BBDM 6.1 Skenario 2 : “BAYI LAHIR MERINTIH”
Seorang perempuan baru saja melahirkan bayinya, ditolong bidan di puskesmas. Bayi lahir berat 3500 gram, merintih, tali pusat tampak layu, ari-ari menurut bidan ada pengapuran. Perempuan tersebut kontrol rutin di bidan 3x selama kehamilan, tekanan darah terakhir saat kontrol 150/90 mmHg.
STEP 1. Terminologi 1.
Bidan Federation of International Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991) dan World Health Organization atau WHO (1992) : bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan
2.
Merintih KBBI : mengerang (karena kesakitan dan sebagainya); mengeluh; mengesah.
3.
Tali pusat Jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta menghubungkan plasenta dan fetus dan fetus (janin). Fungsi dari tali pusat adalah
menjaga
viabilitas
(kelangsungan
pertumbuhan embrio pertumbuhan embrio dan janin. dan janin.
Pembuangan
hidup) senyawa
dan
memfasilitasi sisa,
serta
pengangkutan oksigen, pengangkutan oksigen, nutrisi, nutrisi, dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat tersusun dari 90% air 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago serta kartilago tulang tulang rawan sendi rawan sendi (95%).
4.
Ari-ari Suatu organ Suatu organ dalam kandungan dalam kandungan pada masa kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon. produksi hormon.
5.
Interpretasi
Berat bayi lahir 3500 gram Bayi lahir dengan berat normal (2500-4000 gram)
Bayi lahir merintih Terjadi asfiksia neonatorum
Tekanan darah ibu 150/90 mmHg Terjadi hipertensi saat kehamilan
STEP 2. Rumusan Masalah 1.
Mengapa bayi lahir merintih?
2.
Mengapa tali pusat bayi tampak layu?
3.
Mengapa terjadi pengapuran pada plasenta?
4.
Bagaimana kontrol kehamilan yang dilakukan ibu?
5.
Bagaimana dampak tekanan darah ibu yang tinggi saat kehamilan terhadap janin dan kondisi kehamilannya?
6.
Apa langkah awal yang tepat dilakukan oleh tenaga penolong persalinan dengan kondisi bayi yang asfiksia?
STEP 3. Analisis Masalah 1.
Bayi lahir merintih
Bayi lahir merintih asfiksia neonatorum : asfiksia pada bayi baru lahir, yaitu kegagalan napas spontan dan teratur yang terjadi pada bayi baru lahir atau beberapa saat setelah lahir (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Asfiksia neonatorum : gagal napas spontan hipoksia semakin progresif penimbunan CO2 bayi mengatasi dengan hiperkapnea tetap tidak teratasi asidosis kematian otak irreversibel, kegagalan organ vital seperti jantung gerakan napas berhenti, denyut jantung terus menurun, tonus neuromuskular menurun periode apnea primer (henti napas komplit).
Jika periode apnea primer diatasi dengan langkah resusitasi merangsang pernapasan spontan hanya membantu dalam waktu singkat paru-paru tetap gagal mengembang penurunan kekuatan dan frekuensi pernapasan periode apnea terminal.
2.
Tali pusat tampak layu?
3.
Pengapuran plasenta
Pengapuran plasenta : kalsifikasi plasenta bisa terjadi karena hipertensi saat kehamilan.
Hipertensi kehamilan : iskemia plasenta pengapuran plasenta : deposit kalsium berlebih pada plasenta plasenta kurang pasokan darah plasenta mati, apalagi awalnya sudah terjadi iskemia plasenta bagian plasenta yang mati digantikan jaringan ikat pasokan darah ke janin semakin menurun janin hipoksia : asfiksia neonatorum.
4.
Kontrol kehamilan 3x
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Hipertensi dalam kehamilan mengharuskan ibu untuk memperoleh asuhan antenatal sebagai upaya pendampingan untuk mencegah komplikasi ataupun bahaya yang terjadi pada saat masa kehamilan maupun proses persalinan.
Asuhan antenatal dalam program kesehatan ibu da n anak, diberi kode huruf “K” yang merupakan akronim dari “Kunjungan”. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
terdiri atas a.
K1
b.
K2
c.
K3
d.
K4
yang artinya seorang ibu hamil minimal melakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal mulai usia kehamilan 28 – 36 minggu, dan dua kali kunjungan antenatal di atas usia kehamilan 36 minggu.
5.
Hipertensi saat kehamilan 150/90 mmHg Hal.533
Vaskularisasi uterus dan plasenta : a.uterina dan a.ovarika a.arkuarta a.radialis a.basalis a.spiralis
Kehamilan normal : remodelling a.spiralis (teori invasi trofoblas) Proses remodelling : invasi trofoblas ke lapisan otot a.spiralis degenerasi otot dilatasi lumen penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, peningkatan aliran darah uteroplasenta pasokan darah banyak menunjang pertumbuhan bayi.
Hipertensi kehamilan : gagal remodelling a.spiralis iskemia plasenta oksidan radikal hidroksil (banyak mengandung peroksida lemak) toksik untuk endotel vaskular merusak membran sel, nukleus, dan protein sel endotel gangguan fungsi endotel : DISFUNGSI ENDOTEL.
Disfungsi endotel gangguan produksi prostasiklin/PGE2 : vasodilator kuat vaskular cenderung konstriksi hipertensi kehamilan.
Disfungsi endotel agregasi trombosit pada endotel yang rusak produksi tromboksan : vasokonstriktor kuat hipertensi kehamilan.
6.
Langkah awal penanganan asfiksia
Jangan tunggu penilaian apgar score untuk memberikan resusitasi. Lihat kondisi umum misal bayi merintih asfiksia neonatorum langkah resusitasi.
Ibu kehamilan dengan hipertensi resiko bayi lahir asfiksia neonatorum siapkan 2 orang ahli resusitasi dan 2 asisten.
Lihat hal.349.