BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tidu Tidurr meru merupa paka kan n kebu kebutu tuha han n dasa dasarr yang yang dibu dibutu tuhk hkan an oleh oleh semu semuaa manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang sehat maupun yang yang sakit sakit (A. Alimul Alimul Aziz, Aziz, 2008). 2008). Secara Secara statis statistik tik,, dilapo dilaporka rkan n bahwa bahwa sebagian besar orang dewasa yang sehat tidur selama 7,5 jam setiap hari. Kuantitas dan kualitas tidur beragam di antara orang-orang dari semua kelompok usia (A. Alimul Aziz, 2008). Namun, yang menjadi masalah dalam tidur adalah kualitas, bukan kuantitasnya dimana, enam jam tidur nyenya nyenyak k lebih lebih baik baik daripa daripada da delapa delapan n jam tidur tidur dengan dengan bantua bantuan n obatobatobatan obatan atau tidur tidur tidak tidak tenang tenang (Rosem (Rosemary ary Nicol, Nicol, 1991). 1991). Tidur Tidur dengan dengan kuantitas lima atau enam jam, namun terbangun dengan segar keesokan harinya itu berarti kualitasnya tercapai. Dala Dalam m kead keadaan aan saki sakitt apab apabil ilaa meng mengal alami ami kuran kurang g tidu tidurr dapa dapatt memperpanjang waktu pemulihan sakit (Hudak & Gallo, 1997). Selain itu, tidur tidur diperca dipercaya ya mengko mengkontr ntribu ibusi si pemuli pemulihan han fisiol fisiologi ogiss dan psikol psikologi ogiss (Oswald, 1984; Anch dkk, 1988). Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai salah satunya dari hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar
1
2
mata, memulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah, mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir, bicara, dan lain-lain (Aziz Alimul hidayat, 2008). Dipe Diperk rkir irak akan an tiap tiap tahun tahun 20%20%-40 40% % oran orang g dewa dewasa sa meng mengal alam amii kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius (Nurmiati Amir Amir,,
2007 2007). ). Prev Preval alen ensi si gang ganggu guan an tidu tidurr
seti setiap ap tahu tahun n
cend cender erun ung g
mening meningkat kat,, hal ini juga juga sesuai sesuai dengan dengan pening peningkat katan an usia usia dan berbag berbagai ai penyebabnya. Menurut data Internasional Of Sleep Disorder , prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur yaitu sindroma kaki gelisah (5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65%) (Dr. Iskandar Japardi, 2002). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada pasien rawat inap di ruang Mawar RSUP NTB pada 7 Januari 2010, di dapatkan hasil bahwa bahwa 2 dari 3 pasien pasien DM mengalami mengalami gangguan kualitas kualitas tidur. tidur. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa, keluasan perubahan tidur bergantung pada status fisiologis, psikologis, dan dan lingkungan fisik klien (Fundamenta (Fundamentall Keperawatan Keperawatan Vol. 2, 2005). Dari data tanggal tanggal 1 Februari 2010 didapatkan total jumlah pasien DM yang rawat inap di ruang Mawar RSUP NTB 3 bulan terakhir yaitu 22 pasien. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidu tidur. r. Fakt Faktor or fisik fisik meli melipu puti ti rasa rasa nyeri nyeri,, seda sedang ngka kan n fakt faktor or psik psikol olog ogis is meliputi depresi, kecemasan, ketakutan dan tekanan jiwa. Klien yang sakit
3
seringkali seringkali membutuhk membutuhkan an lebih banyak tidur dan istirahat istirahat dibanding dibandingkan kan dengan dengan klien klien yang yang sehat. sehat. Klien Klien dengan dengan hospi hospital talisa isasi si sering seringkal kalii sulit sulit beristirahat karena ketidakpastiaan tentang status kesehatan/penyakit fisik dan prosedur diagnostik yang mereka jalani (Priharjo, 1996). Masalah gangguan tidur pada pasien DM muncul selain karena kecema kecemasan san akan akan hal yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan penyak penyakitn itnya, ya, namun namun juga juga dikarenakan adanya nocturnal urine nocturnal urine . Pada klien dengan DM, tidur menjadi sangat sangat pentin penting g karena karena kekura kekuranga ngan n tidur tidur akan akan mempen mempengar garuhi uhi aktivi aktivitas tas pankreas dalam mengahasilkan insulin. Dalam hal ini tidur menjadi sangat penti penting ng untuk untuk mengem mengembal balika ikan n fungsi fungsi pankre pankreas, as, atau minimal minimal untuk untuk mempertahan mempertahankan kan fungsi fungsi insulin insulin klien saat itu. Akademi pengobatan pengobatan tidur Amerik Amerikaa ( Ameri melaporka rkan n American can Academ Academyy of Sleep Sleep Medic Medicine ine /AASM /AASM ) melapo bertambahnya bukti berkaitan dengan kurangnya tidur dan gangguan tidur dapat dapat berkem berkemban bang g bahkan bahkan memper memperbur buruk uk diabet diabetes. es. Pada Pada klien klien dengan dengan hospit hospitali alisas sasi, i, aktivi aktivitas tas cender cenderung ung tergang terganggu gu dikaren dikarenaka akan n terapi, terapi, dan kond kondis isii fisi fisik k dari dari klie klien n itu itu send sendir irii yang yang tida tidak k memu memung ngki kink nkan an untu untuk k melak melakuk ukan an lati latiha han n fisi fisik. k. Aktiv Aktivit itas as yang yang terat teratur ur dan dan lati latiha han n dapa dapatt meningkatka meningkatkan n sensitivit sensitivitas as insulin insulin dan toleransi toleransi glukosa. glukosa. Olahraga Olahraga akan mening meningkat katkan kan sensit sensitivi ivitas tas insuli insulin n dan akan akan memban membantu tu insuli insulin n untuk untuk memindahkan glukosa ke otot (Brian J. Sharkey, 2003).
Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap tidur klien, teru teruta tama ma
peng pengaru aruh h yang yang posi positi tiff adal adalah ah lati latiha han n fisik fisik.. Isti Istila lah h latih latihan an
digunakan dalam arti, pengulangan gerakan-gerakan secara sistematik dan
4
teratur dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik seseorang (Walter Noder., M. D., 1983:11). Melakukan gerakan badan secara teratur akan membuat otot-otot tubuh menjadi kuat, jantung dan sirkulasi darah bekerja dengan baik, dan menghilangkan ketegangan. Kontraksi dan relaksasi otot berirama mengurangi ketegangan dan menyiapkan tubuh untuk beristirahat (Hoch dan Reynolds, 1986).
Olahraga secara teratur sangat baik untuk melancarkan peredaran darah. Selain itu, biasanya kantuk lebih mudah datang saat tubuh lelah. Latihan Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin mendingin dan dan memp memper erta taha hank nkan an suat suatu u kead keadaa aan n kelel kelelah ahan an yang yang meni mening ngka katk tkan an relaksasi relaksasi (Fundamen (Fundamental tal Keperawatn Keperawatn Vol. 2, 2005). 2005). Relaksasi Relaksasi memberi memberi respon melawan mass discharge (pelepasan impuls secara massal). Pada respon stres dari sistem saraf simpatis, perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan corticotropin Releasing Factor (CRF). Sela Selanj njut utny nya, a,,,
CRF CRF (Cortoc Cortocotr otropi opin n
merang ngsa sang ng Reale Realeasi asing ng Factor Factor ) mera
kelenjar kelenjar pituitari pituitari untuk untuk meningkatk meningkatkan an produksi produksi Iproopioidmelanocortin (POMC), sehingga produksi enkephalin oleh medula adrenal meningkat. Kele Kelenj njar ar
pitui ituita tari ri
juga juga
meng enghasi hasilk lkan an
β
endorphin
neur neurot otra rans nsmi mitte tterr yang yang memp mempen enga garu ruhi hi suas suasan anaa hati hati menj menjad adii
sebagai rile rileks ks
(Mellysa, 2004). Dari apa yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa menjaga kebutuhan istirahat tidur serta pemilihan jenis aktivitas menjadi penting pada klien yang sedang menjalani hospitalisasi, hospitalisasi, dengan keterbatasan keterbatasan dari
5
klien sendiri dalam melakukan aktivitas terutama latihan fisik. Latihan rentang gerak ROM ( Rage of Motion) dipilih dipilih menjadi menjadi aktifitas aktifitas yang akan digu diguna naka kan n karen karenaa
meny menyes esua uaik ikan an deng dengan an kema kemamp mpua uan n klien klien untu untuk k
melakukan rentang gerak. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eni Kusyati (2006), bahwa ”ROM ( Rage of Motion) merupakan gerakan isoton isotonic ic (terjad (terjadii kontraa kontraaksi ksi dan perger pergeraka akan n otot) otot) yang yang dilaku dilakukan kan klien klien dengan dengan mengge menggerak rakkan kan masing masing-mas -masing ing persen persendia diann nnya ya sesuai sesuai dengan dengan rent rentan ang g gera gerak k yang yang norm normal al”, ”, seda sedang ng diat diatas as tela telah h diur diuraik aikan an bahw bahwaa Kont Kontra raks ksii dan dan relak relaksa sasi si otot otot beri berira rama ma meng mengur uran angi gi kete ketega gang ngan an dan dan menyiapkan tubuh untuk beristirahat (Hoch dan Reynolds, 1986). Sebuah penelitian penelitian terdahulu oleh ahli dari Monash University di Melbrourne dan
University University of Auckland membuktikan bahwa aktivitas fisik (dengan obyek pen penel eliti itian an anak anak)) tida tidak k hany hanyaa seba sebaga gaii saran saranaa kebu kebuga garan ran,, kese keseha hata tan n kardio kardiovas vaskul kular, ar, dan mengon mengontro troll berat, berat, namun namun juga juga untuk untuk tidur tidur (Healt (Healt Today Indonesia, 2009). Berdasarkan hal diatas, penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh Pemberian Aktivitas ROM ( Rage of Motion ) Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Klien Diabetes Melitus di Ruang Kenanga dan Mawar RSUP NTB“ guna mengetahui seberapa jauh pengaruh pemberian aktivitas, khususnya ROM ( Rage Rage of Motion) ini dalam memenuhi kebutuhan tidur khususnya kualitas tidur klien Diabetes Melitus dan hal ini merupakan kompetensi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
6
1.2
RUMUSAN MA MASALAH
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh pemberian aktivitas ROM ( Rage Rage of Motion) terhadap perubahan kualitas tidur pasien Diabetes Mellitus di ruang Mawar RSUP NTB?
1.3
TUJUAN PENELITIAN 1.3.1
Tujuan Umum
Menge Mengeta tahu huii apak apakah ah ada ada peng pengaru aruh h pemb pemberi erian an akti aktivi vita tass ROM ( Rage Rage of Motion) terhadap perubahan kualitas tidur pasien Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUP NTB. 1.3.2 .3.2
Tujjuan Tu uan Khusu usus
1. Mengi Mengide dent ntif ifik ikas asii kual kualit itas as tidu tidurr pada pada pasi pasien en DM sebe sebelu lum m dan sesuda sesudah h dilaku dilakukan kan pember pemberian ian aktivi aktivitas tas ROM ( Rage Rage of
Motion ). 2. Mengan Menganalis alisaa pengaruh pengaruh pembe pemberia rian n aktivita aktivitass ROM ( Rage of
Motion ) terhadap perubahan kualitas tidur pada pasien DM.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Teoritis Diha Diharap rapka kan n deng dengan an adan adanya ya pene peneli liti tian an ini ini dapa dapatt memb memberi erika kan n kont kontri ribu busi si dala dalam m perk perkem emba bang ngan an ilmu ilmu baru baru dalam dalam pemb pemberi erian an asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan tidur.
