SUSUNAN ELEMENTER PROTEIN Uji adanya unsur C, H, dan O Pada uji susunan elementer ini bert ujuan untuk mengetahui unsur-unsur penyusun protein. Pada uji ini, ada ga macam pengujian untuk m engetahui penyusun protein, yakni uji adanya unsur C, H, O;uji adanya atom N;dan uji adanya atom S. Adapun bahan uji yang dicobakan yaitu albumin dan gelan. Pada uji adanya unsur C, H, dan O dengan bahan uji albumin terjadi reaksi pengabuan yang menandakan adanya unsur unsur H (hidrogen) dan O (oksigen). Begitupun saat bahan uji yang digunakan adalah gelan, juga terjadi reaksi pengabuan. Pada saat melakukan metode pembakaran pada kedua bahan uji, tercium bau rambut terbakar yang menandakan adanya adanya unsur N (nitrogen) disertai terjadinya pengarangan pengarangan yang menandakan m enandakan adanya unsur C (karbon). Larutan albumin dan serbuk gelan mengandung unsur C, H, dan O karena terjadi pengembunan, pe ngembunan, bau rambut terbakar dan pengarangan pengarangan pengembunan(H dan O) paling banyak terjadi pada larutan albumin Bau rambut terbakar(N) dan pengarangan(C) paling banyak terjadi pada serbuk gelan Uji adanya atom N Uji kedua pada uji susunan elementer protein yaitu untuk membukkan adanya atom atom N (nitrogen). Pada uji ini, kedua bahan uji direaksik direaksikan an dengan NaOH 10% yang dipanaskan. Adanya Adanya bau amonia menandakan adanya unsur nitrogen pada larutan uji. Uap pada saat pemanasan diuji dengan kertas lakmus warna merah yang sebelumnya telah dibasahi dengan aquades. Hal ini bertujuan untuk mempermudah deteksi sifatnya. sifatnya. Lakmus yang berwarna merah berubah m enjadi warna biru. Hal ini disebabkan nitrogen yang menyebabkan bau amonia teroksidasi dan membentuk NH3 yang bersifat basa. Larutan albumin dan serbuk gelan mengandung unsur karena adanya bau ammonia setelah pemanasan nitrogen yang menyebabkan bau amonia teroksidasi dan m embentuk NH3 yang bersifat basa.
Uji adanya atom S Pada uji susunan elementer untuk mengetahui adanya atom S (sulfur) pada bahan uji yakni albumin dan gelan, terjadi hasil berbeda untuk seap bahan uji. Untuk albumin dan gelan , saat dipanaskan bersama NaOH terjadi perubahan warna. Keka larutan dicampur dengan Pb-Asetat terjadi perubahan warna kuning keruh untuk gelan dan kuning bening untuk albumin yang mengindikasikan terbentuk PbS. Adanya sulfur(S) pada gelan dan albumin semakin diperkuat saat direaksikan dengan HCl pekat karena adanya asap dengan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
Albumin dan gelan mengandung atom S(sulfur) karena terjadi perubahan warna kuning bening dan warna kuning keruh. bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi oleh HCl pekat menandakan adanya adanya unsur S
DAYA LARUT ALBUMIN Larutan HCL, Na2CO3, Aquadest jika ditambahkan dengan 2ml albumin, kemudian dikocok → larut menggumpal, ini disebabkan molekul protein, strukturnya dak stabil, yang bisa dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain, medium pelarut, pH, radiasi, dll. Protein mempunyai kemampuan untuk larut pada bebrapa zat Karena pada dasarnya ia mempunyai sifat amoter ( bermuatan posif /negave ). Tapi larutan NaOH ditambahkan larutan albumin dak larut disebabkan oleh karena gugus karboksilat pada asam-amino dak melepas ion H+, karena NaOH merupakan pelarut lemak dan terlalu pekat.
