BAB I SKENARIO TELINGA BUNTU
Seorang perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan telinga kanan rasa buntu, grebeg-grebeg, pendengaran berkurang sejak 3 hari yang lalu.
BAB II KATA KUNCI
1. Telinga linga kan kanan an tera terasa sa bunt buntu u
Sakit telinga, khususnya di bagian sebelah kanan seringkali menjadi sebuah masalah yang sangat mengganggu. Apabila ini terjadi maka pendengaran pun dapat ikut terganggu, dan yang cukup parah yaitu terjadinya gangguan pendengaran permanen, atau bias juga disebut tuli.
Pada lain kasus, sakit telinga sebelah kanan juga dapat diikuti oleh keluarnya cairan dari telinga tersebut. etode penyembuhan terbaik adalah dengan resep obat dari dokter T!T. "asa sakit pada telinga kanan tak hanya menyerang orang de#asa, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak. $. %reb %rebeg eg-g -grrebeg ebeg %rebeg %rebeg-gr -grebe ebeg g atau atau teling telingaa berden berdengin ging g disebut disebut sebagai sebagai tinnit tinnitus us yang yang berart berartii bah#a suara yang terdengar pada telingan tanpa adanya sumber suara dari luar &sumber eksternal'. Suara tersebut dapat berupa suara dering, bersiul, berdengung, berdenging, berkicau, mendesis, menderu atau bahkan menjerit-jerit. 3. Pende Pendeng ngara aran n berk berkur uran ang g (erkurangnya pendengaran adalah penurunan )ungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan )ungsi pendengaran yang sangat berat. *. Sejak 3 hari
BAB III PROBLEM
1. Apakah permasalahan yang dihadapi +y. Anita $. (agaimana prinsip anamnesa pada +y. Anita 3. (agaimana prinsip pemeriksaan )isik T!T dan interpretasi hasilnya pada +y. Anita *. (agaimana usulan pemeriksaan penunjang dan interpretasi hasilnya pada +y. Anita . (agaimana prinsip tatalaksana pada +y. Anita
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 BATASAN
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat dibelakang selaput gendang telinga. tu secara normal terisi dengan udara yang masuk ke area itu melalui saluran-saluran eustachian/eustachian tubes &kanal-kanal yang pergi dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah'. Saluran-saluran ustachian &kadangkala disebut saluran-saluran auditory' mencegah penumpukan tekanan didalam telinga-telinga. ereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam. ebanyakan in)eksi-in)eksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah ,in)eksiin)eksi telinga dalam adalah jarang. n)eksi-in)eksi telinga tidak menular. (agaimanapun, in)eksi-in)eksi 2irus &seperti selesma, in)luensa' yang dapat mendahuluinya adalah menular dan dapat menjurus ke in)eksi-in)eksi telinga. n)eksi-in)eksi telinga adalah lebih umum pada anak-anak daripada orang-orang de#asa karena saluran-saluran mereka lebih pendek dan lebar. Sebagai tambahan, jaringan adenoid &adenoid tissue' dibelakang tenggorokan lebih besar dan dapat menghalangi tuba eustachius.
4.2 TUBA EUSTACHIUS A. ANATOMI
%ambar 1 Tuba ustachius
Tuba eustachius merupakan saluran yang berbentuk seperti huru) S yang menghubungkan ka2um timpani dengan naso)aring. Pada orang de#asa, panjang tuba sekitar 34 mm dan berjalan ke ba#ah, depan dan medial dari telinga tengah. Sedangkan, pada anak diba#ah 5 bulan panjangnya adalah 16, mm. Tuba terdiri dari $ bagian yaitu bagian tulang yang terdapat pada 1/3 bagian belakang dan bagian tulang ra#an yang terdapat pada $/3 bagian depan. (agian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan ka2um timpani, dan bagian tulang ra#an medial masuk ke naso)aring. (agian tulang ra#an ini berjalan kearah posterior, superior dan medial sepanjang $/3 bagian keseluruhan panjang tuba &* cm', kemudian bersatu dengan bagian tulang atau timpani. Tempat pertemuan tersebut merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. (agian tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang ra#an selalu tertutup dan berakhir pada dinding lateral naso)aring. Pada orang de#asa muara tuba pada bagian timpani terletak kira-kira $-$, cm, lebih tinggi dibanding dengan ujung lain pada naso)aring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka in)eksi mudah menjalar dari naso)aring ke telinga tengah.