7
1.4.2 Praktis 1. Hasil Hasil peneliti penelitian an ini diharap diharapkan kan dapat dapat memberik memberikan an masukan masukan dan bahan pertimbangan untuk alternnatif pemberian asuhan keperawatan pasien dengan gangguan tidur. 2. Hasil Hasil pene peneli litia tian n ini ini diha diharap rapka kan n dapa dapatt digu diguna naka kan n seba sebaga gaii data dasar, acuan atau informasi untuk penelitian selanjutnya. 3. Hasil Hasil pene peneli litia tian n ini ini diha diharap rapka kan n dapa dapatt dija dijadi dika kan n tind tindak akan an mandiri bagi pasien dengan gangguan tidur. Memberikan masukan pada masyarakat tentang pentingnya meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n tidu tidurr dan dan lati latiha han n fisik fisik untu untuk k menc mencap apai ai kualitas tidur yang diharapkan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2.1
KONS ONSEP TIDUR DUR 2.1. 2.1.1 1 Defi Defini nisi si Tid Tidur ur
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketena ketenanga ngan n tanpa tanpa kegiat kegiatan an yang yang merupa merupakan kan urutan urutan siklus siklus yang yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto,Wartonah, 2004). Tidu Tidurr dief diefin inis isik ikan an seba sebaga gaii suat suatu u kead keadaan aan bawa bawah h sada sadar r dima dimana na oran orang g ters terseb ebut ut dapa dapatt diba dibang ngun unka kan n deng dengan an pemb pemberi erian an rang rangsa sang ngan an sens sensor orik ik atau atau deng dengan an rang rangsa sang ng lain lainny nyaa (Ath (Athur ur C. Guyton, 1997). 2.1.2 .1.2
Fis Fisiolo iologi gi Tid Tidur ur
Pengaturan tidur dikarenakan adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur diatur oleh oleh system system pengak pengaktifa tifan n retikul retikulari ariss yang yang merupa merupakan kan system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan system kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan pengaturan kewaspadaan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular reticular activating activating system (RAS) dapat dapat member memberika ikan n rangsa rangsanga ngan n visual visual,, penden pendengar garan, an, nyeri nyeri dan
8
9
pera peraba baan an juga juga dapa dapatt mene menerim rimaa stim stimul ulas asii dari dari korte korteks ks sereb serebri ri ternas ternasuk uk rangsa rangsanga ngan n emosi emosi dan proose proosess pikir. pikir. Dalam Dalam keadaa keadaan n sadar, neuron dalam RAS akan melepasakan katekolamin seperti nore norepi pine nepr prin in.. Demi Demiki kian an juga juga pada pada saat saat tidu tidur, r, kemu kemung ngki kina nan n disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berad rada
di
pons
dan
batang
otakk akk
tengah, ah,
yaitu bulbar
sedangkan bangun tergantung dari synchronizing synchronizing regional (BSR), sedangkan keseim keseimban bangan gan impuls impuls yang diterim diterimaa
dipusa dipusatt otak otak dan sistem sistem
limbik. dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (A. Aziz Alimul, 2008). 2.1.3 .1.3
Kua Ku alit litas tidur idur
Makna dasar tidur adalah suatu keadaan dimana otak dan tubuh diberi diberi kesempatan kesempatan untuk beristirahat. beristirahat. Definisi Definisi tidur sebenarnya yang yang diteri diterima ma umum umum adalah adalah kualit kualitas as dan kuanti kuantitas tas tidur tidur yang yang diperlukan untuk menjaga kesigapan selama bangun tidur (Yolanda Amrita, 2009). Banyak ilmuwan mengatakan rata-rata tidur yang disyaratkan adalah tujuh sampai dengan delapan jam. Namun yang yang menjadi masalah adalah kualitas tidur, bukan kuantitasnya. Enam jam tidur nyenyak dan terbangun dengan segar jauh lebih baik bagi daripada daripada delapan jam tidur dengan dengan bantuan bantuan obat-obatan atau tidur tidak tenang (Nicol Rosemary, 1991) . Kualitas tidur menunjukkan
10
adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat yang sesuai dengan kebutuhannya (A. Aziz Alimul, 2008). Sebagian orang secara genetic tergolong aktif dipagi hari dan lainnya di malam hari. Ada yang tidurnya pendek dan ada pula yang tidurnya panjang. Sebagian orang membutuhkan tidur lebih banyak dari rata-rata orang, dan sebagiannya lagi untuk kembali merasa segar dan bertenaga membutuhkan tidur kurang dari ratarata rata.. Dala Dalam m tidu tidurr buka bukan n hany hanyaa seke sekeda darr dili diliha hatt dari dari laman lamanya ya seseor seseorang ang tidur, tidur, tetapi tetapi kualit kualitasn asnnya nya.. Kendat Kendatii tidur tidur lama, lama, belum belum tent tentu u oran orang g ters terseb ebut ut mera merasa sa cuku cukup p tidu tidur. r. Keti Ketika ka sese seseor oran ang g terbangun dari tidurnya dan merasa bugar, hal itu menandakan ia mendapatkan tidur yang berkualitas. 2.1. 2.1.4 4
Klas Klasif ifik ikas asii Tidu Tidurr
Terdapat berbagai tahap dalam tidur, dari tidur yang sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam; para peneliti tidur juga membagi tidur dalam dalam dua tipe
yang yang secara keselur keseluruha uhan n berbed berbeda, a, yang memilik memilikii
kualitas yang berbeda pula, yaitu: 1. NREM NREM (Non (Non Rapid Rapid Eye Moveme Movement) nt) Tahap tidur ini dapat juga disebut sebagai tidur gelombang lambat. lambat. Dinamakan Dinamakan tidur gelombang gelombang lambat karena pada tahap ini gelo gelomb mban ang g otak otakny nyaa sang sangat at lamb lambat at,, yang yang dapa dapatt dihu dihubu bung ngka kan n dengan dengan penuru penurunan nan tonus, tonus, penuru penurunan nan darah darah perifer perifer dan fungsi fungsi-fungsi vegeatif tubuh lainnya. Selain itu, tekanan darah, frekwensi
11
pernapasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 1030 %. Ciri-ciri tidur non-REM yaitu betul-betul istirahat penuh, tekana tekanan n darah darah menuru menurun, n, frekwen frekwensi si napas napas menuru menurun, n, perger pergeraka akan n bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun. Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui elektroenchephalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu: pertama, kewaspadaan penuh penuh dengan dengan gelomb gelombang ang betha betha yang yang berfrek berfrekwen wensi si tingg tinggii dan bervoltase rendah; kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan pada gelombang alpha; ketiga, tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alpha sejenis tetha atau delta yang bervoltase rendah; dan ke empat, empat, tidur tidur nyenya nyenyak k karena karena gelomb gelombang ang lambat lambat dengan dengan gelombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2/detik.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat: a.
Tahap I
Tahap satu merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan dengan ciri ciri rileks rileks,, masih masih sadar sadar dengan dengan lingku lingkunga ngan, n, merasa merasa mengan mengantuk tuk,, bola bola mata mata berger bergerak ak dari dari sampin samping g ke sampin samping, g, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
12
b. Tahap II Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menuru menurun n dengan dengan ciri mata mata pada pada umumn umumnya ya menetap menetap,, denyut denyut jan jantu tung ng dan dan frek frekue uens nsii napa napass menu menuru run, n, temp temper eratu aturr tubu tubuh h menuru menurun, n, metabo metabolis lisme me menuru menurun, n, berlan berlangsu gsung ng pendek pendek dan berakhir 10-15 menit. c.
Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi system saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun. d.
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jan jantu tung ng dan dan pern pernap apas asan an turu turun, n, jaran jarang g berg berger erak ak dan dan suli sulitt diba dibang ngun unka kan, n, gera geraka kan n bola bola mata mata cepa cepat, t, sekr sekres esii lamb lambun ung g menurun, serta tonus otot menurun.
2. REM ( Rapid Eye Movement ) Disebut
juga
sebaga agai
tidur
para aradoks
yang
dapat
berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, dan rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan akan tetapi tetapi apabil apabilaa kondis kondisii oang oang sangat sangat lelah, lelah, maka maka awal awal tidur tidur
13
sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri dari tidur jenis ini adalah: a. Biasan Biasanya ya dise disertai rtai dengan dengan mimpi mimpi akti aktif. f. b. b. Lebi Lebih h suli sulitt diba dibang ngun unka kan n dari daripa pada da sela selama ma tidu tidurr nyen nyenya yak k gelombang lambat. c. Tonus
otot
selama
tidur
nyeny enyak
sangat
tertekan,
menunj menunjukk ukkan an inhibi inhibisi si kuat kuat proyek proyeksi si spinal spinal atas sistem sistem pengaktifasi retikularis. d. Frekwensi Frekwensi jantung jantung dan dan pernapa pernapasan san menjadi menjadi tidak teratur. teratur. e. Pada Pada otot perife periferr terjadi terjadi beberap beberapaa gerakan gerakan otot otot yang tidak tidak teratur. f. Mata cepa cepatt menutu menutup p dan terb terbuka uka,, nadi nadi cepat cepat dan irreg irregula ular, r, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat. g. Tidur Tidur ini penting penting untuk untuk keseim keseimban bangan gan mental, mental, emosi, emosi, juga juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
14
Bangun
NREM I
REM
NREM II
NREM II
NREM III
NREM III
NREM II
NREM IV
Gambar 2.1 Siklus tidur, sumber A. Aziz Alimul (2008)
2.1.5 2.1.5
Fungsi Fungsi dan dan Tuju Tujuan an Tidur Tidur (A. (A. Alimu Alimull Hiday Hidayat, at, 2006 2006))
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan ment mental al,,
emos emosio iona nal, l,
kese keseha hata tan, n,
meng mengur uran angi gi
stre stress
pada pada
paru paru,,
kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis fisiologis dari tidu, yaitur: 1. Efek Efek pada pada sist sistem em sara saraf, f, yang yang dipe diperk rkir irak akan an dapa dapatt memu memuli lihk hkan an kepeka kepekaan an normal normal dan keseim keseimban bangan gan dianta diantara ra berbag berbagai ai susuna susunan n saraf. 2. Efek Efek pada pada stru strukt ktur ur tubu tubuh, h, deng dengan an memu memuli lihk hkan an kese kesega gara ran n dan dan fungsi dalam organ tubuh, karena selama tidur terjadi penurunan.
15
2.1. 2.1.6 6
Tand Tanda a Klin Klinis is Gang Ganggu guan an Tidu Tidurr (A. (A. Aziz Aziz Alim Alimul ul Hida Hidaya yat, t,
2006)
1. Hila Hilang ngny nyaa pera perasa saan an seg segar ar 2. Gelisah 3. Lesu 4. Apatis 5. Kehi Kehita tama man n daera daerah h sekit sekitar ar mata mata 6. Kelo Kelopa pak k mata mata beng bengka kak k 7. Konj Konjun ungt gtiv ivaa mat mataa mer merah ah 8. Mata pe perih 9. Tidak Tidak dapa dapatt berko berkonse nsentr ntrasi asi penuh penuh 10. Gangguan Gangguan bicara dan proses proses pikir.
2.1.7 2.1.7
Fakto Faktor-F r-Fakt aktor or Yan Yang g Mempe Mempenga ngaruh ruhii Tidur Tidur
Kualitas Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruh dipengaruhii oleh beberapa faktor. Kualitas dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhnya (A. Aziz Alimul Alimul Hidayat, Hidayat, 2006). 2006). Faktor-fakto Faktor-faktorr yang dapat mempengaru mempengaruhinya hinya adalah: 1. Penyakit Sakit Sakit dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi kebutu kebutuhan han tidur tidur seseor seseorang ang.. Banyak Banyak penyakit penyakit yang memperbesar memperbesar kebutuhan kebutuhan tidur, misalnya misalnya pen penya yaki kitt yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh infek infeksi si (inf (infek eksi si limf limfa) a) akan akan
16
memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak biasa tidur. 2. Lati Latiha han n dan dan Kelel Kelelah ahan an Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dike dikelu luark arkan an.. Hal Hal terse tersebu butt terli terliha hatt pada pada sese seseor oran ang g yang yang telah telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek. 3. Stre Stress Psik Psikol olog ogis is Kondis Kondisii psikol psikologi ogiss dapat dapat terjadi terjadi pada pada seseor seseorang ang akibat akibat kete ketega gang ngan an jiwa jiwa.. Hal Hal ters terseb ebut ut terl terlih ihat at keti ketika ka sese seseor oran ang g yang yang memiliki masalah psikologi mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. 4. Obat Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic yang menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat apat menek enekan an REM ( Rap ), kafe kafein in dapa dapatt Rapid id Eye Eye Move Moveme ment nt meningkatka meningkatkan n saraf simpatis yang menyebabkan menyebabkan kesulitan kesulitan untuk tidu tidur, r, golo golong ngan an beta beta blok bloker er dapa dapatt bere berefe fek k pada pada timb timbul ulny nyaa
17
insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM ( Rapid Eye
Movement ) sehingga mudah mengantuk. 5. Nutrisi Terp Terpen enuh uhin inya ya
kebu kebutu tuha han n
nutr nutris isii
yang yang
cuku cukup p
dapa dapatt
mempercepat mempercepat trejadinya trejadinya proses proses tidur, tidur, karena karena adanya adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. 6. Lingkungan Kead Keadaa aan n
lin lingkun gkunga gan n
yang ang
aman aman dan dan
nyam nyaman an bag bagi
seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. 7. Motivasi Motiva Motivasi si merupa merupakan kan suatu suatu dorong dorongan an atau keingi keinginan nan seseor seseorang ang untuk untuk tidur, tidur, yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi proses proses tidur. tidur. Selain Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
2.1.8 2.1.8
Masal Masalah ah Kebut Kebutuha uhan n Tidur Tidur (A. (A. Aziz Aziz Alimul Alimul,, 2008) 2008)
1. Insomnia Merupakan Merupakan suatu keadaan keadaan ketidakmam ketidakmampuan puan mendapatka mendapatkan n tidu tidurr yang yang adek adekua uat, t, baik baik kual kualit itas as maup maupun un kuan kuanti titas tas,, deng dengan an keadaan tidur yang sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagai menj menjad adii tiga tiga jeni jenis, s, yait yaitu u initial yang merupa merupakan kan initial insomnia insomnia yang
18
keti ketida dakm kmam ampu puan an
untu untuk k
jatu jatuh h
tidu tidurr
atau atau
meng mengaw awal alii
tidu tidur, r,
merupakan kan ketida ketidakma kmampu mpuan an tetap tetap tidur tidur intermi intermiten ten insomnia insomnia merupa karena selalu terbangun pada malam hari, dan terminal insomnia yang yang merupa merupakan kan ketida ketidakma kmampu mpuan an untuk untuk tidur tidur kembal kembalii setelah setelah terb terban angu gun n
pada pada
malam alam
hari. ari.
Pros roses
gangg anggua uan n
tidu tidurr
ini ini
kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa, ataupun stress. 2. Hipersomnia Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pad padaa umum umumny nyaa lebi lebih h dari dari semb sembil ilan an jam jam pada pada mala malam m hari hari,, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecem kecemas asan an,, gang ganggu guan an susu susuna nan n sara saraff pusa pusat, t, ginj ginjal al,, hati hati dan dan gangguan metabolisme. 3. Para arasomnia Merup Merupak akan an kump kumpul ulan an bebe bebera rapa pa peny penyak akit it yang yang dapa dapatt mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme (berjalan-jalan saat tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur REM (Rapid Eye Movement). Somnambulisme ini dapat menyebabkan cedera. 4. Enuresa Merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah mengompol. Enuresa dibagi dalam dua jenis, yaitu anuresa nocturnal yang merupakan
19
mengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal yang merupakan mengompo mengompoll pada saat bangun bangun tidur. tidur. Enuresa nocturnal umumnya meru merupa paka kan n gang ganggg ggua uan n pada pada tidu tidurr NREM NREM (Non (Non-R -Rap apid id Eye Eye Movement). 5. Apne Apneaa tidur tidur dan dan mend menden engk gkur ur Menden Mendengku gkurr umumny umumnyaa tidak tidak termasu termasuk k dalam dalam ganggu gangguan an tidur, tidur, tetapi tetapi menden mendengku gkurr diserta disertaii dengan dengan keadaa keadaan n apnea dapat menj menjad adii
masa masala lah. h.
