Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
SPESIFIKASI TEKNIS A. SPESIFIKASI UMUM 1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan. 2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak. 3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara subtansif sama atau lebih tinggi dari standar yang diisyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak. 4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi peserta calon penawar untuk dapat menyusun Penawaran realistic dan kompentitif, sesuai dengan kebutuhan pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka. 5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum digunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan. 6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) dan norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan umum untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) / Standar Negara Asing (ASTM, dsb) padanannya (eqivalennya) yang secara substansif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan / jasa / fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing. 7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dihindari. 8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada : 1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas. 2. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak. 3. Spesifikasi Umum : a. Peraturan serta Undang-Undang terkait misalnya - UU tentang Lingkungan Hidup - UU tentang Keselamatan Kerja - UU tentang Jasa Kontruksi - UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja - Perda terkait dsb b. Dokumen Acuan berupa standar-standar dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 diatas. c. Survey d. Hari kerja dan Jam kerja
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
e. Gangguan dan keadaan darurat f. Pengendalian Lingkungan 4. Spesifikasi Khusus : a. Lapangan b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifikasi c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik d. Perancah e. Pengaturan lalu lintas f. Pengendalian lingkup pekerjaan 5. Spesifikasi untuk masing-masing Mata Pekerjaan a. Apabila ketentuan salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau standar pabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan maka harus dicantumkan ketentuan berikut : PERUBAHAN Ketentuan ini didasarkan pada Pelelangan Umum : ……………………………………………………………………................. (satu atau lebih standar pengadaan atau standar pabrikasi) Perubahan – perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf italic 2) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian spesifikasi akan ditampilkan dalam huruf yang dicoret (strike out). Sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca. b. Lingkup Pekerjaan c. Dokumen Acuan (standar-standar) yang digunakan d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk mata pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak digunakan standar tertentu. 9. Program Pelaksanaan Pekerjaan 9.1 Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan jadwal pelaksanaan yang lebih terperinci. 9.2
Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan sebagainya.
9.3
Jadwal tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
9.4
Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan jadwal pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
9.5
Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian pekerjaan tersebut.
10. Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan 10.1. Aspek Keselamatan Kerja Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan. 10.2
Aspek Lingkungan Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/ pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
10.3
Aspek Administrasi Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan).
10.4
Aspek Ekonomis Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
10.5
Aspek Sosial dan Budaya Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah,
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan. 11. Keamanan, Kesehatan dan Perlindungan terhadap Kebakaran 11.1 Umum Selama dalam pelaksanaan Penyedia Jasa harus selalu memperhatikan hal-hal antara lain mengenai sanitasi dan fasilitasnya, penerangan, bahan bakar, sarana oleh raga, alat pemadam kebakaran, ketenangan dan lainlain. Untuk itu Penyedia Jasa harus membagi-bagi tugas dengan membentuk struktur organisasi, sehingga dapat dengan mudah mengontrolnya. 11.2
Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan Penyedia Jasa harus mengadakan tindakan pencegahan atas risiko kehilangan dan keselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan dengan melengkapi sepatu lapangan, topi, sabuk pengaman atau sejenisnya. Pada tempat-tempat yang diperlukan Penyedia Jasa, harus memasang penerangan, tanda dan penjaga atau alat pengamanan lainnya. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan tentang keselamatan kerja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Penyedia Jasa dapat mengadakan pertemuan berkala antara kepala bagian keamanan dengan Direksi guna meningkatkan keamanan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian kecelakaan kerja. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan alat pemadam kebakaran yang selalu siap pakai di tempat lokasi pekerjaan atau ditempat-tempat yang ditunjukkan Direksi. Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan tenaga kerja dari sub Kontraktor. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas PPPK untuk tenaga kerjanya yang selalu siap pakai setiap saat.
11.3
Keamanan Penyedia Jasa harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu sebelum semua resiko kematian atau kecelakaan terjadi pada setiap orang yang dipekerjakan pada pekerjaan atau orang lain yang mempunyai cukup alasan berada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa juga harus menjaga keselamatannya sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus memperhatikan hal-hal yang perlu terhadap rusaknya barang-barang milik Pemberi Tugas atau milik orang lain yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan pencegahan kecelakaan dan peraturan keselamatan sepanjang waktu pelaksanaan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi semua kejadian mengenai kematian atau luka serius pada setiap orang yang ada dilokasi pekerjaan yang terlibat oleh pekerjaan Penyedia Jasa.
