TINJAUAN TEORITIS “SKIN DEGLOVING”
A. Defe Defeni nisi si
Skin Skin deglovi degloving ng adalah suatu keadaan dimana jaringan kulit dan subkut subkutis is tersobe tersobek k secara secara paksa paksa dari dari dasarn dasarnya ya yang yang berupa berupa fascia fascia sebagai sebagai akib akibat at traum traumaa keras keras dan dan mend mendad adak ak// shearing shearing force. force. kela kelain inan an ini ini seri sering ng dihubungkan dengan morbiditas yang tinggi, kasus ini merupakan masalah yang yang pentin penting g dan perlu perlu mendap mendapat at perhat perhatian ian.. Dalam Dalam pemerik pemeriksaan saan pertam pertamaa kasus kasus dengan dengan multipel multipel trauma, trauma, kelaina kelainan n degloving ini sering sering terlewa terlewatka tkan n terutama yang jenis closed degloving. Kalaupun degloving. Kalaupun kelainan ini terdiagnosis tapi dalam hal penanganannya tidak cukup memadai, terutama dalam penilaian vitalitas jaringan sering sulit (Smelter ! "are, #$$#%. &kibat dari masalah ini dapat meningkatkan morbiditas bahkan dapat menyebabkan kematian dan bila ditinjau dari segi biaya rumah sakit juga mening meningkat kat.. 'erlu 'erlu kirany kiranyaa mengen mengenal al hal yang yang menyang menyangkut kut patoge patogenes nesis, is, diagnosis dan penanganan dari degloving injury ini injury ini dalam menghadapi kasus trau trauma ma di unit unit gawa gawatt daru darura rat. t. Diha Dihara rapk pkan an deng dengan an ini ini dapa dapatt dice dicega gah h meningkatny meningkatnyaa morbiditas morbiditas maupun mortalitas mortalitas yang seharusnya seharusnya tidak perlu terjadi ('rice ! ilson, #$)#%. Degloving merupakan gangguan pada kulit sedikit sampai luas dengan variasi kedalaman jaringan yang disebabkan trauma ditandai dengan rusaknya struktu strukturr yang yang menghu menghubun bungka gkan n kulit kulit dengan dengan jaringa jaringan n dibawa dibawahny hnyaa ,kadan ,kadang g masih ada kulit yang melekat dan ada juga bagian yang terpisah dari jaringan dibawahnya dibawahnya.. Degloving Degloving dapat juga berhubung berhubungan an dengan dengan permukaan permukaan pada jari jaring ngan an
luna lunak, k,
tula tulang ng,,
pers persar araf afan an
atau ataupu pun n
vask vaskul uler er..
*ika *ika
trau traum ma
menyebabkan kehilangan aliran darah pada kulit, maka dapat terjadi nekrosis. +raum raumaa
degl deglov ovin ing g
ini ini
seri sering ngka kali li
memb membut utuh uhka kan n
debr debrid idem emen entt
untu untuk k
menghi menghilan langka gkan n jaring jaringan an yang yang nekros nekrosis. is. +raum +raumaa deglov degloving ing dalam dalam jumlah jumlah
1
besar disertai dengan jaringan yang lebih profunda menyebabkan jaringan terkelupas atau berupa sayatan (uttakin, #$$-%. Degloving paling sering terjadi pada daerah lengan maupun tungkai. al ini biasanya disebabkan oleh trauma mekanis, biasanya oleh karena trauma pada kendaraan bermotor, trauma akibat kipas angin. amun juga bisa akibat trauma tumpul (0airin, #$))%. B. Anatomi
Kulit merupakan bagian yang sering mengalami degloving , karena merupakan bagian dari organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dengan lingkungan hidup manusia. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif , bervariasi pada keadaan iklim , umur , seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. 1uas kulit orang dewasa ).23#m4, dengan berat kira3kira )25 berat badan. +ebalnya antara ).232 mm, bergantung pada letak kulit , umur , jenis kelamin , suhu dan keadaan gii. Kulit paling tipis di kelopak mata , penis , labium minor ,dan bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit yang tebal terdapat di telapak tangan dan kaki , punggung, bahu, bokong ('rice ! ilson, #$)#%. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu 1. Lapisan epie!mis . 1apisan epidermis merupakan epitel berlapis gepeng yang sel
