RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA
Jalan Manggar 134 Tegalsari - Ambulu Telp. (0336) 881186, 881187 881187 - Fax. 881434 Website : www.utamahusada.com - Email : utama
[email protected] SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA
No :
/ UH / SK./
/2018
Tentang PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) DI RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA
Menimbang
:
a.
bahwa rumah sakit merupakan salah satu unsur strategis dalam uoaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
b.
bahwa prinsip penigkatan mutu antara lain adalah memenuhi kebutuhan pasien, mengukur dan menilai pelayanan
yang
diberikan,
memperbaiki
proses
penilaian, dan meningkatkan mutu pemberi pelayanan; c.
bahwa sesuai dengan pertimbangan butir a dan b diatas, perlu adanya Keputussan Direktur Rumah Sakit tentang Panduan Pelaksanaan Manager Pelayanan Pasien (Case Manager).
d.
Bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam a, b dan c perlu ditetapkan dengan keputusan direktur RS Utama Husada. Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
1
4.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS;
6.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
7.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
8.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1333/MenKes/SK/XII/1999 tahun 1999, tentang Standar Pelayanan RS
9.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
:
KEPUTUSAN TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER
PELAYANAN
PASIEN
RUMAH
SAKIT
(CASE MANAGER) RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA KESATU
:
Manajer Pelayanan (Case Manager) adalah suatu proses kolaboratif
mengenai
asesmen,
perencanaan,
fasilitasi,
koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komperhensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersediasehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya efektif KEDUA
Manager Pelayanan (Case Manager) terdiri dari dokter umum atau
perawat
dengan
pendidikan
S1
yang
memiliki
pengalaman minimal 3-5 tahun dalam pelayanan medis. KETIGA
Panduan Pelaksanaan Manager Pelayanan Pasien Rumah Sakit (Case Manager) Rumah Sakit Utama Husada harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Rumah
2
Sakit Utama HusadA KEEMPAT
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya .
Ditetapkan di
: Ambulu
Pada Tanggal
:
2018
DIREKTUR RS. UTAMA HUSADA AMBULU
dr. HARI PITONO, MARS
3
Lampiran
:
Nomor
:
Tentang
:
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Utama Husada ….
/ UH /SK / / 2018
Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan di Rumah Sakit Utama Husada
PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) DI RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA
I.
DEFINSI 1.
Pasien, adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit 2.
Pelayanan adalah pemberian jasa manfaat bagi mereka yang mebutuhkan.
3.
Pelayanan Berfokus Pada Pasien adalah pasien sebgai PUSAT pelayanan.
4.
Manajemen Pelayanan Pasien (MPP) adalah suatu proses kolaboratif mengenai assesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya-efektif.
5.
Perawat Penanggung Jawab Perawatan (PPJP) adalah seorang perawat yang bertanggung jawab atas asuhan keperawatan seorang pasien.
6.
System Pengelolaan Pelayanan Pasien adalah suatu metode dalam perawatan
pasien dimana assessment , perencanaan, implementasi dan evaluasi serta keberlangsungan pelayanan kesehatan pasien baik selama maupun pasca perawatan di RSUD Kota Tanjungpinang, dikordinasikan secara terpadu dan menyeluruh. 7.
Satuan Medik Fungsional (SMF) adalah pengorganisasian dokter dokter
dalam suatu kelompok sesuai rumpun ilmu yang sama. 8.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter/dokter
spesialis/dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien. 9.
Panduan Praktek Klinik adalah suatu instruksi/langkah yang dibakukan
untuk penyelesaian proses kerja rutin berdasarkan consensus bersama dalam
4
melaksanakan berbagai tindakan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. 10. Clinical pathway adalah pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis sesuai tahapan pelayanan. 11. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen yang berisi identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
II.
RUANG LINGKUP
Diagram sistem pelayanan berfokus pada pasien
Direktur
Kebijakan pelayanan RS
Kabid. YanMed Kabid. Keperawatan
Case Manager RS
Komite Medik &SMF
komite keperawatan
DPJP
PPK-CP Algoritma
PPJP
S.A.K Umum Khusus
Pasien & Keluarga Keluarga
2.1 Pelayanan fokus pada pasien (Pattient Centered Care)
a. Martabat dan Respek
Pemberi pelayanan kesehatan harus menghargai pandangan dan pilihan pasien serta keluarga
Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
5
b. Berbagi informasi
Pemberian pelayanan kesehatan mengkonsumsikan dan berbagi informasi secara lengkap dengan pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan keputusasn serta pilihan mereka. d. Kolaborasi/kerjasama Pasein dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan
kesehatan
bekerjasama
dengan
pasien
dan
keluarga
dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kebijakan dan program. 2.2 Hubungan Profesional
Para MPP harus mempunyai hubungan kerja professional dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian. 2.3 Hubungan dengan pasien
Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP perlu memelihara rasa saling percaya yang menunjukan kepada pasien bahwa mereka terlibat untuk menfaat dan kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien. 2.4 Kelompok pasien
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam kelompok: anak-anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis. Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani 25-75 pasien, tergantung kondisi kerumitan, system pelayanan klinis, budaya kerja rumah sakit. 2.5 Fungsi manager pelayanan pasien
a. Assesmen utilitas Mampu
mengakses
semua
informasi
dan
data
untuk
mengevaluasi
manfaat/utilitas, untuk kebutuhan manajemen pelayanan pasien. (semua
6
informasi dan data akurat, lengkap yang mudah diakses tentang kebutuhan klinis, finansial, serta social pasien) b. Perencanaan Dengan assesmen yang lengkap, disusun perencanaan untuk pelaksanaan manajemen
pelayana
pasien.
