PERANAN SALURAN IRIGASI BENDUNG PESAYANGAN UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN TANAMAN PADI PETAK SAWAH DI KECAMATAN TALANG KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Muhammad Salim NIM. 3250402022
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI 2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Prodi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Senin
Tanggal : 21 Januari 2007
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Suroso, M.Si NIP.131570075
Drs. Satyanta Parman, M.T NIP. 130935364
Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi
Dra. Erni Suharini, M.Pd NIP. 131764047
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
: Jumat
Tanggal
: 23 Februari 2007
Penguji Skripsi,
Rahma Hayati, S.Si. M.Si NIP. 132215110
Anggota I
Anggota II
Drs. Suroso, M.Si NIP.131570075
Drs. Satyanta Parman, M.T NIP. 130935364
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, M.M NIP. 130367998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2007
Muhammad Salim NIM.3250402022
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : ♦ Hai orang – orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 153) ♦ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.(Al-Baqarah: 286)
Persembahan: ♦ Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu menyayangiku dan mendoakanku. ♦ Adiku – Adiku tercinta Adis, Pipit, Sispurnomo dan Puput yang selalu memberi semangat dalam hidupku. ♦ Teman- temanku Geografi '02.
v
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas limpahan nikmat dan RahmatNya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, yang berjudul Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Tanaman Padi Petak Sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Sunardi, M.M. Dekan FIS UNNES 3. Dra. Erni Suharini, M.Pd. Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES 4. Drs. Sriyono, M.Si. Ka Prodi Jurusan Geografi FIS UNNES 5. Drs. Suroso, M.Si. Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 6. Drs. Satyanta Parman, M.T. Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 7. Rahma Hayati S.Si. M.Si. Selaku Penguji Skripsi, terima kasih atas masukan dan sarannya. 8. Bapak Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Pak Widarto, Mbak Mery, Mas Manto terima kasih atas segala bantuanya. 10. Teman-teman Geografi Angkatan 2002 terima kasih atas dukungannya. vi
11. Keluarga Besar Kost Pak Isman terima kasih atas motivasinya. 12. Semua pihak yang telah membantuku dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebut satu persatu. Apabila skripsi ini masih terdapat kekurangan, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini serta untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
Semarang, 21 Januari 2007
Penulis
vii
SARI
Muhammad Salim, 2007. Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Tanaman Padi Petak Sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 77Hal, 13 Daftar Tabel, 4 Daftar Lampiran, 3 Gambar. Kata kunci : Peranan Saluran Irigasi. Irigasi untuk tanaman padi mempunyai tujuan, untuk memberi air yang cukup dan stabil ke persawahan dan untuk menjamin produksi padi. Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Permasalahan yang diteliti yaitu: Apakah peranan saluran irigasi Bendung Pesayangan sudah mampu mencukupi kebutuhan air petak sawah tanaman padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ? ( Desa Kaladawa, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring). Tujuan dalam penelitian ini: 1) Mengetahui debit saluran irigasi Bendung Pesayangan. 2) Untuk mengetahui kebutuhan air tanaman padi petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. 3). Mengetahui peranan saluran air irigasi dalam membantu mencukupi kebutuhan air untuk tanaman padi. Populasi penelitian ini yaitu lahan persawahan tanaman padi yang menggunakan air saluran irigasi Bendung Pesayangan yang ada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Variabel yang digunakan yaitu: 1) Debit saluran air irigasi Bendung Pesayangan, 2) Kebutuhan air untuk tanaman padi di Kecamatan Talang, 3) Kebutuhan air petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan pengukuran di lapangan. Sumber data meliputi data sekunder berupa data debit aliran, data curah hujan, data kelembaban, data penyinaran matahari, data suhu udara dan luas areal sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, data primer yang diperoleh dari pengukuran dilapangan. Analisis data yang digunakan adalah cropwat,1989 yaitu perhitungan kebutuhan air untuk tanaman padi, kebutuhan air petak sawah perhitungan debit saluran air irigasi dan kebutuhan air irigasi. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Debit saluran irigasi di Desa Kaladawa sebesar 1.18m3/detik dengan kebutuhan air 1.03m3/detik, sedangkan di Desa Getaskerep debit saluran irigasi sebesar 2.08m3/detik dengan kebutuhan air 2.06m3/detik dan di Desa Cangkring debit saluran irigasi sebesar 2.49m3/detik dengan kebutuhan air 3.50m3/detik. 2) Kebutuhan air untuk tanaman padi yang tumbuh melalui beberapa fase – fase. Mulai Penyiapan lahan dibutuhkan air sebesar 0.64mm/hari, Penggengan lahan dibutuhkan air sebesar 0.52mm/hari, Penanaman dibutuhkan air sebesar 0.59mm/hari, Pertumbuhan dibutuhkan air sebesar 0.47mm/hari, menjelang tua dibutuhkan air sebesar 0.53mm/hari, Panen dibutuhkan air sebesar 0.34mm/hari. Waktu yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan 170 hari dengan jumlah koefisien tanaman sebesar 4,15 mm, evaporasi selama pertumbuhan sebesar 3,01 mm sedangkan kebutuhan air tanaman padi sebesar 2,1 mm, 3) Berdasarkan penelitian kebutuhan air di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk, ketersediaan air sebesar 1.18 m3/dtk dengan surplus viii
air sebesar 0.15m3/dtk sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air irigasi sebesar 2.06m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.08m3/dtk dengan dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan air irigasi sebesar 3.50m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.49m3/dtk dengan defisit air sebesar 1.01m3/dtk. Peranan saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi maupun kebutuhan air untuk petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini terbukti dengan adanya saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air, terpenuhi dengan baik. Saran yang di berikan kepada pemerintah atau instansi – instansi yang terkait dan masyarakat agar senantiasa menjaga dan mengelola air dengan baik dan efisien, sehingga kebutuhan air untuk tanaman tidak kekurangan atau kekeringan, dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sungguh – sungguh agar pengelolaan air dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhannya.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................
ii
PENGESAHARI KELULUSAN ......................................................................
iii
PERNYATAAN...................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................
v
PRAKATA...........................................................................................................
vi
SARI .....................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Permasalahan ...............................................................................
3
C. Penegasan Istilah...........................................................................
3
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................
4
F. Sistematika Skripsi .......................................................................
5
x
BAB II
BAB III
BAB IV
LANDASAN TEORI ........................................................................
6
A. Pengertian Irigasi .........................................................................
6
B. Peranan irigasi ...............................................................................
7
C. Debit saluran air ...........................................................................
9
D. Tanaman padi ...............................................................................
9
E. Syarat tumbuh tanaman padi........................................................
10
F. Tahapan pemberian air pada tanaman padi...................................
13
G. Kebutuhan air di petak sawah ......................................................
17
METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
21
A. Populasi ........................................................................................
21
B. Sampel dan Teknik Sampling ......................................................
21
C. Variabel Penelitian .......................................................................
23
D. Metode Pengumpulan data ...........................................................
23
E. Metode analisis data .....................................................................
24
F. Alat-alat Penelitian .......................................................................
27
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
28
A. Gambaran umum lokasi penelitian ..............................................
28
1. Kondisi lokasi penelitian ........................................................
28
2. Kondisi Iklim .........................................................................
32
B. Hasil penelitian ............................................................................
36
1. Debit saluran irigasi ................................................................
36
2. Kebutuhan air untuk tanaman padi .........................................
37
3. Kebutuhan air di petak sawah .................................................
40
xi
BAB V
4. Kebutuhan air di seluruh areal irigasi .....................................
41
C. Pembahasan hasil penelitian .........................................................
44
1. Debit saluran irigasi ...............................................................
44
2. Kebutuhan Air ........................................................................
44
2 a. Kebutuhan air untuk tanaman padi .....................................
44
2 b. Kebutuhan air petak sawah ..................................................
46
2 c. Kebutuhan air di areal irigasi ...............................................
47
PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................
49
B. Saran .............................................................................................
50
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
46
LAMPIRAN .........................................................................................................
52
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Koefisien kebutuhan air per fase tanaman padi .................................
14
Tabel 2.
Populasi dan Sampel penelitian di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .................................................................................
22
Tabel 3.
Penggunaan lahan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ..............
31
Tabel 4.
Curah hujan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ........................
33
Tabel 5.
Klasifikasi menurut tipe iklim.............................................................
35
Tabel 6.
Hasil perhitungan debit saluran irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ...............................................................................
36
Hasil Perhitungan kebutuhan air tanaman padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ..................................................
37
Hasil perhitungan evapotranspirasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .................................................................................
38
Hasil perhitungan hujan efektif di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .................................................................................
39
Tabel 10. Hasil perhitungan kapasitas infiltrasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ................................................................................
40
Tabel 11. Hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ................................................
41
Tabel 12. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ...................................................................
41
Tabel 13. Hasil perhitungan kebutuhan air areal irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ...................................................................
42
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data debit saluran irigasi ................................................................
52
Lampiran 2. Kebutuhan air tanaman padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .............................................................................
54
Lampiran 3. Suhu dan Iklim di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ................
63
Lampiran 4. Sampel Infiltrasi ............................................................................
75
Lampiran 5. Surat Keterangan telah melakukan penelitian.................................
78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Tipe Iklim Menurut Schmidt - Ferguson ...........................................
34
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Talang ................................................
29
Gambar 3. Peta Kebutuhan air di Kecamatan Talang...........................................
