34
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek yang wajib dipenuhi oleh setiap orang disetiap Negara. Apalagi, di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima pendidikan dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Proses interaksi inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan, strategi, model dan metode dalam pembelajaran yang tepat, pendidik harus pandai menggunakan hal tersebut secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan dan strategi mana yang pendidik ambil dalam pembelajaran.
Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM), karena SBM menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ?
Apa saja contoh dari strategi pembelajaran dan kedudukannya dalam pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran ?
Apa fungsi dan contoh dari pendekatan pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
Apa saja contoh dari metode pembelajaran ?
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
Apa saja contoh dari model pembelajaran ?
Tujuan Pembahasan
Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran dan kedudukan beserta contohnya
Menjekaskan pengertian pendekatan pembelajaran, fungsi dan contohnya
Menjelaskan pengertian metode pembelajaran dan contohnya
Menjelaskan pengertian model pembelajaran dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegitan guru anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Adapun beberapa pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Hamzah B. Uno ( 2008:45)
Strategi pembelajaran adalah merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
Moedjiono (1993)
Strategi Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu
J.R David (1976)
Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Menurut pengertian diatas strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda satu sama lain, makajenis kegiatan yang harus dipraktekkan oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.
Kesimpulan dari semua pengertian yang telah disebutkan adalah strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model,metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1. Menidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasidan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegitan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balikbuat penyempurnaan yang bersangkutan secara keseluruhan.
Kedudukan Strategi Pembelajaran dan Contohnya
Seperti yang telah banyak diketahui pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik. Karena merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan strategi yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.
Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan Setiap strategi pembelajaran (SBM) memiliki ranah pembelajaran tersebut ada 3, yaitu: Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan; Ranah afektif atau rana perubahan sikap-perilaku ; dan Ranah psikomotorik atau ranah perubahan/peningkatan keterampilan.
Oleh karena itu SBM merupakan komponen terpenting dalam sistem pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar untuk memberi pemahaman peserta didik agar tujuan pembelajaran itu bisa tercapai. SBM juga berperan sebagai tonggak awal dijalankannya suatu pembelajaran. Berhasil tidaknya penyampaian tujuan pendidikan tergantung dari bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan.
B.1 Contoh Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru :
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran deduktif
Strategi pembelajaran induktif
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran kooferatif
Strategi pembelajaran kontekstual CTL
Strategi pembelajaran heuristic
Dimana pengertian setiap strategi akan dijelaskan sebagai berikut :
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi "chalk and talk". Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:
Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Dalam pelaksanaannya, Strategi Pembelajaran Ekspositori juga menggunakan prinsip diantaranya :
Berorientasi pada Tujuan
Sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
Prinsip Komunikasi
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa)tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.
Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang diberikan, terlebih dahulu guru harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
Prinsip Berkelanjutan
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.
Tahap – tahap dalam melakukan strategi belajar ini adalah :
a. Persiapan (Preparation) d. Menyimpulkan (Generalization)
b. Penyajian (Presentation) e. Mengaplikasikan (Application)
c. Korelasi (Correlation)
Keuntungan dari strategi belajar ini adalah guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, dan bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Sedangkan kekurangannya adalah hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi.
Strategi pembelajaran deduktif dan Induktif
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep – konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi – ilustrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal – hal yang abstrak, kemudian secara perlahan – lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap :
Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya
Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi konsep konsep
Siswa memberikan beberapa katagori dari contoh yang diberikan oleh guru
Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah :
a) Berorientasi pada materi
b) Berstruktur tinggi
c) Penggunaan waktu yang lebih
d) Efisien
e)Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu.
Kelebihan strategi ini adalah
Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran.
Menjimatkan masa dan tenaga, tidak perlu membuat banyak persediaan.
Pendekatan ini patut dan sesuai digunakan oleh kerena secara tradisinya, guru patut memberikan penerangan sebelum memulai pengajaran dan pembelajaran.
Langkah-langkah yang dapat tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut :
(1) guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi atau aturan yang akan disajikan,
(2) guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya,
(3) guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapatmenyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yangdidukung oleh media yang cocok.
(4) guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran darikeadaan khusus
Sedangkan strategi pembelajaran induktif berkebalikan dengan deduktif, strategi ini mencari masalah terlebih dahulu untuk kemudian dicari penjabarannya.
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta – fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
SPPKB pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses kekuatan mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasip atau sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi menginginkan agar siswa aktif dalam aktivitas proses berpikir.
Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan hal-hal :
Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian pertama para guru.
Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metode apa yang digunakan.
Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.
Guru harus dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari.
SPPKB dilaksanakan dalam situasi dialogis dan proses tanya jawab secara terus- menerus.
SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.