11.4
Penyimpanan Bahan Bakar Penyedia Jasa harus merencanakan tempat penyimpanan bahan bakar pada tempat yang aman dari jangkauan api dan mudah untuk mengadakan bongkar muatan atau penanganannya. Penyedia Jasa harus mengurus ijin kepada pemerintah untuk menyimpan bahan bakar di tempat/lokasi pekerjaan, ongkos atau biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam mendapatkan ijin menjadi tanggungannya sendiri.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
11.5
Penanggulangan Masalah Kebakaran Penyedia Jasa tidak diperkenankan membakar hasil pembersihan dan hasil tebangan pohon pada saat musin kemarau tanpa seijin Direksi. Penyedia Jasa harus memadamkan semua api atau bara api yang ada di lokasi atau sekitarnya, kecuali bila api itu merupakan sumber api alam.
B. SPESIFIKASI KHUSUS BAGIAN I GAMBARAN UMUM KEGIATAN
1.1. Lokasi Pekerjaan : Lokasi pekerjaan terletak di Kecamatan-kecamatan dalam Kabupaten Padang Pariaman dengan jarak tempuh ± 30 KM, dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda 4 (empat) selama ± 60 (enam puluh) menit dari Pusat Kota Pariaman. 1.2. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan berupa : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Konstruksi (Saluran dan Bangunan) dengan Kegiatan pekerjaan terdiri dari : I.
PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Uizetten dan Pengukuran 2. Dokumentasi dan Pelaporan 3. Kisdam dan Pengeringan
II.
PEKERJAAN KONSTRUKSI 1. Galian Tanah Biasa dan Berbatu 2. Bongkaran Pasangan Lama 3. Pasangan Batu Kali Camp. 1 : 4 4. Plesteran Camp. 1 : 3 5. Beton K175 6. Cetakan Beton/Bekisting 7. Pembesian/Tulangan 8. Perbaikan Pintu dan Pengecatan 9. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Angkat Tekan 10. Pengadaan dan Pemsangan Rumah Pelindung 11. Timbunan Tanah 12. Pasangan Beronjong (Manual dan Pabrikasi)
1.3. Gambar Gambar-gambar yang disediakan oleh Direksi Pekerjaan hanyalah semata-mata untuk maksud penawaran. Setelah perjanjian Kontrak ditandatangani, berdasarkan gambar tersebut, Penyedia Jasa dapat mempersiapkan dan membuat gambar pelaksanaan (construction drawing). Penyedia Jasa harus bekerja berdasarkan pada gambar pelaksanaan. a. Gambar untuk keperluan kontrak Gambar kontrak merupakan gambar yang dapat dijadikan referensi.
Gambar untuk pelaksanaan pekerjaan didasarkan atas pengukuran MC-0 yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan diketahui / disetujui oleh Direksi.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Gambar-gambar kontruksi dibuat dan diukur oleh Penyedia Jasa yang diawasi langsung oleh direksi dan harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu sebelum peleksanaan pekerjaan dimulai.
b. Gambar-gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa Penyedia jasa sebelum melaksanakan kegiatan harus menyerahkan kepada direksi, gambar rencana pelaksanaan/gambar kontruksi dan penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar yang disetujui oleh Direksi, tanpa ada tambahan pembayaran apapun.
Jika kontraktor memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut akan menambah tanggung jawab penyedia jasa menurut kontrak, maka Penyedia Jasa harus menyampaikan pernyataan tertulis kepada Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan harus menentukan hal-hal khusus yang dirasakan memberatkan. Direksi akan mempertimbangkan masalah tersebut.
c. Persetujuan atas gambar Pemeriksaan atau pertimbangan tentang usulan-usulan, gambar-gambar atau dokumen yang diserahkan oleh Penyedia Jasa untuk memperoleh persetujuan Direksi, dimana persetujuan yang berkenaan dengan hal tersebut, baik dengan atau tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh dibebaskan Penyedia Jasa dari suatu tanggung jawab atas kekurangan yang dibebankan kepada penyedia jasa sesuai ketentuan kontrak.
Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan kontrak setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap gambar-gambar yang diserahkan terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yang diangap perlu oleh Direksi harus dilakukan Penyedia Jasa dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa tanpa ada tambahan pembayaran.
d. Gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)
Setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar pelaksanaan berdasarkan gambar kontrak atau dengan perubahan-perubahan seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya. Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi.
Semua gambar baik bentuk maupun ukurannya harus skalatis namun Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan mengukur skala pada gambar, tapi harus menggunakan dimensi/angka yang tertera dalam gambar. Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam pelaksanaan harus dibuat gambar-gambar detail dengan skala besar. Gambar-gambar tambahan bila dirasa perlu dapat dibuat oleh Penyedia Jasa, guna memperjelas dalam pelaksanaan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
e. Gambar Asbuilt Drawing
Selama dalam pelaksanaan/pekerjaan berjalan, Kontraktor dapat mempersiapkan gambar purnalaksana (asbuilt drawing) yang mencakup semua jenis pekerjaan yang dikerjakan. Format gambar purnalaksana harus disetujui oleh Direksi. Gambar purnalaksana dapat digunakan oleh
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Direksi sebagai alat untuk memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan. Bila untuk semua jenis pekerjaan telah dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sudah dapat diterima oleh Direksi, maka Kontraktor dapat menggambar hasil pelaksanaan tersebut menjadi gambar purnalaksana. Setelah disetujui oleh Direksi,
Gambar (purnalaksana) ini secara bersama-sama ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi. Tiga puluh hari sesudah penyerahan pekerjaan (Penyerahan I) , Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar purnalaksana tersebut sebanyak satu set, serta copynya sebanyak satu set yang telah ditandatangani oleh Direksi.
Gambar asbuilt drawing dibuat rangkap 3 (tiga). Pembayaran khusus untuk pembuatan gambar tidak ada, semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan gambar-gambar tersebut diatas secara proposional sudah harus dimasukkan dalam harga satuan pekerjaan yang dilaksanakan.
1.4. Lokasi untuk Akomodasi Tambahan Jika Penyedia Jasa yang memanfaatkan izin jalan khusus atau sementara akomodasi tambahan yang diperolehnya menurut persyaratan kontrak atau suatu tempat untuk pembuangan bahan-bahan yang berlebihan, maka harus memperoleh persetujuan tertulis dari pemilik dan pemukim atau penguasa yang berhak atas lahan tersebut. Akomodasi/tempat pembuangan bahan-bahan yang berlebihan tersebut terdapat dan harus membuat bukti tercatat yang harus disetujui oleh pemilik pemukim atau penguasa sebagaimana disebutkan terdahulu mengenai kondisi permukaan lahan tersebut memasuki daerah itu harus mengembalikanya lagi setelah selesai pelaksanaan pekerjaan/kegiatan atas biayanya sendiri dan harus memuaskan pemilik, pemukim, penguasa, dan Direksi sesuai persyaratan kontrak. Sekiranya Penyedia Jasa yang memanfaatkan suatu izin jalan khusus atau sementara akomodasi tambahan yang disediakan baginya oleh pengguna jasa untuk kepentingan kontrak, lahan dimana tempat izin jalan atau akomodasi tambahan tersebut berada harus dianggap menjadi bagian dari lokasi seperti ditentukan dalam persyaratan kontrak.
BAGIAN II PEKERJAAN PERSIAPAN 2.1. Pengukuran Ulang (Uizetten) Titik tetap (bench mark) yang terdapat didekat lokasi pekerjaan adalah titik BM. Sedangkan titik yang akan diambil ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa boleh menentukan titik tetap tambahan untuk memudahkan pelaksanaan dan harus sesuai dengan gambar rencana serta harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Sebelum pelaksanakan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran guna penentuan batas-batas daerah kerja, elevasi galian, elevasi timbunan dan elevasi dasar bangunan. Tempat kedudukan titik-titik hasil pengukuran harus ditandai dengan kayu atau beton pada bagian-bagian yang penting, patok tersebut harus mudah ditemukan kembali atau dikontrol.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran pekerjaan pengukuran dihitung berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan dalam satuan M². 2.2. Foto Dokumentasi Penyedia Jasa harus menyediakan 3 set dokumentasi berupa foto-foto berukuran postcard selama jangka waktu kontrak yaitu sebelum (0%), sedang (50%) dan pada akhir kegiatan (100%), dilampirkan pada laporan kemajuan pekerjaan bulanan dilengkapi keterangan ringkas dan tanggal pengambilan.