6 selnya menjadi pipih bila matang dan naik ke permukaan, yang terdiri dari stratum korneum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale dengan melanosit, juga tidak terdapat pembuluh darah. 'ada telapak tangan dan kaki, epidermis sangat tebal untuk menahan robekan dan kerusakan yang terjadi pada daerah ini. 'ada bagian tubuh yang lainnya, misalnya pada bagian medial lengan atas dan kelopak mata, kulit sangat tipis. ". Lapisan e!mis. 1apisan dermis ini lebih tebal dari pada epidermis. 1apisan ini terdiri atas jaringan ikat padat yang banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik dan saraf. Dermis terdiri dari stratum papilare dan stratum retikulare. +ebalnya dermis berbeda 6 beda pada berbagai bagian tubuh dan cenderung menjadi lebih tipis pada permukaan anterior
2
dibanding dengan permukaan posterior. Dermis pada perempuan lebih tipis dibandingkan pada laki 6 laki. #. Lapisan s$%&$tis. 1apisan ini merupakan kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel 6 sel lemak. "erfungsi sebagai pengatur suhu dan pelindung bagi lapisan kulit yang lebih superficial terhadap tonjolan 6 tonjolan tulang. Di dalam dermis, sebagian besar berkas serabut 6 serabut kolagen berjalan sejajar. 7nsisi bedah pada kulit yang dilakukan disepanjang atau antara berkas 6 berkas ini menimbulkan kerusakan minimal pada kolagen sehingga luka yang sembuh dengan sedikit jaringan parut. Sebaliknya, insisi yang dibuat memotong berkas 6 berkas kolagen akan merusaknya dan menyebabkan pembentukan kolagen baru yang berlebihan sehingga terbentuk jaringan parut yang luas dan jelek. &rah berkas6berkas kolagen ini dikenal sebagai garis insisi (garis 1anger%, dan garis
6 garis ini cenderung berjalan
longitudinal pada e8tremitas dan melingkar pada leher dan batang badan. Struktur lain yang ada pada kulit yaitu kuku , folikel rambut , kelenjar sebasea dan kelenjar keringat (0airin, #$))%
'. Etio(o)i
+rauma degloving dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain karena kecelakaan lalu lintas seperti terlindas dari kendaraan atau kecelakaan akibat dari olah raga seperti roller blade, sepeda gunung, acrobat dan skate board. +rauma degloving ini mengakibatkan penurunan supplai darah ke kulit, yang pada akhirnya dapat terjadi kerusakan kulit. Degloving yang luas dan berat biasanya diakibatkan oleh ikat pinggang dan ketika tungkai masuk
3
ke roda kendaraan. &dapun penyebab lainnya bisa berupa kecelakaan pada escalator atau biasa juga disebabkan oleh trauma tumpul (Smelter ! "are, #$$#%. Degloving minimal biasa terjadi pada pasien yang sudah tua, misalnya benturan terhadap meja. Selain pada e8tremitas, degloving juga biasa terjadi pada mucosa mandibula, yang diakibatkan oleh high jump pada acrobat biking atau kecelekaan lalu lintas (Smelter ! "are, #$$#%. D. K(asifi&asi enurut 0airin (#$))% +rauma degloving dibagi # yaitu 9 ). T!a$ma e)(o*in) en)an ($&a te!t$t$p. +rauma ini jarang terjadi tapi penting diperhatikan karena terjadi pada pasien dengan multiple trauma, dimana jaringan subkutan terlepas dari jaringan dibawahnya. Klinis awalnya dari jenis ini seringkali tampak normal pada permukaan kulit, dapat disertai dengan echimosis. Dan jika tidak dikoreksi, akan menyebabkan peningkatan dari morbiditas yaitu jaringan yang terkena akan mengalami necrosis. :ntuk itu dilakukan drainase dengan membuat insisi kecil yang bertujuan untuk kompresi, karena terdapat ruangan yang terisi oleh hematome dan cairan. 