43
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Irigasi bagi tanaman padi berfungsi sebagai penyedia air yang cukup dan stabil untuk menjamin produksi padi. Luas tanah atau sawah di dalam daerah pengairan di bagi – bagi sedemikian rupa sehingga memudahkan pembagian airnya. Adapun cara pembagiannya tergantung pada tujuan pengairan itu dan kebutuhan air untuk pertanian. Air yang di salurkan ke sawah melalui sistem jaringan yang terdiri atas saluran – saluran air dengan bangunan pengendali. Kapasitas irigasi dalam kaitanya dengan ketersediaan air untuk tanaman padi dapat dikaji melalui permasalahan irigasi, dan faktor – faktor yang mempengaruhi terhadap pengelolaan air irigasi. Ketersediaan air irigasi untuk tanaman padi sawah banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor kondisi tanah, jenis tanaman, iklim, topografi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air, khususnya pada saat tumbuh mereka harus selalu tergenangi air. Agar produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melaui irigasi. Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan intensitas panen
1
per tahun. Tersedianya air irigasi yang cukup terkontrol merupakan input untuk meningkatkan produksi padi. Mengingat begitu pentingnya irigasi maka kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan pengairan harus diikuti dengan perluasan jaringan irigasi. Pembangunan dan rehabilitas jaringan irigasi perlu ditingkatkan untuk memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi bagi pertanian. Dalam rangka usaha meningkatkan pembangunan di sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan khususnya beras, salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah menempatkan pembangunan di sektor irigasi. Di Kecamatan Talang terdapat sebuah saluran induk Bendung Pesayangan yang airnya mampu mengngairi ± 1989 ha di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Sistem pengairan dilakukan secara teknis dan setengah teknis. Pada lahan persawahan yang dilaksanakan saat musim penanaman padi sawah tiba. Air irigasi tersebut bersumber dari Daerah Aliran Sungai Kaligung. Pada umumnya padi di daerah ini ditanami dua kali setahun, dengan mengandalkan air irigasi dari Bendung, dan air hujan. Mengingat pentingnya saluran irigasi untuk pertanian maka dalam penelitian ini mengambil topik kajian tentang “ Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Dalam Mencukupi Kebutuhan Air Untuk Petak Sawah Tanaman Padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.”
2
B. Permasalahan Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas persatuan lahan dan persatuan waktu (ha/tahun). Mengingat begitu pentingnya irigasi bagi tanaman padi maka perlu diadakan pengkajian tentang irigasi agar persoalan – persoalan irigasi yang beragam dapat terselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu, apakah kapasitas saluran irigasi Bendung Pesayangan mampu mencukupi kebutuhan air petak sawah tanaman padi di Kecamatan Talang ? C. Penegasan Istilah 1. Saluran Irigasi Saluran irigasi yaitu saluran yang berfungsi sebagai penghubung antara sumber air dengan petak – petak sawah pertanian. 2. Bendung Bendung merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai disekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran – saluran pembagi kemudian hingga ke lahan – lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).
3
3. Tanaman padi Tanaman padi merupakan jenis vegetasi yang di tanam di lahan persawahan memiliki sifat dan banyak membutuhkan air pada masa pertumbuhan, baik air dari air hujan maupun air irigasi. (Kartasapoetra, 1990: 45 – 46). 4. Petak sawah Petak sawah yaitu bidang sawah yang dibatasi oleh pematang sawah yang digarap dan diairi oleh para petani untuk tanaman. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui debit saluran irigasi dalam mencukupi kebutuhan air. 2. Untuk mengetahui kebutuhan air tanaman padi petak sawah. 3. Untuk mengetahui peranan saluran irigasi dalam membantu mencukupi kebutuhan air. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberi masukan Kepada Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian dalam pengelolaan saluran air irigasi yang lebih baik. 2. Meningkatkan kerjasama antara Instansi dengan Perguruan Tinggi dalam hubungannya dengan proses belajar sesuai program studi yang akan dicapai.
4
F. Sistematika Skripsi 1. Bagian awal Berisi halaman judul, Halaman pengesahan, Abstrak, Motto, Persembahan, Kata pengantar, Daftar isi, Daftar gambar, Daftar tabel, Daftar lampiran. 2. Bagian Isi BAB I. Pendahuluan Merumuskan tentang latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan/ Manfaat penelitian, Sistematika skripsi. BAB II Landasan teori Landasan teori berisi tentang telaah pustaka yang berkaitan dengan masalah – masalah yang dibahas dalam skripsi. BAB III Metodologi penelitian Merumuskan tentang Populasi dan Sampel, Tehnik pengambilan sampel, Variabel penelitian, Jenis data dan Metode pengumpulan data, Metode analisis data. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan Menyajikan data, Analisis data, Pengujian Hipotesis, Pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup Rumusan tentang Kesimpulan dan Saran. 3. Bagian Akhir berisi tentang Daftar pustaka dan Lampiran
5
6
BAB II L ANDASAN TEORI
A. Pengertian Irigasi Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 1987). Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada (Kartasaputra, 1991: 45). Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguan pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier (Kartasapoetra, 1990: 30 – 31).
6
Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan menjadi : (a) Saluran Primer (Saluran Induk) yaitu saluran yang lansung berhubungan dengan saluran bendungan yang fungsinya untuk menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil. (b) Saluran Sekunder yaitu cabang dari saluran primer yang membagi saluran induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier). (c) Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung berhubungan dengan lahan atau menyalurkan air ke saluran – saluran kwarter. (d) Saluran kwarter yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan pertanian(Najiyati, 1993: 35 – 36). Irigasi merupakan bangunan air yang berupa saluran dan berfungsi menyalurkan air dari Bendung ke petak secara periodik, guna mencukupi kebutuhan air bagi tanaman di petak sawah. B. Peranan irigasi Peranan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi dapat di ketahui melalui suatu kajian yang cermat pada masalah – masalah tentang irigasi, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan kegiatan penyediaan dan pemberian air secara efektif dan efisien. Peranan irigasi bagi suatu lahan dapat dijabarkan sebagai berikut : (a) Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
7
(b) Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek. (c) Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman. (d) Mengurangi bahaya pembekuan. (e) Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah. (f)
Mengurangi bahaya erosi.
(g) Melunakan pembajakan dan pengumpalan tanah. (h) Memperlambat pembentukan tunas dengan perbandingan karena penguapan (Hansen, 1986: 4). Berkaitan dengan perkembangan teknologi budidaya dan produksi pangan, peranan irigasi berkembang menjadi : (a) Penyedia air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur kelembaban tanah. (b) Membantu menyuburkan tanah melalui bahan – bahan pangan kandungan yang di bawa oleh air. (c) Memungkinkan penggunaan obat – obatan dalam dosis. (d) Menekan pertumbuhan gulma. (e) Menekan perkembangan hama tertentu. (f) Memudahkan pengeolahan tanah (Pasandaran, 1991: 141).
8
C. Debit saluran air irigasi Adapun cara mengetahui banyaknya dan lamanya aliran air irigasi untuk tanaman padi. Kualitas saluran irigasi adalah sangat penting bagi memenuhi air di lahan persawahan. Saluran irigasi yang baik akan dapat memenuhi kebutuhan air pada lahan persawahan. Kualitas saluran juga berkaitan dengan material binaan pada saluran. Material yang banyak di gunakan untuk lapisan pada saluran berupa beton, pasangan batu, pasangan bata, campuran tanah dan bentonite lempung alam dengan permeabilitas rendah dengan berbagai karet, plastik susunan aspal. Air irigasi yang masuk ke lahan pertanian dapat diketahui dengan cara menghitung kapasitas saluran irigasi atau debit air irigasi, dengan maksud agar pembagian air dalam suatu jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara adil dan merata sehingga air yang dibutuhkan dapat mencukupi D. Tanaman padi Tanaman padi sawah merupakan jenis tanaman yang terdapat di tanah persawahan yang menggunakan teknologi tinggi dengan kebutuhan airnya diperoleh dari air hujan ataupun dari air irigasi yang dialirkan ke petak – petak sawah (Kartasapoetra, 1990: 45 – 46). Maka dalam membudidayakan tanaman padi harus memperhatikan kebutuhan air, oleh karena itu tanaman padi sebagai tanaman penghasil beras telah lama dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat tanah air. Hal ini amat memungkinkan karena negara kita memiliki tanah yang subur dan keadaan iklim yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi.
9
Budidaya tanaman padi sudah dikenal orang sejak zaman dahulu hingga saat ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin bertambah. Perlu diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,32 per tahun, sehingga produktivitas pertanian khususnya padi masih sangat perlu ditingkatkan, untuk menjaga keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pengadaaan bahan pangan (Kanisius, 1990: 98). Untuk itulah perlu adanya irigasi bagi tanaman padi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan intensitas panen per tahun. Air irigasi merupakan unsur vital dalam pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman yang diperlukan secara efektif dengan penggunaan teknologi yang lebih baik sehingga dapat diperoleh hasil varietes unggul yang berdaya hasil tinggi dan berumur pendek. E. Syarat tumbuh tanaman padi Syarat dalam membudidayakan tanaman padi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Kanisius (1990:34 – 39): Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup di daerah yang beriklim panas dan lembab. Pengertian iklim ini menyangkut beberapa unsur, antara lain: a. Curah hujan Curah hujan merupakan penyediaan air secara alamiah. Curah hujan yang rendah di daerah agak basah, agak kering dan kering mempengaruhi
10
ketersedian air. Oleh karena itu Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik merata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama empat bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500 – 2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam perairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi. b. Suhu udara Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman padi. Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai dengan tanaman padi, misalnya di daerah tropika yang di lalui garis katulistiwa, seperti Indonesia. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 °C ke atas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi, yaitu dapat menyebabkan kehampaan biji padi. c. Penyinaran matahari Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan di ubah menjadi energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara di sekitar. Panas yang di pakai untuk menghangatkan partikel – partikel berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk partikel tersebut di namakan panas – tampak. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan perputaran udara dan uap air di atas permukaan tanah. Keadaan ini akan menyebabkan udara di atas permukaan tanah jenuh dan dengan demikian, mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada
11
permukaan. Ketersediaan air melibatkan tidak saja jumlah air yang ada, tapi juga persediaan air yang siap untuk terjadinya evaporasi. d. Kelembaban Kemampuan udara untuk menampung uap air adalah berbeda – beda menurut suhu. Menggingat makin tinggi suhu udara, makin banyak uap yang dapat ditampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak dapat ditentukan oleh kelembaban mutlak saja. Kelembaban mutlak adalah massa uap yang terdapat dalam 1 m3 udara atau kerapatan uap. Variasi harian dari kelembaban adalah bertentangan dengan variasi suhu. Waktu pagi sekali dimana suhunya paling rendah, kelembabannya paling tinggi dan menjadi pali rendah pada waktu suhunya tinggi. Dalam arah vertical baik siang maupun malam kelembaban itu umumnya lebih rendah sesuai dengan elevasi. e. Kecepatan Angin Yang disebut arah mata angin adalah arah dari mana angin bertiup. Untuk penunjuk angina ini digunakan lingkaran arah angin dan pencatat angin. Untuk penunjuk arah mata angin biasanya digunakan sebuah panah dengan pelat pengarah. Arah panah ini dihubungkan ke lingkaran arah angin sehingga pergerakan arah angin dapat segera diikuti. Angin mempunyai pengaruh yang sangat besar pada proses penyerbukan dan pembuahan tanaman padi. Pengaruh ini sangat menguntungkan bagi tanaman padi, karena waktu penyerbukan memerlukan angin sebagai perantaranya.
