalamnya berisi sekumpulan teori dan data yang telah terintegrasi yang telah mengalami didialogkan dan dijelaskan dengan perspektif islam. Teori-teori dan konsep dalam ilmu pendidikan islam tidak hanya harus dapat dipertanggungjawabkan secara akademik-ilmiah, namun juga harus bisa dipraktekkan atau diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Oleh karena itu ilmu pendidikan islam tidak hanya berkutat pada tataran teoritis, namun juga pada tataran praktis. Ruang
Lingkup
Ilmu
Pendidikan
Islam
Ilmu pendidikan islam bukanlah ilmu yang ruang lingkup kajiannya hanya berkutat pada ranah toeiritis, namun juga praktis. Baik pada tataran teoritis maupun praktis, ilmu pendidikan islam berupaya untuk merealisasikan misi ajaran islam yang di antaranya: menyebarluaskan dan menginternalisasikan ajaran islam ke dalam jiwa setiap manusia, memotivasi umat islam untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah, memotivasi umat islam untuk menciptakan pola kehidupan yang menjadikan individu maupun masyarakat menjadi sejahtera, serta peningkatan derajat dan martabat manusia baik dalam konteks vertikal maupun horizontal. Secara epistemologis, ilmu pendidikan islam berlandaskan pada salah satu konsep yang disebut dengan education academic. Implikasi dari penggunaan konsep education academic untuk pengembangan ilmu pendidikan islam akan menjadikan ilmu pendidikan islam lebih bersikap terbuka, luwes, dan kontekstual. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuka ruang dialog antara ilmu pendidikan islam dengan ilmu-ilmu lain yang sejalan atau sesuai dengannya, misalnya psikologi, sejarah, filsafat, sosiologi, politik, manajemen, dan lain sebagainya. Jadi ketika ilmu pendidikan kemudian disandingkan dengan kata islam, maka bisa dimaknai dengan ilmu pendidikan yang didialogkan
dengan nilai-nilai islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran islam. Dengan berdasar pada konsep education academic, ilmu pendidikan islam berkonsentrasi pada tataran teoritis-idealis di mana hal ini merupakan dasar epistemologis atau rancang bangun keilmuan bagi desain pendidikan seperti konsep tentang visi, misi, tujuan, kurikulum, proses pembelajaran, dan lainnya, semua akan mengambil manfaat dari ilmu pendidikan islam yang berbasis pada education academic ini. Tujuan Ilmu Pendidikan Islam Ketika kita berbicara tentang tujuan ilmu pendidikan islam, tidak lepas darinya yaitu tentang tujuan dari pendidikan islam itu sendiri. Sebagai konsep pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman, maka tujuan pendidikan islam tidak lepas dari tuntunan yang berasal dari Al-Quran dan sunnah. Tujuan itulah sasaran yang ingin kita capai. Menurut Imam Al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah membentuk insan paripurna baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan ditujukan untuk menjadikan manusia semakin dekat dengan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali, tujuan dari belajar atau mencari ilmu adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah. Selanjutnya, buah dari ilmu yang dipelajari tersebut akan membawa kedekatan kepada Allah dan meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Al-Ghazali, manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan apabila ia menguasai sifat-sifat keutamaan melalui ilmu yang dipelajari. Keutamaan itulah yang pada akhirnya akan membahagiakan di dunia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. sehingga menjadi bahagia di akhrat kelak. Sedangkan menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan Islam harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna meliputi fisik, intelektual, dan budi pekerti. Selain itu, tujuan pendidikan Islam harus diarahkan kepada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersamasama dengan melakukan pekerjaan dan keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kecenderungan, kesiapan, dan potensi yang dimilikinya. Sedangkan tujuan ilmu pendidikan islam di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita islam yang harus diupayakan agar terealisasi. 2. Memberikan bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan islam dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pendidikan islam. 3. Mengoreksi kekurangan dari teori-teori yang menjadi pegangan ilmu pendidikan islam sehingga memungkinkan bertemunya teori dan praktik dalam hubungan yang semakin dekat dan bersifat interaktif. Pendidikan islam merupakan bagian penting dari dinamika pendidikan di Indonesia, mengingat agama islam merupakan agama mayoritas di negara ini dan bahkan di tingkat Internasional. Islam menaruh perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Sejak zaman Rasulullah SAW sampai saat ini, pendidikan islam telah mengalami dinamika dan perkembangan yang sangat pesat. Secara umum, Pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani ajaran agama islam yang disertai dengan tuntunan saling menghormati penganut agama lain dalam konteks kerukunan antar umat beragama guna mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Pendidikan islam berusaha memperkenalkan dasar-dasar agama islam