%ambar $ Perbedaan Tuba ustachius anak dan de#asa
B. FISIOLOGI
Tuba ustachius memiliki tiga )ungsi )isiologi terhadap telinga yaitu sebagai &a' 2entilasi dari ka2um timpani dan sel-sel udara mastoid di telinga tengah7 &b' drainase sekret telinga tengah7 &c' proteksi in)eksi yang berasal dari daerah naso)aring &(luestone dan lein, $006'.
1. 8entilasi ka2um timpani dan sel-sel udara mastoid di telinga tengah 9ungsi 2entilasi mengatur agar tekanan udara di telinga tengah sama dengan tekanan udara luar dengan cara kontraksi dari otot tensor 2eli palatini pada saat menelan yang menyebabkan tuba ustachius terbuka secara periodik, sehingga dapat mempertahankan tekanan udara di telinga tengah mendekati normal. 9ungsi 2entilasi tuba ustachius ini berkembang sesuai usia dimana pada anak tidak sebaik pada orang de#asa.
$. :rainase sekret telinga tengah Terdapat dua mekanisme drainase tuba ustachius, yaitu drainase mukosilia dan muskular. :rainase mukosilia yaitu pergerakan silia bermula dari bagian telinga tengah kemudian makin ke distal dan akti) menuju tuba ustachius untuk membersihkan sekresi di telinga tengah. :rainase muscular disebut aksi pompa yaitu pemompaan drainase sekret dari telinga tengah ke naso)aring yang terjadi pada saat tuba ustachius menutup secara pasi).
3. Proteksi in)eksi yang berasal dari daerah naso)aring Proteksi ini dapat terjadi yaitu melalui anatomi )ungsional tuba ustachiustelinga tengah, pertahanan mukosiliar dari lapisan membran mukosa dan pertahanan imunologi lokal. Sebagai contoh pada saat kita mengunyah maka bagian akhir proksimal tuba ustachius akan terbuka, namun sekret yang berasal dari naso)aring tidak dapat masuk ke telinga tengah karena terdapat ismus pada tuba ustachius. Perlindungan telinga tengah-mastoid juga dilakukan oleh epitel respiratori lumen tuba ustachius dengan cara pertahanan imunologi lokal maupun pertahanan mukosilia, yaitu drainase.
4.3 OKLUSI TUBA A. DEFINISI
:is)ungsi tuba ustachius adalah adanya gangguan pembukaan tuba sehingga )ungsi tuba terganggu. Sering juga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat masuk ke
telinga tengah, sehingga tekanan udara diluar lebih besar dari pada tekanan di dalam telinga tengah.
B. PATOFISIOLOGI
Tuba ustachius dalam keadaan normal adalah tertutup dan terbuka saat menelan, menguap dan bersin akibat kontraksi akti) . tensor 2eli palatini. ;dara di telinga tengah mengandung oksigen &<$', karbondioksida &=<$', nitrogen dan uap air. Saat terjadi oklusi tuba, yang pertama diabsorbsi adalah oksigen &<$', baru kemudian gas lainnya yaitu karbondioksida &=<$' dan nitrogen juga terdi)usi ke dalam darah. !al ini menyebabkan tekanan negati2e pada telinga tengah dan menyebabkan retraksi membran timpani. >ika tekanan negati) terus meningkat akan menyebabkan tuba ?terkunci@ dan dapat menyebabkan terjadinya penumpukan transudat selanjutnya eksudat bahkan hemoragik.
%ambar 3 etidakberhasilan mekanisme pembukaan tuba
&a' )aktor instrinsik seperti in)lamasi atau alergi. &b' )aktor ekstrinsik seperti tumor di naso)aring atau adenoid.
