SISTEM RANGKA VERTEBRATA LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan I Yang dibina oleh Ibu Dr. Umie Lestari, M.Si
Oleh: Kelompok 2 Offering H 2017 1. 2. 3. 4. 5.
Amalia Shita Devi Fransisca Puspitasari Ida Mawadah Reny Kusumawardani Sa’diyatul Rizqie Amaliyah Firdaus
(170342615574) (170342615574) (170342615530) (170342615530) (170342615526) (170342615526) (170342600069) (170342600069) (170342615537)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI FEBRUARI 2018
PRAKTIKUM V SISTEM RANGKA A. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka Mamalia 2. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka Pisces. 3. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka Amfibi. 4. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka Aves. 5. Mengetahui tulang-tulang penyusun pada sistem rangka Reptil. B. DASAR TEORI
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, makhluk hidup dibagi menjadi dua kelompok. Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata sendiri memilki dua sistem sis tem rangka yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata adalah ikan, katak, burung, kadal, marmut dan lain sebagainya (Kardong, ( Kardong, 2009: 13). Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi, serta memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata merupakan endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang keras dan tulang rawan yang saling berhubungan. Selain mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptil, dan aves terdapat pula sisik dan bulu, dan pada golongan kura-kura terdapat t erdapat karapaks dan plastron yang dapat dianggap sebagai rangka luar atau eksoskeleton. Sistem rangka memiliki fungsi antara lain sebagai berikut (Kotpal, 2010: 15). 1. Pelindung organ dalam atau penunjang tubuh. 2. Tempat melekatnya otot rangka atau alat gerak pasif. 3. Penyalur gerakan 4. Tempat pembentukan sel-sel darah. Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial. Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air di sekelilingnya, oleh karena itu rangkanya tidak perlu sekuat rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya
(Kardong, 2009: 14). Misalnya struktur tulang burung, spesifik dan berongga. Struktur demikian menyebabkan berkurangnya massa rangka yang sangat menguntungkan untuk terbang. Kerangka dibagi menjadi dua yaitu kerangka somatik dan kerangka viseral. Kerangka somatik terletak dalam dinding tubuh dan anggota tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan. Kerangka somatik dapat dibagi menjadi dua yaitu kerangka aksial dan kerangka apendikular (Kardong, 2009: 14). Kerangka aksial terdiri dari empat bagian yaitu tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang iga (rusuk atau costa), tulang dada (sternum), dan sebagian besar tengkorak (kranium dan tulang-tulang wajah). Sedangkan, kerangka apendikular dibagi menjadi dua yaitu tulang tangan dan gelang bahu (gelang pektoral) dan gelang pinggul (gelang pelvis) serta anggota gerak bawah (Kardong, 2009: 2009: 15). C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu torso hewan peraga dari setiap kelas vertebrata seperti Pisces, Amfibi, Reptil, Aves, dan Mamalia. D. PROSEDUR KERJA 1) Prosedur Kerja Pengamatan Torso Hewan Peraga Kelas Pisces Disiapkan torso hewan peraga kelas Pisces
Diamati jenis tulang dan nama tulang penyusun sistem rangkanya
Dilaporkan dalam bentuk gambar
2) Prosedur Kerja Pengamatan Torso Hewan Peraga Kelas Amfibi Disiapkan torso hewan peraga kelas Amfibi
Diamati jenis tulang dan nama tulang penyusun sistem rangkanya
Dilaporkan dalam bentuk gambar
3) Prosedur Kerja Pengamatan Torso Hewan Peraga Kelas Reptil Disiapkan torso hewan peraga kelas Reptil
Diamati jenis tulang dan nama tulang penyusun sistem rangkanya
Dilaporkan dalam bentuk gambar
4) Prosedur Kerja Pengamatan Torso Hewan Peraga Kelas Aves Disiapkan torso hewan peraga kelas Aves
Diamati jenis tulang dan nama tulang penyusun sistem rangkanya
Dilaporkan dalam bentuk gambar
5) Prosedur Kerja Pengamatan Torso Hewan Peraga Kelas Mamalia Disiapkan torso hewan peraga kelas Mamalia
Diamati jenis tulang dan nama tulang penyusun sistem rangkanya
Dilaporkan dalam bentuk gambar
E . HASIL PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN
SISTEM RANGKA PISCES
1.
SISTEM RANGKA REPTIL
2.
SISTEM RANGKA AMPHIBI
3.
LITERATUR
SISTEM RANGKA AVES
4.
SISTEM RANGKA MAMALIA
5.