Akuades, Na2CO3(garam encer), HCL dapat melarutkan larutan albumin. NaOH dak dapat melarutkan larutan albumin karena merupakan pelarut lemak, terlalu pekat dan gugus karboksilat pada asam-amino dak melepas ion H+ PENGARUH BASA-ASAM MINERAL KUAT TERHADAP PROTEIN Pada uji kali ini untuk mengetahui pengaruh asam kuat pada protein dapat menimbulkan endapan atau dak. pada teori telah disebutkan bahwa asam kuat akan menimbulkan precipitate jika bereaksi dengan protein. Dari percobaan didapat hasil bahwa albumin dalam hcl pekat dan hno3 pekat menimbulkan precipitate, tetapi albumin dalam h2so4 pekat larut dan dak menimbulkan precipitate . Dan presipitate terbanyak yaitu pada hno3. Karena asam nitrat lebih sukar larut dalam kelebihan asam. Timbulnya presipitat dikarenakan protein terdenaturasi. Protein akan terdenaturasi atau mengendap bila berada pada k isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah muatan posif sama dengan jumlah m uatan negafnya. protein albumin mengendap pada k isolistriknya, yaitu sekitar pH 4,7. Pada penambahan asam yang selanjutnya, presipitat yang terbentuk dari hcl pekat dan h2so pekat segera larut kembali. Hal ini disebabkan karena terjadinya okulasi pada kedua larutan tersebut. Karena ph larutan diubah menjadi ph e lektrik. Sehingga presipitat dapat larut kembali. Sedangkan untuk asam nitrat, presipitat dak dapat larut kembali pada kelebihan asam. Kesimpulan : Albumin akan menghasilkan presipitat pada penambahan hcl pekat dan hno3 pekat. Larut pada penambahan H2SO4
-
Setelah penambahan asam yang berlebih presipitat pada larutan hcl, hno3dan h2so4 akan larut kembali karena mengalamu okulasi. Setelah pemanasan presipitat hilang karena telah berada pada k isolistriknya
-
Tes heller
Bila ke dalam larutan protein ditambahkan asam akan terjadi pengendapan, bila asam yang ditambahkan berlebihan endapan akan larut kembali. Akan tetapi HNO3 merupakan asam yang paling kurang dapat melarutkan kembali. Hal ini disebabkan karena dengan HNO3 akan terjadi reaksi denaturasi yang kemudian diiku koagulasi dan lama kelamaan akan terjadi nitrasi yang menyebabkan warna kuning.
Terbentuknya presipitat sebagai cincin puh pada perbatasan kedua cairan HNO3 merupakan asam yang paling kurang dapat melarutkan kembali karena terjadi reaksi denaturasi yang kemudian diiku koagulasi
Pengaruh logam berat thdp protein
Dari percobaan pengaruh logam terhadap protein didapatkan hasil posif untuk semua larutan dengan presipitat yang terbentuk pada hgcl2 > pbasetat > cuso4 > fecl2. Ini disebabkan tetapan disosiasi HgCl2 lebih besar daripada larutan lainnya. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan protein, HgCl2 akan terionisasi kedalam bentuk Hg2+ sehingga protein lebih cepat bereaksi sehingga menghasilkan presipitat dengan jumlah yang lebih banyak daripada presipitat larutan logam lain yang memiliki tetapan disosiasi lebih kecil dari Hg. Ikatan yang sangat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 akan memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi. Gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat. Selain gugus – COOH dan gugus –NH2, gugus –R pada molekul asam amino tertentu dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus –SH pada molekul akan bereaksi dengan dengan ion Hg. Jumlah presipitate yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereakfan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reakf daripada logam fe, cu dan Pb karena dipengaruhi oleh anitas elektron masing-masing logam. Semakin kecil harga anitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima ele ktron dan unsurnya akan semakin reakf. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga anitas elektronnya semakin kecil. Dan dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga anitas elektronnya semakin besar. Sehingga kereakfan hg > Cu >pb>fe.
Dari percobaan pengaruh logam terhadap protein didapatkan hasil posif untuk semua larutan dengan presipitat yang terbentuk pada hgcl2 > pbasetat > cuso4 > fecl2 Logam Hg lebih reakf daripada logam fe, c u dan Pb karena dipengaruhi oleh anitas elektron masingmasing logam. Semakin kecil harga anitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima elektron dan unsurnya akan semakin reakf, Sehingga kereakfan hg > Cu >pb>fe.
Pengruh alkohol terhadap protein
Pada prakkum ini untuk mengetahui pengaruh alcohol Protein akan memberikan reaksi pengendapan dengan alcohol pekat. Hasil yang didapat yaitu larutan albumin, gelan, pepton dengan dicampur alcohol terdapat presipitat. Ini membukkan bahwa kega larutan tersebut termasuk jenis protein. Dan menurut teori Protein akan memberikan reaksi pengendapan dengan alcohol pekat. Jumlah endapan yang dihasilkan dari seap bahan uji berbeda, dimana endapan paling banyak terbentuk pada larutan gelan, kemudian larutan albumin dan pepton,. banyak sedikitnya endapan yang dihasilkan itu tergantung dari jenis proteinnya. Alkohol memberikan reaksi pengendapan terhadap protein. Alkohol mendenaturasi protein dengan memutuskan ikatan hidrogen intramolekul pada rantai samping protein. Ikatan hidrogen yang baru dapat terbentuk antara alkohol dan rantai samping protein tersebut. Dan berfungsi juga untuk menurunkan konstanta dielektrik pada larutan sehingga gaya tarik-menarik antar molekul jadi semakin kuat. Kemudian alkohol akan mengkondisikan gugus posif pada asam amino untuk bereaksi dengan gugus negaf yang ada dalam larutan, sehingga pada suasana tertentu mampu membentuk endapan.
larutan albumin, gelan, pepton dengan dicampur alcohol terdapat presipitat Ini mem bukkan bahwa kega larutan tersebut termasuk jenis protein. banyak sedikitnya endapan yang dihasilkan itu tergantung dari jenis proteinnya.
Fungsi alkohol akan mengkondisikan gugus posif pada asam amino untuk bereaksi dengan gugus negaf yang ada dalam larutan, sehingga pada suasana tertentu mampu membentuk endapan.