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala oklusi tuba antara lain: otalgia bisa ringan sampai berat gangguan pendengaran • sensasi telinga terasa penuh • telinga berdengung • gangguan keseimbangan. • Tanda oklusi tuba Eustachius sangat bervariasi tergantung lamanya dan keparahan •
kondisi oklusinya, antara lain:
retraksi membran timpani kongesti pada daerah prosessus maleus dan pars tensa adanya transudat di belakang membran timpani yang merubah warna membrane timpani menjadi buram dan terkadang tampak air fluid level yang disertai tuli konduktif. Pada kasus yang berat seperti barotrauma, membrane timpani sangat retraksi dan disertai hemoragik di subepitelial, dapat terjadi hemotimpanum bahkan perforasi. 4.4 JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
1.
eluhan &tergantung stadium <A yang sedang dialami' antara lain 1' Stadium oklusi tuba Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang. $' Stadium hiperemis +yeri telinga makin intens, demam, re#el dan gelisah &pada bayi / anak', muntah, na)su makan hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri. 3' Stadium supurasi Sama seperti stadium hiperemis *' Stadium per)orasi eluar sekret dari liang telinga
' Stadium resolusi Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang &suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. (ila per)orasipermanen, pendengaran dapat tetap berkurang. 2. S")&*"+ O,!t&)$+
a' "asa penuh pada telinga b' Pendengaran berkurang c' "asa nyeri pada telinga d' eluhan semakin memberat bila telinga kemasukan air &se#aktu mandi atau berenang' e' (eberapa pasien juga mengeluhkan adanya 2ertigo atau tinitus 3. T)$&*$ M"*,)$+$ T*$+ a) Riwayat trauma, dengan gejala: Tinius Gangguan pendengaran Vertigo Dapat terjadi infeksi dengan tanda adanya otore • • • •
4. PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT 1. Ott! M"#$ A%&t 'OMA(
a' Suhu dapat meningkat b'
Stadium <A Stadium oklusi tuba
Tampilan •
embran timpani suram, retraksi, dan re)leks
cahayanya hilang Stadium hiperemis
•
Stadium hiperemis embran timpani hiperemis dan edema
Stadium per)orasi
Stadium resolusi
•
Per)orasi membran timpani
•
iang telinga luar basah atau dipenuhi sekret
•
embran timpani tetap per)orasi atau utuh
•
Sekret di liang telinga luar sudah berkurang atau mengering
c' Tes garputala :apat ditemukan tuli kondukti), yaitu tes "inne &-' dan tes Sch#abach memendek pada telinga yang sakit, tes Beber terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit. 2. S")&*"+ O,!t&)$+ $(
kehitaman. onsistensi dari serumen dapat ber2ariasi. ,( Tes garpu tala normal atau tuli kondukti) 3. T)$&*$ M"*,)$+$ T*$+
a'
4./ PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT 1. Ott! M"#$ A%&t 'OMA(
Audiometri nada murni, bila )asilitas tersedia. 2. S")&*"+ O,!t&)$+
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
3. T)$&*$ M"*,)$+$ T*$+
a' Audiometri b' =T scan bila diduga ada benda asing atau rusaknya rangkaian tulang pendengaran
BAB V HIPOTESIS A0AL 'D")"+t$ D$+!!(
:iagnosa 9ungsional
oklusi tuba deCtra
:iagnosa ausa
ehamilan trimester pertama
:i))erential :iagnosis
trauma T Serumen obturan
BAB VI ANALISIS DARI DIFFERENTISL DIAGNOSIS
A. O%&! T&,$ D"t)$
1. %ejala linis a. b. c. d.
Telinga terasa buntu penuh Pendengaran menurun
$. Pemeriksaan 9isik a. "etraksi pada membranatympani b. "e)lek cahaya pada T turun c. Tidak ada sekret 3. Pemeriksaan Penunjang a. b. c. d.
Tes garputala "inneBeber D Terjadi lateralisasi S#abach memanjang
B. t)$&*$ MT
1. %ejala linis a. penurunan pendengaran b. nyeri pada telinga c. ada pendarahan $. Pemeriksaan 9isik a.ada per)orasi pada T b. bekas pendarahan pada T 3. Pemeriksaan Penunjang a. b. c. d.