12
F. Tahapan pemberian air pada tanaman padi. Kebutuhan air sangat diperlukan tanaman padi sawah untuk pertumbuhan. Adapun macam – macam kebutuhan air di lahan sawah tanaman padi yaitu : Fungsi air bagi tanaman bermacam – macam : (1) Untuk proses fotosintesis tanaman membutuhkan air, udara dan sinar matahari. (2) Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral kebagian – bagian tanaman sebagai cadangan makanan. (3) Penguapan air berguna untuk kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori – pori daun akan tertutup apabila kadar air kedalam daun terlalu kecil. (4) Air yang cukup diserap oleh tanaman padi sebagian besar hilang lewat penguapan.
13
Tabel. 1 Koefisien tanaman padi per fase pertumbuhan Fase pertumbuhan
Waktu
Koofisien tanaman
Penyiapan lahan / Nursery
30 hari
1.20
Penggenangan / Land prepanation
20 hari
-
Penanaman / Intial stage
20 hari
1.10
Pertumbuhan / Developm. Stage
30 hari
-
Menjelang tumbuh ( Bunting ) Mid season
40 hari
1.05
Masa sudah tua / Late season
30 hari
0.80
Total
150 hari
4,15
Sumber: Menurut Cropwat tahun 1989 Adapun tahapan – tahapan fase pertumbuhan tanaman padi sebagai berikut : 1. Penyiapan lahan Sebelum di mulai penanam padi fase yang sangat penting adalah fase penyiapan lahan, untuk lahan sawah irigasi persiapan diawali dengan pembajakan. Pembajakan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat traktor tangan atau dengan hewan ternak (sapi dan kerbau) dan cangkul tangan dengan tenaga manusia. Dengan pembajakan ini tanah dipecah menjadi menjadi gumpalan besar. Pembajakan tanah juga bertujuan agar distribusi air menjadi lebih merata karena bongkahan – bongkahan tanah akan mampu menjadi penahan air yang sangat bermanfaat dalam proses
14
pelunakan tanah dan dekomposisi bahan organik oleh jasad renik. Di samping untuk melumpurkan tanah proses ini juga bermanfaat untuk mengancurkan atau mencampur gulma dengan tanah sehingga proses dekomposisi berjalan lebih sempurna. Pembajakan dilakukan pada awal musim, hasil pembajakan dibiarkan 2 – 3 hari agar proses pelumpuran berjalan dengan baik. Dengan cara ini bahan organik yang berasal baik dari sisa
–
sisa
tanaman
sebelumnya
maupun
biomas
rumput
akan
berdekomposisi dengan sempurna dan kan dimanfaatkan oleh tanaman padi berikutnya sebagai tambahan sumber makanan. 2. Penggenangan lahan Pada waktu melakukan penggenangan lahan air harus cukup agar supaya struktur tanah menjadi lumpur baik. Sering tanah dibajak 2 kali, Jika demikian, maka sesudah membajak pertama tanah di gemplang selama 1 minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh terlalu banyak. Bongkahan – bongkahan tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih selalu di atas air, hingga dapat sinar matahari langsung. Pada mulanya penggenangan lahan dibiarkan selama 2 – 3 hari, agar akar tanaman padi dapat mudah melekat pada tanah, penggenangan lahan pada petak sawah tidak selalu sama setiap saat. 3. Penanaman Setelah tanah selesai dikerjakan dan struktur lumpur yang baik, maka tibalah saat penanaman. Jika ditanam tidak teratur atau didalam barisan dengan menggunakan tali penglurus, maka sawah yang akan
15
ditanami digenangi air setinggi kurang lebih 5 cm. Tetapi jika barisan – barisan di buat dengan alat penggurat tanah, waktu garis – garis di buat dan selama menanam tanah agak dikeringkan, artinya tidak boleh tergenangi air. Selesai di tanam, air tetap banyaknya atau kalau bertanam dengan alat penggurat air ditambah hingga kira – kira 5 cm tingginya. Kira kira 10 – 15 hari setelah padi ditanam, air beransur – ansur ditambah sampai tinggi 20 – 25 cm pada saat bunting. 4. Pertumbuhan Untuk pertumbuhan padi diperlukan waktu 30 hari dan pada masa pertumbuhan
tanaman
padi
memerlukan
makanan
(hara)
untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan dari pemupukan ialah untuk mencukupi kebutuhan makanan. Agar padi dapat berproduksi sesuai dengan potensi genetiknya, di butuhakan lingkungan yang optimal bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Faktor lingkungan tersebut antara lain sumber makanan, air, suhu, kelembaban, sinar matahari, populasi tanaman persataun luas serta keadaan hama dan penyakit Agar faktor lingkungan ini baik maka dilakukan pemupukan atau pemberian kebutuahan tanaman akan nitrogen, fosfor dan kalium harus cukup dengan baik, pengaturan air, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit.
16
5. Bunting atau berisi (menguning) Pada umumnya penentuan saat panen buah padi konsumsi berbeda dengann saat panen untu kebutuhan benih. Hal ini berkaitan dengan kondisi embrio yang ada dalam buah padi. Padi untuk benih memerlukan kesempurnaan dalam pembentukan embrio, sebab embrio harus hidup dan siap untuk berkecambah. Tetapi sebaliknya sawah dikeringkan jika bunga mulai membuka air diberikan banyak lagi. Setelah padi menguning yaitu kira – kira 14 hari sebelum dipotong, sawah dikeringkan. 6. Masa tua menjelang panen Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan pada saat panen, diantara lain variates padi, keadaan iklim termasuk di dalamnya musim, pemeliharaan tanaman. Pembungaan padi yang tidak serempak sering kali menyulitkan penentuan saat panen yang tepat, sebab petani harus menunggu mulai sebelum memasak hingga sampai menjadi masak sempurna atau sekitar berumur 40 hari setelah masa tanam. G.
Kebutuhan air di petak sawah Teknis pengairan air di petak sawah bermacam – macam antara lain adalah :
(1) Air yang digunakan untuk mengairi sawah berasal dari sumber air yang telah ditentukan oleh yang berwenang (Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian) dengan aliran air yang tidak deras. (2) Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa mengenangi dan merata, sehingga permukaan tanah terairi dan basah. Pada petak sawah
17
harus terdapat lubang pemasukan dan lubang pembuangan air yang letaknya berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat merata di seluruh lahan. (3) Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah. Kotoran yang mengendap dapat digunakan sebagai pupuk dan lumpur sangat baik untuk tanaman padi sawah. (4) Genangan air pada ketinggian yang diinginkan dapat membantu pertumbuhan tanaman padi yang merata pada petak sawah. (5) Aliran air di dalam petak sawah melalui kedua lubang/pemasukan dan pembuangan harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air, sehingga dapat dipakai untuk pernafasan akar – akar tanaman. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah air pada petak sawah, adalah hujan efektif dan infiltrasi (1). Hujan efektif Adalah curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman. Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut: ⎛ R2 R2 R ⎞ ⎟ ER = ⎜⎜ − 0.001 + 0.025 + 0.0016 R + 0.6 2 ET ET ET ⎟⎠ ⎝
Keterangan : ER : Hujan efektif R : Curah hujan harian ET : Evoptranspirasi(%)
18
(2). Infiltrasi Infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler ( gerakan air ke arah lateral ) dan garvitasi ( gerakan air ke arah vertikal ). Setelah keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksiamal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi, Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan curah hujan yaitu milimeter per jam ( mm/jam ). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evoptranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya. Meningkatnya kecepatan dan luas wilayah infiltrasi dapat memperbesar debit aliran selama musim kemarau yang penting untuk memasok kebutuhan air pada saat kritis tersebut, untuk pergenceran kadar pencemaran air sungai dan berbagai keperluan lainnya(Asdak : 1978 ; 213 ). Untuk menentukan kapasitas infiltrometer dapat menggunakan Double ring infiltrometer. Double ring Infiltrometer merupakan suatu alat tabung baja silinder pendek berdiameter besar (atau suatu batas kedap lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Double ring
19
Infiltrometer
terdiri dari dua cicin konsentrik yang ditekan kedalam
permukaan tanah. Karena kedua cincin tersebut menggenangi, maka disebut double ring infiltrometer tipe genangan serta terus menerus untuk mempertahankan tinggi yang konstan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : F:
V t
Keterangan : F : Kapasitas infiltometer ( Ltr / jam ) V : Volume air yang di tuang ( ltr ) t : Waktu ( menit )
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah lahan persawahan irigasi tanaman padi yang menggunakan air saluran irigasi bendung pesayangan yang ada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang terdiri 17 desa . B. Sampel dan Tehnik sampling a. Sampel Mengingat luasnya daerah irigasi Pesayangan untuk sektor Talang yaitu 6 Desa yaitu Desa Dukuhmalang, Desa Bengle, Desa Kaladawa, Desa Pacul, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring. Maka dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan yaitu wilayah yang dilalui saluran irigasi, dalam penelitian ini tiga desa yaitu Desa Kaladawa, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring dengan luas lahan persawahan 1.113 ha. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode areal propotional random sampling yaitu : b. Tehnik sampling (Stratified random sampling) Tehnik pengambilan sampel ini digunakan karena keadaan populasi di tiga desa itu luas lahan persawahan yang berbeda, sehingga perlu adanya perimbangan dalam pengambilan sampel di tiga desa tersebut, dan setiap individu yang ada dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. (Arikunto, 1996: 120)
22
Dalam penelitian ini memilih tiga desa dengan alasan Desa Kaladawa letaknya dekat dengan saluran induk Pesayangan sehingga air yang diperoleh mencukupi. Desa Getaskerep letaknya di tengah, sehingga air yang diperoleh agak kurang mencukupi pada musim tanam. Desa Cangkring letaknya jauh dari saluran induk, sehingga air yang diperoleh kurang mencukupi pada musim tanam dengan demikian tiga desa tersebut dapat mewakili dari daerah penelitian. Dalam penelitian ini diambil sampel sebesar 10% karena mengingat populasinya banyak yaitu lebih dari 100 ha masing – masing populasi yang ada di tiga desa. Dengan demikian besarnya sampel akan berimbang yaitu di Desa Kaladawa 9 ha, Desa Getaskerep 13 ha
dan di Desa
Cangkring 14 ha. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut: Tabel 2 Populasi dan Sampel penelitian
No
Lokasi
1.