kepada para peserta didik yang masih berada dalam fase kanak-kanak. Pada fase ini, biasanya anak didik diperkenalkan tentang konsep akidah dan pokok-pokok dari rukun iman dan rukun islam sebagai pondasi awal keislaman dan keimanan mereka. Pada fase-fase berikutnya para peserta didik akan memahami dan menghayati agama islam secara mendalam melalui proses pendidikan islam yang diberikan oleh para guru pendidikan agama islam. Kesadaran keberagamaan mereka akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu dengan proses internalisasi nilainilai keislaman yang terus didapatkan dalam proses pembelajaran. Itulah uraian tentang pengertian dan tujuan dari ilmu pendidikan islam. Sampai saat ini, masih banyak ilmuan dan para intelektual muslim yang terus berupaya membangun dan mengembangkan ilmu pendidikan islam. Ilmu pendidikan islam juga tidak lepas dari kritik. Di antara kritik terhadap ilmu pendidikan islam ialah
belum memiliki landasan epstemologis yang jelas dan mandiri tanpa harus mengacu pada ilmu pendidikan yang telah ada yang berasal dari barat. Baca juga :
Pemikiran Pendidikan Islam Syekh Burhanuddin Az-Zarnuji dalam Kitab Ta'lim Muta'alim Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam
Menurut hemat penulis, sulit rasanya membangun epsitemologi ilmu pendidikan islam yang mandiri dan benar-benar pure tanpa mengambil konsep dan teori tentang ilmu pendidikan secara umum. Pasalnya, metode ilmiah yang digunakan untuk menyusun ilmu pendidikan islam itu sendiri tidak lepas dari filsafat barat (positivisme). Daftar Rujukan
Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan pendidikan integratif di sekolah, keluarga, dan masyarakat . Yogyakarta: LkiS, 2009. Majid, Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) BAB II PEMBAHASAN
DASAR DAN TUJUAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
A. DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu :
-pandangan Islam
1. Al-qur’an, merupakan pedoman tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita hidup di dunia. Dalam Al-qur’an kita bisa menemukan semua permasalahan hidup termasuk pendidikan dan ilmu pengetahuan,yang banyak sekali ilmu yang terkandung di dalam nya. 2. Hadist, merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga merupakan dasar atau elemen dalam pendidikan. 3. Nilai-nilai Sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist.
-Secara Umum 1. Religius Merupaken elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pendidikan. 2. Ideologis Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni nya pancasila dan berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Ekonomis Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan. 4. Politis Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung. 5. Teknologis Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
6. Psikologis dan Pedagogis Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terusmenerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. 7. Sosial Budaya Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya masyarakat sangat berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan akan mudah.
B. TUJUAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.[1] Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang diusahakan. Misalnya, saya berniat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi maka setelah niat itu terlaksana, berarti tujuan telah tercapai. Adapun untuk meraih tujuan
tersebut dilakukan berbagai usaha merupakan ikhtiyar maqsudi, upaya mencapai maksud.[2] Dari sekian banyak tujuan pendidikan Islam, ada beberapa tujuan pendidikan Islam yang dapat disistematisasi sebagai berikut:[3] 1. Terwujudnya insan akademik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. 2. Terwujudnya insan kamil, yang berakhlakul karimah. 3. Terwujudnya insan muslim yang berkepribadian. 4. Terwujudnya insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan. 5. Terwujudnya insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain. 6. Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan rohani. 7. Terwujudnya karakter muslim yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia. Untuk mewujudkan tujuan di atas, pendidikan Islam harus memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten. Dalam istilah ushuliyah dinyatakan bahwa: “al -umuru bi maqashidiha”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Istilah ini menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada sederetan materi. Karena itulah, tujuan pendidikan Islam menjadi komponen pendidikan yang harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum merumuskan komponen-komponen pendidikan yang lain.[4] Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: 1. Membentuk akhlak mulia. 2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. 3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya. 4. Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik. 5. Mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.[5]
BAB III
PENUTUP
Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al- qur’an dan hadist sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke dasar religius.
Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam maupun secara umum.
engertian Pendidikan Islam
Ilustrasi Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa s ecara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya (Akaha, 2001, 154-155). Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat mewarisi ilmu pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat.
Dasar Pendidikan Islam Bagi umat Islam agama adalah dasar (pondasi) ut ama dari keharusan berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur hubungan manusia dengan sesamanya) (Zuhairini, 1993:153). Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah:
a. A l-Qur’an Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh Subhi Shaleh, al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan (masdar ) dari fiil madhi qara’a dengan arti ism al-maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca (Atang Abd. Hakim dkk, 2000:69). “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq: 1-5). Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada al-Qur’an itu sendiri yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian al-Qur’an merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam.
b. As -Sunnah Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-Sunnah merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang
lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi tentang akidah, s yari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya (Daradjat, 2006:20-21).
Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pemimpin-pemimpin yang selalu amar ma’ruf nahi munkar (Toha, 1996:102). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat al - baqarah ayat 30 yaitu: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (QS. al- Baqarah: 30). Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segi gradisnya, ada tujuan akhir dan tujuan sementara. Dilihat dari sifatnya ada tujuan u mum dan khusus, dilihat dari segi penyelenggaraannya terbagi atas formal dan non formal, ada tujuan nasional dan institusional. Berikut tujuan pendidikan Islam berdasarkan peranannya sebagai hamba Allah (Achmadi, 2005: 95-98):
1.
Menjadi hamba Allah yang bertakwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia,
yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Dengan pengertian ibadah yang demikian itu maka implikasinya dalam pendidikan terbagi atas dua macam yaitu: a). Pendidikan memungkinkan manusia mengerti tuhannya secara benar, sehingga semua perbuatan terbingkai ibadah yang penuh dengan penghayatan kepada ke Esaan-Nya. b). Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia (sumber daya manusia), untuk memahami sunnah Allah diatas bumi. 2.
Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan diatas bumi) yang mampu
memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya). 3.
Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia s ampai akhirat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut diatas berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan dalam pengalaman aktivitas dari masa ke masa, belum pernah tercapai sepenuhnya baik s ecara individu maupun sebagai makhluk sosial. Menurut D. Marimba mengemukakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim (Marimba, 1989:46). Muhammad athiyah al-barbasy berpendapat bah wa tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya akhlak yang sempurna dan keutamaan. Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga bidang asasi yaitu: 1.
Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning), dan dengan
pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat. 2.
Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan tingkah
laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini. 3.
Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni,
sebagai profesi dan sebagai su atu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.
Daftar Pustaka Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-ma’arif Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma HumanismeTeosentris. Yogyakarta: Pustaka Pelaja.. Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. Chabib Thoha M.A. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, cet. I . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. H. Akhmad Zulfaidin Akaha, ed. 2001. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar. Omar Muhammad al-Taumy, al-syaibany. Filsafat Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan Hasan Langgulung. Falsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Zakiah daradjat. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Zuhairini, Dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani.
A. Pengertian Asas-Asas Pendikan Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah juga dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis yang dipegangi.[1] Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata asas bermakna suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat).[2] Disebutkan pula terdapat kosa kata prinsip semakna dengan kata asas, jadi dapat dikatakan bahwa asas sama dengan prinsip. Dengan demikian yang dimaksud dengan asas pendidikan Islam adalah prinsip pendidikan Islam yaitu, kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam merumuskan dan melaksanakan pendidikan Islam. Prinsip-prinsip ajaran ini digunakan dalam merumuskan dan melaksanakan ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen karena merupakan suatu ajaran dan tidak boleh dihilangkan atau diubah karena ketika prinsip tersebut dihilangkan atau diubah maka menghilangkan sifat dan karakter pendidikan Islam.[3]
B. Asas-Asas Pokok Pendidikan Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Kh usus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber baik dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini. 1. Asas Tut Wuri Handayani Asas tutwuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari ”Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari perguruan nasional taman siswa (didirikan 3 juli 1922). Sebagai asas p ertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asas maupun semboyan tutwuri handayaniyang dikumandangkan oleh kihajar dewanatara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.m.p sustra kartono (filsafat dan ahli bahsa), yakni ketiga semboyan tersebut tela h menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni: a. ing ngrasa sung tulada (jika didepan, menjadi con toh) b. ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat adalah motivasi)
c. tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikut dengan asas) Dari sisi lain, pendidik setiap saat siap memberi uluran tangan apabila diperlukan anak, ing ngarsa ing tulodo (didepan memmberi contoh) adalah hal yang baik melihat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa (ditengah membangkitkan kehendak) diterapkan dalam situasi kurang bergairah adalah ragu-ragu untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu di upayakan untuk motivasi, ketiga semboyan tersebut sebagi satu kesatuan asas (ing nga rsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) telah menjadi asas penting dalm pendidikan di indonesia. 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat. Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut p andang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Pendidikan seumur hidup merupakan concep. Oleh karena itu,UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatu devinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus meliputi: a. meliputi seluruh hidup setiap individu. b. mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya. c. tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu. 3. Asas Kemandirian dalam Belajar Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mendapatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran yang lain : Informasi, organisasai dan lain-lain.[4]
C. Macam-Macam Asas-Asas Pendikan 1. Asas Sejarah ( Historis ) Faktor sejarah dianggap sebagai salah satu faktor budaya yang paling penting yang mempengaruhi filsafat pendidikan, misalnya kepribadian nasional yan g menjadi dasar filsafat pendidikan diberbagai masyarakat yang menjadi dasar filsafat pendidikan. Karena dengan mengetahui sejarah maka kita dapat belajar lebih banyak bagaimana kita harus bersikap sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan kesalahan yang pernah di lakukan oleh nenek moyang terdahulu sehingga menjadikan seseorang itu lebih baik. Sejarah juga bisa membuat seseorang menghargai orang lain. Misalnya saat seorang pelajar Indonesia mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia, maka akan menjadikan pelajar itu lebih menghargai para pahlawan karena jerih payahnya memperjuangkan kemerdekaan.[5] 2. Asas Sosial Pendidikan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia. Aspek-aspek sosial pendidikan dapat digambarkan sengan memandang ketergantungan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Dimensi-dimensi yang sering dibicarakan dalam sosial pendidikan antara lain ad alah sebagai berikut : a. Fungsi-fungsi sosial yang dimainkan oleh pendidikan yang berlaku d i sekolah, misalnya pewarisan budaya dari generasi tua ke generasi muda. b. Ciri-ciri budaya yang dominan dalam kawasan tertentu di sekolah. Misalnya istilah “pesantren” di Indonesia, sedangkan di Arab namanya “kuttab” .
c. Faktor-faktor organisasi dari sistem birokrasi. Adanya sistem administrasi yang hirarkis dan berlaku pada tiap organisasi yang b erlaku disekolah. d. Sistem pendidikan. Tidak ada sistem pendidikan yang tetap dan statis, sistem pendidikan selalu berubah karena mengikuti perkembangan jaman.[6] Asas yang memerhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membaangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik dan masyarakat sekitarnya dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Pendidik dapat memfungsikan sumber-sumber fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan pelajarannya dengan membawa peserta didik untuk karyawisata, survei, pengabdian masyarakat (service projct), dan perkemahan (school camping). Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik -baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya terhadap manusia lain.” (al-Hadits).[7] 3. Asas Ekonomi Dalam bidang ekonomi, yang sangat relevan dengan pendidikan biasanya adalah hal-hal yang berkaitan dengan investmen dan hasilnya. Artinya, kalau modal yang ditanam sekian maka akan mengharapkan keuntungan dari hal itu. Negara – negara industri memerlukan waktu lebih banyak untuk belajar, ini artinya lebih banyak investasi dalam pendidikan. Sedangkan dinegara tertentu waktu belajar lebih sedikit dan tentunya budgetnya juga lebih sedikit. Hasil dari pendidikan tidak harus selalu bersifat uang, tetapi hal-hal yang tidak bersifat benda. Misalnya status, kesempatan, maupu n penghargaan.[8] 4. Asas politik dan administrasi Salah satu aspek politik yaitu ideologi. Ideologi inilah yang ingin diterapkan disuatu negara melalui pendidikan, tetapi pelaksanaanya harus mempertimbangkan aspek-aspek administratif supaya bisa berkembang dengan baik. Seb enarnya asas ini sangat berkaitan dengan sistem pendidikan. Karena jika sistem pendidikan berubah, maka administrasinya pun ikut berubah. Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya administrasi pendidikan antara lain : a. Beralihnya status lembaga pendidikan. Misalnya dari pondok mengaji menjadi sekolah formal. Atau dari STAIN ke IAIN maupun k e UIN. b. Perluasan pendidikan di daerah-daerah tertentu. c. Perubahan dan perkembangan yang berlaku pada sifat-sifat pengajaran dan tujan pendidikan. d. Mengggunakan metode perencanaan ilmiah bagi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya. Ciri-ciri umum administrasi pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Administrasi pendidikan meliputi semua kerja, usaha dan semua proses yang berlaku di suatu lembaga pendidikan. 2) Administrasi pendidikan adalah usaha kolektif sekaligus usaha kerjasama. 3) Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai pemuasan keinginan dan kebutuhan manusia. 4) Administrasi pendidikan adalah proses sosial. 5) Proses administratif adalah kerjasama, kemanusiaan dan sosial. 6) Administrasi pendidikan merupakan usaha teratur yang menghendaki ketepatan dalam organisasi dan koordinasi.