Tes garputala "inneBeber D Terjadi lateralisasi S#abach memanjang
C. !")&*"+ ,t&)$+
1. %ejala linis a. enurunnya pendengaran b. Telinga tesasa penuh c. Telinga gatal d. Tinius e. nyeri $. Pemeriksaan 9isik a. pada pemeriksaan telinga T idak terlihat b. terdapat serumen yang menyumbat pada A 3. Pemeriksaan Penunjang a. tes garputala "inne E b. #eber latelalisasi kea rah yang tersumbat c. s#abach memanjang D. OMA
1. gejala klinis a. otalgi b. grebeg-grebeg c. pendengaran d. gejala SPA e. pada stadium lanjut dapat terjadi bombans dan per)orasi $. pemerksaan )isik a. T retraksi b. Prosesus bre2is menonjol c. "e)lek cahaya hilang 3. Pemeriksaan penunjang a. tes garputala "inne E b. #eber latelalisasi kearah yang sakit
c. s#abach memanjang
BAB VII HIPOTESIS AKHIR 'DIAGNOSIS(
:iagnosa kami mengenai keluhan dari +n.Anita adalah
BAB VIII MEKANISME DIAGNOSIS
Trauma T
Serumen obturan
<A
Anamnesis 1. telinga kanan 1. telinga kanan 1. telinga kanan 1. telinga kanan 1. telinga buntu &D' buntu&D' buntu&D' buntu&D' kanan buntu $. pendengaran $. pendengaran $. pendengaran $. pendengaran $. menurun&D' menurun&D' menurun&D' menurun&D' pendengara 3. tidak ada ri#ayat 3. tidak ada ri#ayat 3. tidak ada ri#ayat 3. tidak ada ri#ayat n menurun trauma&D' trauma&-' trauma &D' trauma&D' 3. tidak ada *. tidak ada gejala *. tidak ada gejala *. tidak ada gejala *. tidak ada gejala ri#ayat SPA&D' SPA&D' SPA&D' SPA&-' trauma *. tidak ada gejala SPA Pemeriksaan )isik :/A dalam :/A dalam :/A tidak :/A dalam batas normal, secret batas normal, secret terlihat, karena batas normal, secret :/A dalam tertutup serumen &-' T intak batas normal, secret &-' T intak &-' T intak Dsuram, retraksi D, Dsuram, retraksi D, &-' T intak Dsuram, retraksi D, re)lek cahaya turun re)lek cahaya turun Dsuram, retraksi D, re)lek cahaya turun re)lek cahaya turun Terdapat sisa-sisa pendarahan dan rupture pada T Pemeriksaan penunjang - Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
-
Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
-
Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
-
Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
-
Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
ANAMNESIS +ama ;mur >enis elamin Pekerjaan Alamat Status eluhan ;tama "PS
+n.Anita 30 Tahun Perempuan karya#an bank :ukuh kupang (elum enikah telinga kanan buntu sejak 3 hari yang lalu, keluhan dirasakan penderita sejak di dalam pesa#at saat perjalanan pulang dari #isata pegunungan, telinga kanan a#alnya terasa buntu, grebeg-grebeg, pendengaran turun , kemudian diserainyeri. Tidak keluar cairan, tidak dikorek ctton bud, tidak demam "P: &-' "i#ayat pengobatan &-' "P &-' "i#ayat ebiasaan penderita belum menikah, bekerja sebagai karya#an bank dengan kondsi kantor ber A= dingin, tidak pelihara binatang
PEMERIKSAAN FISIK Tensi 100/40 +adi 100 C/menit "" 30 C/menit
:/A dalam batas normal, secret &-' T intak Dsuram, retraksi D, re)lek cahaya turun S/A dalam batas normal, secret &-' T norml
PEMERIKSAAN PENUNJANG - Tes garputala "inne :/,S/positi), #eber lateralisasi ke :, S#abach : memanjang, S/ normal
O%&! t&,$ "&!t$67 #"t)$
I8. STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
A. P"+$t$$%!$+$$+
Terapinya obat tetes hidung dan antibiotik !=l e)edrin 0,F dalam larutan )isiologis. !=l e)edrin 1F dalam larutan )isiologis untuk usia diatas 1$ tahun dan orang de#asa Tujuan membuka kembali tuba eustachius yang tersumbat sehingga tekanan negati) dalam telinga tengah akan hilang. Antibiotik diberikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan tt! media yang disebabkan 2irus dan alergi &otitis media serosa'. B. P)+! T+#$%$+ M"#!
esembuhan penderita dipengaruhi oleh pembersihan telinga secara hati-hati. Pemberian antibiotika membantu bila terdapat cairan purulen.