Desa Kaladawa
2.
Desa Getaskerep
3.
Luas lahan sawah (ha) 0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1 Lebih dari 1 0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1 Lebih dari 1 0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1 Lebih dari 1
Desa Cangkring Jumlah Sumber: Data monografi tahun 2003
Populasi 27 27 37 25 62 46 34 58 45 361
Sampel (10%)
9
13
14 36
23
C. Variabel Penelitian Variabel peranan saluran irigasi.dalam mencukupi kebutuhan air meliputi a. Debit saluran irigasi. b. Kebutuhan air untuk tanaman padi. c. Kebutuhan air untuk petak sawah. Dalam penelitian ini jenis data yang di gunakan adalah jenis data sekunder, jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, yang berupa dokumen atau arsip – arsip dan hasil pengukuran di lapangan dari Dinas Pertanian, Badan Meteorologi dan Geofisika dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yaitu berupa data debit air saluran, data curah hujan, data kelembaban, data penyinaran matahari, data suhu udara dan luas areal sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Jenis data di gunakan untuk memperoleh hasil perhitungan evapotranpirasi, hujan efektif dan debit saluran dalam bentuk angka. D. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini di gunakan untuk memperoleh data dengan cara mengumpulkan data dari instansi Dinas Pertanian, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air dan Badan Meterologi dan
24
Geofisika yang berupa arsip – arsip atau dokumen – dokumen seperti luas areal sawah dan data curah hujan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. b. Metode Pengukuran di lapangan langsung Metode Pengukuran di lapangan langsung yaitu Metode yang dilakukan si peneliti, langsung terjun ke lapangan atau di daerah yang akan di teliti dengan menggunakan alat yang dinamakan Double ring infiltrometer. Dalam penelitian ini untuk mengukur atau menghitung laju maksimal air kedalam tanah di tiga desa yaitu Desa Kaladawa, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring untuk memperoleh hasil kapasitas infiltrasi. E. Metode analisis data 1. Untuk menghitung effisiensi saluran irigasi Metode analisis ini di gunakan untuk mengetahui Debit saluran irigasi dengan menggunakan rumus: EfP=
Q1 Q2
Keterangan: Efp : Debit saluran (m3/dtk) Q1 : Debit yang sampai ke petak sawah (m3/dtk) Q2 : Debit yang masuk ke saluran (m3/dtk) Sumber: Cropwatt, tahun 1989 Analisis ini untuk memperoleh hasil efisiensi saluran, diperoleh dari perhitungan debit air yang ke petak sawah dan debit yang masuk ke
25
saluran selanjutnya di bagi antara debit yang ke petak di bagi debit yang masuk ke saluran. 2. Untuk Mengetahui kebutuhan air tanaman padi Metode analisis ini digunakan untuk memberikan pembahasan hasil penelitian yang berupa data kuantitatif sehingga akan diperoleh hasil perhitungan kebutuhan air untuk tanaman padi. Dengan menggunakan rumus: CWR = Kc x Eo Keterangan : CWR : Kebutuhann air untuk tanaman padi (mm/hari) Kc
: Koeffisien tanaman (mm/hari)
Eo
: Evoporasi permukaan air bebas (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989 Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub variabel yaitu: Koefisien tanaman padi dan Evaporasi permukaan air selanjutnya kedua variabel dikalikan maka akan diperoleh hasil kebutuhan air tanaman padi. 3. Untuk mengetahui kebutuhan air di petak sawah (farm water requirement/FWR). Metode analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan air irigasi di petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dengan menggunakan rumus:
26
FWR = ( CWR + In ) - ER Keterangan : FWR : Kebutuhan air dipetak sawah (m3/dtk) CWR : Kebutuhan air untuk tanaman padi (mm/hari) In
: Infiltrasi (ltr/menit)
ER
: Hujan efektif (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989 Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub variabel yaitu mengukur infiltrasi di lapangan dan mengihitung hujan efektif digunakan hujan harian atau bulanan setelah diperoleh dari hasil perhitungan selanjutnya dari hasil perhitungan dapat diketahui kebutuhan air di petak sawah. 4. Kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi dihitung dengan menggunakan rumus : PWR =
FWR EfP
Keterangan: PWR: Kebutuhan air di lahan pertanian (m3/dtk) FWR: Kebutuhan air di petak sawah (m3/dtk) Efp : Efisiensi saluran irigasi (m3/dtk) Sumber: Cropwatt, tahun 1989 Analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan air di seluruh areal irigasi, diperoleh dari hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah di bagi dengan efisiensi saluran irigasi selanjutnya di kalikan dengan luas
27
areal irigasi maka akan di ketahui hasil perhitungan kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi F. Alat – alat penelitian
Alat dan bahan pada penelitian berupa alat laboratorium yaitu alat analisis dan pengukuran lapangan, meliputi infiltrometer, Thermometer tanah, anemometer, kamera dan seperangkat komputer.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian 1. Kondisi lingkungan geografis lokasi penelitian Kondisi lingkungan geografis lokasi penelitian diungkap bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan kondisi lokasi penelitian yaitu tentang Peranan saluran irigasi Bendung Pesayangan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. a. Letak Astronomis Letak astronomis yaitu letak suatu wilayah atau daerah berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis Kecamatan Talang 6 º 50 ' 41" LS –
7 º 15 ' 30 " LS dan 108 º 57 ' 6 " BT - 109 º 21 ' 30 " BT.
Ketinggian Kecamatan Talang Kabupaten Tegal antara 20 m dari permukaan air laut. b. Letak Administrasi Adapun batas – batas wilayah Kecamatan Talang adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Kramat
Sebelah Selatan
: Kecamatan Adiwerna
Sebelah Timur
: Kecamatan Tarub
Sebelah Barat
: Kecamatan Dukuhturi
28
29
Kecamatan Talang berdasarkan letak administrasi mempunyai prospek yang sangat berati dimasa mendatang dan strategi dalam perkembangnya, antara lain: (1) Desa Talang merupakan Pusat Perkembangan Desa Terpadu (PPDT). Dengan fungsi di antaranya sebagai pusat perdagangan dan industri yang dilalui jalur pemasaran dari Adiwerna ke Dukuhturi (dalam pelaksaan survey mempunyai potensi yang dapat berkembang). (2) Sebagai jalur penghubung dari jalur utara Kota Tegal ke jalur selatan Kabupaten Tegal (Slawi). c. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan suatu daerah atau wilayah sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar wilayah tersebut. Penggunaan lahan yang ada di gunakan untuk bangunan – bangunan atau pemukiman – pemukiman dan berbagai infrastruktur yang mengikutinya, sebaliknya di wilayah pedesaan karena sebagian besar penduduk kebanyakan hidup bergantung pada sektor pertanian maka lahan yang ada sebagian besara digunakan untuk lahan pertanian. Berdasarkan data monografi Kecamatan Talang memliki luas wilayah 1831 ha. Adapun wilayah itu digunakan sebagai persawahan , permukiman, tegalan atau kebun dan lain – lain. Berikut ini adalah data sekunder penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Talang tahun 2005 sebagai berikut:
30
Tabel 3 Pola penggunaan lahan di Kecamatan Talang Luas Penggunaan lahan wilayah(Ha) Persawahan 1.064 Tegalan 15 Permukiman 642 Kebun/lading 109 Jumlah 1.831 Sumber: Data monografi dalam angka 2005 No. 1. 2. 3. 4.
% 58 1 35 6 100
Dari tabel 3 di atas dapat simpulkan bahwa lahan di Kecamtan Talang sebagian besar digunakan untuk area persawahan 1.064 Ha paling sedikit digunakan untuk tegalan seluas 15 Ha untuk bangunan dan peermukiman seluas 642 Ha sedang sisanya adalah dipergunakan untuk kebun atau ladang seluas 109 Ha. Jadi luas wilayah Kecamatan Talang seluas 1.831 Ha. d. Struktur Geologi Keadaan geologi Kecamatan Talang berdasarkan sumber peta Geologi Kabupaten Tegal Skala 1: 50.000 tahun 2004 yang di peroleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tegal. Secara umum struktur geologi di Kecamatan Talang Kabuapten Tegal tersusun dari satuan Regosol Complex dan Litosol. e. Kondisi Geomorfologi Jawa Tengah di bagi menjadi tiga zone, yaitu selatan berupa plateu dengan kemiringan lereng berlapisan batuan ke arah selatan sekitar 8°, zone tengah berupa zone depresi yang di tumbuhi oleh gunung api, dan zone utara berupa antiklinal Kendeng dan Rembang serta dataran alluivial pantai utara.
31
Berdasarkan pembagian di atas, daerah penelitian termasuk ke dalam zona utara berupa antiklinal Kendeng dan Rembeng serta dataran aluvial. f. Jenis Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi setempat di modifikasi atau bahkan di buat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung gejala – gejala kehidupan, dan menopang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman di luar rumah. (Sarwono Hardjowigeno, 1993: 4). Secara umum jenis tanah yang berkembang di wilayah Kecamatan Talang Kabupaten Tegal adalah jenis tanah alluvial assosiasi, gliehumus rendah dan aluvial kelabu.(Kecamatan Talang dalam angka tahun 2005) 2. Kondisi iklim dan curah hujan Secara umum semakin tinggi tempat semakin turun suhunya. Di Pulau Jawa penurunan suhu berkisar 0,6oC tiap naik100m dari permukiman air laut, sehingga suhu di suatu tempat dapat diperkirakan. Iklim merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kondisi hidrologis suatu wilayah. Besar kecilnya hujan yang jatuh berkaitan erat dengan input air pada wilayah tersebut:
32
Tabel 4. Data Curah Hujan (mm) Daerah Kecamatan Talang Tahun 1997-2006 Bln 1997 1998 1999 1 360 432 452 2 436 368 147 3 254 244 378 4 324 246 96 5 294 320 45 6 87 76 0 7 79 0 0 8 367 24 0 9 354 67 21 10 435 345 264 11 394 254 245 12 236 274 214 Jml 3620 2650 1862 Jml BB 10 8 5 Jml BL 1 Jml BK 2 4 6 Sumber: BMG Tegal.