Semua foto kegiatan disimpan pada CD.RW dan serahkan pada akhir kegiatan, khusus foto 0% diserahkan awal kegiatan untuk dipedomani pada saat foto pelaksanaan dan foto pekerjaan selesai.
Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran pekerjaan pengukuran dihitung berdasarkan dalam satuan lump sum sesuai dengan proses kegiatan
2.3. Kisdam / Pengeringan / Dewatering
Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi bebas dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi untuk setiap jenis pekerjaan. Metoda yang digunakan kontraktor untuk memindahkan air dari galian pondasi akan bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Direksi Pekerjaan. Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkan proses penggalian.
Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan daya dukung pondasi, mempertahankan kestabilitasan pada kaki galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas dari genangan air, dan menghasilkan pondasi yang kering sehingga ikatan yang baik antara pondasi dengan material timbunan kembali. Penyedia Jasa perlu mengontrol saluran pembuang di sepanjang galian pondasi atau di tempat-tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air.
Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan untuk kisdam dan pengeringan dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan dalam satuan Bh Karung.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
BAGIAN III PEKERJAAN KONSTRUKSI 3.1. Pekerjaan Galian Tanah
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Galian tanah biasa dan berlumpur adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan alat (Excavator). Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
Galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa batuan besar dan kecil pada umumnya (termasuk kerikil besar dan cadas), yang dengan mudah dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan alat (Excavator). Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
Galian untuk pekerjaan pasangan beton, dimana galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana beton akan ditempatkan akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan untuk ditambahkan dalam garis baku dari struktur beton. Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan tertulis dari Direksi diantara batas yang diperlukan untuk menerima struktur penambahan galian akan segera diisi penuh dengan beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.
Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering. Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender dalam BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah. Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) centimeter dimana permukaan tidak dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton secara umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.
Sebelum melaksanakan galian tanah terlebih dahulu memasang bouplank untuk menentukan elevasi dan pedoman kegiatan galian. Bouplank dibuat dari papan /kayu pada bagian atas harus lurus, halus dan rata. Papan bouplank ini dipakukan pada tiang-tiang dari kayu kaso yang tertanam kokoh dengan jarak maksimum 2,50 m, pengukuran/pemasangan bouplank ini akan
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
dilaksanakan dengan menggunakan instrument water pass (Theodolite). Tinggi peil bouwplank akan ditulis pada papan bouwplank dengan cat meni, demikian juga tempat-tempat yang akan diberi tanda yang jelas pada papan bouwplank. Bouwplank harus dipasang pada setiap kegiatan baik bangunan air maupun kerja saluran. Penggalian dilaksanakan sampai ukuran yang telah ditetapkan yaitu lebar dan kedalam yang akan digali sesuai petunjuk direksi.
Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh ± 1 km.
Khusus untuk pekerjaan di jaringan irigasi yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan dalam satuan M³. 3.2. Bongkaran Pasangan Lama
Untuk pekerjaan ini digunakan tenaga manusia dengan cara manual ataupun dengan alat berat. Pasangan lama yang tidak berfungsi atau telah rusak akan dibongkar seluruhnya. Sisa bongkaran dibuang keluar lokasi yang telah mendapat persetujuan dari direksi.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik, kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi dan pembongkaran batangan baja dalam meter panjang. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km harus dibayar per kubik meter per kilometer.
3.3. Pasangan Batu Kali Camp 1 : 4 Persyaratan Bahan Batu
Batu yang digunakan untuk pasangan berasal dari batu tempat lokasi pekerjaan atau sungai. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan bersamasama dengan batu belah. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
Semua batu tersebut dikumpulkan sesuai tempat sedemikian rupa diusahakan menjadi sedikit basah pada scat akan digunakan dan berukuran hampir satu sama lain agar tidak ada rongga yang besar diantara batu – batu tersebut.
Pasir Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan pasangan harus memuat : Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya). Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan. Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak-kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.