Perencanaan
tersebut
mencerminkan
kelayakan/kepatutan dan efektifitas-biaya dari pengobatan madis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan. c. Fasilitasi Tugas ini mencakup interaksi antara MPP dan para anggota tim pemberi pelayanan kesehatan, perwakilan pembayaran, serta pasien/keluarga yang mencari/menginginkan pembebasan dari hambatan namun dapat mempengaruhi kinerja/hasil, serta menjaga kontinuitas pelayanan. d. Advokasi Mewakili kepentingan pasien adalah inti dari peran MPP. Tetapi peran ini juga menjangkau pemangku kepentingan lain. MPP diharapkan melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang dapat diterima setelah berkonsultasi dengan DPJP, termasuk rencana pemulangan yang aman. Advokasi perlu mempertimbangkan system nilai pasien, kemampuan finansial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan, serta kebutuhan pelayanan kesehatannya. 2.6 Kualifikasi manajer pelayanan pasien
a. Kualifikasi i. Dokter umum atau perawat dengan pendidikan S1 ii. Pengalaman minimal 3-5 tahun delam pelayanan klinis
Dokter : sebagian dokter ruangan
Perawat : sebagai kepala ruangan
b. Pelatihan tambahan
Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan penerapan SPO Pelayanan kedokteran yang terdiri dari panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway), algoritme, protocol, standing order.
Pelatihan pelayanan focus pada pasien (PFP) / Patient Centered Care (PCC)
Pelatihan pelayanan perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA- CBG’s
7
Pelatihan tentang perencanaan pulang (Discharge Planning) untuk kontinuitas pelayanan
Pelatihan manajemen risiko
Pelatihan untuk meningkatkan soft skill (pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan interpersonal, komunikasi, dbs).
III.
MAKSUD DAN TUJUAN Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan MPP. Selama dalam berbagai tahap pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang kondisi kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat. Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien ( Patient/Person Centered Care – PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-centred health services. Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA). Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA). Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut: a. keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (Clinical Leader ) b. profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi); c. perencanaan pemulangan pasien (P3)/ Discharge Planning terintegrasi; d. asuhan gizi terintegrasi
8
IV.
e. manajer pelayanan pasien/case manager. TATALAKSANA 4.1 Melakukan skrining pasien yang mebutuhkan case manajer, pada waktu admisi, atau bila dibutuhkan pada waktu dirawat inap berdasarkan pelayanan pasien yang meliputi: a. Resiko tinggi b. Biaya tinggi c. Pelayanan pasein dengan potensi komplain tinggi d. Kasus dengan penyakit kronis e. Kemungkinan system pembiayaan yang kompleks f. LOS yang melampaui ketentuan dalam PPK dan CP g. Rencana pemulangan kritis dan yang membutuhkan kontinuitas pelayanan h. Kasus kompleks/rumit dengan pasien rawat bersama 4.2 Mengevaluasi rekam medik untuk memastikan bahwa telah dilakukan: a. Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien dan keluarga b. General Consent c. Asesmen Awal d. Asesmen Gizi e. Asesmen Kebutuhan Rohani f. Asesmen Kebutuhan Privasi g. Pemberian edukasi pasien dan keluarga h. Discharge Planing i.
Asesmen lain sesuai kasus (pain, risiko jatuh, dll)
j.
Formulir rekam medik lainnya sesuai kebutuhan ( Information to Consent , Inform Concent dan lain-lain)
4.3 Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan assesmen utilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis. 4.4 Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP
serta
para
anggota
tim
klinis
lainya,
yang
mencerminkan
kelayakan/kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan. 4.5 Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan terhadap pasien, mengisi dan memantau pelaksanaan CP serta PPK pada area prioritas.
9
4.6 Memantau pengembalian rekam medik yang telah terisi lengkap, benar dan jelas dalam kurun 2x24 jam sejak pasien keluar rumah sakit (RS) 4.7 Memonitor dan mengevaluasi pelayanan sejak masuk sampai keluar rumah sakit 4.8 Melaporkan aktivitas MPP sesuai format pelaporan
V.
DOKUMENTASI Checklist Tugas Case Manager
Ditetapkan di
: Ambulu
Pada Tanggal
:
2018
DIREKTUR RS. UTAMA HUSADA AMBULU
dr. HARI PITONO, MARS
10