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata 475 0 215 168 232 0 345 223 421 0 324 358 345 254 264 243 435 756 347 247 542 349 348 325 215 405 104 124 432 354 489 232 80 50 25 104 42 67 328 113 345 152 0 50 54 87 65 76 35 43 0 42 67 24 97 32 0 0 54 0 0 0 145 49 0 24 135 0 0 0 248 71 342 0 0 347 68 0 54 154 321 0 0 245 325 324 24 177 302 241 217 208 247 222 57 185 2971 1671 1421 1893 2354 1681 2464 1979 8
3
4
5
6
5
6
6.0
-
1
2
3
-
-
1
0.9
4
8
6
4
6
7
5
5.2
Tipe iklim di Kecamtan Talang menurut Schmidt-Ferguson Berdasarkan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah rata – rata bulan basah yaitu 6.0 dan jumlah rata – rata bulan lembab 0.9 sedangkan jumlah rata – rata bulan kering yaitu 5.2. Sehingga dapat dihitung harga Q. Q = 5.2 x 100% 6.0 = 0.866 x 100% = 86%
33
Gambar 1. Tipe Iklim menurut Schmidt - Ferguson
12
700 % < Q
11 H
300 % < Q < 700 %
10 9
167 % < Q < 700 %
G
8
F
100 % < Q < 167 %
7 6
E
60 % < Q < 100 %
5
D
4
33,3 % < Q < 60 % C
3 2
B
14,3 % < Q < 33,3
1 A 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 %-14,3 % 11 12
BULAN BASAH
Berdasarkan besarnya nilai Q yang diperoleh, Schmidt - Ferguson mengklasikasikan tipe iklim menjadi delapan tipe iklim, seperti yang ada pada tabel berilkut.
34
Tabel 5 Klasifikasi Tipe Iklim Tipe Iklim
Nilai Q
Kondisi Iklim
A
0% - 14.3%
B
14.3% – 33.3%
C
33.3% - 60%
Agak Basah
D
60% - 100%
Sedang
E
100% - 167%
Agak Kering
F
167% - 300%
Kering
G
300% - 700%
Sangat Kering
H
> 700%
Sangat Basah Basah
Luar Biasa Kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson Tahun 1995 Sesuai dengan klasifikasi iklim dari Schimdt – Ferguson tersebut, maka Kecamatan Talang termasuk tipe iklim D yang bersifat sedang. Daerah yang memiliki iklim seperti ini termasuk dataran rendah.
35
B. Hasil penelitian 1. Debit saluran air irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Kemampuan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dapat di gunakan debit saluran irigasi. Saluran irigasi ini digunakan untuk mengetahui debit saluran air yang dikonsumsi tanaman dan berapa besar air yang diterima oleh saluran irigasi, menurut (Najiyati, 1993:15). Tabel 6 Hasil perhitungan debit saluran irigasi Debit saluran (Q) Saluran Saluran No Lokasi Tersier sekunder (Q1) (Q2) (m3/detik) 3 (m /detik) 1. Desa Kaladawa 0.325 0.274 2. Desa Getaskerep 0.631 0.302 3. Desa Cangkring 1.569 0.628 Sumber: Analisis data primer ( lampiran 1)
Efp (m3/detik) 1.18 2.08 2.49
Dari tabel 6 dijelaskan bahwa hasil perhitungan debit saluran air irigasi di Desa Kaladawa sebesar 1.18m3/detik dengan saluran sekunder sebesar 0.325m3/detik dan saluran tersier sebesar 0.274m3/detik sedangkan di Desa Getaskerep untuk debit saluran air irigasi sebesar 1.06m3/detik dengan saluran sekunder sebesar 0.631m3/detik dan saluran tersier sebesar 0.302m3/detik dan di Desa Cangkring debit saluran air irigasi sebesar 2.49m3/detik dengan saluran sekunder sebesar 1.569m3/detik sedangkan saluran tersier sebesar 0.628m3/detik.
36
2. Kebutuhan air tanaman padi (Crop Water Requirement /CWR ) Kebutuhan air untuk tanaman adalah kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman, sebagaimana tanaman padi yang tumbuh melalui beberapa fase, kebutuhan air benar – benar harus tercukupi dalam artian air tidak boleh kurang atau lebih, karena pemberian air tidak teratur akan menyebabkan tanaman menjadi layu atau mati. Di bawah ini beberapa fase pertumbuhan tanaman padi dari mulai penyiapan lahan, penggenangan lahan penaman, pertumbuhan , menjelang tua dan menjelang tua. Tabel 7 Hasil perhitungan kebutuhan air tanaman padi Tanggal (Masa No tanam) 1. 1 – 30 2. 31 – 19 3. 20 – 11 4. 12 – 10 5. 11 – 20 6. 21 - 19
Bulan
Fase – Fase pertumbuhan padi Penyiapan lahan Penggenangan Penanaman Pertumbuhan Menjelang tua Panen
Waktu (Hari)
Januari 30 Jan – Feb 20 Feb -Mar 20 Mar –Apr 30 Apr –Mei 40 Mei -Juni 30 Jumlah 170 Sumber: Menurut Cropwat tahun 1989 ( Lampiran 2 )
Kc
Eo (mm)
CWR (mm)
1.20 1.10 1.05 0.80 4.15
0.54 0.52 0.54 0.47 0.51 0.43 3.01
0.64 0.52 0.59 0.47 0.53 0.34 3.11
Dari tabel 7 dijelaskan bahwa tahapan – tahapan penanaman padi dimulai yang pertama dari masa penyiapan lahan di mulai tanggal 1-30 januari dengan waktu yang dibutuhkan selama 30 hari dengan kebutuhan air 0.64 mm, yang kedua masa penggenangan lahan di mulai tanggal 31 januari -19 februari dengan waktu yang dibutuhkan selama 20 hari dengan kebutuhan air 0.52mm, yang ketiga masa penanam padi di mulai tanggal 20 februari – 11 maret
37
dengan waktu yang di butuhkan selama 20 hari dengan kebutuhan air 0.59 mm, yang keempat masa pertumbuhan padi di mulai tanggal 12 maret – 10 maret dengan waktu yang di butuhkan selama 30 hari dengan kebutuhan air 0.47 mm, yang kelima masa menjelang tua atau pembungaan di mulai tanggal 11 april – 20 mei dengan waktu yang di butuhkan selama 40 hari dengan kebutuhan air 0.53 mm, sedangkan yang keenam masa panen di mulai tanggal 21 mei – 19 juni dengan waktu yang dibutuhkan selama 30 hari dengan kebutuhan air 0.34 mm. Jadi tahapan - tahapan penanaman padi dari masa penyiapan lahan sampai pada masa panen waktu yang di butuhkan sebanyak 170 hari dengan jumlah kebutuhan air sebesar 2.1 mm. Tabel 8 Hasil perhitungan Evpotransipirasi Kecepatan Penyinaran Radiasi Suhu Kelembaban angin matahari (%) udara o C) (Km/jam) (%) ( (%) Bulan 5.0 4.7 Januari 26.5 87 57 7.4 5.6 Februari 27.0 86 58 6.3 5.1 Maret 27.1 86 45 8.2 5.4 April 27.2 83 30 8.6 4.7 Mei 27.5 81 14 8.5 4.9 Juni 27.2 75 66 7.5 5.1 Jumlah 27.1 83 47 Sumber: Analisis data primer tahun 2006 (Lampiran 3)
Eto (%) 3.99 4.79 4.36 4.59 4.27 4.36 803
Dari tabel 8 di jelaskan bahwa evapotranpirasi yang tertinggi terjadi pada bulan februari dengan jumlah 4.79% dengan suhu udara sebesar 27.0 oC, dengan kelembaban sebesar 86%, dengan kecepatan angin sebesar 58 Km/jam, dengan penyinaran matahari sebesar 7.4%, dengan radiasi matahari sebesar 5.6% sedangkan evapotranspirasi yang terendah terjadi pada bulan
38
januari dengan jumlah 3.99%, dengan suhu udara sebesar 26.5oC, dengan kelembaban sebesar 87%, dengan kecepatan angin sebesar 57 Km/jam, dengan penyinaran matahari sebesar 5.0%, dengan radiasi matahari sebesar 4.7%. Jadi jumlah evapotranspirasi selama enam bulan sebesar 803%. Kebutuhan air dipetak sawah dipengaruhi oleh Hujan efektif dan infiltrasi Tabel 9 Hasil perhitungan Hujan efektif ETo Curah hujan Bulan ( mm/bulan ) ( mm/ bulan ) Januari 4.0 14.2 Februari 4.8 9.0 Maret 4.7 10.2 April 4.6 7.8 Mei 4.3 5.4 Juni 4.4 0 Total 803.5 46.6 Sumber: Analisis data primer tahun 2006
Hujan Effektif ( mm/bulan ) 0.7 0.5 0.5 0.4 0.3 0 2.3 mm
Dari tabel 9 hasil perhitungan hujan efektif yang tertinggi terjadi di bulan
januari
sebesar
0.7mm/bulan
dengan
curah
hujan
sebesar
14.2mm/bulan dengan evapotranspirasi sebesar 4.0mm/bulan sedangkan hujan efektif yang terendah terjadi di bulan juni sebesar 0mm/bulan dengan curah hujan sebesar 0mm/bulan dengan evapotranspirasi 4.4mm/bulan. Jadi hasil perhitungan hujan efektif dari enam bulan dengan jumlah 2.3mm/bulan dengan jumlah curah hujan 46.6mm/bulan dengan evapotranspirasi sebesar 80.3 mm/bulan.
39
Tabel 10 Hasil perhitungan kapasitas infiltrasi menggunakan alat infiltrometer
No
Lokasi
Volume ( Liter )
Waktu ( Menit )
Laju kapasitas ( Ltr/menit )
1.
Desa Kaladawa
770
105
103
2.
Desa Getaskerep
1450
168
122
3.
