Sulfinilurea Adalah Sulfonilurea diakui sebagai obat hipoglikemik oral (OHO) yang utama dalam kurun waktu lebih dan 30 tahun, meniiliki satu ikatan inti ‘sulfonic acid - urea nucleus’, yang dapat dimodifikasi dengan substitusi kimia untuk meningkatkan potensinya . Walaupun demi kian, pengetahuan mengenai khasiat dan kerja kelompok OHO ini belum begitu mendalam dan masih dijumpai adanya penggunaan sulfonilurea yang tidak rasional. Mekanisme kerja
Memacu sekresi insulin dan potensi kerja ekstra pankreas antara lain meningkatkan afinitas reseptor - insulin di jaringan pen fer. Berdasarkan mekanisme kerja tersebut, sulfonilurea dapat diberikan kepada penderita diabetes mellitus tipe 2 non-obesitas yang didasari oleh patofisiologi adanya resistensi insulin dan penurunan potensi sel beta. Namun harus diperhatikan bahwa memacu sel beta yang ben lebihan dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan hiperinsulinemi Farmakodinamik
Bekerja dengan cara menstimulasi sel-β sel- β pada islet Langerhans pankreas untuk melepaskan insulin endogen. Gliquidone merupakan obat antidiabetik oral y ang efektif. Seperti sulfonilurea lainnya, gliquidone bekerja dengan cara menstimulasi influks kalsium ke dalam sel-β sel-β pankreas dan dengan cepat merangsang pelepasan insulin. Gliquidone juga memiliki memiliki efek ekstra pankreas. Obat ini menyebabkan jaringan-jaringan perifer menjadi lebih sensitif terhadap insulin, kemungkinan dengan adanya penambahan jumlah reseptor insulin, dan hasilnya adalah penurunan sintesis insulin secara keseluruhan. membutuhkan keberadaan sel-sel sel- sel β pankreas yang masih berfungsi untuk efek hipoglikemiknya. membutuhkan keberadaan sel-sel sel- sel β pankreas yang masih berfungsi untuk efek hipoglikemiknya.
Mempunyai efek regulasi terhadap reseptor-reseptor insulin di berbagai sel-sel jaringan (sehingga memperbesar kepekaan jaringan terhadap insulin; dan menurunkan menurunkan kadar glukagon serum tetapi kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan. Farmakokinetik •
•
•
•
Absorpsi di usus baik, dgh pemberian peroral per oral kmd menyebar ke seluruh cairan extrasel. Dlm plasma terikat dgn protein plasma (teruta(teruta - ma prot. albumin 70-90%); sbgn dlm btk bebas. Mula kerja & lama kerja bervariasi utk setiap sediaan. t ½ plasma berkisar umumnya 4-5jm, utk glibenklamid utk glibenklamid & tolazamid 6-7jm,klorpropa6-7jm,klorpropa- mid >dr 30jm. Dosis tinggimenghambat penghancuran insu- lin oleh hati.
Dosis
Indikasi
Pemilihan preparat sulfonilurea yang tepat untuk pasien tertentu penting untuk suksesnya terapi.
Yang penting bukan umur pasien waktu terapi dimulai tetapi umur pasien dimana penyakit mulai timbul pada umumnya hasilnya baik dengan terapi jika DMnya timbul pada usia > 40 tahun.
Untuk mengatasi Hiperglikemi diutamakan pengaturan diet dan exercise sampai berat badan ideal obat merupakan pelengkap dalam mempertahankan Euglikemik.
Selama terapi pemeriksaan fisik & Laboratorium tetap dilakukan teratur dalam keadaan gawat seperti stres, komplikasi infeksi dan pembedahan tetap kembali ke terapi insulin sebagai terapi standar Kontraindikasi
Pada pasien DM dengan : Disfungsi hati, ginjal endokrin, gizi buruk, alkoholisme akut & pasien yang mendapat diuretik tiazid.
Efek potensiasi meningkatkan keadan Hipoglikemik dengan penggunaan bersama preparat-praparat : Sulfonamid, Propanolol, Salisilat, Clofibrat, Fenilbutazon, Probenesid, Dikumarol, Klorampenikol, Mono Amino Oksidase Inhibitor, Alkohol.
Efek samping
UGDP (University Group Diabetes Program) 1970 jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit Kardiovaskular pasien DM yang diobati dengan Tolbutamide sangat besar dibanding pasien yang diobati insulin atau Plasebo.
Seperti sediaan-sedian lain sering dilaporkan : ras a tidak enak, sakit perut ; Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare) ; saraf (vertigo, bingung, sakit kepala, ataksia).
Kegagalan sekunder Gagal mempertahankan respon yang baik pada terapi sulfonilurea dalam jangka panjang pada pengelolaan DM tipe 2 (dianjurkan terapi berselang dalam dosis tunggal dengan masa kerja pendek); juga penurunan progrseif pada massa sel B pada DM Tipe 2 kronis juga berperan untuk kegagalan sekunder ini.
Efek teratogen pada hewan uji pernah dilaporkan pada dosis yang besar tak dianjurkan untuk wanita hamil.
Efek Diuretik dijumpai pada klorpropamid, Acetohexamide, Tolazamide & Gliburide.
sehingga
Risiko terjadi Ikretus obstruktif paling sering dilaporkan dengan sediaan Klorpropamid (+ 0,4%); pasien dengan predisposisi genetik bisa terjadi hiperemic flush ( = efek disulfiram = efek Antabus) bila mengkonsumsi alkohol didalam penggunaan terapi Tolbutamid, Gliburide & tersering klorpropamide.
Toksisitas Hematologik (Leukopenia sementara, Trombositopenis) terjadi pada kurang dari 1% pasien dengan terapi klorpropamide.
Hipoglikemi : (dosis tidak tepat, diet ketat, gangguan fungsi hati dan atau ginjal); dan cenderung terjadi pada derivat-derivat kerja kuat (Glibenklamid, Klorpropamid).
Nafsu makan diperbesar berat badan meningkat.