Pelaksanaan Kotak Adukan Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps). Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2 takar pasir berikutnya. Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) . Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan. Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Persiapan Pondasi Pasangan Batu Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Bagian Galian pada Spesifikasi ini. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal. Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan. Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.
Pelaksanaan Pemasangan Batu Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan. Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 10 cm sebagai lantai kerja. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak. Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselangseling arah vertikal. Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan. Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm. Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Pasangan batu kali yang dipakai adalah dengan menggunakan perbandingan campuran 1 : 4, dimana pada komposisi tersebut pada setiap kubiknya adalah : o Batu kali adalah1.2 m³ o Pasir Pasang adalah 0.52 m³ o Semen adalah 3.26 zak Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran untuk pekerjaan pasangan batu dibuat dalam volume yang sesuai ukuran dalam gambar atau petunjuk Direksi. Pembayaran pasangan batu dibuat dalam harga satuan per m³ seperti yang ada pada gambar dan tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya. Harga satuan mencakup semua biaya upah pekerjaan, material dan peralatan pelaksanaan pekerjaan termasuk pengadaan, pengangkutan, pasir, semen dan pembuatan mortal berikut pasangan dan pekerjaan finishing.
3.4. Plesteran Camp 1 : 3 di aci Bagian atas pasangan batu kali, pada dinding luar, dan bagian lain yang Nampak harus diplester dengan mortal campuran 1 : 3 spesifikasi bahan semen, pasir dan air yang digunakan. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak. Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara batubatu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran. Jika ada pelaksanaan Siaran, Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar. Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran. Komposisi campuran yang digunakan adalah : o Pasir pasang adalah 0.020 m³ o Semen adalah 0.130 zak Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan plesteran yang sudah dilaksanakan dalam satuan ukuran per m². 3.5. Acian Acian adalah campuran semen dan air diaduk rata sehingga membentuk pasta/krim, Bagian-bagian tertentu dari permukaan yang diplester sesuai gambar design/kontrak harus diaci. Acian dikerjakan setelah plasteran betul betul kering / umur ± 7 hari. Setelah selesai di aci permukaan plesteran tidak terasa lagi butiran pasirnya. Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan acian yang sudah dilaksanakan dalam satuan ukuran per m².
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
3.6. Pekerjaan Beton K175 Yang termasuk Pekerjaan Beton meliputi : Mantel Beronjong, Beton Screen, Talang Air dan beton lainnya disesuaikan dengan gambar. Beton harus terdiri dari semen, agregat halus dan kasar dengan perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian agregat halus, 3 bagian agregat kasar dan bahan tambahan (additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur untuk mendapatkan kekentalan yang layak. Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton, Penyedia jasa/Pelaksana harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini. Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia jasa/Pelaksana harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi. Penyedia jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di perairan umum, dengan membangun kolamkolam tampungan atau bangunan lainnya. Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai adalah sebagai berikut : Semen Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan data-data sebagai berikut : • Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir bulan lalu. • Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan. • Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu. • Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu • Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan • Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi
Bahan Additive Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yang berfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan beberapa zat tambahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai tuntutan spesifikasi, Penyedia jasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang komposisi dan metode dari penggunaan zat tambahan.
Agregat Halus Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Penyedia jasa harus melengkapi hasil tes agregat halus untuk beton dan spesi (mortar) untuk type yang dihasilkan atau selain yang disetujui oleh Direksi.
Aggregat Kasar Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai ukuran maksimum yang dibutuhkan dan tergantung dari klas
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
betonnya. Agregat kasar untuk beton adalah batu alam kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa Pelaksana.
Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
Metoda Pelaksanaan a. Pencampuran 1. Beton dicampur dengan menggunakan Molen dan tenaga manusia, mengigat volume yang dikerjakan relative kecil disamping itu lokasi kerja sangat sulit untuk mobilisasi mesin molen. b. Pengecoran 1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan bend lain yang harus dimasukan kedalam beton harus sudah ditetapkan pads pengecoran beton, acuan harus dibasahi (dilumuri) dengan oli bekas agar permukaan beton halus dan licin. 2. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai. 3. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat dan badai. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan ukuran per - m³. 3.6. Pekerjaan Perancah / bekisting. 1. Bekisting dan perancah dapat dibuat dari kayu cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan 2. Kayu yang tidak dihaluskan dapat dipergunakan pada permukaan yang tidak tampak pada struktur akhir, sedangkan permukaan beton yang tampak harus menggunakan kayu yang dihaluskan dengan tebal dan merata. 3. Bekisting dan perancah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan per - m³. 3.7. Pembesian
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi PBI-71. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasanganuntuk mengilangkan kotoran, lumpur, karat dan karat, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekat dengan beton.
