PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
UPT BLUD PUSKESMAS LABUAPI
SOP
NO.DOKUMEN
: 474/SOP/PKM-LA/VII I/2017
NO. REVISI
:-
Ditetapkan oleh: PEMIMPIN UPT BLUD PUSKESMAS LABUAPI
TANGGAL TERBIT : 01 Oktober 2017 HALAMAN
: 2 Halaman
Rohayati, S.Si NIP. 19690310 198803 2 004
PENGERTIAN
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas P uskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga- keluarga di wilayah kerjan ya. Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga).
TUJUAN
Sebagai acuan survei pendekatan keluarga sehat.
KEBIJAKAN
1. Permenkes No 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga 2. SK Kepala Puskesmas Nomor 188/ /415.25.27/2016 tentang Pendekatan Keluarga Sehat Puskesmas Kesamben
REFRENSI
1. Pedoman Umum Program Indonesia Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga, Kemenkes, 2. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan Keluarga, Kemenkes, 2016
ALAT DAN BAHAN
1. Kartu Identitas petugas pendata, 2. Format Pendataan, 3. ATK, 4. Stiker 5. Prokesga 6. Tensimeter
LANGKAH-LANGKAH
1. 2. 3. 4. 5.
Menyiapkan instrumen pendataan (prokesga, pinkesga) Menyiapkan petugas pendataan Melakukan pembagian wilayah Menetapkan jadwal kunjungan rumah Melaksanakan kunjungan rumah
6. Melaksanakan pencatatan hasil wawancara dengan KK dan Anggota Rumah Tangga dalam Prokesga 7. Memberikan 1 buah pinkesga kepada KK / anggota rumah tangga dalam satu rumah 8. Menempelkan stiker pada jendela / pintu depan rumah
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a.
Semua data dan informasi yang diperoleh dari keluarga dalam kunjungan rumah bukanlah untuk disebarluaskan atau disampaikan kepada keluarga atau orang lain. Jika pun kasusnya harus dibicarakan dengan keluarga atau orang lain hendaknya dilakukan tanpa menyebut nama (anonym). Atau sesudah mendapat ijin dari keluarga yang bersangkutan. b. Bicaraan tentang masalah kesehatan suatu keluarga kepada pihak-pihak lain hanya dilakukan apabila masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri, sehingga memerlukan dukungan/bantuan dari komunitas (misalnya Dasawisma) atau pemuka masyarakat. c. Pada kunjungan berikutnya, tetap tunjukkan perhatian dan berikan penghargaan berupa pujian atau ungkapan rasa senang terhadap upaya yang telah dilakukan keluarga, meskipun belum sesuai benar dengan saran/harapan. Perhatian dan pujian akan meningkatkan semangat mereka.
UNIT TERKAIT
d. Kalaupun keluarga melakukan saran Pembina Keluarga secara kurang benar atau bahkan salah/keliru, hendaknya tidak dimarahi atau ditegur dengan keras. Tunjukkan sikap dapat memahami kesalahan/kekurangsempurnaan, dan teruslah dengan sabar membimbing keluarga tersebut. Jika perlu ulangilah penjelasan yang pernah disampaikan dengan menggunakan bahasa atau cara lain yang mungkin lebih mudah dipahami oleh keluarga. e. Satu keluarga pasti berbeda dengan keluarga lain dalam berbagai hal kondisi sosial ekonomi, suku bangsa, agama, sikap dan perilaku, dan lain-lain. Oleh sebab itu, Pembina Keluarga hendaknya bersikap luwes dan berupaya menyesuaikan diri dengan setiap situasi dan kondisi yang dijumpai f. Satu keluarga pasti berbeda dengan keluarga lain dalam berbagai hal kondisi sosial ekonomi, suku bangsa, agama, sikap dan perilaku, dan lain-lain. Oleh sebab itu, Pembina Keluarga hendaknya bersikap luwes dan berupaya menyesuaikan diri dengan setiap situasi dan kondisi yang dijumpai 1. UKM 2. UKP