7) Kerja administrasi pendidikan adlah kerja kepemimpinan yang me merlukan wujudnya kepemimpinan yang bijaksana yang membimbing pekerja-pekerja dan menjaga aktivitasaktivitasnya. [9] 5. Asas Psikologi Hubungan psikologi dengan pendidikan yaitu bagaimana budaya, keterampilan, dan nilainilai masyarakat dipelajari, dari generasi tua hingga generasi muda agara identitas masyarakat terpelihara. Dengan adanya psikologi maka pendidik akan tahu bagaimana sifat-sifat dan perilaku peserta didik sehingga mampu menyampaikan materi den gan baik dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.[10] 6. Asas Motivasi Pendidik harus berusaha membangkitkan minat peserta didikn ya sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan. Asas motivasi dapat diupayakan melalui pengajaran dengan cara yang menarik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, mengadakan selingan yang sehat, menggunakan alat-alat perasa yang sesuai dengan sifat materi, menghindari pengaruh yang mengganggu konsentrasi peserta didik, mengadakan kompetesi sehat dengan memberikan hadiah hukuman yang bijaksana.[11] 7. Asas Apersepsi Mengalami dalam proses belajar erarti menghayati suatu situasi aktual yang sekaligus menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak peserta didik, sehingga mempe roleh perubahan pola tingkah laku (pematangan dan kedewasaan) , perubahan d alam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), dan kekayaan akan informasi. Apersepsi adalah gejala jiwa yang dialami jika kesan baru masuk ke dalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki disertai proses pengelolaan, sehingga menjadi kesan yang lebih luas. Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh p eserta didik. 8. Asas Korelasi Peristiwa belajar mengajar adalah menyeluruh mencakup berbagai dimensi yang kompleks dan saling berhubungan. Itulah sebabnya dalam setiap pengajaran, pendidik hendaknya menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam kesadaran sekaligus membangkitkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT berikut yang menganjurkan untuk mengorelasikan sesuatu pada sesuatu yang lain : “Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagimana kesudahan orang-orang sebelum mereka, dan sesungguhnya kampung akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, maka tidaklah kami memikirkannya”. (QS. Yusuf: 109) .[12] 9. Asas Evaluasi Asas yang memerhatikan hasil dari penilaian terhadap k emampuan yang dimiliki peserta didik sebagai feedback pendidik dalam memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukkan bagi peserta didik, tetapi jugabagi pendidik yaitu sejauh mana keberhasilannya dalam menunaikan tugasnya.[13] 10. Asas Globalisasi
Asas sebagai akibat pengaruh psikologi totalitas, yaitu peserta didik bereaksi terhadapingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, soosial, dan sebagainya. 11. Asas Pusat-pusat Minat Asas yang memerhatikan kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu berharga apabila sesuai dengan kebutuhan. Pelaksaan asas pusat-pusat minat dala, Islam dengan ruang lingkupnya terdiri atas b ahan hubungan dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia terhadap alam semesta. 12. Asas Keteladanan Pada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki kecenderungan belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang disekitarnya., khususnya pada pendidik yang utama (orang tua).[14]
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. 2. Macam-macam asas pokok pendidikan, antara lain asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, serta asas kemandirian belajar. 3. Macam-macam asas-asas pendidikan diantaranya, asas historis, asas sosial, asas ekonomi, asas politik dan administrasi, asas psikologi, asas motivasi, asas apersepsi, asaskorelasi, asas evaluasi, asas globalisasi, asas pusat-pusat minat serta asas keteladanan.