1uka degloving yang tertutup terjadi jika ada kekuatan shear dengan energi yang cukup dalam waktu yang singkat sehingga kulit tidak terkelupas. +api didalamnya kadang dapat terjadi pemisahan antara jaringan dengan pembuluh darah, hal ini menyebabkan bagian yang atas dari jaringan yang terpisah menjadi nekrosis karena tidak mendapat aliran darah. Komplikasi dari traksi dapat mengakibatkan trauma degloving luka tertutup pada kulit sehingga dapat menyebabkan terjadinya lesi pada kulit. al ini mungkin disebabkan oleh usia lanjut dan kulit yang lemah. *adi pada trauma degloving tertutup jaringan subkutan terlepas dari jaringan dibawahnya, sedang bagian luar atau permukaan kulit tanpa luka atau ada luka dengan ukuran yang kecil. ". T!a$ma e)(o*in) en)an ($&a te!%$&a.
+rauma degloving ini terjadi akibat trauma pada tubuh yang menyebabkan jaringan terpisah. ;ambarannya berupa terangkatnya kulit
4
dari jaringan dibawahnya disertai dengan luka yang terbuka. 7ni merupakan trauma degloving dengan luka terbuka. E. Gam%a!an K(inis +erkelupasnya lapisan kutis dan subkutis dari jaringan dibawahnya,
dapat juga masih terdapat bagian dari kulit yang melekat, ini terjadi pada trauma degloving terbuka. ;ejala klinik yang lain dapat pula ditemukan gambaran
permukaan kulit yang normal atau dapat disertai dengan
echimosis, ini terjadi pada trauma degloving tertutup (Smelter ! "are, #$$#%. +. ,enan)anan *ika terjadi kehilangan jaringan yang luas dapat terjadi syok dilakukan penanganan dari syok. 'enanganan dari trauma degloving ini berupa kontrol perdarahan dengan membungkusnya dengan kassa steril pada luka dan sekitar luka, debridement luka dan dilakukan amputasi bila jaringan tersebut nekrosis.
+rauma
degloving
seharusnya
di lakukan
pencucian
atau
debridemen dari benda asing dan jaringan nekrotik juga dilakukan penutupan dari luka. "ila lukanya kotor maka dilakukan perawatan secara terbuka sehingga terjadi penyembuhan secara sekunder, lukanya bersih dilakukan penutupan luka primer 'ada trauma degloving tertutup sering tidak diketahui, dimana tidak terdapat luka pada kulit, yang mana jaringan subkutan terlepas dari jaringan dibawahnya, menimbulkan suatu rongga yang berisi hematoma dan cairan. 'ada degloving tertutup ini dapat dilakukan aspirasi dari hematome atau insisi kecil selanjutnya dilakukan perban kompresi. 7nsisi dan aspirasi untuk mengeluarkan darah dan lemak nekrosis, volume yang dievakuasi antara )2 3-$$ ml ( rata3rata )#$ ml %. Sedang pada trauma degloving dengan luka terbuka, yang mana terdapat avulsi dari kulit, dilakukan pencucian dari jaringan tersebut yaitu debridement dari benda asing dan jaringan nekrotik. 'ada luka yang kotor atau infeksi dilakukan rawat terbuka sehingga terjadi penyembuhan secara sekunder. Kulit dari degloving luka yang terbuka dapat dikembalikan pada tempatnya seperti skin graft dan dinilai tiap hari ,keadaan dari kulit tersebut. *ika kulit menjadi
5
nekrotik, maka dilakukan debridemen dan luka ditutup secara split thickness skin graft. +erapi degloving yang sekarang dipakai adalah Dermal