Mend Menden engk gkur ur
send sendir irii
dise diseba babk bkan an
adan adanya ya
rintangan dalam pengaliran udara di hidung atau mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh tonsilitis , atau mengendurnya otot dibelakang multu. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan henti nafas. Bila kondisi ini berlan berlangsu gsung ng lama, lama, maka maka dapat dapat menyeb menyebabk abkan an kadar kadar oksig oksigen en dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur. 6. Narcolepsi Merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, tidur, misaln misalnya ya tertid tertidur ur dalam dalam keadaa keadaan n berdir berdiri, i, mengem mengemudi udikan kan kendaraan, kendaraan, atau atau di saat sedang sedang membicarakan membicarakan sesuatu. sesuatu. Hal Hal
ini
merupakan suatu gangguan neurologis. 7. Mengigau Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering sering dan diluar diluar kebias kebiasaan aan.. Dari hasil hasil pengam pengamata atan, n, ditemu ditemukan kan
20
bahwa bahwa hampir hampir semua orang pernah mengigau mengigau dan terjadi terjadi sebelum sebelum tidur REM (Rapid Eye Movement). 8. Ganggu Gangguan an pola pola tidur tidur secara secara umum umum Gang Ganggu guan an pola pola tidu tidurr seca secara ra umum umum meru merupa paka kan n suat suatu u kead keadaa aan n di mana mana indi indivi vidu du mega megalam lamii atau atau memp mempun unya yaii resik resiko o per perub ubah ahan an dala dalam m juml jumlah ah dan dan kual kualit itas as pola pola isti istira raha hatt yang yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995). Gangguan ini telihat pada pasien deng engan
kond kondis isii
yang yang
memp emperli erlih hatka atkan n
rasa rasa
lela lelah h,
mudah udah
terang terangsan sang g dan gelisa gelisah, h, lesu lesu dan apatis apatis,, kehita kehitaman man di daearah daearah sekita sekitarr mata, mata, kelopa kelopak k mata mata bengka bengkak, k, konjun konjungti gtiva va merah, merah, mata mata perih, perhatian tepecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguat atau atau meng mengan antu tuk. k. Peny Penyeb ebab ab gang ganggu guan ann n tidu tidurr ini ini anta antara ra lain lain kerusakan kerusakan transport transport oksigen, oksigen, gangguan gangguan metabolisme, metabolisme, kerusakan kerusakan elimin eliminasi asi,, pengar pengaruh uh obat, obat, immobi immobilita litas, s, nyeri nyeri pada pada kaki, kaki, takut takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dan lain-lain.
Motion ) 2.2 Konsep ROM ( Rage Of Motion)
2.2.1
Definisi Latiha Latihan n aktif aktif ROM ROM ( Rage Rage of Motion) merupakan gerakan
isoton isotonik ik (terjad (terjadii kontrak kontraksi si dan perger pergeraka akan n otot) otot) yang yang dilaku dilakukan kan klien dengan menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai dengan rentang gerak yang normal. Selain itu, latihan pasif ROM
21
( Rage Rage of Motion) adalah latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan persendian klien sesuai dengan rentang geraknya (Eni Kusyati, 2006:236).
2.2.2 1.
Tujuan Mening Meningkat katkan kan atau atau memper mempertah tahank ankan an fleksi fleksibil bilitas itas dan
kekuatan otot. 2.
Memper Mempertah tahank ankan an fungs fungsii jantu jantung ng dan dan pern pernafas afasan. an.
3.
Men Menceg cegah ko kontra ntrakt ktu ur
4.
Menjag Menjagaa fleksib fleksibili ilitas tas dari dari masin masing-ma g-masin sing g persend persendian ian..
2.2. 2.2.3 3 1.
Jeni Jeniss-je jeni niss ROM ROM (Rag (Ragee Of Of Mot Motio ion) n) ROM ROM (Ra (Rage ge Of Moti Motion on)) Akt Aktif if ROM (Rage Of Motion) aktif merupakan latihan rentang
gerak yang dilakukan dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendiri secara aktif. Perawat hanya memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif) 2.
ROM ROM (Ra (Rage ge Of Moti Motion on)) Pas Pasif if Perawat Perawat melaku melakukan kan geraka gerakan n persen persendia dian n klien klien sesuai sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). ROM (Rage Of Motion Motion)) Pasif Pasif diberi diberikan kan pada pada seluru seluruh h persen persendia dian n tubuh tubuh atau
22
hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
2.2. .2.4
Indi Indik kasi asi Pemb emberia erian n
1.
Stroke Stroke atau penuru penurunan nan tingka tingkatt kesa kesadar daran an
2.
Kele elemahan otot
3.
Fase Fase reha rehabi bili lita tasi si fisi fisik k
4.
Klien Klien deng dengan an tira tirah h bar barin ing g lam lamaa
2.2.5
Kontra Ind Indikasi
1.
Trom Trombu bus/ s/em embo boli li pada pada pemb pembul uluh uh dara darah h
2.
Kela Kelain inan an sen sendi di ata atau u tul tulan ang g
3.
Klien Klien fase fase imobil imobilisa isasi si karena karena kasu kasuss penyak penyakit it (jantu (jantung) ng)
2.2.6
Perha rhatian Khusus
1.
Tangga Tanggap p terha terhadap dap respon respon ketida ketidak k nyama nyamanan nan klien klien
2.
Ulan Ulangi gi gera geraka kan n seb seban anya yak k 3 kali kali
3.
Mon Monitor keada adaan umum klien dan tanda-t a-tanda vital
sebelum dan setelah latihan
2.2. .2.7 1.
Pros Prosed edur ur Pel Pelak aksa sana naan an Prosedur umum: a.
Cuci tangan untuk me menceg cegah tra tran nsfer or organisme.
23
b.
Jaga pr privasi kl klien den deng gan menu enutup pi pintu at atau
memasang sketsel. c.
Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang
akan anda kerjaan dan minta klien untuk dapat bekerjasama. d.
Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar
memudahkan perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah penja penjajara jaran n tubuh tubuh dan pergun pergunaka akan n selalu selalu prinsi prinsip-p p-prin rinsip sip mekanika tubuh. e.
Pos Posisik isikan an klien lien denga engan n po posis sisi su supin pinasi asi dek dekat at den dengan gan
perawat dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan. f.
Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan
pada masing-masing sisi tubuh. g.
Kembalikan pada posisi awal setelah masing-
masing gerakan. Ulangi masing-masing gerakan 3 kali. h.
Selama lat latihan per pergerakan, kaj kaji kem kemampuan un untuk
menole menoleran ransi si gerakk gerakkan an dan rentan rentang g gerak gerak (ROM/R (ROM/Rage age Of Motion) dari masing-masing persendian yang bersangkutan. i.
Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan
ketahanan tubuh terhadap latihan. j.
Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak
diharapkan diharapkan atau perubahan perubahan pada gerakan gerakan klien, klien, misalnya misalnya adanya kekakuan dan kontrantur.
24
2.
Prosedur Kh Khusus a.
Gerakan bahu 1) Mula Mulaii masi masing ng-n -nas asin ing g gera geraka kan n dari dari leng lengan an di sisi sisi klien. Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang pergelangan tangan klien dengan tangan kanan klien. 2) Flek Fleksi si dan dan eks ekste tens nsik ikan an bahu bahu.. Gerakka Gerakkan n lengan lengan keatas keatas menuju menuju kepala kepala tempat tempat tidur. tidur. kembalikan keposisi sebelumnya.
Gamb Gambar ar 2.2 : Flek Fleksi si dan ekste ekstens nsii pada pada Kusy Kusyat ati, i,
2006. 006.
Ke Keteramp rampiilan
dan dan
bahu bahu (Eny (Eny
prosed osedur ur
laboratorium Dasar )
3) Abd Abduksi uksik kan bahu bahu.. Gerakkan Gerakkan lengan lengan menjauhi menjauhi tubuh dan menuju kepala kepala klien sampai tangan diatas kepala.
25
4) Addu Adduks ksik ikan an bahu bahu.. Gerakkan Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya tubuhnya s ampai tangan yang yang bers bersan angk gkut utan an meny menyen entu tuh h tang tangan an pada pada sisi sisi di sebelahnya. 5) Rotasi Rotasikan kan bahu bahu inte interna rnall dan dan ekstern eksternal. al. Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengna bahu, bahu, lalu lalu siku siku memben membentuk tuk sudut sudut 900 dengan dengan kasur. kasur. gerakkan lengan ke atas dan kebawah. b.
Gerakan siku 1) Fleksi Fleksi dan eksten ekstensik sikan an siku siku Bengko Bengkokka kkan n siku siku hingga hingga jai-jar jai-jarii tangan tangan menyen menyentuh tuh dagu, lalu luruskan kembali ketempat semula.
Gambar 2.3 : Gerakkan fleksi dan ekstensi siku (Eny Kusy Kusyat ati, i,
2006. 006.
Ke Keteramp rampiilan
dan dan
prosed osedur ur
laboratorium Dasar ) 2) Pronas Pronasii dan dan supi supinas nasika ikan n siku siku Geng Gengga gam m tang tangan an klie klien n sepe seperti rti oran orang g yang yang seda sedang ng berjabat tangan, putar telapak tangan klien kebawah dan
26
ke atas, pastikan hanya terjadi pergerakan siku, bukan bahu. c.
Gerakan pergelangan tangan 1) Flek Fleksi sika kan n perg pergela elang ngan an tang tangan an,, geng gengga gam m tela telapa pak k dengan satu tangan, tanggan yang lainnya menyangga leng lengan an
bawa bawah. h.
beng bengko kokk kkan an
perg pergel elan anga gan n
tang tangan an
kedepan.
Gambar 2.4: Gerakkan fleksi pada pergelangan tangan. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006.. Kete Keteram rampi pila lan n dan prosed prosedur ur
laboratorium Dasar )
2) Ekst Eksten ensi si perg pergel elan anga gan n tang tangan an dari dari posi posisi si flek fleksi si,, tegakkan kembali pergelangan tangan ke posisi semula.
27
Gamb Gambar ar 2.5 2.5 : Gera Geraka kan n ekst eksten ensi si pada pada perg pergel elan anga gan n tang tangan an..
(Eny (Eny
Kusy Kusyat ati, i,
2006 2006.. Keter Keteramp ampil ilan an
dan
prosedur laboratorium Dasar ) 3) Fleksi Fleksi radial radial dengan dengan membengko membengkokkan kkan pergelangan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari.
Gambar Gambar 2.6 : Geraka Gerakan n abduks abduksii pergel pergelang angan an tangan tangan.. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006.. Kete Keteram rampi pila lan n dan prosed prosedur ur
laboratorium Dasar )
4) Fleksi Fleksi ulnar ulnar/ul /ulnar nar deviat deviation ion (adduk (adduksi) si) Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kea rah jai kelima.
28
Gambar Gambar 2.7 : Geraka Gerakan n adduks adduksii pergel pergelang angan an tangan tangan.. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006.. Kete Keteram rampi pila lan n dan prosed prosedur ur
laboratorium Dasar ) d.
Gerakan jari-jari tangan 1) Fleksi Bengkokkan jari-jai tangan dan ibu jari kearah telapak tangan (tangan menggenggam).
Gamb Gambar ar 2.8 2.8 : Gera Geraka kan n fleks fleksii jari jari-ja -jari ri tang tangan an.. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i,
2006. 006.
Ke Keteramp rampiilan
dan dan
prosed osedur ur
laboratorium Dasar )
2) Ekstensi Dari posisi fleksi, kembalikan keposisi semula (buka genggaman tangan). 3) Hipe Hipere rekt kten enssi Beng Bengko kokk kkan an mungkin. 4) Abduksi
jari jari-j -jar arii
tang tangan an
kebe kebela laka kang ng
seja sejauh uh
29
Buka dan pisahkan jari-jari tangan.
Gambar Gambar 2.9 : Geraka Gerakan n abduk abduksi si jai-jar jai-jarii tangan tangan.. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i,
2006. 006.
Ke Keteramp rampiilan
dan dan
prosed osedur ur
laboratorium Dasar ) 5) Adduksi Dari posisi abduksi, kembalikan keposisi semula. 6) Sisi Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari.
Gambar Gambar 2.10 2.10 : Gerakan Gerakan oposis oposisi. i. (Eny (Eny Kusyat Kusyati, i, 2006. 2006.
Keterampilan dan prosedur laboratorium Dasar )
30
e. Gerak Gerakan an pin pingg ggul ul dan dan lutu lututt Untuk Untuk melaku melakukan kan geraka gerakan n ini, ini, letakka letakkan n satu satu tangan tangan dibawah lutut klie, dan tangan yang lainnya dibawah mata kaki klien. 1) Fleksi Fleksi dan dan ekste ekstensi nsi lutu lututt dan pingg pinggul ul Angkat Angkat kaki dan dan bengkokkan bengkokkan lutut, lutut, gerakan gerakan lutut lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin lalu kembalikan lutut kebawa kebawah, h, tegakk tegakkan an lutut lutut dan rendah rendahkan kan kaki kaki sampai sampai pada kasur.