B. Saran 1. Diharapkan bagi calon pendidik dapat menerapkan asas-asas pendidikan yang berlaku di Indonesia, sehingga mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, informator serta motivator. 2. Sebaiknya bagi calon tenaga pendidik tidak menjadikan makalah ini sebagai satusatunya referensidanbahan ajar.
1.Asas Agama, yai tu prinsip prinsip, asasasas dan faktafaktaumum yang diambil dari sumber
asasi ajaran Islam, yakni al-Qur’an danSunah Rasulullah.2.Asas Biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik.3.Asas Psikol
ogis, yaitu prinsip yang lahir diatas p ertimbangankekuata n psikologis, seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap,ke inginan, kesediaan, bakat dan kecakapan akal atau kapasitas intelektual.4.Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber
dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhankebutuhan, harapanharapan, dan tuntutankehidupan yang senantiasa maju dan berkembang.C. Pelaksanaan AsasAsas Metode Pendidikan Islam
1.Asas Motivasi : usaha pendidik untuk membangkitkan perhatian peserta didik kearah bahan pelajaran yang sedang disajikan.2.Asas Aktivitas : memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk ambil ba gian secara aktif dan kreatif dalam seluru h kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.3.Asas Apersepsi : mengupayakan respon tertentu dari pesertadidik sehingga mereka
memperoleh perubahan pada tingkah laku.
6
4.Asas Peragaan : memberikan vareasi dalam cara cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata.5.Asas ulanga n : usaha untuk me
ngetahui taraf kem ajuan belajar pesert a didik dalam aspek pengetahuan.6. Asas Kolerasi : menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya.7.Asas Kon sentrasi : memfok
uskan pada suatu p o k o k m a s a l a h terte ntu dari keseluruhan bahan pelajaran untu k melaksanakan tujua n pendidikan serta memperhatikan pesert a didik dalam segala aspeknya.
6
Abdul Mujib. Ilmu Pendidikan Islam
. Jakarta : Kencana Prenada Media. 2006. h. 170
5
8.Asas Individuali sasi : memperhatik an perbedaan perbedaanindividual peserta didik . 7
9.Asas Sosialisa si : menciptakan
situasi sosial y a n g membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dan masyarakat dalam menerima pelaj aran agar lebih berdayaguna.10. Asas Evaluasi : memperhatikan
hasil dari penilaian terhadapkemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai umpan balik pendidik dalammemperbaiki cara mengajar.11.Asas K ebebasan : membe rikan keleluasaan keinginan dantinda kan bagi peserta didik
dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu kehal-hal positif.12.Asas Lingkungan : menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan.13.Asas
Globalisasi : memperhatikan reaksi peserta didik terhadaplingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual tetapi jugasecara fisik.14.Asas Ketauladanan : memberikan contoh terbaik untuk ditiru
danditauladani peserta didik.15.Asas Pemb iasaan : membiasa kan halhal positif dalam d iri peserta didik sebagai upaya praktis dalam pembinaan mereka.
8
BAB III 7
Samsul Nizar.
Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pres. 2002. h. 69 8
Samsul Nizar…, h. 70
6
PENUTUP A.Kesimpulan •
Ada enam asas dalam pendidikan Islam : (1)Asas Historis, (2)AsasSosial, (3)Asa
s Ekonomi, (4)Asas P olitik, (5)Asas Psikolo gis, (6)AsasFilsafat. Yang mana dari keenam asas tersebut, yang sangat berperan pentingsekali dan aktif adalah asas filsafat.
•
Asas-asas umum metode pendidikan Islam ada 4 : (1)Asas
Agama,(2) Asas Biologis, (3) Asas Psikologis, (4) Asas Sosial.
•
Dan dalam pelaksanaan asas-asas umum metode pendidikan Islam :Asas Aktivitas, Asas Apersepsi, Asas Pera gaan, Asas ulangan,
AsasKolerasi, Asas Konsentrasi, Asas Individualisasi, Asas Sosialisasi, AsasEvalu asi, Asas Kebebasan, Asas Lingkungan, As as Globalisasi, AsasK etauladanan, dan Asas Pembiasaan. B.Saran dan Kritik Demikian pembahasan makalah kelompok