Besi tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser waktu operasi pengecoran. Besi tulangan bulat biasa, harus sesuai dengan ketentuan standar. Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap bagian besi tulang itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) persen diameter yang telah ditentukan besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cat-cat pembuatannya.
Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh direksi pembengkokan tulangan harus dilakukan diatas meja pembengkokan dengan mengunakan kundpenekuk yang cocok dengan tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan penyusunannya harus sesuai dengan gambar disain/kontrak. Pengukuran dan Pembayaran Dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam satuan per-kg.
3.8. Perbaikan Pintu dan Pengecatan Perbaikan pintu air adalah pekerjaan merenovasi pintu air yang sudah rusak sampai menjadi baik kembali dengan kondisi siap pakai.
Urutan langkah kerja untuk pekerjaan ini adalah mulai dari membongkar, merenovasi dengan mengganti bahan-bahan yang rusak yang disesuaikan dengan standar yang ada sampai menjadi pintu siap pakai. Selanjutnya pintu dipasang kembali, termasuk mencor apabila kondisi yang ada mengharuskan.
Pekerjaan pengecatan dilakukan terhadap pintu-pintu yang masih berfungsi, maka pintu tersebut di cat ulang, pekerjaan ini dilakukan berdasarkan atas instruksi dan petunjuk dari pengawas.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan kondisi sudah terpasang, dalam satuan ukuran per-unit atau lumpsum 3.9. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Angkat Tekan Setelah pekerjaan pasangan selesai diplester, kontraktor bersama pengawas lapangan mengambil ukuran pintu-pintu, kemudian baru dipesan pada salah satu bengkel yang telah mempunyai pengalaman standar brata, setelah pintu selesai dibuat didatangkan ke lokasi pekerjaan dan memasangnya sesuai dengan kedudukannya dan fungsinya, pekerjaan memakai balok waterpass, slang air dan dongkrak, anting-anting dan tali secukupnya.
Pada saat pekerjaan pintu, harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Setelah kedudukannya begitu sempurna maka barulah dilakukan pengecorannya. Pekerjaan dilakukan atas persetujuan dari pengawas/direksi.
Pengukuran dan Pembayaran
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan Unit-price dalam satuan ukuran unit. 3.10. Pengadaan dan Pemasangan Rumah Pelindung Pekerjaan rumah pelindung dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan pintu selesai. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar, yang mana tiang dari rumah pelindung dipasang dengan pipa besi yang sudah ditentukan ukurannya, kemudian dicor pada kepala pasangan.
Tiang dan rangka dari rumah pelindung yang dibuat pada bengkel las, setelah selesai dibawa pada lokasi pekerjaan, dengan mengecorkan pada kepala pasangan dan barulah dipasang reng dan memasang atap dari rumah pelindung dan seterusnya memasang plang pada gording, dan melakukan pengecatan pada rumah pelindung ini.
Pekerjaan dilakukan atas persetujuan dari pengawas/direksi.
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan Unit-Price dalam satuan ukuran unit. 3.11. Timbunan Tanah. Pekerjaan timbunan dibelakang bangunan, baik pada pasangan batu kali dan beton atau pada pasangan bronjong kawat dan menimbun pada bagian tertentu dengan bahan dari hasil galian maupun tanah pilihan.
Semua pekerjaan timbunan dilaksanakan sesuai dengan garis dan batas yang tertera pada gambar atau atas perintah Direksi. Bahan-bahan untuk timbunan tidak boleh mengandung material berupa abu, slang-slang, sisa akar, gumpalan dan material lain yang dapat membusuk/ditentukan lain oleh direksi. Pekerjaan timbunan dibuat 5% lebih tinggi dari rencana.
Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang sudah dilaksanakan dalam satuan ukuran per m³. 3.12. Pasangan Bronjong Persiapan Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan bronjong.