Gambar 2.11 : Gerakan kaki, A. Fleksi; B. Ekstensi. (Eny Kusyati, 2006. Keterampilan dan prosedur
laboratorium Dasar )
2) Abduks Abduksii dan dan adduks adduksii kaki kaki Geraka akan
kaki aki
kesamping
menjauhi
klien
kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya.
dan
31
Gambar 2.12 : Gerakan kaki, A. Abduksi; B. Adduksi. (Eny Kusyati, 2006. Keterampilan dan prosedur
laboratorium Dasar )
3) Rotasi Rotasi pang panggu gull interna interna dan dan ekstern eksternal al Putar kaki ke dalam, kemudian keluar.
Gambar 2.13 : Gerakan rotasi kaki. (Eny Kusyati, 2006.
Keterampilan dan prosedur laboratorium Dasar )
f.
Gerak rakan telapak kaki dan pergelangan kaki 1) Dors Dorsof ofle leks ksii tela telapa pak k kaki kaki Letakk Letakkan an satu satu tangan tangan di bawah bawah tumit tumit lalu lalu tekan tekan kaki kaki klien dengan lengan anda utuk menggeakkannya ke arah kaki.
32
Gamb Gambar ar 2.14 2.14 : Gerak Gerakan an dors dorsof ofle leks ksi. i. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium Dasar )
2) Fleksi Fleksi planta plantarr tela telapak pak kaki kaki Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainny lainnyaa pada pada tumit tumit dan dorong dorong kaki kaki lainny lainnyaa menjau menjauh h dari.
Gambar 2.1: Gerakan plantar fleksi telapak kaki. (Eny Kusy Kusyat ati, i,
2006. 006.
Ke Keteramp rampiilan
dan dan
prosed osedur ur
). laboratorium Dasar ).
3) Fleksi Fleksi dan eksten ekstensi si jari-j jari-jari ari kaki kaki Leta Letakk kkan an satu satu tang tangan an pada pada pung punggu gung ng kaki kaki klie klien, n, letakk letakkan an tangan tangan yang yang lainny lainnyaa pada pada pergel pergelang angan an kaki. kaki.
33
Bengko Bengkokka kkan n jari-ja jari-jari ri ke bawah bawah lalu lalu kembal kembalikan ikan lagi lagi pada posisi semula.
Gamb Gambar ar 2.16 2.16:: Gerak Gerakan an jari jari-j -jari ari kaki kaki,, A. Flek Fleksi si,, B. Ekst Eksten ensi si Eny Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006.. (Eny (Eny Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006..
Keterampilan dan prosedur laboratorium Dasar ) 4) Inve Invers rsii dan dan evers eversii Letakkan satu tangan dibawah tumit dan tangan lainnya diatas punggung kaki. Putar telapak kaki kedalam dan keluar.
g.
Gerakkan leher.
Ambil bantal dari dari kepala klien 1) Flek Fleksi si dan dan ekst eksten ensi si lehe leher r Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang yang lainn lainnya ya diat diatas as dagu dagu klien klien.. gerak gerakka kan n kepa kepala la ke depan sampai menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi semula tanapa disanggah oleh bantal.
34
2) Flek Fleksi si later lateral al lehe leher r Letakk Letakkan an kedua kedua tangan tangan pada pada pipi pipi klien klien lalu lalu gerakk gerakkan an kepala klien kearah kanan dan kiri. 3) Gera Gerakk kkan an hipe hipere rekt kten ensi si Bantu klien merubah posisi pronasi disisi tempat tidur, dekat dengan perawat. 4) Hipe Hipere rekt kten enssi leh leher Letakkan satu tangan diatas dahi, tangan yang lainnya pad padaa kepa kepala la bagi bagian an beka bekang ng,, lalu lalu gera gerakk kkan an kepa kepala la kebagian belakang. 5) Hipe Hipere rekt kten enssi bah bahu u Letakkan satu tangan diatas bahu klien dan tangan yang lainnya dibawah siku klien lalu tarik lengan atas keatas dan kebelakang. 6) Hipe Hipere rekt kten ensi si ping pinggu gull Letakkan satu tanagan diatas pinggul, dan tangan yang lainny lainnyaa menyangg menyanggaa kaki kaki bagian bagian
bawah. bawah. kemuad kemuadian ian
gerakkan kaki kebelakang dari persendian pinggul.
2.3 2.3 Kons Konsep ep Diab Diabet etes es Mel Melit itus us
2.3.1
Definisi
Diab Diabet etes es Mell Mellit itus us (DM) (DM) adala adalah h peny penyak akit it meta metabo boli lik k yang yang kebany kebanyaka akan n heredi herediter, ter, dengan dengan tanda tanda – tanda tanda hiperg hiperglik likemi emiaa dan
35
glukos glukosuri uria, a, diserta disertaii dengan dengan atau tidak tidak adanya adanya gejala gejala klinik klinik akut akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dala dalam m
tubu tubuh, h,
gang ganggu guan an prim primer er
terl terlet etak ak
pada pada
meta metabo boli lism smee
karboh karbohidr idrat at yang yang biasan biasanya ya disert disertai ai juga juga ganggu gangguan an metabo metabolis lisme me lemak dan proteins ( Askandar, 2000 ).
2.3.2 1.
2.
Tanda & Gejala Gejala a.
Polifahia
b.
Poliuria
c.
BB menurun
d.
Sering merasa lelah dan mengantuk
e.
Mudah ti timbul bi bisul da dan la lama se sembuhnya.
f.
Gata Gatall-g gatal atal teru teruta tama ma pad pada bag bagian ian luar luar alat alat kela kelami min n.
g.
Nyeri otot
h.
Penglihatan kabur
i.
Kesemutan dan baal.
Tanda a.
Tes urine reduksi dan sedimen positif.
b.
Kadar gula darah puasa > 120 mg/dl
c.
Glukosa da darah 2 ja jam po post pu puasa le lebih da dari 20 200
mg/dl
36
2.3.3
Patofisiologi
Diabetes militus disebabkan disebabkan oleh penurunan kecepatan insulin oleh oleh selsel-se sell β pula pulau u lang langerh erhan ans. s. Sebagi Sebagian an
besa besarr gamb gambara aran n
patol patologi ogik k dari dari DM dapat dapat di hubung hubungkan kan dengan dengan salah salah satu satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut: 1.
Berkura Berkurangn ngnya ya pemaka pemakaian ian gluk glukosa osa oleh oleh sel sel – sel tubu tubuh h yang yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl. 2.
Peni Pening ngka kata tan n mobi mobili lisa sasi si lema lemak k dari dari daer daerah ah peny penyim impa pana nan n
lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abno abnorm rmal al dise diserta rtaii deng dengan an enda endapa pan n kole kolest stro roll pada pada dind dindin ing g pembuluh darah. 3.
Berkura Berkurangn ngnya ya prot protein ein dalam dalam jari jaringa ngan n tubuh tubuh..
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahan mempertahankan kan kadar glukosa glukosa plasma plasma puasa yang normal normal atau toleran toleransi si sesuda sesudah h makan. makan. Pada Pada hiperg hiperglik likemia emia yang parah parah yang yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulu tubuluss renali renaliss tidak tidak dapat Gluk Glukos osur uria ia ini ini
menyer menyerap ap kembali kembali semua semua glukosa. glukosa.
akan akan meng mengak akib ibat atka kan n
diur diures esis is osmo osmoti tik k
yang yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat pospat.. Adanya Adanya poliur poliurii menyeb menyebabk abkan an dehidr dehidrasi asi dan timbul timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien
37
akan akan mengal mengalami ami keseim keseimban bangan gan protei protein n negati negatiff dan berat berat badan badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
38
Hiperg Hiperglik likemi emiaa yang yang lama lama
akan akan menyeb menyebabk abkan an arteroskl arterosklero erosis sis,,
penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
2.3. 2.3.4 4
Hubu Hubung ngan an Dia Diabe bete tess Melli Mellitu tuss Denga Dengan n Tidu Tidur r Akademi Pengobatan Tidur Amerika (American Academy of
Sleep Medicine /AASM) melaporkan bertambahnya bukti berkaitan dengan dengan kurang kurangnya nya tidur tidur dan ganggu gangguan an tidur tidur dapat dapat berkem berkemban bang g bahkan memperburuk diabetes.
39
Dr Lawr Lawren ence ce Epst Epstei ein, n, Dire Direkt ktur ur Medi Mediss Pusa Pusatt Kese Keseha hata tan n Tidur, Tidur, seoran seorang g instru instruktu kturr pengob pengobatan atan di Fakult Fakultas as Kedokt Kedokteran eran Harvar Harvard, d, seoran seorang g mantan mantan presid presiden en AASM dan dan angg anggot otaa dewa dewan n direktur AASM , mengatakan ”Beberapa studi besar menunjukkan bahwa orang yang tidak tidur dengan cukup memiliki risiko yang lebih besar terkena diabetes”. Hal ini dikarenakan, kurangnya tidur memilik memilikii efek yang yang signif signifika ikan n terhada terhadap p sistem sistem endokr endokrin, in, yang yang bertanggu bertanggungjaw ngjawab ab untuk untuk pelepasan pelepasan dan penghambata penghambatan n beberapa beberapa substansi substansi termasuk insulin. insulin. Kurangnya Kurangnya tidur juga mempengaru mempengaruhi hi aktivitas kelenjar pituitary yaitu pengendali kelenjar endokrin di seluruh tubuh. Mekanismenya terjadi melalui 2 jalan, yaitu sistem saraf otonom dan kelenjar pituitary. Sistem saraf otonom disusun oleh oleh sistem sistem aktiva aktivasi si atau atau pengel pengeluar uaran an yang yang disebu disebutt sistem sistem saraf saraf simp simpati atiss dan dan peng pengha hamb mbat at sist sistem em dise disebu butt sist sistem em paras parasim impa pati tiss (Sriwerdati, 2009).
2.3.5 1.
Klasifikasi Diabetes ti tipe 1
Diabetes tipe I ditandai dengan sekresi insulin oleh pankreas tidak ada dan sering terjadi pada orang muda. Secara normal, insulin bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah darah dengan membolehk ehkan
glukosa
masu asuk
kedalam
sel
untuk
di
metabo metabolism lisme. e. Carany Caranyaa dengan dengan mengik mengikat at diriny dirinyaa secara secara kuat kuat
40
pada tempat reseptor pada membran sel. Efek utama metabolik insu insuli lin n
adal adalah ah di oto otott dan jar jarin inga gan n adipo adiposa sa..
Pada Pada oran orang g
diabet diabetes, es, kekura kekuranga ngan n atau ketiad ketiadaan aan insuli insulin n menimb menimbulk ulkan an kelaparan pada jaringan ini dan ini menjelaskan mengapa pasien menjadi lelah dan berat badan menurun. 2. Diab Diabet etes es tip tipe II Pada Pada diabet diabetes es ini, ini, terjad terjadii kelain kelainan an resept reseptor or insuli insulin n pada pada sel, sel, sehi sehing ngga ga terj terjad adii
resi resist sten ensi si insu insuli lin n yang yang dise disert rtai ai deng dengan an
penurunan reaksi intrasel. 3. Diab Diabete etess Gest Gestas asio iona nall Jadi, ada wanita yang tidak mengalami mengalami atau menderita menderita diabetes militu milituss sebelu sebelum m kehami kehamilan lannya nya.. Hiperg Hiperglik likemia emia dikaren dikarenaka akan n sekresi hormon-hormon plasenta.
2.3.6 1.
Komplikasi Komp Kompli lika kasi si met metab abol olik ik akut akut.. a.
Nafsu makan menurun, hau haus, banyak min minum dan
banyak kencing sebagai gejala adanya hiperglikemia. b. 2.
Ketoasidosis di diabetik.
Komp Kompli lika kasi si metab metabol olik ik kron kronik ik a.
Kelainan sirkulasi: hipertensi, IMA, isufisiensi
koroner. b. b.
Kela Kelain inan an mata mata:: ret retin ino opati ati dia diab betik etika, a, kata katara rak k dll dll..
c.
Kelainan sa saraf: ne neuropati di diabetikum
41
d.
Kelainan pernafasan : TBC
e.
Kelainan
ginjal:
Urolitiasis,
pyelonefritis,
glomerulonekrosis. f.
Kelainan kulit: gangren, ulkus kaki (distribusi
tekanan abnormalpada neuropati diabetikum). g. 2.3.7 1.
Asidosis
Penatalaks aksanaan aan Diit Diit dia diab betes etes Mel Melit itu us
Diit diberikan sesuai dengan kondisi klien, dimana jumlah kalori dihitung dengan: a.
Berat ba badan id ideal = (T (TB cm cm – 10 100) kg kg-10 % pa pada
waktu istirahat, dan diperlukan 25 kal/kg BB ideal b.
Aktivitas: kerja ringan ditambah 10-20%, kerja
sedang ditambah 30%, kerja berat ditambah dengan 50%, dan kerja berat sekali misalnya buruh kasar ditambah 75%. c.
Stres (i (infeksi, ope operas rasi): dit ditamb ambah den deng gan 20 20-30%,
karbohidra karbohidratt diberikan diberikan sesuai sesuai dengan dengan menu orang Indonesia Indonesia rata-ra rata-rata ta sehing sehingga ga bisa bisa lebih lebih murah murah yaitu: yaitu: 60-70% 60-70% dari dari kalo kalori ri lebih lebih baik baik dibe diberi rika kan n karb karboh ohid idrat rat beru berupa pa tepu tepung ng daripa daripada da bentuk bentuk gula, gula, karena karena gula gula terlalu terlalu cepat cepat diserap diserap sehingga dapat menyebabkan perubahan cepat dalam sistem di tubu tubuh, h, seda sedang ngka kan n tepu tepung ng dice dicern rnaa dulu dulu baru baru dise disera rap p perlahan-lahan.