Desa Cangkring
1686
106
214
Jumlah 3905 379 Sumber: Hasil pengukuran dilapangan( lampiran 4)
402
Dari tabel 10 dijelaskan bahwa hasil pengukuran infiltrasi di lapangan yang di lakukan di tiga lokasi pengambilan sampel, pengukuran pertama dilakukan di Desa Kaladawa dengan volume air yang di tuang sebanyak 770 liter waktu yang di butuhkan selama 105 menit atau 1 jam 7 menit dengan laju kapasitas 103 ltr/menit, yang kedua di Desa Getaskerep dengan volume air yang di tuang sebanyak 1450 ltr waktu yang di butuhkan selama 168 menit atau 2 jam 8 menit dan yang ketiga di Desa Cangkring dengan volume air yang di tuang sebanyak 1686 ltr waktu yang di butuhkan selama 106 menit atau 1 jam 8 menit. 3. Kebutuhan air di petak sawah (farm water requirement/FWR) Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air di petak sawah yang awal akan sebelum dikerjakan akan mempermudah dalam mengerjakannya, hasil penelitian diperoleh data dalam tabel.
40
Tabel 11 Hasil perhitungan kebutuhan air dipetak sawah
CWR In (mm) (ltr/Menit)
ER (mm)
FWR (m3/dtk)
No
Lokasi
1.
Desa Kaladawa
3.11
103
2.3
104
2.
Desa Getaskerep
3.11
122
2.3
123
3. Desa cangkring 3.11 Sumber: Analisis data primer
214
2.3
215
Dari tabel 11 di jelaskan bahwa kebutuhan air petak sawah di Desa Kaladawa sebesar 104 m3/dtk sedangkan kebutuhan air petak sawah di Desa Getaskerep sebesar 123m3/dtk dan kebutuhan air petak sawah di Desa Cangkring sebesar 215m3/dtk. 4. Kebutuhan air diseluruh areal irigasi Tabel 12 Kebutuhan air irigasi Luas sawah irigasi
FWR
PWR
No.
Lokasi Sampel
(Ha)
(m3/dtk)
(m3/dtk)
1.
Desa Kaladawa
108
104
1.03
2.
Desa Getaskerep
254
123
2.06
3.
Desa Cangkring
751
214
3.50
Sumber: Analisis data primer Dari tabel 12 dijelaskan bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk dengan luas sawah irigasi 108 Ha sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air sebesar 2.06m3/dtk dengan luas sawah irigasi 254
41
Ha dan di Desa Cangkring kebutuhan air sebesar 3.50m3/dtk dengan luas sawah irigasi 751 Ha. Tabel 13 Perhitungan kebutuhan air daerah irigasi Efp PWR Surplus/Defisit Kebutuhan 3 3 (m /dtk) (m /dtk) (m3/dtk) air 1.18 1.03 0.15 Lebih
No 1.
Lokasi Desa Kaladawa
2.
Desa Getaskerep
2.08
2.06
0.02
Cukup
3.
Desa Cangkring
2.49
3.50
-1.01
Kurang
Sumber: Analisis data primer Dari tabel 13 di jelaskan bahwa kebutuhan air irigasi di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk dengan surplus air sebesar 0.15m3/dtk sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air irigasi sebesar 2.06m3/dtk dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan air irigasi sebesar 3.50m3/dtk dengan defisit air sebesar -1.01m3/dtk
42
43
C. Pembahasan hasil penelitian Seperti telah diuraikan pada hasil penelitian, maka pembahasan penelitian dapat dikemukan sebagai berikut: 1. Debit saluran air irigasi Bendung Pesayangan Saluran irigasi merupakan sarana penting dalam pertanian tanaman padi sawah, karena dengan adanya saluran irigasi dapat memenuhi kebutuhan air pada lahan pertanian terutama pada waktu – waktu kemarau. Jika kemampuan saluran air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air tanaman padi berkurang dari yang di butuhkan pada tanaman padi maka akan terjadi kekurangan air. Air irigasi merupakan pendukung utama di sektor pertanian khususnya pertanian di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, air irigasi sebagian besar di manfaatkan untuk kebutuhan padi sawah, dan sebagian kecil digunakan untuk kebutuhan yang lainnya. Untuk mengetahui kemampuan saluran irigasi dalam memenuhi kebutuhan air bagi lahan persawahan, dapat di lihat pada debit saluran irigasi. 2. Kebutuhan air 2 a. Kebutuhan air untuk tanaman padi Tanaman padi memerlukan ketersediaan air dan udara yang cukup berimbang. Air di dalam tanah berfungsi membantu penyediaan unsur hara dan air mengalir membawa berbagai macam unsur dari berbagai daerah yang dilaluinya kemudian meresap ke dalam tanah. Air yang dialirkan ini berasal dari air irigasi atau air hujan. Kebutuhan air tanaman
44
adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya sehingga diperoleh produksi yang baik. Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi sawah dapat diperoleh dari air irigasi yang berasal dari Bendung Pesayangan, karena air yang berasal dari Bendung Pesayangan di saluran sekunder merupakan saluran satu – satunya sumber air bagi keperluan sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, walaupun masih ada sebagian yang menggunakan air hujan karena air dai irigasi belum dapat menjangkau areal sawah petani yang letaknya jauh dari saluran irigasi tersebut, dengan demikian keberadaan irigasi tersebut dapat meningkatkan produktivitas padi pertahun untuk sebagian besar petani pengguna air irigasi, sedangkan bagian lain belum dapat di karenakan air irigasi belum menjangkau areal sawah yang jauh dari saluran secara merata. Dari hasil penelitian dan hasil analisis tentang kebutuhan air dari mulai tahap penyiapan lahan, penggenangan lahan, penanaman, pertumbuhan, menjelang tua atau pembungaan dan masa panen dengan menghitung koefisien tanaman, masa tanam, epavorasi dan kebutuhan air yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan. Kebutuhan air untuk tanaman padi dapat terpenuhi dimana hasil perhitungan menunjukan waktu yang dibutuhkan selama masa tanam hingga pada saat panen waktu yang dibutuhkan selama 170 hari dengan nilai koefisien tanaman
45
padi sebesar 4,15 mm sedangkan proses evaporasinya sebesar 3,01mm, jadi jumlah dikebutuhan air untuk tanaman padi sebesar 3.11 mm. 2 b. Kebutuhan air di petak sawah Pemberian air di petak sawah yang lebih awal sebelum di kerjakan akan mempermudah dalam mengerjakannya. Karena dalam mengairi petak sawah dilakukan sejak sawah sebelum diolah. Tanaman padi sawah apabila kekurangan air akan menurunkan hasil produksi, oleh karena itu dalam pemberian air kebutuhan tanaman padi harus tepat waktu dan jumlahnya, karena pemberian air yang tepat jumlahnya akan menghemat air irigasi. Dari hasil penelitian tentang kebutuhan air kebutuhan air petak sawah di Desa Kaladawa sebesar 104m3/dtk sedangkan kebutuhan air petak sawah di Desa Getaskerep sebesar 123m3/dtk dan kebutuhan air petak sawah di Desa Cangkring sebesar 215m3/dtk. Dari analisis yang di peroleh sebagian besar kebutuhan air di petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang mendapat aliran air dari Bendung Pesayangan tidak sama. Hal ini menunjukan karena sebagian besar di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal petak luas sawahnya berbeda sehingga dalam memenuhi kebutuhan air di petak sawah tidak seimbang. Dengan demikian maka kebutuhan air di petak sawah perlu di jaga dalam pengelolaanya agar tidak terjadi kekurangan air.
46
2 c. Kebutuhan air di seluruh areal irigasi Pada dasarnya pemanfaatan air irigasi di gunakan oleh petani untuk mengairi berbagai kebutuhan, seperti mengairi sawah atau lahan pertanian, perikanan, maupun usaha lain, sedangkan penggunaan didominasi untuk kegiatan pertanian. Berdasarkan analisis bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk, ketersediaan air sebesar 1.18 m3/dtk dengan surplus air sebesar 0.15m3/dtk sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air irigasi sebesar 2.06m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.08m3/dtk dengan dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan air irigasi sebesar 3.50m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.49m3/dtk dengan defisit air sebesar -1.01m3/dtk. Dari analisis di atas bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa tercukupi dengan baik karena debit aliran air yang masuk ke sawah tercukupi sesuai dengan kebutuhan air di lahan persawahan, sedangkan di Desa Getaskerep debit aliran air yang masuk ke sawah tercukupi sesuai dengan kebutuhan air di lahan persawahan dan di Desa Cangkring kebutuhan air kurang, ini di sebabkan antara debit aliran air yang masuk ke sawah tidak sebanding dengan kebutuhan air pada lahan persawahan. Peranan saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi maupun kebutuhan air untuk petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini terbukti dengan adanya saluran irigasi kebutuhan air untuk tanaman padi tercukupi dengan baik.
47
Jadi peranan saluran irigasi sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan air bagi tanaman padi. Bendung Pesayangan sangat membantu dalam pengelolaan dan penyediaan air ke saluran yang ada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data yang dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Irigasi Bendung Pesayangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi maupun kebutuhan air untuk petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini terbukti dengan adanya Bendung Pesayangan yang ada di Kecamatan Talang intensitas panen per tahun dan produktivitas panen per hektarnya meningkat 2. Kebutuhan air tanaman padi di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/detik dengan debit saluran sebesar 1.18m3/detik atau surplus air sebesar 0.15 sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air sebesar 0.06m3/detik atau surplus air sebesar 0.02 dan kebutuhan air di Desa Cangkring sebesar 3.50m3/detik dengan saluran air 2.49m3/detik atau defisit air sebesar -1.01m3/detik 3. Dengan adanya irigasi Bendung Pesayangan, pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman padi di tiga desa di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dapat terpenuhi dengan baik dalam arti debit air yang dibutuhkan maupun waktu pemberian air yang dibutuhkan mampu untuk memenuhi kebutuhan air dan pemberian air terpenuhi tepat sesuai dengan masa pertumbuhan tanaman.