Penempatan Bronjong Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
Pemasangan Batu
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman. Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat. Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.
Pengerjaan Mantel Beronjong (Beton Cor 1:2:3) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan
Bronjong Kawat Pabrikasi Spesifikasi : Harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum untuk kawat anyaman harus 0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0, 275 kg/ m2, untuk kawat pengikat harus 0, 24 kg/m2, yang memenuhi BS 1052/ 80 dan BS 443/ 82.b) Diameter kawat : Kawat ikat diameter 2,0 mm, dengan toleransi ± 4% Kawat anyaman diameter 2,7 dan 3,0 mm, dengan toleransi ± 4% Kawat sisi diameter 4,0 mm, dengan toleransi ± 4% Kuat Tarik : Minimun 41,0 kg/mm² Jumlah Puntiran : - Kawat diameter 2,7 dan 3,0 mm, minimum 26 kali - Kawat diameter 4,0 mm, minimum 21 kali Lapisan Seng : Kawat diameter 2,0 mm, minimum 240 gram/m² Kawat diameter 2,7 mm, minimum 265 gram/m² Kawat diameter 3,0 mm, minimum 275 gram/m² Kawat diameter 4,0 mm, minimum 290 gram/m² Ukuran bronjong kawat dan kemasan 2 x 1 x 0,5 m dalam unit 2 x 1 x 1,0 m dalam unit Diafragma / Sekat
: Setiap 1 (satu) meter panjang
Karakteristik Bronjong Kawat Pabrikasi adalah : Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm ( toleransi ± 10% ) , dengan kuat tarik anyaman sebesar 42 - 50 kN/ m. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu. Tiap Bronjong Kawat Pabrikasi harus diberi diaphragma/ sekat setiap jarak 1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dililit dengan kawat pengikat pada bagian dasar bronjong.
Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk merakit Bronjong dan digunakan sebagai Bracing untuk mencegah menggelembungnya keranjang bronjong. Spasi kawat pengikat tidak boleh lebih dari 150 mm. Prosedur untuk menggunakan kawat pengikat terdiri dari pemotongan kawat dengan panjang secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke anyaman kawat. Mulai dengan mengikat dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap lubang anyaman dan terakhir, ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat. Tempatkan diafragma dalam posisi vertical, dan ikat ke sisi panel dengan cara yang sama.
Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan Bronjong harus sesuai dengan ketentuan dalam BS 1052/ 80, dan BS 443/ 82. Kuat tarik dari kawat baja = 41 - 51 kg/ mm2.
Lapisan galvanis pada kawat harus tetap melekat meskipun kawat tersebut dililit melingkar sebanyak 6 (enam) kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau retak bila digosok dengan jari-jari telanjang.
Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi enam yang masing-masing sama ukurannya, dengan cara melilitkan setiap pasangan kawat sebanyak 3 (tiga) lilitan ( double twist) , dengan kuat tarik anyaman minimal sebesar 42 kN/ m.
Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat, harus terikat kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 0.70 mm lebih besar dari kawat anyamannya ( = 4, 4 mm).
Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman sebagaimana dijelaskan di paragraph ( d) di atas, dengan kawat sisi paling sedikit 0.70 mm lebih besar untuk keranjang Bronjong berlapis PVC.
Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy galvanized dengan lapisan PVC serta cukup tersedia untuk keranjang-keranjang Bronjong Angkur, agar perakitan keranjang Bronjong Angkur pada pekerjaan konstruksi bisa sempurna. Diameter kawat pengikat harus 3.00 mm dan berlapis PVC. Batu Material batu yang akan dipakai untuk Bronjong Kawat Pabrikasi dan Bronjong Angkur harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.
Spesifikasi Teknis Bidang SUMBER DAYA AIR
Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm - 25 cm (toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut serta tidak boleh ada batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman. Material Timbunan Material tanah timbunan yang digunakan pada pemasangan Bronjong harus memenuhi Spesifikasi yang telah ditetapkan dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan adalah SIRTU atau dapat juga menggunakan timbunan pilihan. Apabila diperlukan, untuk menutup bagian dalam yang akan ditimbun dipasang lapisan penutup seperti geotextile. Dalam kondisi tertentu juga bisa dipakai anyaman ijuk supaya timbunan tidak hanyut apabila terkena air.