BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bangunan-bangunan yang digunakan oleh manusia tidak dapat terlepas dari masalah-masalah lingkungan seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya. Hal ini menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam pelayanan suatu bangunan, yang mana fungsi utamanya Bangunan-bangunan yang digunakan oleh manusia tidak dapat terlepas dari masalahmasalah lingkungan seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya. Hal ini menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam pelayanan suatu bangunan, antara lain sistem perlindungan gedung, sistem penangkal petir, sistem komunikasi, sistem transportasi mekanis, sistem listrik dan pencahayaan, dan sistem AC central yang dapat menunjang bangunan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik. Selain itu agar penghuni dapat merasakan kenyamanan dan keamanan dalam bangunan. Dalam merencanakan utilitas bangunan harus diperhatikan dengan baik dan komprehensif sehingga utilitas yang ada dapat berfungsi dengan baik serta mudah dalam perawatannya. Selain itu juga harus diperhatikan segi estetika bangunannya. Sehingga dalam mendesain suatu sistem utilitas haruslah perhatikan jenis sistem yang akan digunakan. Maka pada makalah kali ini, sistem utilitas yang akan dibahas oleh penulis adalah sistem komunikasi bangunan, yang didalamnya juga termasuk sistem perlindungan terhadap tindak kriminalitas, serta sistem akustik dan noise.
1
1.2 Rumusan Masalah : 1. 2. 3. 4.
Apa yang dimaksud dengan sistem komunikasi dan jenisnya? Apa yang dimaksud dengan sistem Security dan jenisnya? Apa yang dimaksud dengan sistem akustik dan noise? Bagaimana penerapan ketiga sistem tersebut pada bangunan yang diamati?
1.3 Tujuan Penulisan : Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah agar pembaca dapat memahami prinsipprinsip dasar utilitas ( Building Safety dan Transportasi) untuk mendukung kinerja bangunan dan nantinya diharapkan mampu menerapkannya. Ada pun tujuan lain pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sains Bangunan dan Utilitas. 1.4
Manfaat : Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk memahami dan menerapkan prinsip utilitas ini pada suatu bangunan.
BAB II
2
METODE DAN OBJEK 2.1 Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini penulis megguanakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Metode Observasi Penulis melakukan observasi secara langsung ke objek yang akan di survey dan mengambil data-data yang diperlukan 2. Metode Kajian Pustaka Untuk melengkapi makalah ini penulis menggunakan literature dari berbagai buku dan media elektronik. 2.2 Identitas Proyek/Bangunan Nama Objek
: Hotel Sheraton
Lokasi
: Beachwalk Shopping Center, Jl. Pantai Kuta, Kab Badung, Bali
Fungsi
: Hotel
Akses
: Jl. Pantai Kuta, Kab Badung , Bali
Alasan Pemilihan Objek
:
Alasan pertama kami memilih Hotel Sheraton karena Hotel Sheraton merupakan hotel bintang 5. Karena type itulah Hotel Sheraton memiliki system utilitas yang lengkap dan memenuhi syarat-syarat yang lengkap sesuai kriteria tugas dari mata kuliah sains bangunan dan utilitas 2. Alasan kedua yaitu berdasarkan respon yang terbilang lebih cepat dari Hotel Sheraton yang telah mengijinkan kami untuk melakukan observasi dari beberapa Hotel dan Kantor yang kami ajukan surat untuk survey dan menurut kami memenuhi kriteria dari tugas mata kuliah sains bangunan dan utilitas 2. BAB III PEMBAHASAN
3
3.1
Sistem Komunikasi Sistem jaringan telepon yang digunakan pada bagunan hotel ini adalah sistem PABX. PABX merupakan modem yang berfungsi sebagai control station pusat. Pusat pengaturan dari system komunikasi pada bangunan Hotel ini terletak di lantai dasar yang diposisikan terpojok dan dekat dengan kantor dan ruang engineering demi kepentingan privasi. Setiap kali ada telepon baru yang masuk, maka telepon tersebut akan di-routing (diarahkan) melalui control station ini.
Gambar Alat Sinyal (kiri) dan speaker ( kanan) Untuk komunikasi antar staff , hotel menggunakan HT. terdapat 90 HT yang dimiliki oleh hotel yang masing-masing digunakan olh staff hotel. HT yang dipakai menggunakan system channel dimana terdapat 4 channel repeater yang terdiri dari front office, security, housekeeping dan engineering. Channel direct dignakan jika ada dari staff yang menginginkan pembicaraan untuk 2 orang. Sistem penyiaran siaran TV dari Hotel Sheraton menggunakan TV kabel yang terletak di ruang control jadi semua siaran TV dari masing-masing kamar hotel terpusat pada ruang control.Pada bangunan Hotel ini juga dilengkapi dengan jaringan Wifi yang dimana terdapat 1 router utama yang terletak diruang control.
4
Gambar system wifi dan tv cable pada Hotel Sheraton Hotel Sheraton juga menggunakan 2 jenis CCTV yang terdiri dari 79 CCTV untuk pengawasan 1 arah dan 1 CCTV yang bisa beputar 360 derajat.
3.2
Sistem Akustik dan Noise Sistem perencanaan tata suara pada bangunan ini diaplikasikan sebagai sistim tanda bahaya, sistim informasi, yang ditempatkan pada ruangan-ruangan bangunan dan pada koridor. Sistem tata suara untuk aeral kamar hotel, restaurant, aeral lobby, koridor, area parkir, dan ruang administrasi selain digunakan untuk panduan evakuasi, dan pemerian announcement digunakan pula untuk pemanggilan atau untuk keperluan program musik.