ull +hickness Skin ;raft (>+S;%, Split +hickness Skin ;raft (S+S;% , 'edical >lap atau ikrovascular >ree >lap. 'enggunaan D<+ merupakan terapi terbaik untuk trauma degloving dan juga dapat dipertimbangkan sebagai terapi, jika terdapat kehilangan jaringan sekunder yang bisa menyebabkan avulsi. Sebelum dilakukan >+S; dan S+S;, diperlukan tindakan berupa mempersiapkan daerah luka dengan ?acum &ssisted @losure ( ?&@ %. +iga minggu setelah terapi ?&@, maka pada daerah luka terjadi revascularisasi disertai dengan terbentuknya jaringan granulasi sehingga siap untuk di graft. "iasanya pada degloving yang luas, terjadi drainase yang berlebihan, resiko kontaminasi bakteri yang luas dan cenderung menyebabkan luka yang avaskuler . Ketiga hal tersebut mengakibatkan sukar sembuh pada luka yang telah dilakukan skin graft. Aleh karena itu dengan ?&@ diharapkan drainase lebih terkontrol, kontaminasi bakteri menurun serta terjadi stimulasi jaringan granulasi pada dasar luka (uttakin, #$$-%. G. ,!o)nosis "agian yang hilang pada degloving tidak dapat tumbuh kembali .*ika terjadi kehilangan jaringan yang minimal, biasanya akan mengering dan sembuh sendiri ('rice ! ilson, #$)#%. II. ,ROSES ,EN-EBU/AN LUKA
'enyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan respons vaskular, aktivitas seluler dan substansi mediator di daerah luka. Setiap proses penyembuhan luka akan melalui B tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta tergantung pada jenis dan derajat luka. Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami B tahap atau fase yaitu9 1. +ase inf(amasi
>ase ini terjadi sejak terjadinya luka hingga sekitar hari kelima. Dalam fase inflamasi terjadi respons vaskular dan seluler yang terjadi akibat
6
luka atau cedera pada jaringan yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan membersihkan daerah luka dari benda asing, sel3sel mati dan bakteri. 'ada awal fase inflamasi, terputusnya pembuluh darah akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha untuk menghentikannya (hemostasis%, dimana dalam proses ini terjadi9
Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi% &gregasi (perlengketan% platelet/trombosit dan pembentukan jala3jala
fibrin &ktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah. 'roses tersebut berlangsung beberapa menit dan kemudian diikuti
dengan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah, penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah% setempat yang menyebabkan edema (pembengkakan%. Selain itu juga terjadi rangsangan terhadap ujung saraf sensorik pada daerah luka. Sehingga pada fase ini dapat ditemukan tanda3tanda inflamasi atau peradangan seperti kemerahan, teraba hangat, edema, dan nyeri. &ktivitas seluler yang terjadi berupa pergerakan sel leukosit (sel darah
putih% ke lokasi luka dan
penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh leukosit. ". +ase p!o(ife!asi
>ase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, yang berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar akhir minggu ketiga. 'ada fase ini, sel fibroblas berproliferasi (memperbanyak diri%. >ibroblas menghasilkan mukopolisakarida, asam amino dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen yang akan mempertautkan tepi luka. >ase ini dipengaruhi oleh substansi yang disebut growth factor .
'ada fase ini terjadi proses9
&ngiogenesis Caitu proses pembentukan kapiler baru untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka. &ngiogenesis distimulasi oleh suatu growth factor yaitu +>3alpha# (+umor ecrosis >actor 6alpha #%. 7
;ranulasi yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada dasar luka dengan permukaan yang berbenjol halus (jaringan granulasi%. Kontraksi 'ada fase ini, tepi3tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka. 'roses ini kemungkinan dimediasi oleh +;>3beta (+ransforming
;rowth >actor3beta%. (=pidermal ;rowth >actor % berperan utama dalam proses ini.
