Penyimpanan adalah suatu proses menyimpan obat dan alkes pada tempat yang sesuai dengan kondisi ruangan penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik obat sehingga obat tetap dalam keadaan yang baik tidak mengalami kerusakan dan obat selalu tersedia disaat dibutuhkan.
Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksaan dan pengawasan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Prosedur
1. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi dan alat kesehatan di dalam kartu kartu stok 2. Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada rak yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, secara alphabetis atau, penyimpanan khusus dll.. 3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO FIFO (First In In First Out = pertama masuk pertama keluar) dan FEFO (Firs[ Expired Ex pired First Out = pertama kadaluwarsa-pertama keluar); dan harus dicatat di dalam kartu persediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. 4. Memasukan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. 5. Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak secara alfabetis. 6. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.
7. Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan pada kartu stok dan memberi garis dengan warna merah di bawah jumlah penerimaan dan pengeluaran dan dibubuhi paraf petugas di setiap akhir bulan. 8. Menghindari menyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan yang berbeda dalam satu wadah 9. Menyediakan tempat khusus di luar ruang peracikan untuk menyimpan komoditi yang rusak, kadaluwarsa.