TUGAS 1
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
DESKRIPSI PENGERTIAN SISTEM TRANSPORTASI MAKRO DAN CONTOHNYA
Oleh :
I GDE WIKARGA
1491561009
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
DESKRIPSI PENGERTIAN SISTEM TRANSPORTASI MAKRO DAN CONTOHNYA
Sistem transportasi makro adalah penggambaran suatu sistem transportasi yang terdiri dari sistem-sistem transportasi mikro yakni sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pegerakan yang bergerak secara sinergis dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sedikit perubahan pada sistem transportasi mikro akan mempengaruhi sistem mikro lainnya yang ada dalam satu sistem makro tersebut.
Sistem transportasi makro terdiri dari beberapa sistem transportasi mikro, yaitu sistem kegiatan (transport demand), sistem jaringan (transport supply), sistem pergerakan (traffic), dan sistem kelembagaan (goverment). Sistem-sistem tersebut saling berinteraksi dan diatur oleh sistem kelembagaan.
Sistem kegiatan adalah sistem yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna lahan tersebut. Besarnya pergerakan sangat terkait dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
Salah satu contoh dari sistem kegiatan adalah pergerakan orang yang berpergian dari rumah ke kantor. Kegiatan ini memerlukan sistem jaringan agar orang dapat mencapai tempat yang dituju. Sistem jaringan yang biasanya digunakan adalah berupa jaringan jalan raya, kereta api, terminal, bus, bandara dan pelabuhan laut.
Sistem jaringan adalah sistem yang berfungsi untuk mendukung pergerakan manusia dan atau barang, moda ini berupa moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda tersebut bergerak. Prasarana transportasi ini dikenal dengan sistem jaringan yang meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal, bus, bandara dan pelabuhan laut.
Contoh dari sistem jaringan adalah jaringan jalan dan moda yang ada pada jaringan jalan tersebut. Untuk jaringan jalan, kita ambil contoh Jalan Gatot Subroto yang merupakan salah satu jalan-raya yang terletak di Kota Denpasar. Jalan Gatot Subroto disini adalah sebagai media (prasarana) sedangkan kendaraan yang melalui Jalan Gatot Subroto baik itu sepeda motor, mobil, dan moda lainnya adalah sebagai moda transportasi (sarana).
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan manusia/kendaraan, sistem ini disebut dengan sistem pergerakan. Sistem pergerakan berperan penting dalam menampung pergerakan penduduk/ orang dan/ atau barang agar tercipta pergerakan yang lancar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada, dalam bentuk aksesibilitas dan mobilitas.
Contoh dari sistem pergerakan adalah Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai, danau, dan penyeberangan, transportasi laut serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional.
Untuk menjamin terjadinya pergerakanyang aman, nyaman, lancar, mudah dan handal dan sesuai dengan lingkungan. Maka diperlukan suatu sistem yang mengatur tiga sistem diatas. Sistem ini disebut sistem kelembagaan.
Contoh sistem kelembagaan yang berkaitan dengan masalah transportasi adalah Bappeda, Bina Marga, dan Polantas. Beberapa contoh tersebut merupakan institusi-institusi yang mengatur sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan. Koordinasi diantara instansi-instasi yang termasuk dalam sistem kelembagaan sangat diharapkan untuk mencapai tujuan dari sistem transportasi makro Indonesia.
2