>ase maturasi atau remodelling >ase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan3bulan. +ujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan yang lebih kuat dan berkualitas. 'embentukan kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi menjadi kolagen yang lebih matang. 'ada fase ini terjadi penyerapan kembali sel3sel radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis. 'ada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Selain pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enim kolagenase. :ntuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan
jaringan
parut
atauhypertrophic
scar ,
sebaliknya
8
produksi kolagen yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka tidak akan menutup dengan sempurna.
KONSE, ASU/AN KE,ERA0ATAN A. ,en)&aian Kepe!a2atan
'engkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah3 masalah
klien
sehingga
dapat
memberikan
arah
terhadap
tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. +ahap ini terbagi atas9 (+aylor !
)% 7dentitas Klien
9
eliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis. #% Keluhan :tama 'ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. :ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan9 a% 'rovoking Incident 9 apakah ada peristiwa yang menjadi faktor memperberat dan faktor yang memperingan/ mengurangi nyeri b% uality of 'ain9 seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. &pakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. c%
seberapa
jauh
rasa
sakit
mempengaruhi
kemampuan fungsinya. e% +ime9
berapa
lama
nyeri
berlangsung,
kapan,
apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. B%
10
E%
%. ,o(a3,o(a +$n)si Kese4atan
)% 'ola 'ersepsi dan +ata 1aksana idup Sehat 'ada kasus skin degloving akan timbul ketidakadekuatan akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan
untuk
membantu
penyembuhan
kulitnya. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebias aan hidup klien seperti
penggunaan
metabolisme
obat
kalsium,
steroid
yang
pengkonsumsian
dapat alkohol
mengganggu yang
bisa
mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak #% 'ola utrisi dan etabolisme
11
'ada klien skin degloving harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari3harinya seperti kalsium, at besi, protein, vit. @ dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan kulit dan tulang. =valuasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien. B% 'ola =liminasi :ntuk kasus multiple ftaktur dan skin degloving , misalnya fraktur humerus dan fraktur tibia tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. 'ada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. E% 'ola +idur dan 7stirahat Semua klien skin degloving timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur. 2% 'ola &ktivitas Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien, seperti memenuhi kebutuhan sehari hari menjadi berkurang. isalnya makan, mandi, berjalan sehingga kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. F% 'ola ubungan dan 'eran
12
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat inap, klien biasanya
merasa
rendah
diri
terhadap
perubahan
dalam
penampilan, klien mengalami emosi yang tidak stabil. G% 'ola 'ersepsi dan Konsep Diri Dampak yang timbul pada klien skin degloving yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat kerusakan kulitnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan gangguan citra diri. -% 'ola Sensori dan Kognitif 'ada klien skin degloving daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat skin degloving. H% 'ola
beribadah
dengan baik terutama
frekuensi
dan
konsentrasi. al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.
". ,eme!i&saan +isi&
13
Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata% untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis%. al ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam. a. Gam%a!an Um$m
'erlu menyebutkan9 )% Keadaan umum9 baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda3 tanda, seperti9 #% Kesadaran penderita9 a% @omposmentis9 berorientasi segera dengan orientasi sempurna b% &patis 9 terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan pemeriksaan penglihatan , pendengaran dan perabaan normal c% Sopor9 dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan terus menerus d% Koma9 tidak ada respon terhadap rangsangan e% Somnolen9 dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh dan menjawab pertanyaan, bila rangsangan berhenti pasien tidur lagi. B% Kesakitan, keadaan penyakit9 akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut, spasme otot, dan hilang rasa. E% +anda3tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk. 2% eurosensori, seperti kesemutan, kelemahan, dan deformitas. F% Sirkulasi, seperti hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas%, hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah%, penurunan nadi pada bagian distal yang cidera, capilary refil melambat, pucat pada bagian yang terkena, dan masa hematoma pada sisi cedera. G% Keadaan 1okal 'emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut 9
14
a% 1ook (inspeksi%. 'erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain sebagai berikut 9 ()% Sikatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi%. (#% >istula warna kemerahan atau kebiruan (livide% atau hyperpigmentasi. (B% "enjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal3hal yang tidak biasa (abnormal% (E% 'osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas% (2% 'osisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa% b% >eel (palpasi% 'ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi%. 'ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. Cang perlu dicatat adalah9 ()% 'erubahan suhu disekitar trauma (hangat% dan kelembaban kulit. Capillary refill time ormal (B 6 2% detik (#% &pabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian (B% yeri tekan (tenderness%, krepitasi, catat letak kelainan ()/B proksimal, tengah, atau distal% (E% Atot9 tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa status neurovaskuler. &pabila ada benjolan,
maka
sifat
benjolan
perlu
dideskripsikan
permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya. (2% Kekuatan otot (@arpenito, )HHH% 9 )
I otot tidak dapat berkontraksi
15
#
I kontraksi sedikit dan ada tekanan waktu jatuh
B
I mampu menahan gravitasi tapi dg sentuhan jatuh
E
I kekuatan otot kurang
2
I kekuatan otot utuh (2%.