50
B. SARAN Berdasarkan simpulan di atas maka penulis ingin memberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Irigasi Bendung Pesayangan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal mempunyai arti penting dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman, didalam memenuhi kebutuhan air hendaknya dikelola dengan baik dan efisien. 2. Untuk menjaga agar di musim kemarau tidak kekurangan air, hendaknya masyarakat ikut menjaga kelestarian tanaman di sekitar Sungai Kaligung, sehingga air hujan yang jatuh dapat tertahan dan tersimpan oleh akar pohon. 3. Untuk menghindari kebocoran saluran air irigasi di saluran tersier yang masih terbuat dari tanah, maka diharapkan secara bertahap dilakukan pemplesteran pada saluran tersebut.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996, “ Prosedur penelitian”. PT Rineka Cipta. Jakarta. BMG. 2006, “ Iklim dan Curah Hujan”. BMG Tegal BPS. 2005, “Penggunaan lahan Di Kecamatan Talang Dalam Angka”.Tegal Cropwat. 1989. “ Petunjuk Perhitungan kebutuhan air irigasi”. DPU Pengairan, 1987, “Aspek – Aspek Tehnik Jaringan Irigasi” Jakarta: Dirjen Pengairan. Hansen, Vaughn. 1986. “ Dasar-dasar dan Praktek Irigasi“. Erlangga. Jakarta. Kanisius. 1990, “ Budidaya Tanaman padi ”. PT AAK. Yogyakarta. Kartasapoetra, A.G. 1991. “ Tehnologi Pengairan Pertanian Irigasi “. Bumi Aksara. Jakarta Najiyati, Sri .1993. “ Sistem Penyaluran Air dalam Dampak Petunjuk Mengairi Tanaman “. Penebar Swadaya. Jakarta Sayhun, Ersin, 1990, “Dasar – Dasar Hidrologi” Yogyakarta : Yogyakarta University Press. Suparyono & Setyono, Agus. 1993. " Padi ". Penebar Swadaya . Jakarta. Soenarto, R. 1959, “ Pengairan “. PT. Soeroengan, Jakarta. Suyono,
Sosrodarsono dan Kensaku Takeda,
1987, “Hidrologi Untuk
Pengairan”, Jakarta: PT. Pradya Paramita Wilson. Em, 1973, “Hidrologi Tehnik; Edisi Keempat”, Bandung: ITB.
52
Lampiran 1
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Kaladawa Saluran sekunder No
Bulan
3
Saluran tersier (m3/detik)
(m /detik)
1.
Januari
0.064
0.052
2.
Februari
0.046
0.086
3.
Maret
0.089
0.026
4.
April
0.048
0.060
5.
Mei
0.032
0.024
6.
Juni
0.046
0.026
Jumlah
0.325
0.274
Sumber: Analisis data primer, 2006
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Getaskerep
No
Bulan
Saluran sekunder
Saluran tersier
(m3/detik)
(m3/detik)
1.
Januari
0.125
0.104
2.
Februari
0.089
0.061
3.
Maret
0.098
0.048
4.
April
0.135
0.032
5.
Mei
0.098
0.028
6.
Juni
0.086
0.029
Jumlah
0.631
0.302
Sumber: Analisis data primer, 2006
53
Lampiran 1 (lanjutan)
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Cangkring
No
Bulan
Saluran sekunder
Saluran tersier
(m3/detik)
(m3/detik)
1.
Januari
0.235
0.163
2.
Februari
0.234
0.167
3.
Maret
0.262
0.106
4.
April
0.268
0.096
5.
Mei
0.281
0.054
6.
Juni
0.289
0.042
Jumlah
1.569
0.628
Sumber: Analisis data primer, 2006
54
Lampiran 2
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penyiapan Lahan Di Bulan 1 Januari 2006 Hari
Koefisien tanaman Tanggal ( Kc ) 1 1 1.20 2 2 1.20 3 3 1.20 4 4 1.20 5 5 1.20 6 6 1.20 7 7 1.20 8 8 1.20 9 9 1.20 10 10 1.20 11 11 1.20 12 12 1.20 13 13 1.20 14 14 1.20 15 15 1.20 16 16 1.20 17 17 1.20 18 18 1.20 19 19 1.20 20 20 1.20 21 21 1.20 22 22 1.20 23 23 1.20 24 24 1.20 25 25 1.20 26 26 1.20 27 27 1.20 28 28 1.20 29 29 1.20 30 30 1.20 Jumlah 1.20 Rata2 1.20 Sumber: Analisis data primer, 2006
Penguapan ( mm/hari) 0.20 0.25 0.40 0.31 0.43 0.41 0.47 0.49 0.23 0.55 0.71 0.31 0.40 0.52 0.58 0.34 0.36 0.24 0.51 0.50 0.69 0.46 0.51 0.58 0.51 0.40 0.40 0 4.10 0.44 16.31 0.54
CWR 0.24 0.3 0.48 0.37 0.51 0.49 0.56 0.58 0.27 0.66 0.85 0.37 0.48 0.6 0.69 0.40 0.43 0.28 0.61 0.6 0.82 0.55 0.61 0.69 0.61 0.48 0.48 0 4.10 0.44 18.55 0.64
55
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penggenangan Lahan Di Bulan 31 Januari -19 Februari 2006 Hari
Koefisien tanaman
Penguapan
Tanggal
( Kc )
( mm/hari)
CWR
1
31
-
0.45
0.45
2
1
-
0.48
0.48
3
2
-
0.55
0.55
4
3
-
0.42
0.42
5
4
-
0.40
0.40
6
5
-
0.46
0.46
7
6
-
0.35
0.35
8
7
-
0.90
0.90
9
8
-
0.51
0.51
10
9
-
0.54
0.54
11
10
-
0.44
0.44
12
11
-
0.58
0.58
13
12
-
0.59
0.59
14
13
-
0.69
0.69
15
14
-
0.32
0.32
16
15
-
0.90
0.90
17
16
-
0.43
0.43
18
17
-
0.73
0.73
19
18
-
0.37
0.37
20
19
-
0.47
0.47
Jumlah
10.58
10.58
Rata2
0.52
0.52
Sumber: Analisis data primer, 2006
56
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penanaman Di Bulan 20 Februari – 11 Maret 2006 Hari
Koefisien tanaman Tanggal
Penguapan
( Kc )
( mm/hari)
CWR
1
20
1.10
0.53
0.58
2
21
1.10
0.53
0.58
3
22
1.10
0.49
0.53
4
23
1.10
0.27
0.29
5
24
1.10
0.58
0.63
6
25
1.10
0.50
0.55
7
26
1.10
0.69
0.75
8
27
1.10
0.82
0.90
9
28
1.10
0.50
0.55
10
1
1.10
0.35
0.38
11
2
1.10
0.56
0.61
12
3
1.10
0.54
0.59
13
4
1.10
0.46
0.50
14
5
1.10
0.42
0.46
15
6
1.10
0.55
0.60
16
7
1.10
0.46
0.50
17
8
1.10
0.62
0.68
18
9
1.10
0.58
0.63
19
10
1.10
0.60
0.66
20
11
1.10
0.88
0.96
Jumlah
10.98
11.93
Rata2
0.54
0.59
Sumber: Analisis data primer, 2006
57
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Pertumbuhan Di Bulan 12 Maret – 10 April 2006 Hari
Koefisien tanaman Tanggal
Penguapan
( Kc )
( mm/hari)
CWR
1
12
-
0,40
0,40
2
13
-
0,48
0,48
3
14
-
0,50
0,50
4
15
-
0,36
0,36
5
16
-
0,62
0,62
6
17
-
0,70
0,70
7
18
-
0,34
0,34
8
19
-
0,28
0,28
9
20
-
0,35
0,35
10
21
-
0,57
0,57
11
22
-
0,58
0,58
12
23
-
0,63
0,63
13
24
-
0,18
0,18
14
25
-
0,27
0,27
15
26
-
0,52
0,52
16
27
-
0,52
0,52
17
28
-
0,60
0,60
18
29
-
0,10
0,10
19
30
-
0,46
0,46
20
31
-
0,39
0,39
21
1
-
0,45
0,45
22
2
-
0,48
0,48
23
3
-
0,77
0,77
58
Lampiran 2 (lanjutan)
24
4
-
0,57
0,57
25
5
-
0,61
0,61
26
6
-
0,53
0,53
27
7
-
0,55
0,55
28
8
-
0,73
0,73
29
9
-
0,30
0,30
30
10
-
0,19
0,19
Jumlah
14.33
14.33
Rata2
0.47
0.47
Sumber: Analisis data primer, 2006
59
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Menjelang Tumbuh (Pembungaan) Di Bulan 11 April – 20 Mei 2006 Hari
Koefisien tanaman
Penguapan
Tanggal
( Kc )
( mm/hari)
CWR
1
11
1.05
0.49
0.51
2
12
1.05
0.60
0.63
3
13
1.05
0.49
0.51
4
14
1.05
0.74
0.77
5
15
1.05
0.25
0.26
6
16
1.05
0.43
0.45
7
17
1.05
0.49
0.51
8
18
1.05
0.36
0.37
9
19
1.05
0.58
0.60
10
20
1.05
0.44
0.46
11
21
1.05
0.8
0.84
12
22
1.05
0.50
0.52
13
23
1.05
0.44
0.46
14
24
1.05
0.57
0.59
15
25
1.05
0.42
0.42
16
26
1.05
0.43
0.45
17
27
1.05
0.65
0.68
18
28
1.05
0.55
0.57
19
29
1.05
0.80
0.84
20
30
1.05
0.19
0.19
21
1
1.05
0.27
0.28
22
2
1.05
0.44
0.46
60
Lampiran 2 (lanjutan)
23
3
1.05
0.81
0.85
24
4
1.05
0.46
0.48
25
5
1.05
0.6
0.63
26
6
1.05
0.61
0.64
27
7
1.05
0.5
0.52
28
8
1.05
0.58
0.60
29
9
1.05
0.43
0.43
30
10
1.05
0.26
0.27
31
11
1.05
0.53
0.55
32
12
1.05
0.45
0.47
33
13
1.05
0.70
0.73
34
14
1.05
0.63
0.66
35
15
1.05
0.55
0.57
36
16
1.05
0.42
0.44
37
17
1.05
0.58
0.60
38
18
1.05
0.54
0.56
39
19
1.05
0.46
0.48
40
20
1.05
0.40
0.42
Jumlah
20.44
20.64