42
d.
Protein harus cukup yaitu sedikitnya 1 gr/kgBB
untuk orang dewasa dan 2-3 gr/kgBB untuk anak-anak. Lema Lemak k seba sebaik ikny nyaa diku dikura rang ngii teru teruta tama ma yang yang bany banyak ak mengandung lemak jenuh dan kolesterol, yang baik adalah lemak jenuh yang terkandung dalam jenis makanan seperti: lemak hewan, kuning telur, coklat, kream, sedangkan yang banya banyak k mengan mengandun dung g lemak lemak tidak tidak jenuh: jenuh: minyak minyak jagung jagung,, minyak kapas dan minyak bunga matahari.
Kebutuhan kalori/hari untuk menuju berat badan normal : a.
Berat Berat Bada Badan n Kuran Kurang g ( BBR BBR < 90 90 % ) keb kebut utuh uhan an
kalori sehari : 40 – 60 kalori / kg BB. b.
Berat Berat Badan Badan Norma Normall ( BBR BBR 90 – 100 100 % ) kebutu kebutuhan han
kalori sehari : 30 kalori / kg BB. c.
Berat Berat Bada Badan n Lebi Lebih h ( BBR BBR > 110 110 % ) keb kebut utuh uhan an
kalori sehari : 20 kalori / kg BB. d.
Gemu Gemuk k = obes obesit itas as ( BBR BBR > 120 120 % ) keb kebut utuh uhan an
kalori sehari : 15 kalori / kg BB. 2.
Lati Latiha han n fisi fisik k atau atau ola olahr hrag agaa Sudah
lama ama
diketahui
bahwa
olah
raga
dapat
menimbulkan penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh karena peningkatan penggunaan glukosa dalam pembuluh darah perifer, hal ini berlaku pada orang normal maupun pada
43
pende penderit ritaa diabet diabetes es militu milituss ringan ringan.. Tetapi Tetapi jika jika kadar kadar glukos glukosaa darah tinggi yaitu 32 mg% atau lebih dan apabila ada ketosis, olah olahrag ragaa seba sebali likn knya ya akan akan meny menyeb ebab abka kan n kead keadaa aan n menj menjad adii sema semaki kin n para parah, h, gula gula dara darah h dan dan keto ketone nemi miaa akan akan sema semaki kin n meninggi. 3. Penyul Penyuluha uhan n Keseh Kesehata atan n Masya Masyarak rakat at Penyul Penyuluh uhan an keseha kesehatan tan pada pada pasien pasien Diabet Diabetes es Militu Milituss dapat dilakukan dengan beberapa cara atau melalui beberapa media media misaln misalnya: ya: TV, kaset kaset video, video, disku diskusi si kelomp kelompok, ok, poster poster,, leaflet dan lain sebagainya. Penyuluhan kesehatan ini sangat penting agar regulasi Diabet Diabetes es Militu Milituss mudah mudah tercapa tercapai, i, dan kompli komplikas kasii Diabet Diabetes es Militus dapat dicegah peningkatan jumlah dan frekwensinya. Adapun Adapun beberap beberapaa hal yang yang perlu perlu dijela dijelaska skan n pada pada pender penderita ita Diabetes Militus adalah: a.
Apakah peny enyaki akit Di Diabe abetes Militus itu ?
b.
Cara diit yang benar
c.
Latihan ringan, sedang, teratur, setiap hari tidak
boleh latihan berat yang berat seperti berenang dan lain-lain d.
Menjaga
kebersihan
bagian
bawah
(daerah
berbahaya pada tungkai, ujung kaki) e.
Tid Tidak boleh oleh mena menah han ken kencing cing (kar (karen enaa ret reten enssi uri urine ne
dapat memudahkan infeksi saluran kemih)
44
f. 4.
Komplikasi-ko -komplikasi yan yang g da dapat ti timbul
Obat Obat Hipogl Hipoglike ikemik mik/An /Anti ti Diabet Diabetes es (OAD (OAD dan dan Insuli Insulin) n)
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 3.1
Kera Ke rang ngka ka Kons Konsep eptu tual al
Pasien DM
Faktor yang mempengaruhi tidur: Penyakit fisik • Latihan dan • kelelahan. Stress psikologis • Obat • Nutrisi • Produksi insulin oleh pankreas
Hipotalamus (CRF)
Pituitary (POMC)
Pemberian aktivitas dan kelelahan (ROM)
β endorphin
Medula Adrenal Enkephalin
Pemenuhan Kebutuhan Tidur (kualitas)
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti : Ada hubungan Gamb Gambar ar 3.1 3.1 Keran Kerangk gkaa Konse Konsept ptua uall Pengar Pengaruh uh pemb pemberi erian an aktiv aktivit itas as ROM ( Rage Rage
Of Motion) Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Pasien DM di Ruan Ruang g Mawa Mawarr RSUP RSUP NTB NTB deng dengan an meng menggu guna naka kan n Kons Konsep ep Psikoneuroimunologi Psikoneuroimunologi (Norma Risnasari, 2005). 45
46
Tidur Tidur merupa merupakan kan kebutu kebutuhan han dasar dasar yang yang dibutu dibutuhka hkan n oleh oleh semua semua manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang sehat maupun yang sakit. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Faktor Faktor fisik fisik melipu meliputi ti rasa rasa nyeri, nyeri, sedang sedangkan kan faktor faktor psikol psikologi ogiss melipu meliputi ti depresi, kecemasan, ketakutan dan tekanan jiwa. Klien dengan hospitalisasi serin seringk gkal alii
suli sulitt
beri berist stira iraha hatt
kare karena na keti ketida dakp kpas asti tiaa aan n
tent tentan ang g
stat status us
kese keseha hata tan/ n/pe peny nyak akit it fisi fisik k dan dan pros prosed edur ur diag diagno nost stik ik yang yang merek merekaa jalan jalanii (Priharjo, 1996). Klien yang sakit seringkali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat dibandingkan dengan klien yang sehat. Dalam keadaan saki sakitt apab apabil ilaa meng mengal alami ami kura kurang ng tidu tidurr dapa dapatt memp memperp erpan anjan jang g wakt waktu u pemulihan sakit (Hudak & Gallo, 1997). Pada pasien DM, tidur mempunyai efek yang yang sangat sangat erat erat terada teradap p aktifit aktifitas as pangkr pangkreas eas dalam dalam mengh menghasi asilka lkan n insulin. Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap tidur klien, terutama pengaruh yang positif adalah latihan fisik dan kelelahan. ROM ( Rag merupa paka kan n gera geraka kan n isotonic (terjad (terjadii kontrak kontraksi si dan Ragee of Moti Motion on) meru perge pergerak rakan an otot) otot) yang yang dilaku dilakukan kan klien klien dengan dengan mengge menggerak rakkan kan masing masing-masing masing persen persendia dianny nnyaa sesuai sesuai dengan dengan rentan rentang g gerak gerak yang yang normal normal (Eni (Eni Kusy Kusyat ati, i, 2006 2006). ). Kont Kontra raks ksii dan dan rela relaks ksas asii otot otot beri berira rama ma meng mengur uran angi gi ketegangan ketegangan dan menyiapkan menyiapkan tubuh untuk beristirahat beristirahat (Hoch dan Reynolds, Reynolds, 1986). 1986).
Hal ini dikare dikarenak nakan an keadaa keadaan n lelah lelah akan akan mening meningkat katkan kan relaksasi relaksasi
(Funda (Fundamen mental tal Kepera Keperawat watan an Vol. Vol. 2, 2005). 2005). Relaks Relaksasi asi member memberii respon respon melawan mass discharge (pelepasan (pelepasan impuls impuls secara massal) massal).. Pada respon respon stres stres dari dari sist sistem em sara saraff simp simpati atis, s, peras perasaan aan rile rileks ks akan akan dite diteru rusk skan an ke
47
hipotalamus hipotalamus untuk menghasilka menghasilkan n Corticotropin Corticotropin Releasing Releasing Factor (CRF). Selanj Selanjutn utnya ya CRF (Corticotropin merangsan sang g kelenj kelenjar ar Corticotropin Releasing Releasing Factor ) merang pituitary pituitary untuk untuk meningkatk meningkatkan an produksi produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga sehingga produksi produksi enkephalin oleh medulla adrenal adrenal meningkat. meningkat. Kelenjar pituitari pituitari juga menghasilk menghasilkan an β endorphin sebagai sebagai neurotrans neurotransmiter miter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Mellysa, 2004).
3.2 3.2
Hipo Hipote tesi siss Pen Penel elit itia ian n
HI : Ada pengaruh pemberian ROM ( Rage Of Motion ) terhadap perubahan kualitas tidur pasien DM. H0: Tidak ada pengaruh pemberian ROM ( Rage Of Motion) terhadap perubahan kualitas tidur pasien DM.
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1
Des Desain ain Pene Peneli littian ian
Rancan Rancangan gan yang yang diperg diperguna unakan kan pada pada peneli penelitian tian ini adalah adalah Pre-
Eksperiment Design dengan tidak melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental. Dalam rancangan ini, dipilih jenis rancangan pre-
eksperiment dengan The One Group Pretest-Posttest Design . Desain The merupakan sebuah desain, desain, dimana dimana satu One Group Pretest-Posttest Design merupakan kelomp kelompok ok subje subjek k pertam pertama-ta a-tama ma dilaku dilakukan kan penguk pengukura uran, n, lalu lalu dikena dikenakan kan perlakuan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian kemudian dilakukan dilakukan pengukuran pengukuran untuk kedua kalinya (Sumadi Suryabrata, 2003). Berikut skema dari desain penelitian ini: T1
X
T2
Keterangan T1 = Pre Prete test st X = Inter Interve vens nsi/ i/tr treat eatme ment nt T2 = Postest/Ob Postest/Observas servasii (sesudah (sesudah dilakuk dilakukan an teknik teknik ROM) ROM)
48
49
4.2
Kerangka Ke Kerja
Po ulasi: ulasi: Pasien Pasien DM
Incidental Sampling Sampel: Klien DM yang memenuhi kriteria inkulsi.
Observasi awal kualitas tidur pasien DM
Pemberian aktivitas ROM ( Rage Of Motion )
Observasi akhir kualitas tidur pasien DM
Analisis data: Uji Wilcoxon
Penyajian hasil
Kesimpulan dan desiminasi hasil
Gambar Gambar 4.1 : Kerangka Kerangka Operasional Operasional Penelitian Penelitian Pengaruh Pengaruh Pemberian Pemberian Aktivitas Aktivitas ROM ( Rage Rage Of Motion) Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Pasien Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUP NTB.
50
4.3 Populasi, Populasi, Sampel, Sampel, Sampling
4.3.1
Populasi Populasi
dalam
penelitian
ada adalah
manu manusi sia;k a;klie lien) n) yang yang meme memenu nuhi hi krit kriteri eriaa
subjek
(mi (misalnya
yang yang tela telah h
dite diteta tapk pkan an
(Nursalam, 2008). Populasi dari penelitian ini adalah semua penderita DM di ruang Mawar RSUP NTB yang memenuhi kriteria inkulsi. 4.3.2
Sampel Sampel Sampel adalah himpunan himpunan bagian atau atau sebagian sebagian dari suatu
populasi (Dr. Muhamad Zainudin. Apt, 2000). 1)
Kriteria
inklusi
adalah
karakteristik
umum
subyek
penel penelitia itian n dari dari suatu suatu popula populasi si target target dan terjan terjangka gkau u yang yang akan akan diteliti. (Nursalam, 2003). Yaitu: a)
Penderita DM DM ya yang dirawat di diruang Ma Mawar, RSUP
NTB. b)
Pasien DM yang mengalami gangguan tidur.
c)
TTV dalam batas normal
d)
Tidak me mengkonsumsi su susu, ko kopi, at atau te teh se sebelum
tidur.
2)
e)
Mampu berkomunikasi.
f)
Bersedia menjadi responden. Krit Kriter eria ia eks ekskl klus usii adal adalah ah men mengh ghil ilan angk gkan an ata atau u meng mengel elua uark rkan an
subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi. (Nursalam, 2003), yaitu:
51
4.3.3
a)
Pasien yang tidak menderita diabetes melitus.
b)
Pasien DM yang tidak mengalami gangguan tidur.
c)
Tidak mendapatkan injeksi insulin
d)
Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
e)
Tidak bersedia menjadi responden Besar sampel
Besar Besar sampel sampel adalah adalah banyak banyaknya nya anggot anggotaa yang yang akan akan dijadi dijadikan kan sampel sampel (Notoa (Notoatmo tmojo, jo, 1993). 1993). Sampel Sampel yang yang diperg diperguna unakan kan dalam dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi. Besar Besar sampel sampel diambi diambill dengan dengan menggu menggunak nakan an propor proporsi si tungga tunggall dengan rumus sebagai berikut: N n= 1 + N (d 2)
Keterangan: n
= Jumlah sampel.
N = Populasi. d = Tingkat signifikan
Jadi, dari hasil perhitungan didapatkan besar sampel, yaitu: 20. Jumlah Jumlah ini hanya dijadikan dijadikan estimasi. estimasi. Dimana,jika Dimana,jika responden responden telah mencapai mencapai 20, walau waktu yang ditetapkan ditetapkan belum berakhir, berakhir, maka penelitian dapat diakhiri.
52
4.3.4
Sampling Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari
populasi populasi untuk untuk dapat mewakili mewakili populasi populasi (Nursalam, (Nursalam, 2008). 2008). Penelitian Penelitian ini menggunak menggunakan an Incidental Tehnik sampling sampling Incidental Incidental sampling. Tehnik
sampling merupakan tehnik penentuan sampel, dimana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk di tugaskan menjadi anggota sampel (Sutrisno Hadi, MA., 2004 ).
