SKENARIO 2
Seorang wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri saay senggama sejak melahirkan anak kedua 6 bulan yang lalu. Pasien melahirkan melahirkan secara normal, ditolong oleh bidan dan mendapat mendapat jahitan untuk robekan robekan perineum yang dialaminya. dialaminya. Terdapat Terdapat riwayat penyembuhan penyembuhan luka yang tidak baik (terinfeksi). (terinfeksi).
I.
TERMINOLOGI 1. Robekan perineum : Robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan pada umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas l uas apabila kepala janin keluar terlalu t erlalu cepat. Robekan dapat meluas pada jaringan para-rektal sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. 2. Disfungsi seksual : Kondisi seseorang yang tidak mampu untuk melakukan melakukan kegiatan seksual. Bisa menetap atau berulang baik sebagian atau keseluruhan dalam memperoleh memperoleh dan mempertahankan mempertahankan respon lubrikasi sampai berakhirnya aktifitas seksual. Dapat terjadi gangguan pada minat atau keinginan seksual, birahi atau hasrat, orgasme, orgasme, ataupun gangguan nyeri seksual. 3. Senggama : Tindakan dimana alat kelamin laki-laki dimasukkan dalam vagina (coitus/bersetubuh)
II.
RUMUSAN MASALAH 1. Apakah ada hubungan antara melahirkan dengan keluhan yang dirasakan? 2. Mengapa nyeri dirasakan saat senggama? 3. Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan? 4. Kemungkinan diagnosis sementara? 5. Kriteria penyembuhan penyembuhan luka yang baik? Komplikasi penyembuhan luka yang tidak baik dan kaitannya kaitannya dengan diagnosis sementara? sementara?
III.
ANALISIS MASALAH 1. Pasien mengalami episiotomi Perawatan luka yang tidak baik Infeksi Penyembuhan Penyembuhan luka yang tidak baik Nyeri Pada persalinan normal juga dapat terjadi robekan perineum, perineum, dipengaruhi oleh hygiene dalam penanganan post-partum. 2. Vulva - Vulva mengalami peradangan - Vulvar vestibulitis Vagina - Kurangnya lubrikasi Pelvis - Sembelit/konstipasi - Endometriosis Ketakutan akan nyeri Kurangnya lubrikasi
Respon panggul tonusnya meningkat meningkat Meningkatkan gesekan antara penis dan vulva Nyeri Vaginismus : Kontraksi otot pada 1/3 bagian luar vagina yang terjadi secara involunter yang menghalangi insersi penis Breastfeeding Hiperprolaktinemia Hiperprolaktinemia Kadar hormon androgen menurun (negative feedback mechanism) Nyeri pada introitus vagina. 3. Pemeriksaan Pemeriksaan darah rutin (evaluasi kadar serum estradiol, albumin, sex hormone binding globulin, FSH, FSH, Prolaktin), USG, colposcopic colposcopic vulva (pemeriksaan (pemeriksaan sensorik sensorik dengan menggunakan kapas lembab untuk menentukan area nyeri, dilakukan di seluruh area anogenital), Pemeriksaan dengan menggunakan Inspekulum, FSFI (Female Sexual Function Index) merupakan ukuran valid dan akurat terhadap fungsi seksual wanita diukur dalam 4 minggu terakhir. Vaginal swab yang dilanjutkan dengan pengecatan (Pemeriksaan mikrobiologis). 4. Dyspareunia : Nyeri genital yang rekuren/persisten yang terjadi sebelum/selama/sesudah hubungan seks. Entry pain bisa disebabkan karena kurangnya kurangnya lubriaksi, Injury/Trauma seperti Kecelakaan, pelvic surgery, episiotomi/robekan perineum yang kurang sempurna, inflamasi/infeksi inflamasi/infeksi dan vaginismus (pemerkosaan, mempengaruhi keadaan psikis). 5. Kriteria penyembuhan luka yang baik: Luka akibat melahirkan akan sembuh normalnya dalam 2-6 minggu. Tingkat 1 : bila perlukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum, luka lecet, tidak di perlukan jahitan Tingkat II : Perlukaan yang lebih dalam dan bisa meluas ke vagina dengan melukai fascia serta otot-otot diafragma urogenital, hendaknya dijahit secara cermat, tidak terlalu kencang karena dapat menyebabkan rongga mencegah terjadinya edema Tingkat III : Sampai merobek m.sfingter ani eksternus sehingga membutuhkan jahitan khusus (menemukan (menemukan kedua kedua ujung m.sfingter m.sfingter ani eksternus eksternus yang terputus, terputus, celah rectovaginal dibuka secara tajam dan dipisahkan dengan rektum serta diperluas ke samping. Komplikasi : melemahkan dasar panggul sehingga terjadi prolapsus genitalis, robekan perineum juga dapat menyebabkan robekan para-rektal sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Perlukaan tingkat III yang tidak ti dak dijahit menyebabkan inkontinensia alvi. Dyspareunia Disfungsi seksual Berdampak Berdampak kepada psikologis wanita. Wanita post-partum harus menjaga kebersihan luka dari jahitan dan area genitalnya untuk mencegah kemungkinan infeksi dan komplikasinya. komplikasinya. IV.
SASARAN BELAJAR 1. Anatomi dan Fisiologi Genitalia Wanita (2) Peter, Zao 2. Patogenesis dan Patofisiologi Disfungsi Seksual (2) Aron, Parintosa 3. Etiologi dan Faktor Resiko (1) Cindy 4. Pemeriksaan Penunjang (2) Vancay, Mira 5. Penatalaksanaan Medikamentosa dan Non-medikamentosa (2) Ratih, Yesha 6. Pencegahan dan Edukasi (1) Cyntia