BAB 8 PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI 19.1 C$)$ P"+:$*$$+ P)+!! K"$#$ P$!"+ ; K"&$)$ P$!"+<
Pada komplikasi otitis media bisa menyebabkan kematian ketika tidak ditangani dengan maksimal. %ejala sisa seringkali muncul pada pasien yang pernah mengalami komplikasi intrakranial. Penanganan yang adekuat terhadap penyakit primer juga sangat mempengaruhi prognosis pengobatan 19.2 T$+#$ U+t&% M")&=&% P$!"+
(eberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli T!T adalah7 1. Anak dengan <A yang lebih dari * kali dalam 4 bulan atau lebih dari 3 kali dalam 4 bulan atau lebih dari * kali dalam satu tahun $. Anak dengan e)usi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau berlubangnya gendang telinga 3. Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan sara) #ajah atau mastoiditis &mastoiditis peradangan bagian tulang tengkorak, kurang lebih terletak pada tonjolan tulang di belakang telinga' *. Anak dengan kelainan kranio)asial &kranio)asial kepala dan #ajah', sindrom :o#n, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara . <A dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap $ antibiotik
19.3 P")$+ P$!"+ ; K"&$)$ &+t&% P"+:"*,&7$+
A. Gang tidak boleh dilakukan engorek telinga dengan cutton bud, benda tajam dapat mendorong serumen semakin kedalam dapat terjadi luka pada liang telingan atau yang paling sering dijumpai cutton bud tertinggal didalam liang telinga. Tidak boleh memasukan air ketelingabila pada liang telinga terdapat serumen maka serumen akan mengembang dan menimbulkan rasa nyeri ditelinga. (. Gang sebaiknya dilakukan emeriksakan kepoli T!T atau dokter ahli T!T diperliukan alat dan keterampilan khusus untuk melihat dengan jelas b entuk,jenis dan posisi serumen serta membersihkan serumen
embersihkan telinga dengan lap basah atau handuk hanya dibagian luar telinga saja.serumen dapat keluar sendiri secara alamiah karena posisi liang telinga keba#ah, dengan gerakan mengunyah, serumen akan terba#a keluar telinga dan serumen dapat mengering karena udara. 19.4 K*%$! omplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati adalah mastoiditis atau petrositis &in)eksi pada tulang di sekitar telinga tengah', per)orasi gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar. omplikasi lebih lanjut seperti in)eksi atau peradangan ke selaput otak &meningitis' #alau jarang masih mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli juga bisa terjadi. :isarankan segera ba#a anak anda bila re#el dan memegang-megang telinga, tidak nyaman merebah demam dan keluar cairan pada telinga. (ila anda memeriksakan secara dini otitis media bisa dicegah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan paracentesis atau miringotomi. omplikasi lain yang serius adalah abirintitis &in)eksi pada kanalis semisirkuler', kelumpuhan pada #ajah, tuli dan abses otak Tanda-tanda terjadinya komplikasi antara lain sakit kepala, tuli yang terjadi secara mendadak, 2ertigo &perasaan berputar', demam dan menggigil.
19.5 P"+6"$7$+ P"+:$%t
(eberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko <A adalah 1. pencegahan SPA pada bayi dan anak-anak, $. pemberian AS minimal selama 4 bulan, 3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring, *. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok. (erenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko <A.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, $01*, Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, disi "e2isi Tahun $01*, >akarta, hal $06 dan $1H.
Tanto, =hris. i#ang, 9rans. !ani)an, Sonia. Pradipta, ka, Adip., $01*, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 8, edia Aesculapius, hal 101.
https//id.scribd.com/document/3*$H61$/gangguan-tuba-eustachius http//#ebcache.googleusercontent.com/search IJcachehttp//repository.usu.ac.id/bitstream/1$3*46H5/33514/*/=hapterF$$0.pd) https//id.scribd.com/document/3*$H61$/gangguan-tuba-eustachius http//repository.usu.ac.id/bitstream/handle/1$3*46H5/33514/=hapter F$0.pd)7jsessionidJ=11$9(365=$(0565H:$61=(seIuenceJ* http//still$0$1551.blogspot.co.id/$011/03/otitis-media-akut.html http:medlinu!.blogspot."o.id#$$%$#otitis&media&akut.html
http//di)kanurse.blogspot.co.id/$011/01/obstruksi-serumen.html