4.4 Identifika Identifikasi si Variabel Variabel
4.4.1 Variabel Independen Variab Variabel el independ independen en adalah suatu suatu
stimul stimulus us aktivitas aktivitas yang
dimani dimanipul pulasi asi oleh oleh peneli peneliti ti untuk untuk mencip menciptak takan an suatu suatu dampak dampak pada pada dependen dependen variabel. variabel. Dalam ilmu keperawatan, keperawatan, variabel bebas biasanya biasanya merupa merupakan kan stimulus stimulus atau
interv intervens ensii keperaw keperawata atan n yang yang diberi diberikan kan
kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku. (Nursalam & Pariani, 2001). 2001). Yang menjadi variabel independen independen dalam penelitian penelitian ini adalah aktivitas ROM ( Rage Of Motion ). 4.4. 4.4.2 2
Vari Variab abel el Depe Depend nden en Variabel dependen adalah variabel respon atau output. Variabel ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-variabel
53
independen (Nursalam, 2008). Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas tidur. 4.5 Definisi Operasional Variabel ROM ( Rage of Motion )
4.5.1
Pemberian aktivitas ROM (Rage of Motion) merupakan suatu keadaan dimana obyek diberikan sebuah tindakan yang teratur dengan melibatkan pergerakan sendi pada daerah yang memiliki kemampuan gerak gerak yang yang tidak tidak tergang terganggu. gu. Aktivi Aktivitas tas ROM ( Rage Rage of Motion Motion) ini terdiri terdiri dari gerakan gerakan bahu, gerakan gerakan siku, gerakan pergelang pergelangan an tangan, gerakan jari-jari tangan, gerakan pinggul dan lutut, gerakan telapak kaki kaki dan pergel pergelang angan an kaki, kaki, serta serta geraka gerakan n leher. leher. Pember Pemberian ian aktivi aktivias as ROM ( Rage Rage of Motion ) dilakukan 1 kali dan dilakukan oleh peneliti sendiri. 4.5.2
Kualitas Tidur Kualit Kualitas as tidur tidur merupa merupakan kan suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana seseor seseorang ang
yang yang terb terban angu gun n dari dari tidu tidurn rnya ya deng dengan an peras perasaa aan n sega segarr dan dan tida tidak k mengalami tanda-tanda gangguan tidur, walaupun secara jumlah jam tidurnya tidurnya tidak sesuai dengan dengan kebutuhan. kebutuhan. Pengukuran Pengukuran kualitas kualitas tidur dilakukan dengan menilai kuisioner kuisioner yang telah disediakan disediakan dengan 10 pertanyaan.
4.6 Pengumpulan Dan Analisis Data
4.6.1
Instrumen
54
Instru Instrumen men yang yang diguna digunakan kan dalam dalam pengum pengumpul pulan an data data pada pada pen peneli eliti tian an ini ini adal adalah ah kues kuesio ione nerr deng dengan an pert pertan anya yaan an tertu tertutu tup p jeni jeniss Kuesio ione nerr terd terdir irii dari dari 10 pert pertan anya yaan an yang yang Dichoto Dichotomy my question question. Kues menggambarkan kualitas tidur seseorang. Jawaban ”Ya” diberi skor 2 dan untuk jawaban ”Tidak” diberi skor 1. Dari hasil kuesioner ini akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu kualitas tidur baik dan kualitas tidur tidur tidak tidak baik. baik. Kualit Kualitas as tidur tidur dikata dikatakan kan baik baik jika jika hasil hasil penilai penilaian an didapatkan hasil 10-15 dan kualitas tidur dikatakan tidak baik jika nilainya nilainya 16-20. 16-20. Kuesioner Kuesioner dibuat sesuai sesuai dengan dengan kriteria kriteria pengkajian pengkajian gangguan kualitas tidur, dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti sehing sehingga ga memung memungkin kinkan kan respon responden den untuk untuk dapat dapat menjaw menjawab ab semua semua pertanyaan yang diajukan. 4.6. 4.6.2 2
Loka Lokasi si Dan Dan Wa Wakt ktu u Pene Peneli liti tian an 1)
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Ruang Mawar RSUP NTB. 2)
Waktu penelitian
Penelitian Penelitian ini dilakukan dilakukan pada bulan bulan Maret 2010 sampai sampai dengan dengan Mei 2010. 4.6.3
Prosedur Peneliti akan memperkenalkan identitas (diri dan institusi), maks maksud ud dan dan tuju tujuan an,, kemu kemudi dian an memi memint ntaa pers perset etuj ujua uan n dari dari pasi pasien en.. Sete Setelah lah mend mendap apat at pers persetu etuju juan an dari dari pasi pasien en,, pene peneli liti ti mela melaku kuka kan n
55
observasi awal apakah pasien tersebut mengalami gangguan kualitas tidu tidurr
atau atau tida tidak, k, deng dengan an meng menggu guna naka kan n inst instru rume men n yang yang tela telah h
ditentukan. Jika pasien tersebut mengalami gangguan kualitas tidur, maka pasien tersebut secara langsung akan menjadi sampel penelitian. Setelah Setelah menent menentuka ukan n sampel sampel,, kemudi kemudian an akan akan dilanj dilanjutk utkan an dengan dengan pemberian intervensi aktivitas ROM ( Rage diantara waktu Rage Of Motion ) diantara 60-90 menit setelah makan malam dan maksimal maksimal 1 jam sebelum tidur malam. malam. Respon Responden den kemudi kemudian an akan akan kembal kembalii diberik diberikan an kuesio kuesioner ner dengan jumlah dan jenis pertanyaan yang sama seperti saat observasi awal untuk untuk mengetahui mengetahui perubahan kualitas tidurnya tidurnya pada keesokan harinya. Pada saat pengisian kuisioner, pasien yang menjadi sampel akan didampingi oleh peneliti. 4.6.4
Analisis Dat Data Berdas Berdasark arkan an pada pada kuesio kuesioner ner yang yang telah telah diisi diisi respond responden en dan observasi observasi yang telah dilakukan dilakukan oleh peneliti, selanjutny selanjutnyaa dilakukan dilakukan tabu tabulas lasii data data dan dan anal analis isaa data data deng dengan an meng menggu guna naka kan n uji uji stat statis isti tik k ”Wilcoxon”. Tahap-tahap analisa data antara lain: 1)
Editing yaitu melihat apakah data
sudah terisi lengkap atau tidak lengkap.
56
2)
Coding
yaitu
mengklarifikasi
jawaban dari responden menurut macamnya dengan memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada kuesioner. 3) Anal Analis isaa stat statis isti tic. c. Hasil jawaban atas pertanyaan kuesioner diskoring dan kemudian dilihat adakah pengaruh pemberian ROM ( Rage of Motion) sebagai variab variable le indepe independe nden n terhada terhadap p kualit kualitas as tidur tidur pasien pasien DM sebaga sebagaii variable dependen. Derajat kemaknaan ditentukan p artinya, jika hasil perhitungan p diterim diterimaa
≤
≤
0,05 yang
0,05 berarti H0 ditolak dan H 1
yaitu yaitu ada pengar pengaruh uh aktivi aktivitas tas ROM ( Rage of Motion)
terh terhad adap ap peru peruba baha han n kual kualit itas as tidu tidurr pasi pasien en DM. DM. Anal Analis isaa ini ini menggunakan system komputerisasi (SPSS). 4.7 Etik Penel Penelitian itian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian pada pasien DM yang dirawat di ruangan Kenanga dan ruang Mawar. Untuk itu perlu di ajukan permohonan ijin penelitian pada pihak RSUP NTB dengan tujuan ruang Mawar. Setelah itu peneliti menemui subyek yang akan dijadikan responden untuk menekankan masalah etik yang meliputi : 4.7.1
Lembar per perssetujuan me menjadi resp esponden ( Informed Informed
Consent ) Lembar Lembar persetujuan persetujuan akan diberikan diberikan kepada setiap pasien pasien DM yang menjadi subyek penelitian dan memberikan penjelasan tentang
57
maksud dan tujuan dari penelitian penelitian untuk mengadakan mengadakan penelitian yang yang akan dilakukan. Selain itu akan dijelaskan manfaat jika pasien DM bersedia menjadi subyek penelitian. Jika pasien DM bersedia maka harus menandata menandatangan nganii lembar persetujuan persetujuan sebagai sebagai
tanda bersedia, bersedia,
demiki demikian an juga juga dengan dengan penelit peneliti. i. Apabil Apabilaa respon responden den tidak tidak bersed bersedia ia menjadi menjadi responden responden maka peneliti peneliti akan tetap tetap menghorma menghormati ti hak-hak responden. Tanpa nama ( Anonimity )
4.7.2
Nama subyek tidak dicantumkan dicantumkan pada lembar pengumpu pengumpulan lan data data,, dan dan untu untuk k meng menget etah ahui ui keik keikut utse sert rtaan aanny nyaa
pene peneli liti ti hany hanyaa
menggunakan kode dalam bentuk nomor pada masing-masing lembar pengumpulan data. 4.7.3
Kerahasiaan (Confidentiality) Keraha Kerahasia siaan an inform informasi asi yang yang telah telah didapa didapatt oleh oleh peneli peneliti ti dari dari
respo respond nden en akan akan dijam dijamin in kerah kerahas asia iaan anny nya. a. Hany Hanyaa pada pada kelo kelomp mpok ok tertentu saja yang akan peneliti sajikan utamanya dilaporkan pada hasil riset.
4.8 Kete Keterbat rbatasan asan
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian (Burns & Grove, Grove,199 1991). 1). Dalam Dalam peneli penelitian tian ini, ini, keterb keterbata atasan san yang yang dihada dihadapi pi peneli peneliti ti adalah:
58
1.
Sampel yang digunakan te t erbatas pa p ada pasien DM yang
rawat inap di ruang Mawar RSUP NTB. 2.
Instrumen
pengumpulan data dirancang sendiri oleh
peneliti, peneliti, oleh karena karena itu validitas validitas dan reliabilitasn reliabilitasnya ya masih perlu di uji coba. melakukan penelitian penelitian adanya adanya Feasibility yaitu dalam melakukan
3. per perti timb mban anga gan n
meng mengen enai ai
kete keterb rbat atas asan an
wakt waktu, u,
dana dana,,
keah keahli lian an
dan dan
pertimbangan lainnya.
4.9 Kelema Kelemahan han
1.
Karena faktor yang mempengaruhi gangguan tidur pada
penderita yang banyak diataranya: a.
penggunaan obat-obat seperti obat-obat untuk
menurunkan gula darah baik ral maupun suntik. b.
Penggunaan obat-obat anti agresi trombosit.
c.
Penggunaan obat-bat untuk neuropaty.
Yang kesemuannya kesemuannya akan mempengaru mempengaruhi hi tidur, tidur, maka ada kemungkina kemungkinan n terjadi bias oleh karena kami tidak melakukan kontrol terhadap faktorfaktor faktor peranc perancu/p u/peng enggan ganggu ggu dikaren dikarenaka akan n bebera beberapa pa keterb keterbata atasan san yang yang peneliti miliki.
59
2.
Pemberian ROM (Rage of Motion) hanya 1 kali dengan
3 kali pengulangan tiap itemnya oleh keterbatasan yang peneliti miliki.
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 5.1 Hasi Hasill Pen Penel elit itia ian n
5.1.1
Gamb ambaran Um Umum Lo Lokasi Pe Peneli elitian
RSUP NTB merupakan rumah sakit tipe B dan merupakan rumah sakit pendidikan di Wilayah NTB ini, yang terletak di Pusat Kota Mataram Jalan Pejanggik Pejanggik Nomor 16 Mataram. Sebagai rumah sakit Tipe B pendidikan, Rumah Sakit Umum Provinsi NTB telah menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah sakit-rumah sakit Kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 1.
Rawat Inap
Jumlah bed 268 terbagi Kelas super VIP, VIIP A, VIP B, Kelas I, Kelas II, Kelas III, Ruang rawat intensif (ICU, ICCU, NICU, dan PICU), ruang bersalin dan ruang isolasi. 2.
Ruang bedah sentral meliputi: bedah umum, Obgyn,
bedah mata, bedah THT, Bedah gigi dan mulut, bedah urologi dan bedah tulang. 3.
Pelayanan penunjang medis dan non mdis a. penunjang penunjang medis medis meliputi: meliputi: laboratorium laboratorium,, radologi, radologi, elektromedis, hemodialisa, rehabilitasi medis, pelayanan farmasi, bank darah, da pemulasapan jenazah.
60
61
b. Pelayanan Pelayanan penunj penunjang ang non non medis medis melipu meliputi; ti; gizi, loundri/linen, sentral sterilisasi, kesehatan lingkungan, pemeliharaan sarana dan prasarana. 4.
Pelayanan lain-lain
Pelaya Pelayana na lain-la lain-lain in melipu meliputi: ti: pelaya pelayanan nan asuhan asuhan keperaw keperawata atan n yang yang diberikan sesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diberikan sesuai dengan prosedur dan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, pel pelay ayan anan an
ruju rujuka kan, n,
pene peneli litia tian n
dan dan
peng pengem emba bang ngan an,,
pela pelaya yana nan n
admi admini nist stra rasi si umuu umuum m dan dan keua keuang ngan an,, pela pelaya yana nan n pend pendid idik ikan an dan dan pelatihan, pelayanan penelitian dan klinik VCT dan deteksidi dini kanker. 5.
Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun
2010 Tabel 5.1 : Tabel indikator Pelayanan RSUD Mataram Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6
6.