5
Gambar speaker pada Hotel Sheraton Jaringan Instalasi Tata Suara Perencanaan tata suara tidak terlepas dari persyaratan kebisingan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan, agar rasa nyaman penghuni/pengguna bangunan dapat tetap terpenuhi, oleh karena itu pada ruangan yang dapat menimbulkan kebisingan seperti pada ruang genzet diapalikasikan peredam suara yang dipasang pada seluruh permukaan dinding dan bidang atas ruangan. Selain ruang genset system peredam juga digunakan pada ruang rapat utama untuk menghindari kebisingan dari arah luar yang bisa menganggu suasana rapat. Susunan system peredam pada ruang genset pada bagian dasarnya menggunakan rock wall kemudian peredam suara. Pada ruang rapat setelah pemasangan peredam diberi sentuhan terakhir dengan menambahkan wall stiker untuk alasan estetika ruangan. Berbeda dengan ruang genset yang tidak diberi sentuhan tambahan pada desain dindingnya karena fungsi yang tidak begitu mementingkan estetika.
6
Gambar Karpet dan rock wall yang pada meeting room sebagai peredam
Gambar rock wall sebagi peredam ruang genset 3.3 Sistem Security Sistem keamanan bangunan untuk mencegah tindak kejahatan yang diterapkan pada Hotel Sheraton yaitu visitor management system dengan pengawasan dari security yang bertugas di pintu gerbang utama dan pintu belakang hotel. Pada lobby hotel security juga mengawasi pengunjung yang datang dengan agar melewati metal detector untuk alasan keamanan. Metal detector yang digunakan berbeda di masingmasing tempat seperti metal detector jenis “security hand held metal detector” digunakan pada gerbang utama dan lobby untuk pengecekan barang yang dibawa pengunjung dan “x-ray metal detector” yang digunakan di lobby dan area pintu masuk ke gedung beachwalk untuk mendeteksi pengunjung.
7
Gambar X-ray metal detector Sistem access control juga diterapkan pada bangunan di Hotel Sheraton dengan pendataan dari pengunjung hotel yang suah tercatat menggunakan computer dan pemberian tanda pengunjung berupa name tag bagi siapa saja yang memasuki hotel yang memiliki kepentingan lain selain untuk memesan kamar hotel. Untuk setiap staff Hotel Sheraton memiliki id card sendiri untuk memudahkan mengakses setiap ruangan hotel dengan kendali penuh. Id card ini sudah menjadi id pegawai untuk akses masuk ruangan sehingga jika terjadi sesuatu seperti kehilangan maka siapapun yang memasuki ruangan sudah tercatat di ruang pusat control sehingga bisa memudahkan untuk proses penyelidikan.
8
Gambar Sistem Card key Untuk akses pengunjung yaitu penyewa kamar hotel, Hotel Sheraton menggunakan system id card khusus yang memiliki cara kerja yang sama seperti id card pegawai. Sistem kunci pada masing-masing kamar hotel menggunakan sistem master key jadi terdapat satu kunci induk utama yang bisa membuka kunci seluruh ruangan jika terjadi keadaan darurat.
Gambar CCTV pada gerbang utama dan ruang control CCTV Hotel Shetaton juga menggunakan CCTV sebagai alat bantu keamanan yang yang diawasi penuh oleh staff yang bertugas di ruang control. CCTV berfungsi untuk mengeahui siapa saja yang memasuki hotel dari pintu masuk sampe ke koridor.
9
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Sistem PABX dibuat dengan tujuan sebagai media komunikasi dalam suatu bangunan. Sistem akustik merupakan system yang menangani suara dalam bangunan agar yang ingin didengar, menjadi lebih jelas dan yang tidak ingin didengar (kebisingan, gangguan dari luar (noise)) semakin tidak terdengar. System akustik dapat diaplikasikan dengan menggunakan konfigurasi ruang yang baik dalam memantulkan bunyi dan bahan yang menyerap gelombang bunyi dengan baik (berpori, panel penyerap dan karpet). Sistem keamanan terhadap tindak kejahatan sudah diterapkan oleh pihak Hotel Sheraton dengan penyediaan fasilitas keamanan yaitu dari tenaga kemanan (security) dan sarana keamanan berupa CCTV, metal , dan penerapan visitor manajement system serta access control Hasil observasi menunjukkan bahwa Hotel Sheraton telah mengaplikasikan sistem utilitas dengan baik Hotel Sheraton juga telah mengintegrasikan sistem utilitas ke dalam rancangan bangunannya, sehingga secara keseluruhan, sistem utilitas berjalan dengan baik.
4.2
Saran Berdasarkan uraian-uraian dari sistem komunikasi, akustik & noise, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: o Kepada
mahasiswa,
hendaknya
mempertimbangkan
keseluruhan
aspek
dalam
merencanakan sistem komunikasi, akustik & noise dalam sebuah bangunan agar sistem yang dipilih mampu menyokong kebutuhan bangunan dengan maksimal tanpa ada permasalahan yang dapat merugikan civitas maupun lingkungan. o Kepada masyarakat umum, hendaknya juga ikut berpartisipasi dalam merencanakan ataupun memantau pelaksanaan di lapangan dalam sebuah bangunan agar sistem yang terpakai aman bagi kehidupan bersama. 10
o Kepada Pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang diharapkan untuk memantau secara ketat dan tegas dalam pantauan mengenai sistem komunikasi, akustik & noise dalam bangunan maupun yang baru bersifat perencanaan. Karena tidak semua orang dapat melaksanakan sistem komunikasi, akustik & noise yang baik sehingga pemerintah dapat membantu untuk mencari solusi yang tepat demi terbentuknya lingkungan yang berkelanjutan.
11
12