Kelompok 4: 1. Ahmad Habibul Wahid 2. Anisa Meida Silvia 3. Bulan Permitasari
4. Henny Indriana 5. Meisa Nisrina 6. Rara Prasetyan
Sistem Endokrin 1. a. Sistem saraf dan sistem hormon merupakan sistem koordinasi. Jelaskan perbedaan perbedaan keduanya keduanya dalam dalam hal :1)bentuk :1)bentuk sinyalnya, sinyalnya, 2) medium medium untuk untuk menyampaikan sinyal ke target, 3) kecepatan rambatan sinyal b. Beri Beri contoh beberapa beberapa molekul molekul yang di satu tempat tempat berfungsi berfungsi sebagai sebagai hormon hormon dan di tempat lain sebagai neurotransmitter. c. Bedakan kendali homeostasis oleh sistem saraf dan sistem hormon. Jawab: a. 1. Sistem syaraf syaraf dam sistem sistem hormon hormon merupakan merupakan sistem koordinasi. Sistem syaraf mengendalikan homeostasis melalui impuls saraf (potensial aksi) yang dihantarkan sepanjang akson neuron. Sedangkan sistem endokrin mengendalikan homeostasis dengan menggunakan kolekul kurir yang disebut hormone. 2. Medium untuk menyampaikan sinyal ke target bagi sistem syaraf adalah sepanjang akson neuronnya, sedangkan sistem endokrin melalui molekul kurir yang disebut hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah. 3. adapun kecepatan rambat sinyal sistem syaraf lebih cepat dari pada sistem hormon. Pengaruh syaraf dalam beberapa milidetik sudah dapat menimbulkan respon, sedangkan hormon memerlukan waktu beberapa detik bahkan beberapa jam untuk dapat menimbulkan respon. b. Salah satu satu contoh contoh satu molekul yang yang di satu satu tempat tempat menjadi menjadi molekul dan disisi yang lain menjadi neurotransmitter adalah….maaf jawaban blm ktemu
2. a. Jelaskan mengapa suatu hormon hormon hanya berperan pada sel target masingmasing. b. Kemampua Kemampuan n sel target target merespon merespon hormon hormon tergantung tergantung pada pada konsentrasi konsentrasi hormon hormon dan jumlah reseptor. Jelaskan perbedaan antara down regulation dan up regulation. c. Jelaskan perbedaan hormon edar dan hormon local. Jawab: 2. b. Down regulation ( regulasi rendah) : Bila suatu hormon atau neurotransmitter ada dalam jumlah berlebihan, jumlah reseptor dapat berkurang berkurang ( tidak tidak mencukupi mencukupi ). Misalnya, Misalnya, sel-sel sel-sel testes dihadapk dihadapkan an pada pada konsentrasi tinggi luteinizing hormone (LH), Jumlah reseptor LH akan turun. Regulasi rendah menurunkan daya respon sel target pada hormon.
Up regulation ( regulasi tinggi ) : Bila suatu hormon atau neurotransmitter jumlahnya sedikit, jumlah reseptor dapat meningkat. Regulasi tinggi dapat membuat suatu jaringan target lebih peka terhadap hormon. c. Hormon edar (endokrin) : hormon yang mengalir dalam darah dan bekerja pada sel target jauh. Hormon lokal : hormon yang bekerja pada sel target dekat dengan tempat penglepasan. 3. Jelaskan pengaturan sekresi hormon melalui mekanisme umpan balik negative dengan mekanisme umpan balik positif. Beri masing-masing contoh. Mekanisme umpan balik pada system hormone bertujuan untuk menjaga homeostasis tubuh. Umpan balik terdiri dari 2 macam: 1) Umpan balik negative Misalnya kendali sekresi glukokortikoid. Apabila kadar glukokortikoid dalam darah (terutama kartisol) rendah, maka akan merangsang hipotalamus untuk mensekresikan CRF (Corticotropin Releasing Factor ). CRF dan kadar rendah glukokortikoid mendorong lepasnya ACTH dari pituitary anterior. ACTH diangkut darah dari korteks adrenal, kemudian merangsang sekresi glukokortikoid. 2) Umpan balik positif Misalnya produksi hormone oksitosin pada proses melahirkan. Pada saat pelahiran, oksitosin mempertinggi kontraksi otot polos dalam dinding uterus. Setelah bayi lahir, oksitosin merangsang pengeluaran air susu dari kelenjar susu dalam menjawab rangsangan mekanik yang diberikan oleh hisapan bayi. Pada saat kontraksi dimulai, kepala bayi akan memanjangkan leher rahim, kemudian reseptor regang dalam leher rahim menyampaika mpuls sensori ke hipotalamus. Impuls saraf menyebabkan pituitary posterior melepas oksitosin ke dalam darah. Terus dibawa ke uterus, kontraksi uterus menguat. Karena semakin kuat, impuls sensori merangsang sintesis dan sekresi oksitosin lebih banyak. Pada saat bayi sudah dilahirkan, siklus akan berhenti karena pelebaran leher rahim yang tiba-tiba menyusut. 4. Jelaskan disertai gambar 2 macam cara hormon mempengaruhi sel targetnya. 