Strategi pembelajaran Konstektual (CTL)
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge)
Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman tersebut (applying knomledge)
Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas, yaitu :
1. Konstruktivisme adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui prosea berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
Merumuskan masalah
Mengajukan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
Membuat kesimpulan
3. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaanDalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
a) menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran
b) membangkitkan motvasi siswa untuk belajar
c) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuat
d) memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan
e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
5. Pemodelan (Modeling)
Merupakan proses pembelajarn dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6. Refleksi (Reflection)
Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Strategi pembelajaran heuristic
Berdasarkan definisi heuristik yang sudah diberikan, maka pemberian heuristik dalam pembelajaran adalah suatu strategi (taktik) yang digunakan dalam membelajarkan pemecahan masalah matematika sehingga pemecah masalah (dalam hal ini siswa) dapat menyelesaikan masalah dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah dengan strategi heuristik. Dengan kata lain pemecahan dengan strategi heuristik adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan menyelesaikan masalah , dengan memberikan penuntun/petunjuk dalam bentuk pertanyaan atau perintah pada setiap langkah-langkah pemecahan masalah.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Sebenarnya, tujuan dilakukan pendekatan adalah untuk membangun interaksi antara guru dan siswanya. Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
Fungsi dan Contoh Pendekatan Pembelajaran
Fungsi dari pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
D.1 Contoh Pendekatan Pembelajaran
Jenis Pendekatan
Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.
Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;
mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.
menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara penuh dan tepat,
mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok,
mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan,
memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru,
memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada,
menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru,
memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik,
mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong lamban.
Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah diri/minder dalam pembelajaran.
Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola dengan baik.
Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.
Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
Pendekatan Edukatif
Pada dasarnya tugas guru adalah untuk mendidik siswanya, sehingga secara otomatis apa yang dilakukan guru akan menjadi contoh untuk para siswanya. Pengertian mendidik tidak hanya terpacu pada suatu kondisi duduk dikelas dan menyimak pelajaran saja, tetapi juga memberikan penanaman moral bagi anak didik itu termasuk mendidik. Berawal dari hal sederhana seperti tepat waktu ketika dating mengajar, membiasakan mereka berdiskusi ketka memiliki masalah itu juga termasuk mendidik.
Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, dengan tujuan mendidik.
Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.
Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural.
Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
Tipe Pendekatan
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1916, adapun yang melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen-komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya.
Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah
Kerjasama. Siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
Pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung
Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
Konsep yang benar membentuk pengertian
Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu,
Tahap enaktik
Pengenalan benda konkret.
Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
Tahap simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti angka, huruf. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
Tahap ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti: Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara etimologis, metode berasal dari kata " met" dan " hodes" yang bearti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Artinya Metode pembelajaran disini yaitu cara bagaimana seorang guru agar mampu menjalankan tugasnya dengan menguasai metode-metode pembelajaran.
Dapat juga diartiakan metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajarantersebut dinamakan model pembelajaran. Pada dasarnya itulah perbedaan metode pembelajaran dengan model pembelajaran.
Contoh dari metode pembelajaran adalah ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium ,Sosiodrama , latihan, proyek ,karya wisata ,tanya jawab,dan eksperimen.
E.1 Metode Siposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin (moderator). Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi sesuatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian disetiap aspek disorotitersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandang.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (penyaran pembanding), di bawah pimpinan seseorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebarluaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan umum yang dianggap perlu saja.
a.1) Penggunaan simposium
Simposium dapat digunakan:
1. Utnuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2. Jika kelompok peserta besar.
3. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti)
a.2) Kelebihan dan kelemahan
a. Kelebihan :
1. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2. Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat.
3. Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadikan sidang lebih menarik.
4. Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
b. Kelemahan :
1. Kurang spontanitas dan kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
2. Kurang interaksi kelompok.
3. Menekankan pokok pembicaraan.
4. Agak terasa formal.
5. Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
6. Sulit mengadakan kontrol waktu.
7. Secara umum membatasi pendapat pembicara.
8. Membutuhkan perencaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
9. Cendrung dipakai secara berlebihan.
E.2 Metode Pembelajaran Sosiodrama
Metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif. Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang mengarah pada aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
Melalui permetode ini, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.
Pada pembelajaran sosiodrama guru lebih bersifat sebagai fasilitator.
Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas. Terdapat delapan langkah yang dianjurkan Torrance (dalam Waluyo: 2001) dalam mengefektifkan sosiodrama untuk menghadapi problem dan tantangan
Menetapkan problem
Mendeskripsikan sosial konflik
Pemilihan pemain
Memberikan penjelasan dan pemanasan bagi aktor dan pengamat.
Memerankan situasi tersebut.
Memotong adegan (jika aktor meniggalkan peran dan tidak dapat di teruskan. Membuat kesimpulan. Jia pemimpin tidak dapat melihat perkembangan adegan dapat diganti.