INDIKATOR BOR (Nilai ideal 60-80%) ALS(Nilai ideal 6-9 hari) BTO (Nilai ideal 40-50 hari) TOI (Nilai idel 3-5 hari) NDR (Nilai ideal<25/1000 penderita keluar) GDR(nilai ideal < 45/1000 penderita keluar)
JUMLAH 78,7 4,4 66,9 1,2 30,2 61,2
Lokasi penelitian
Lokasi pada penelitian ini bertempat di ruang Mawar RSUP NTB. Di ruang mawar sendiri, terdapat 6 ruang rawat inap dengan tipe kelas III. Ruang mawar merupakan merupakan ruang perawatan interna untuk kasuskasus penyakit dalam.
62
5.1. 5.1.2 2
Kara Karakt kter eris isti tik k Resp Respon onde den n Ber Berda dasa sark rkan an Jen Jenis is Kela Kelami min n
Dari total pasien rawat inap ruang Mawar yang menjadi responden didominasi oleh perempuan. Dari 6 orang responden, 5 diantaranya berjenis kelamin perempuan.
17%
laki-laki perempuan 83%
Gambar 5.1 : Distribusi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin di ruang Mawar RSUP NTB.
5.1.3 1.
Gambaran Kh Khusus Pe Penelitian Pre-test
Dari Dari hasil hasil pre test test sebelu sebelum m diberik diberikan an perlak perlakuan uan aktivi aktivitas tas ROM (Rage (Rage of Motio Motion) n) kualit kualitas as tidur tidur pasien pasien diabet diabetes es melitu melituss pada pada 6 responden berada pada kualitas tidur tidak baik. 2. Post Post-te -test st Setelah diberikan ROM (Rage of Motion) dan dilakukan post test, didapatkan hasil bahwa kualitas tidur pada 6 responden berubah menjadi kualitas tidur baik dengan nilai P 0,014 < taraf signifikan 0,05.
5.2 5.2 Pemb Pembah ahas asan an
63
Berdasa Berdasarka rkan n hasil hasil peneli penelitia tian, n, didapa didapatka tkan n bahwa bahwa dari dari 6 respon responden den yang yang sesu sesuai ai deng dengan an krit kriteri eriaa inku inkuls lsii yang yang dibe diberi rika kan n perl perlak akua uan, n, ke-6 ke-6 responden mengalami kualitas tidur yang baik setelah diberikan aktivitas ROM (Rage of Motion). Hal ini disimpulkan dari hasil penghitungan uji statistic Wilcoxon , didapatkan nilai P 0,014 < signifikan 0,05, sehingga H 1 yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian aktivitas ROM (Rage of Motion) terhadap perubahan kualitas tidur pasien Diabetes Mellitus dapat diterima, dimana perubahan ini berarah pada pengaruh positif dimana terjadi perubahan kualitas tidur yang tidak baik menjadi kualitas tidur baik. Sebuah Sebuah peneli penelitia tian n terdah terdahulu ulu oleh oleh ahli ahli dari dari Monash University University di Melbrourne dan University of Auckland membuktikan bahwa aktivitas fisik (denga (dengan n obyek obyek peneli penelitian tian anak) anak) tidak tidak hanya hanya sebaga sebagaii sarana sarana kebuga kebugaran ran,, kesehatan kardiovaskular, dan mengontrol berat, namun juga untuk tidur (Hea (Healt lth h Toda Today y Indo Indone nesi sia, a, 2009 2009). ). Hal Hal ini ini sesu sesuai ai deng dengan an teor teorii yang yang meng mengat atak akan an bahw bahwaa kotra kotraks ksii dan dan relak relaksa sasi si otot otot beri beriram ramaa meng mengur uran angi gi ketegangan ketegangan dan menyiapkan menyiapkan tubuh untuk beristirahat beristirahat (Hoch dan Reynolds, Reynolds, 1986). 1986). Hal ini dikaren dikarenaka akan n keadaa keadaan n lelah lelah akan akan mening meningkat katkan kan relaksa relaksasi si (Funda (Fundamen mental tal Kepera Keperawata watan n Vol. Vol. 2, 2005). 2005). Selain Selain itu disebu disebutka tkan n bahwa, bahwa, salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap tidur klien, terutama pen penga garu ruh h yang yang posi positi tiff adal adalah ah lati latiha han n fisi fisik, k, namu namun n pada pada klie klien n deng dengan an hospitalisasi aktivitas cenderung terganggu dikarenakan terapi dan kondisi fisik fisik dari dari klien klien itu sendir sendirii yang yang tidak tidak memung memungkin kinkan kan untuk untuk melaku melakukan kan latihan fisik. Padahal, selain berefek pada kualitas tidur, aktivitas dan latihan
64
fisik juga mempunyai efek lain yaitu untuk meningkatkan sensitivitas insulin (Brian J. Sharkey, 2003). ROM (Rage of Motion) yang merupakan gerakan isotonic (terjadi kontraksi kontraksi dan pergerakan pergerakan otot) dalam penelitian ini dibuktika dibuktikan n mempunyai mempunyai efek yang positif untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien dengan Diabetes Melitus. Pada responden yang mengalami gangguan kualitas tidur sebe sebelu lum mnya dan setel etelah ah dib diberik erikan an ROM ROM
( Ra Rage of
Mot Motion)
akan
mendapatkan mendapatkan kondisi yang rileks sehingga sehingga memberi memberi respon respon melawan mass
discharge (pelepasan impuls secara massal). Pada respon stres dari sistem saraf saraf simp simpat atis is,, pera perasa saan an rile rileks ks akan akan dite diteru rusk skan an ke hipo hipota talam lamus us untu untuk k menghasilkan Corticot (CRF). Selanj Selanjutn utnya ya CRF Corticotropi ropin n Releasi Releasing ng Factor Factor (CRF). (Cortico merangs gsan ang g kelen kelenja jarr pitu pituit itary ary untu untuk k Corticotrop tropin in Releasin Releasing g Factor Factor ) meran meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi oleh medu medull llaa adre adrena nall meni mening ngka kat. t. Kelen Kelenja jarr pitu pituit itari ari juga juga enkephalin oleh menghasilkan β endorphin sebagai sebagai neurotransm neurotransmiter iter yang mempengaru mempengaruhi hi suasana hati menjadi rileks. Ketika terjadi kondisi yang rileks, maka akan mendukung mendukung konduktifitas konduktifitas untuk beristirahat beristirahat dan mencapai mencapai kualitas kualitas tidur yang baik. Hal inilah yang memungkinkan tercapainya kualitas tidur yang lebih baik setelah diberikan ROM ( Rage of Motion ) pada gangguan kualitas tidur, khususnya pada pasien Diabetes Mellitus pada penelitian ini..
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 6.1 Ke Kesi simp mpul ulan an
Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Sete Setela lah h diber diberik ikan an akti aktivi vita tass ROM (Rag (Ragee of Motio Motion) n),, kuali kualita tass tidur tidur
yang pada awalnya tidak baik menjadi baik, sesuai dengan kriteria yang telah ditelah ditetapkan. 2.
Berda rdasarka rkan Hasil ana analisis statistik dengan meng enggunakan uji
Wilcoxon diperoleh bahwa nilai P 0,014 < taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti H1 diterima yang menunjukkan bahwa aktivitas ROM (Rage of Motion Motion)) member memberika ikan n pengar pengaruh uh yang yang signif signifika ikan n terhada terhadap p peruba perubahan han kualitas tidur. 3.
Ada pengaruh pemberian ROM ( Rag Ragee Of Moti Motion on) terhadap
perubahan kualitas tidur pasien DM. 6.2 Saran
6.2 6.2.1 RSU RSUP NTB NTB Diharapkan pelayanan pemberian asuhan keperawatan akan semakin baik khususnya pada masalah gangguan pemenuhan kebutuhan tidur,
65
66
sehi sehing ngga ga
dapa dapatt
memp memperp erpen ende dek k
masa masa
hosp hospit itali alisa sasi si,,
meng mengin inga gatt
pentingnya tidur terhadap kondisi kesehatan klien.
6.2. 6.2.2 2 Ruan Ruang g maw mawar ar Ruang mawar sebagai sebagai salah satu satu ruang rawat rawat inap masalah masalah interna interna dengan dengan tipe kelas III, diharapkan diharapkan dapat menggunakan menggunakan hasil penelitian penelitian ini sebagai langkah baru untuk menangani pasien Diabetes Melitus, sehingga prose penyembuhan pasien dapat diharapkan semakin cepat. 6.2. 6.2.3 3 Bagi Bagi ins insti titu tusi si pen pendi didi dika kan n Penelitian ini dapat digunakan sebagai penyempurna kurikulum dan penambahan literatur dalam pendidikan keperawatan medical bedah. 6.2.4
Ilmu keperawatan
Peneli Penelitian tian ini diharap diharapkan kan dapat dapat menamb menambah ah litera literatur tur bagi bagi perawa perawatt mengenai mengenai solusi solusi yang dapat dipergunak dipergunakan an untuk mencapai kualitas tidur tidur pada pada pasien pasien rawat rawat inap, inap, khusu khususny snyaa pasien pasien dengan dengan Diabet Diabetes es Melitus. 6.2.5
Bagi peneliti lain
Perl Perlu u adan adanya ya pene peneli litia tian n lanj lanjut utan an meng mengen enai ai peng pengar aruh uh pemb pemberi erian an aktivitas aktivitas ROM (Rage of Motion) Motion) terhadap kualitas kualitas tidur, tidur, yang dapat dapat digunakan sebagai pembanding penelitian sebelumnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Alimul Aziz A. (2008). (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan . Salemba Medika. Jakarta. Alimul Aziz A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2 . Salemba Medika. Jakarta. Amir Amir Nurmia Nurmiati. ti. (2007) (2007).. Gangg Gangguan uan Tidur Tidur pada pada Lanju Lanjutt Usia: Usia: Diagn Diagnosi osiss dan Bagian an Psik Psikia iatr trii Faku Fakult ltas as Kedo Kedokt ktera eran n Univ Univer ersi sita tass Penatalaksanaan . Bagi Indonesia. Amirta Yolanda. (2009). Tidur Bermutu Rahasia Hidup Berkualitas . Keluarga Dokter. Purwokerto Utara. Asmadi Asmadi.. (2008) (2008).. Tehn Tehnik ik Pros Prosed edur ural al Kepe Kepera rawa wata tan: n: Kons Konsep ep dan dan Apli Aplika kasi si Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. Jakarta. Carpenito Lynda Juall. (2000). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis . EGC: Jakarta Corwin Elizabeth J. (2000). Buku Saku Patofisiologi . Penerbit Penerbit Buku Kedokteran Kedokteran EGC. Jakarta. Guyton, Athur C. & Hall, Jhon E. (1997). ( 1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall . Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hadi Sutrisno. (2004). Metodologi Research . Penerbit Andi. Yogyakarta. Healt Healt Today Today Indone Indonesia sia.. (2009) (2009).. Rahas Rahasia ia Tidur Tidur Lelap Lelap Si Kecil Kecil:: Perbanyak Aktivitas Aktivitas Fisik, Edisi September . PT. Karimata Prima Komunita. Jakarta Utara. Hudak CM & Gallo BM. (1997). ( 1997). Keperawatan Kritis. EGC: Jakarta Japardi Iskandar. (2002). Gangguan Tidur . Fakultas Fakultas Kedokteran Bagian Bedah universitas sumatera utara. (online). http://library.usu.ac.id/download/fk/
68
Tangga gall 10 Nove Novemb mber er 2009 2009.. Jam Jam bedah-iskandar%20japardi12.pdf . Tang 15.28. Kusy Kusyat ati, i,
Eni, Eni, dkk. dkk. (200 (2006) 6).. Kete Keteram rampi pilan lan Keperawatan Keperawatan Dasar . Jakarta: EGC
dan Prosed Prosedur ur
Labora Laborato toriu rium m
Lukman Hakim. (2008). Jam Tidur dan Kualitasnya. http://bachtiarhs.multiply.co m/journal/item/2. Tanggal 8 Desember 2009 . Jam 15.37.