1. penggiatan reseptor intraseluler Hormon steroid dan hormon tiroid dengan mudah melewati membran plasma, karena larut lemak. Masuknya ke suatu sel target , hormon mengikat dan menggiatkan suatu reseptor intraseluler, biasanya terletak didalam nukleus. Reseptor yang digiatkan kemudian mengubah ekspresi gen yaitu ia mempengaruhi gen khusus DNA inti dan masuk sitoplasma. Di sini ia langsung mensintesis protein baru pada ribosom, biasanya berupa enzim. Gen baru menyebabkan respon fisiologik yang merupakan karakteristik hormon. 2. penggiatan reseptor membran plasma Hormon katekolamin, peptida dan protein, tidak larut lemak, karena itu tak dapat difusi melalui lapisan ganda pospolipid membran plasma untuk mengikat pada reseptor intraseluler. Reseptor bagi hormon larut air ini adalah pada permukaan luar membran plasma. Setelah suatu hormon larut air dilepas dari kelenjar endokrinnya, maka hormon beredar dalam darah sampai mencapai sel target, membawa pesan khusus pada sel. Karena hormon hanya dapat mengantarkan pesannya pada membran plasma, hormon ini disebut
sebagai kurir pertama. Diperlukan kurir kedua untuk mengantarkan pesan didalam sel tempat respon atas rangasangan hormon berada. Eikosanoid , beberapa neurotransmitter, neoropeptida, dan beberapa mekanisme bekerja sebagai sensori (misalnya penglihatan) juga bekerja melalui kurir kedua. Kurir kedua ini adalah AMP siklik. Ia disintesis dari ATP, pemasok energi utama dalam sel. Enzim yang mengkatalisis pembentukan AMP siklik adalah adenylate cyclase (adenilat siklase), yang terikat dalam permukaan membran plasma. Bila kurir pertama (hormon) mengikat pada reseptor di permukaan luar membran, adenilat siklase digiatkan. Kemudian adenilat siklase mengubah ATP menjadi AMP siklik dalam sitoplasma. AMP siklik bekerja sebagai kurir kedua untuk mengubah fungsi sel. AMP siklik tidak langsung menghasilkan respon fisiologik tertentu. Malahan ia menghasilkan satu atau lebih enzim yang bersama-sama disebut sebagai protein kinase. Posporilase menggiatkan beberapa enzim dan tidak menggiatkan yang lain. Hasil posporilase suatu enzim tertentu, dapat jadi regulasi enzim lain, sekresi, sintesis protein, atau suatu perubahan permeabilitas membran plasma. 5. Ada beberapa cara suatu hormon berinteraksi dengan hormon lain :1. Permissive effect, 2) synergistic effect, 3) antagonistic effect. Jelaskan perbedaan antara ketiganya. Apabila impuls saraf sampai pada ujung akson saraf motor, maka akan memicu pembebasan asetilkolin. Asetilkolin akan menyebar ke celah sinaps, kemudian akan melekat pada reseptor yang terdapat pada membran subsinaps. Interaksi antara asetilkolin dengan resepor akan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel oto (sarkolema) terhadap ion Na+, sehingga menimbulkan depolarisasi pada sarkolema. Impuls yang melalui T tubulus akan menyebabkan ion kalsium (Ca ++) yang tersimpan di dalam retikulum sarkoplasma akan dikeuarkan ke sitoplasma kemudian melekat pada troponin. Akibatnya, tropomiosin akan bergeser, sehingga tempat perlekatan miosin pada aktin terbuka. Kemudian jembatan silang miosin akan melekat pada aktin (aktomiosin). Mealui sikls jembatan silang yang berkalikali, maka akan terjadi proses kontraksi. Kontraksi akan berakhir apabila Ca+ + yang melekat pada troponin secara aktif ditarik kembali ke Retikulum sarkoplasma. Kemudian molekul tropomiosin menutup kembali semua tempat perlekatan misin pada filament aktin, dan otot kembali relaksasi. Dalam proses kontraksi otot, ATP berfungsi sebagai sumber energy siap pakai. Fosfagen berfungsi sebagai sumber energi apabila persediaan ATP dalam otot menipis. Kontraksi otot polos seperti pada otot rangka dan otot jantung sangat bergantung pada konsentrasi Ca++ intraseluler. Bedanya, terletak pada pengaturan kontraksi oleh Ca++. Ca++ mengaktifkan otot polos dengan pengaturan rantai miosin. Miosin otot polos dapat berinteraksi dengan aktin jika miosin rantai ringan difsforilasi. Ion Ca++ mengatur fosforilasi misin rantai ringan secara tidak langsung dengan jalan berkombinasi dengan protein pengikat Ca++ (kalmodulin). Kemudian kontrasi dimulai dan siklus jembatan silang pun berlangsung terus selama Ca++ masih tersedia. Ion Ca++ yang mengaktifkan kontraksi otot sebagian besar berasal dari cairan ekstraseluler, sedangkan dari retikulum sarkoplasma hanya sedikit. Depolarisasi pada
sarkolema menyebabkan permeabilitas terhadap Ca++ meningkat, sehingga Ca++ berdifusi masuk ke sarkoplasma untuk memulai kontraksi. Kontraksi berakhir bila Ca++ dieluarkan dari sarkoplasma dengan memompa kembali Ca++ keluar sel. Pada kontraksi otot jantung, Ion Ca ++ masuk ke sitosol dari retikulum sarkoplasma maupun cairan ekstraseluler selama eksitasi jantung. Seperti otot polos unit tunggal, jantung memperlihatkan aktivitas pengatur irama, yaitu membangkitkan potensial aksinya sendiri tanpa pengaruh eksternal.