G . PEMBAHASAN
Sistem rangka pada vertebrata dibagi menjadi dua yaitu sebagai kerangka aksial yang meliputi tulang kepala, leher, dan dada dan kerangka apendikular yang meliputi tulang anggota gerak. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa sistem rangka dari setiap kelas pada vertebrata adalah berbeda. Setiap kelas vertebrata memiliki sistem rangka dengan spesifikasinya masing-masing yang disesuaikan dengan adaptasi tempat hidupnya (Kardong, 2009: 15). Pada pisces, terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Osteichthyes, yang sistem rangkanya bertulang sejati dan kelas Chondrichthyes yang sistem rangkanya bertulang rawan. Pada amfibi, hewan yang sudah dewasa mempunyai columna vertebralis vertebralis dan dilengkapi pula adanya ekstremitas (anggota badan) dengan jari-jari yang disebut digiti, digiti, yang bentuknya berbeda beda. Spesifikasi dari sistem rangka amfibi adalah tidak memiliki tulang rusuk, serta tulang tibia dan fibula pada kaki belakangnya yang menyatu sehingga memberi kekuatan lebih untuk melompat. Pada reptil, terutama pada ordo Chelonia, dimana contoh orde ini yaitu penyu dan kura-kura, sistem rangkanya berupa eksoskeleton yang khas yaitu kulit keras yang menutupi bagian dorsal tubuhnya, bagian kulit tersebut disebut karapaks, sedangkan pada bagian ventral disebut plastron. Sementara pada reptil lainnya, seperti ular, buaya, dan kadal, sistem rangkanya tidak memilki tulang dada (sternum) sehingga memudahkan memakan mangsa yang lebih besar dari ukurannya. Pada aves, sistem rangka spesifiknya adalah memilki tulang dada yang besar sebagai tempat pelekatan otot terbang, selain itu tulang yang khas yang dimilki burung yang dapat terbang yaitu dua buah klavikula yang menyatu ditengah dan membentuk furkula, sementara pada burung yang tidak dapat terbang, tidak memiliki furkula. Pada aves, tulang pelvisnya tidak menyatu, yang dimaksudkan untuk memudahkan jalan untuk mengeluarkan telur. Kemudian pada mamalia, spesifikasi rangkanya adalah tulang pelvisnya tertutup rapat, serta memiliki tulang ekor yang panjang hingga 50 vertebrae (Kardong, 2009: 19-31).
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan diatas yaitu sebagai berikut. 1. Pada mamalia, spesifikasi rangkanya adalah tulang pelvisnya tertutup rapat, serta memiliki tulang ekor yang panjang hingga 50 vertebrae. 2. Pada pisces, terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Osteichthyes, yang sistem rangkanya bertulang sejati dan kelas Chondrichthyes yang sistem rangkanya bertulang rawan. 3. Pada amfibi, hewan yang sudah dewasa mempunyai columna vertebralis vertebralis dan dilengkapi pula adanya ekstremitas (anggota badan) dengan jari-jari yang disebut digiti, digiti, yang bentuknya berbeda-beda. Sistem rangka amfibi tidak memiliki tulang rusuk, serta tulang tibia dan fibula pada kaki belakangnya yang menyatu sehingga memberi kekuatan lebih untuk melompat. 4. Pada aves, sistem rangka spesifiknya adalah memilki tulang dada yang besar sebagai tempat pelekatan otot terbang, selain itu tulang yang khas yang dimilki burung yang dapat terbang yaitu dua buah klavikula yang menyatu ditengah dan membentuk furkula, sementara pada burung yang tidak dapat terbang, tidak memiliki furkula. Pada aves, tulang pelvisnya tidak menyatu, yang dimaksudkan untuk memudahkan jalan untuk mengeluarkan telur. 5. Pada reptil, terutama pada ordo Chelonia, dimana contoh orde ini yaitu penyu dan kura-kura, sistem rangkanya berupa eksoskeleton yang khas yaitu kulit keras yang menutupi bagian dorsal tubuhnya, bagian kulit tersebut disebut karapaks, sedangkan pada bagian ventral disebut plastron. Sementara pada reptil lainnya, seperti ular, buaya, dan kadal, sistem rangkanya tidak memilki tulang dada (sternum) sehingga memudahkan memakan mangsa yang lebih besar dari ukurannya.
I. DAFTAR PUSTAKA
Kardong, K.V. 2009.
Vertebrates: Comparative Anatomy, Function,
Evolution, Fifth Edition. Edition. Atlanta: The McGraw−Hill Companies. Kotpal, R.L. 2010. Modern 2010. Modern Text Book of Zoology. Zoology. New Delhi: Captial Press