Mansjoer Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke Tiga Jilid Pertama. Media Aesculapius: Jakarta Mart Martha ha,, D.. D.. (199 (1995) 5).. Pandu Penerb rbit it Buku Buku Panduan an Relak Relaksas sasii dan Reduks Reduksii Stres Stres. Pene Kedokteran EGC. Jakarta. Melissa .(2004). The Relaxation Response . Http://stress.about.com/cs/relaxation Http://stress.about.com/cs/relaxation.. htm Tanggal 12 November 2009. Jam 11.00. Nancy Wongvipat M.P.H. (2006). Bangun Dari Tidur Yang Menyehatkan (unduh versi PDF). Sumber: Sumber: Wa Wake ke Up to the the Heali Healing ng Prop Proper erti ties es of Slee Sleep, p, Positive Living, AIDS Project Los Angeles (online). 2009 . Jam http://spiritia.or.id/cst/dok/tidur1.pdf . Tanggal 10 november 2009. 15.28. Noder, Walter M. D.. (1983). Kesegaran Jasmani Setelah Usia 40 . PT. Grafidian Jaya. Jakarta. Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 2 . Rieneka Cipta: Jakarta Nursa Nursalam lam.. (2008) (2008).. Kon Konse sep p dan dan Pene Penera rapa pan n Meto Metood odol olog ogii Pene Peneli liti tian an Ilmu Ilmu Kepe Keperaw rawata atan: n: Pedoma Pedoman n Skrip Skripsi, si, Tesis Tesis,, dan Instr Instrume umen n Penel Penelit itian ian Keperawatan . Salemba Medika: Jakarta. Nu Nursal rsalam am & Paria ariani ni S. (20 (2001). 01). Pende Pendeka katan tan Prakt Praktis is Keperawatan. UD Sagung Seto: Jakarta
Metod Metodolo ologi gi Riset Riset
Patr Patric icia ia A. Pott Potter er & Anne Anne Griv Grivin in,, Perr Perry. y. (200 (2005) 5).. Buku Buku Ajar Fundamen Fundamental tal Keperawatan Keperawatan Vol. 2, Ed. 4 . Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Prihar Priharjo jo Robert Robert.. (1996) (1996).. Perawat Perawatan an Nyeri: Nyeri: Pemenuha Pemenuhan n Kebutuha Kebutuhan n Aktivita Aktivitass Istirahat Pasien. EGC: Jakarta Risnasari Norma. (2005). Skripsi: Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Lansia Di Panti Unit Pelayanan
69
Sosial Tresna Werdha Tulungagung . Tidak Diterbitkan. Program studi s1 ilmu keperawatan Fakultas kedokteran universitas Airlangga. Rosema Rosemary ry Nicol. Nicol. (1991) (1991).. Psik Psikolo ologi gi Popul Populer: er: Tidur Tidur Nyeny Nyenyak ak Tanpa Tanpa Obat Obat . ARCAN: Jakarta Sharkey, Brian J. (2003). Kebugaran & Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Smith Tony. (2002). Seri Kesehatan Bimbingan: Dokter Pada Stres Gejala . Dian Rakyat. Jakarta. Sriwerdati. (2009). Jurnal Kesehatan RSS: Kualitas Tidur Pengaruhi Resiko DM . www.medicalnewstoday.com. Suddarth Suddarth & Brunner. Brunner. (2001). (2001). Buku ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Sudoyo Aru W, dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam . Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Ilmu Penyak Penyakit it Dalam Dalam Fakult Fakultas as Kedokt Kedoktera eran n Unive Universi rsitas tas Indone Indonesia sia:: Jakarta Tjokro Tjokropra prawir wiro, o, Askand Askandar, ar, dkk. dkk. (2007) (2007).. Ilm Airlan angg ggaa Ilmu u Peny Penyak akit it Dala Dalam m. Airl University Press: Surabaya Wartonah Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan . Salemba Medika: Jakarta Wong Moses. (2005). Tidur Tanpa Obat . Bumi Aksara: Jakarta Zainudin, Muhamad. (2002). Metodologi Penelitian . Surabaya
70
Lampiran 1 KUISIONER GANGGUAN KUALITAS TIDUR
Petunjuk: Berilah tanda chack (
) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban anda. No. Responden
:……….
Tang Tangga gall Pengi Pengisi sian an :……… :………..
1. Ketika Ketika anda bangun bangun dari tidur tidur apakah apakah anda anda tidak tidak merasa merasa segar segar kembali? kembali? ( ) Ya ( ) Tidak 2. Apakah Apakah anda anda tidak tidak merasa merasa lelah? lelah? ( ) Ya ( ) Tidak 3. Apakah Apakah anda anda tetap merasa merasa mengan mengantuk tuk walau walau baru terbangun terbangun dari dari tidur? tidur? ( ) Ya ( ) Tidak 4. Apakah Apakah anda anda merasa mengantuk mengantuk berlebihan berlebihan berlebihan? berlebihan? ( ) Ya ( ) Tidak 5. Apakah Apakah anda anda mengalami mengalami sakit kepala kepala ketika ketika bangun? bangun? ( ) Ya ( ) Tidak 6. Apakah Apakah anda anda meras merasaa sensi sensitif tif atau atau mudah mudah marah marah?? ( ) Ya
71
( ) Tidak 7. Apakah Apakah anda anda merasa merasa kesulitan kesulitan berkon berkonsentra sentrasi si selama selama terjaga? terjaga? ( ) Ya ( ) Tidak 8. Apakah Apakah anda anda bangun bangun tidur tidur terlalu pagi atau atau tidak tidak seperti seperti biasanya? biasanya? ( ) Ya ( ) Tidak 9. Apakah Apakah setelah setelah anda anda terbangun terbangun anda anda merasa merasa tidak tidak dapat dapat tidur tidur kembali? kembali? ( ) Ya ( ) Tidak 10. Apakah Apakah mata anda merah dan terasa terasa perih? ( ) Ya ( ) Tidak
72
Lampiran 2
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PADA PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb Nama saya Syafitri, mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIK STIKES ES YARS YARSII Mata Mataram ram.. Saya Saya akan akan mela melaku kuka kan n pene peneli liti tian an deng dengan an judu judull “Penga “Pengaruh ruh Pember Pemberian ian Aktivi Aktivitas tas ROM (Rage (Rage Of Motion Motion)) terhada terhadap p peruba perubahan han kualitas tidur pada pasien Diabetes Melitus ”. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan serta peran perawat di masyarakat. Untuk itu saya mohon partisipasi saudara/i untuk mengisi kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah saya persiapkan dengan sejujur – jujurnya. Semua data yang dikumpulkan akan dirahasiakan dan tanpa nama. Data hanya disajikan untuk penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud – maksud yang lain. Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon kesediaan saudara untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas pertisipasi saudara dalam mengisi kuesioner ini sangat saya hargai dan saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Mataram, Hormat saya SYAFITRI
2010
73
Lampiran 3 SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PADA PENELITIAN
Saya Saya yang yang bert bertan anda da tang tangan an diba dibawa wah h ini ini meny menyat atak akan an bers bersed edia ia untu untuk k berpa berpartis rtisipa ipasi si pada pada peneli penelitian tian ”penga ”pengaruh ruh pember pemberian ian aktivi aktivitas tas ROM (Rage (Rage of Motion Motion)) Terhad Terhadap ap peruba perubahan han kualit kualitas as tidur tidur pasien pasien Diabet Diabetes es Melitu Melituss di ruang ruang mawar RSUP NTB” yang dilakukan oleh Syafitri mahasiswi program study S1 Ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram. Atas dasar pemikiran bahwa pelitian ini dilakukan untuk pengembangan ilmu keperawatan, maka saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tand Tandaa tanga tangan n diba dibawa wah h ini ini
menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa saya saya tela telah h dibe diberi ri
penjelasan dan menyatakan bersedia menjadi responden.
Mataram, Responden
Tanda Tangan
2010
74
Lampiran 4 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
1. Uji validitas instrumen instrumen gangguan kualitas tidur tidur dengan korelasi korelasi product Moment
a. Validi Validitas tas pertan pertanyaa yaan n nomer nomer 1 = 0,974 0,974 b. Validi Validitas tas perta pertanya nyaan an nomer nomer 2 = 0,974 0,974 c. Validi Validitas tas pertan pertanyaa yaan n nomer nomer 3 = 0,976 0,976 d. Validi Validitas tas perta pertanya nyaan an nome nomerr 4 = 0,976 0,976 e. Validi Validitas tas pertan pertanyaa yaan n nomer nomer 5 = 0,976 0,976 f. Vali Validi dita tass perta pertany nyaa aan n nomer nomer 6 = 0.97 0.976 6 g. Validi Validitas tas perta pertanya nyaan an nome nomerr 7 = 0,974 0,974 h. Validi Validitas tas perta pertanya nyaan an nome nomerr 8 = 0,974 0,974 i.
Vali Validi dita tass perta pertany nyaa aan n nome nomerr 9 = 0,97 0,974 4
j. j.
Vali Validi dita tass pert pertan anya yaan an nome nomerr 10= 10= 0,97 0,974 4
Nilai r tabel product Moment taraf signifikan 5 % dengan N=10 adalah 0,632, jadi semua item pertanyaan (15 item) 100% dinyatakan valif (r hitung > 0,632).
75
2. Uji reabilitas instrumen kualitas tidur dengan rumus alfha Hasil Hasil hitung hitung alpha alpha dengan dengan r 0,977. 0,977. Setela Setelah h dikons dikonsulk ulkan, an, nilai nilai r product
moment dengan taraf signifikan 5% dangan N=10 adalah 0,632, maka dapat disimpulkan instrumen penelitian ini dinyatakan Realibel (r hitung > 0,632).
76
Lampiran 5 GAMBARAN KARAKTERISTIK RESPONDEN NO
RM
Ruangan
Jenis kelamin
1
183505
259
perempuan
2
184409
259
Perempuan
3
184142
260
Perempuan
4
107902
261
Laki-laki
5
185208
259
Perempuan
6
868580
260
Perempuan
77
Lampiran 6 TABULASI DATA PENELITIAN
Kualitas Tidur Pre-Test
No
Jumlah
Kategori Kualitas Tidur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
17
Tidak Baik
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
18
Tidak Baik
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
18
Tidak Baik
4
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
18
Tidak Baik
5
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
18
Tidak Baik
6
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
16
Tidak Baik
Kualitas Tidur Post-Test
No
Jumlah
Kategori Kualitas Tidur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
11
Baik
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Baik
3
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
11
Baik
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Baik
5
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
11
Baik
6
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
11
Baik
78
Lampiran 7 HASIL ANALISA DATA Case Processing Summary Cases Valid N Pre Test*Post Tes
Missing
Percent 6
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 6
100.0%
Pre Test*Post Test Crosstabulation Post Test
Total
Baik [1] Pre Test
Tidak Baik [0] count
Total
6
6
% within Pre Test
100.0%
100.0%
% Within Post Test
100.0%
100.0%
% of Total
100.0%
100.0%
6
6
100.0%
100.0%
Count % within Pre Test
Test Statisticsb Post TestPre Test Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-2.449a .014
79
Lampiran 8 JADWAL KEGIATAN
Lampiran 9
80
RINCIAN BIAYA KEBUTUHAN DANA PENYUSUNAN SKRIPSI
A. PROPO ROPOSA SAL L
1. Pera Perala lata tan n dan dan bah bahan an a. Alat Alat tuli tuliss
Rp. Rp. 30.0 30.000 00
b. Print Print konsul konsulan an dan propos proposal al
Rp. 200.0 200.000 00
c. Foto Foto copy copy prop propos osal al & revisi revisian an (80 hal) hal) @ Rp. 10.000 10.000 Rp. 70.000 70.000 d. Penjilidan Penjilidan proposal proposal 7 rangkap rangkap @ Rp. 4.000
Rp. 28.000 28.000
e. Pengad Pengadaan aan 1 buku buku Alimul Alimul Azis Azis (METLI (METLIT) T)
Rp. 68.000 68.000
f. Foto Foto copy copy buku buku sumbe sumber/ r/ biblio bibliogra grafi fi
Rp. 150.0 150.000 00
g. Intern Internet et 10 kali kali @ Rp. 3.500 3.500
Rp. 35.000 35.000
2. Komunikasi Komunikasi konsultas konsultasii 2 dosen pembimbin pembimbing g @ 25.000 25.000
Rp. 50.000 50.000
3. Transportas Transportasii konsultas konsultasii 15 kali @ Rp. 4000
Rp. 60.000 60.000
4. Uji validitas validitas dan reabilitas reabilitas kuesioner kuesioner
Rp. 100.000 100.000
5. Penunjukan Penunjukan dosen dosen pembimbin pembimbing g 2 orang @ Rp. 100.000 100.000
Rp. 200.000 200.000
B. SKRIPSI
1. Alat Alat dan dan bah bahan a. Pengad Pengadaan aan handsc handscoon oon 20 @ Rp. 2000 2000
b. Pengad Pengadaan aan masker masker 10 @ Rp. 2000 2000
Rp. 40.000 40.000 Rp. 20.000 20.000
c. Uji Uji stat statis isti tik k
Rp. Rp. 300. 300.00 000 0
d. Print skripsi skripsi (±120 lembar ) @ Rp. 300
Rp. 36.000 36.000
e. Print Print warna warna 10 lembar lembar @ Rp. 500
Rp.
f. Foto Foto copy copy skrip skripsi si 5 rangka rangkap p @15.00 @15.000 0
Rp. 75.000 75.000
g. Jilid skripsi skripsi 5 rangkap rangkap @ Rp. 15.000 15.000
Rp. 90.000 90.000
2. Ijin Ijin pene peneli litia tian n
5.000 5.000
Rp. Rp. 100. 100.00 000 0
3. Transp Transport ortasi asi selama selama peneli penelitian tian a. Konsul Konsultas tasii 10 kali kali @ Rp. 4.000 4.000
Rp. 40.000 40.000
81
b. b. Pene Peneli litia tian n
Rp. Rp. 120. 120.00 000 0
4.
Biaya tak
terduga
Rp. 200.000
Total biaya
Terbilang: Dua juta dua belas belas ribu lima ratus rupiah rupiah
Rp. 2.012.500
82
Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN
83
Lampiran 11 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
84
Lampiran 12 DOKUMENTASI
85
Lampiran 13 YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM JL Lingkar Selatan, Telp. (0370) 6604393 Fax. (0370) 627263 LEMBAR KONSULTASI
Nama : Syafitri Nim : 05 0 55 STYC 06 Pemb Pembim imbi bing ng I : Ns. Ns. Sop Sopia ian n Hal Halid id S.K S.Kep ep,, M.K M.Kes es Judul : Pengaruh Pemberian Aktivitas ROM ( Rag Ragee Of Moti Motion on) Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Pasien Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUP NTB. No.
Hari/tgl
Materi Bimbingan
Saran-Saran
Paraf
86
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM JL Lingkar Selatan, Telp. (0370) 6604393 Fax. (0370) 627263 LEMBAR KONSULTASI
Nama : Syafitri Nim : 05 0 55 STYC 06 Pemb Pembim imbi bing ng II : Ns. Ns. Arie Ariess Abi Abiyo yoga ga.. S. S. Kep Kep.. Judul : Pengaruh Pemberian Aktivitas ROM ( Rag Ragee Of Moti Motion on) Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Pasien Diabetes Melitus di Ruang Mawar RSUP NTB. No.
Hari/tgl
Materi Bimbingan
Saran-Saran
Paraf