Rata2
0.51
0.53
Sumber: Analisis data primer, 2006
61
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan
Air
Untuk
Tanaman
Padi
Pada
Fase
Masa
Sudah
Di Bulan 21 Mei –19 Juni 2006 Hari
Koofisien tanaman
Penguapan
Tanggal
( Kc )
( mm/hari)
CWR
1
21
0.80
0.29
0.23
2
22
0.80
0.32
0.25
3
23
0.80
0.42
0.33
4
24
0.80
0.38
0.30
5
25
0.80
0.56
0.44
6
26
0.80
0.50
0.4
7
27
0.80
0.48
0.38
8
28
0.80
0.26
0.20
9
29
0.80
0.15
0.12
10
30
0.80
0.69
0.55
11
31
0.80
0.40
0.32
12
1
0.80
0.50
0.4
13
2
0.80
0.44
0.35
14
3
0.80
0.57
0.45
15
4
0.80
0.42
0.33
16
5
0.80
0.43
0.34
17
6
0.80
0.65
0.52
18
7
0.80
0.55
0.44
19
8
0.80
0.80
0.64
20
9
0.80
0.19
0.15
21
10
0.80
0.27
0.21
22
11
0.80
0.44
0.35
23
12
0.80
0.81
0.64
Tua
62
Lampiran 2 (lanjutan)
24
13
0.80
0.46
0.36
25
14
0.80
0.34
0.27
26
15
0.80
0.28
0.22
27
16
0.80
0.35
0.28
28
17
0.80
0.57
0.45
29
18
0.80
0.58
0.46
30
19
0.80
0.38
0.30
Jumlah
13.15
10.38
Rata2
0.43
0.34
Sumber: Analisis data primer, 2006
63
Lampiran 3
Data Suhu dan Iklim Pada Bulan Januari 2006 Suhu udara 0
Kelembaban
Kecepatan angin
Penyinaran
( Km/Jam )
matahari
Tanggal
( C)
(%)
(%)
1
26.7
80
49
75
2
27.0
83
65
31
3
26.2
91
33
50
4
25.8
89
47
19
5
26.5
83
76
75
6
27.1
82
37
63
7
26.9
87
36
69
8
26.6
85
42
63
9
26.5
89
42
23
10
27.4
83
34
44
11
27.3
85
36
31
12
27.1
82
49
63
13
27.7
83
45
50
14
26.9
89
45
0
15
26.2
89
40
50
16
25.5
93
70
31
17
26.3
84
74
0
18
26.3
85
61
0
19
26.9
91
41
25
20
26.9
89
76
97
21
27.0
88
97
69
22
27.7
85
99
81
23
27.1
86
76
12
64
Lampiran 3 (lanjutan)
24
27.4
86
108
75
25
26.8
87
66
31
26
26.5
86
94
15
27
26.2
91
62
8
28
24.3
98
6
0
29
25.9
93
41
8
30
26.5
89
45
31
31
27.1
90
60
38
Jumlah
826.3
2701
1772
1227
Rata2
26.5
87
57
50
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
65
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Februari 2006
Suhu udara 0
Kecepatan
Penyinaran
Kelembaban
angin
matahari
Tanggal
( C)
(%)
( Km/Jam )
(%)
1
26.7
88
66
63
2
26.4
88
42
63
3
27.4
85
57
75
4
26.8
88
60
19
5
26.1
92
73
20
6
26.1
88
39
15
7
26.3
84
164
88
8
26.5
87
82
98
9
26.5
92
44
0
10
26.1
88
41
63
11
26.8
88
49
75
12
26.8
82
45
85
13
27.8
83
39
95
14
27.6
85
40
75
15
27.9
83
43
88
16
27.2
83
49
81
17
28.4
80
50
75
18
28.0
76
27
25
19
27.6
86
77
50
20
27.3
86
29
75
21
27.6
84
60
75
22
26.7
88
40
13
23
26.7
89
55
81
66
Lampiran 3 (lanjutan)
24
27.3
87
62
81
25
26.7
88
44
50
26
27.1
84
101
88
27
26.9
87
41
50
28
27.2
86
93
12
Jumlah
756.5
2405
1612
1678
Rata2
27.0
86
58
74
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
67
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Maret 2006
Suhu udara 0
Kecepatan
Penyinaran
Kelembaban
angin
matahari
Tanggal
( C)
(%)
( Km/Jam )
(%)
1
27.0
88
53
19
2
27.5
86
59
88
3
27.7
84
68
63
4
26.3
89
50
63
5
27.7
77
33
100
6
26.8
88
33
3
7
26.9
83
46
44
8
27.1
88
40
100
9
28.5
75
35
94
10
27.7
77
48
69
11
27.1
83
55
100
12
27.7
77
26
87
13
27.0
86
43
100
14
26.9
81
52
94
15
27.1
88
55
10
16
27.8
86
85
88
17
27.8
85
61
85
18
27.2
91
34
0
19
27.2
88
47
0
20
26.3
91
53
0
21
26.7
88
38
81
22
26.7
86
64
66
23
27.0
89
46
20
68
Lampiran 3 (lanjutan)
24
26.1
92
11
0
25
26.7
88
14
0
26
27.1
85
40
87
27
27.3
88
68
62
28
28.0
83
66
50
29
26.7
90
21
7
30
26.9
87
30
18
31
27.1
88
34
6
Jumlah
841.6
2655
1408
1604
Rata2
27.1
86
45
63
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
69
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan April 2006
Suhu udara 0
Kecepatan
Penyinaran
Kelembaban
angin
matahari
Tanggal
( C)
(%)
( Km/Jam )
(%)
1
26.1
91
54
10
2
27.9
76
35
50
3
27.2
87
51
100
4
25.9
92
35
56
5
26.8
83
45
75
6
26.9
85
46
94
7
27.1
83
50
94
8
27.0
83
47
81
9
26.7
86
49
85
10
26.8
87
51
75
11
27.3
86
40
98
12
27.7
83
20
50
13
27.7
81
34
88
14
27.4
84
45
90
15
26.4
86
43
85
16
26.9
81
52
81
17
27.7
82
8
38
18
27.4
83
3
43
19
27.7
83
6
81
20
27.4
83
12
53
21
26.9
89
2
0
22
27.3
80
13
88
23
27.5
81
16
44
70
Lampiran 3 (lanjutan)
24
27.5
85
15
87
25
27.3
84
19
69
26
27.9
77
25
37
27
28.0
70
24
100
28
28.1
76
21
100
29
27.8
79
20
87
30
26.9
86
24
19
Jumlah
817.3
2492
905
2058
Rata2
27.2
83
30
82
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
71
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Mei 2006
Suhu udara 0
Kecepatan
Penyinaran
Kelembaban
angin
matahari
Tanggal
( C)
(%)
( Km/Jam )
(%)
1
27.3
80
25
31
2
26.6
87
35
69
3
27.3
84
4
100
4
27.9
82
1
69
5
28.2
77
2
64
6
27.6
80
1
88
7
26.3
85
10
88
8
27.6
79
20
75
9
28.2
81
21
81
10
28.1
80
8
94
11
28.5
80
11
93
12
27.9
79
17
75
13
28.1
72
12
100
14
27.3
74
7
100
15
27.7
73
2
100
16
27.7
74
4
94
17
28.1
73
1
65
18
28.0
72
2
94
19
28.0
81
14
75
20
27.6
84
22
37
21
27.3
83
30
50
22
25.6
91
25
0
23
26.6
83
35
65
72
Lampiran 3 (lanjutan)
24
27.3
85
21
94
25
28.1
80
19
100
26
27.8
82
12
94
27
27.9
81
5
15
28
25.8
90
9
10
29
26.4
86
25
35
30
27.5
82
19
100
31
27.9
82
10
88
Jumlah
852.2
2505
429
2278
Rata2
27.5
81
14
73
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
73
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Juni 2006
Suhu udara 0
Kecepatan
Penyinaran
Kelembaban
angin
matahari
Tanggal
( C)
(%)
( Km/Jam )
(%)
1
27.2
75
18
35
2
26.4
84
24
56
3
27.0
84
6
90
4
27.5
82
15
62
5
28.2
72
22
45
6
27.6
75
21
78
7
26.3
82
12
56
8
27.6
72
2
72
9
28.2
81
31
77
10
28.1
78
28
92
11
28.5
80
16
88
12
27.9
79
17
78
13
28.1
72
16
90
14
27.3
74
25
98
15
27.7
73
23
98
16
27.4
74
5
95
17
28.1
73
3
65
18
28.0
72
1
95
19
27.8
81
54
78
20
27.6
84
32
36
21
27.3
83
20
56
22
25.6
79
22
12
23
26.0
83
32
6
74
Lampiran 3 (lanjutan)
24
27.3
85
28
64
25
28.1
80
25
95
26
27.8
82
12
96
27
27.4
80
7
19
28
25.8
85
11
12
29
26.2
84
21
45
30
27.3
81
15
96
Jumlah
826.0
2250
564
1985
Rata2
27.2
75
19
66
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
75
Lampiran 4
Sampel Infiltrasi Di Desa Cangkring Volume air
Waktu
Kapasitas laju infiltrasi
No
( Liter )
( menit)
( liter/menit)
1.
178
10
17
2.
64
4
16
3.
85
5
17
4.
135
10
14
5.
152
12
13
6.
132
10
13
7.
124
9
14
8.
110
9
12
9.
75
4
18
10.
82
7
12
11.
121
10
12
12.
76
4
19
13.
73
4
18
14
76
4
19
Jumlah
1686
106
214
Rata - rata
120
14
7
Sumber: Hasil pengukuran dilapangan
76
Lampiran 4 (lanjutan)
Sampel Infiltrasi Di Desa Kaladawa Volume air
Waktu
Kapasitas laju infiltrasi
No
( Liter )
( menit)
( liter/menit)
1.
125
12
10
2.
142
14
10
3.
125
12
10
4.
57
5
11
5.
53
4
13
6.
65
5
13
7.
46
3
15
8.
75
7
11
9.
82
8
10
Jumlah
770
105
103
Rata - rata
85
11
7
Sumber: Hasil pengukuran dilapanagn
77
Lampiran 4 (lanjutan)
Sampel Infiltrasi Di Desa Getaskerep Volume air
Waktu
Kapasitas laju infiltrasi
No
( Liter )
(menit)
(liter/menit)
1.
156
20
8
2.
123
14
9
3.
125
14
10
4.
124
12
10
5.
125
14
10
6.
134
16
8
7.
85
8
10
8.
75
9
8
9.
95
8
11
10.
86
7
12
11.
75
9
8
12.
124
14
9
13.
123
14
9
Jumlah
1450
168
122
Rata - rata
111
14
8
Sumber: hasil pengukuran dilapangan