Mendiskusikan, menganalisis situasi kelakuan dan gagasan yang diproduksi.
Menusun rencana untuk testing lebih atau implementasi gagasan baru (Treffingger: 1982. 62-63)
b.1) Kelebihan dan Kekurangan dalam Sosiodrama
Setiap model pembelajaran ada kebaikan dan ada kelemahannya. Kebaikan model pembelajaran biasanya merujuk pada potensi yang menjadikan suatu model tersebut berhasil dilakukan, sedangkan kekurangan merujuk pada potensi kemungkinan hal yang membuat model pembelajaran ini gagal untuk dipraktikkan.
Berikut merupakan kelebihan dari metode pembelajaran Sosiodrama:
a) berkesan dna tahan lama dalam ingatan siswa.
b) Sangat menarik bagi siswa sehingga kelas menjadi dinamis dan antusias.
c) Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
d) Memupuk kerjasama antara siswa.
e) Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
f) Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
g) Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
h) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Berikut merupakan kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran dengan metode sosiodrama:
a) Memerlukan waktu yang cukup panjang
b) Memerlukan daya kreativitas dan daya kreasi tinggi. Hal ini belum tentu dimiiliki guru dan siswa
c) Siswa malu untuk melakukan suatu adegan.
d) Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
e) Apabila bila sosiodrama gagal maka tujuan pembelajaran tidak dicapai
f) Tidak semua materi dapat dilakukan dengan metode ini.
b.2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosiodrama
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi model sosiodrama (Husniah:2011). Di antaranya adalah faktor guru, siswa dan bahan. Berikut merupakan penjelasan dari faktor-faktor tersebut.
a) aktor guru
Guru tidak diperkenankan untuk bersifat apriori. Setiap individu (siswa) akan menghayati dan memahami fenomena sosial dengan caranya sendiri.
b) Siswa
Dramatisasi ini akan berhasil apabila siswa dapat menjiwai perannya.dapat bertingkah laku sebagaimana dalam situasi sesungguhnya.
c) Bahan
Sesuatau yang akan didramatisasikan dikatakan bagus apabila terdapat kesesuaian bahan dengan pemerannya. Kriteria pemilihan bahan harus disesuaikan antara lain:
1) Bahan harus sesuai dengan perkembangan jiwa siswa
2) Bahan harus memperkaya pengalaman sosial siswa
3) Bahan harus cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan didramatisasikan siswa
4) Bahan tidak mengandung adegan yang bertentangan dengan nilai pancasila, agama, dan kepribadian bangsa.
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas.
Contoh Model Pembelajaran
Adapun contoh model pembelajaran adalah sebagai berikut :
examples non examples
picture an picture
numbered heads together
cooperative script
kepala bernomor struktur
STAD
Jigsaw
Artikulasi
Role playing
Didalam makalah ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah model jigsaw dan role playing , penjelasannya sebagai berikut :
G.1 Model Jigsaw
Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
Menerapkan bimbingan sesama teman
Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
Memperbaiki kehadiran
Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
Sikap apatis berkurang
Pemahaman materi lebih mendalam
Meningkatkan motivasi belajar
Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.
Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa bingung
Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan macet
Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
Membutuhkan waktu yang lebih lama
G.2 Model Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain .
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Sekilas, antara strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajaran memiliki makna yang sama. Tapi sebenarnya terdapat perbedaan diantara kata tersebut. Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,. Dari kalimat ini dapat disimpulkan bahwa yang lebih ditekankan pada strategi pembelajaran adalah perencanaannya. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran , serta cara kerja untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga yang lebih ditekankan dalam pendekatan sudah bukan merupakan perencanaan, tetapi bagaimana seorang pendidik dapat memandang suatu masalah dalam pembelajaran, unuk kemudian ditemukan solusinya dalam metode pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan tindak lanjut dari pendekatan pembelajaran. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah model pembelajaran, diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentukkurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Meskipun pengertiannya hamper sama dengan strategi pembelajaran, model pembelajaran mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit. Hal tersebut disebabkan oleh model pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Begitupun dengan metode dan pendekatan pembelajaran, ketiga aspek tersebut merupakan pengembangan dari strategi pembelajaran.Dengan kata lain, gabungan dari ketiga aspek tersebutlah yang dikatakan strategi pembelajaran.
3.2 Saran
Dalam pelakasanaan pembelajaran yang paling penting adalah bagaimana tujuan dari pendidikan dapat tersampaikan. Mengingat bahwa ada banyak permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak terkecuali masalah perbedaan kemampuan siswa untuk menerima materi yang ada. Berdasarkan permasalah tersebut, harus ditentukan strategi pembelajaran yang tepat berikut dengan metode, model, dan pendekatannya.