Penyakit Kusta Adalah penyakit kronik (menular menahun) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kli menyerang susanan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endoterial, mata, otot, tulang dan testis. Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium lanjut dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan bakteriologi. Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta yaitu: (1) lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, (2) penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf, dan (3) adanya bakteri tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit. Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan Apabila ditemukan pada pada seseorang salah satu tanda-tanda utama seperti di atas maka orang tersebut dinyatakan menderita kusta. Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, perawatan dan pengawasan tenaga medis dan paramedis Terlaksananya pelayanan pasien kusta sesuai SOP Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang diharapkan SK Kepala Puskesmas Betung kota No. Tentang
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi 5. Prosedur
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL 1. Alat : a. Seperangkat komputer b. Meja pendaftaran c. Buku register d. Kipas angin e. Kartu pasien f. Status pasien g. Family folder h. Alat tulis i. Lemari arsip j. Alat kebersihan kebersihan 2. Bahan : Obat paket kusta
6. Langkah – langkah
1. Pasien datang mendaftarkan diri di loker pendaftaran 2. Anamnase meliputi : Nama, alamat, umur dan keluhan utama 3. Pemeriksaan fisik meliputi : tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi 4. Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan 5. Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien 6. Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter 7. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan kedaan umum pasien 8. Kerjasama dengan unit penunjang (laboratorium, fisioterafi, apotek). 9. Adapun indikasi pasien MRS : 1) Pasien dengan reaksi berat 2) Pasien dengan luka yang memerlukan perawatan khusus 3) Psaien dengan rencana tindakan operasi 4) Pasien kusta dengan komplikasi.
7. Bagan Alir Pasien datang mendaftarkan diri di loker pendaftaran
Anamnase meliputi : Nama, alamat, umur dan keluhan utama
Pemeriksaan fisik meliputi : tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi
Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan
Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan kedaan umum pasien
Kerjasama dengan unit penunjang (laboratorium, fisioterafi, apotek).
8. Hal-hal yang perlu Diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait 11. Rekaman Histori Perubahan
1. Melaksanakn proses pelayanan sesuai SOP sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan 2. Mencatat identitas pasien/klien dalam buku register kunjungan harian Meberikan pelayanan dengan baik dan menjunjung tinggi kesopanan 1. Poli umum 2. Laboratorium 3. Petugas apotek puskesmas Rumah sakit rujukan 1. Rekam medis 2. Catatan tindakan Rekam Medis di Rumah Sakit Rujukan No