c% ove (pergerakan terutama lingkup gerak% Setelah
melakukan
pemeriksaan
feel,
kemudian
diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. 'encatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. ;erakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik $ (posisi netral% atau dalam ukuran metrik. 'emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas% atau tidak. 'ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. (&rif uttaJin, #$$- %
#. ,eme!i&saan Dia)nosti& a. ,eme!i&saan Raio(o)i
Sebagai
penunjang,
pemeriksaan
yang
penting
adalah
pencitraanL menggunakan sinar rontgen ( Sinar3M %. :ntuk mendapatkan gambaran B dimensi keadaan dan kedudukan jaringan kulit dan sub kutis yang sulit. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus% ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. 'erlu disadari bahwa permintaan Sinar3M harus atas dasar indikasi kegunaan. 'emeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. al yang harus dibaca pada Sinar3M mungkin dapat di perlukan teknik khusus, seperti hal3hal sebagai berikut (uttakin, #$$-% )% +omografi9 menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. 'ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
16
#% yelografi9 menggambarkan cabang3cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma. B% &rthrografi9 menggambarkan jaringan3jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa. E% @omputed +omografi3Scanning9 menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
%. ,eme!i&saan La%o!ato!i$m
)% Kalsium Serum dan >osfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. #% &lkalin >osfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang. =nim otot seperti Kreatinin Kinase, 1aktat Dehidrogenase (1D32%, &spartat &mino +ransferase
(&S+%,
&ldolase
yang
meningkat
pada
tahap
penyembuhan tulang B% ematokrit dan leukosit akan meningkat
5. ,eme!i&saan (ain3(ain
)% 'emeriksaan
mikroorganisme
kultur
dan
test
sensitivitas9
didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi. #% "iopsi tulang dan otot9 pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih diindikasikan bila terjadi infeksi. B% =lektromyografi9
terdapat
kerusakan
konduksi
saraf
yang
diakibatkan fraktur. E% &rthroscopy9 didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan. 2% 7ndium 7maging9 pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang. F% <79 menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
17
B. Dia)nose Kepe!a2atan
&dapun diagnosa keperawatan yang laim dijumpai pada klien skin degloving adalah sebagai berikut9 (ilikson ! &hern, #$)#%. ). yeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, kerusakan jaringan kulit, stress/ansietas. #.
mobilitas
fisik
berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskular, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi% E. ;angguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan kulit akibat cidera. 2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular, penurunan kekuatan dan kesadaran, serta kehilangan kontrol otot. F.
18
Dafta! ,$sta&a
uttakin, &. (#$$-%. Buku ajar sistem muskuloskeletal. *akarta9 Salemba edika. 'rice, S. &., ! ilson, 1. . (#$)#%. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit volume 1 edisi 6. *akarta9 =;@. Smelter, S. @., ! "are, ". ;. (#$$#%. Buku ajar keperaatan medikal !edah. *akarta9 =;@. +aylor, @. ., !
19