TAKSONOMI BLOOM, PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN SOAL C1 – C6, C6, DAN JENIS TES PILIHAN GANDA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Pengembangan Instrumen Penilaian Yang dibina oleh Bapak Muhardjito, Dr., M.S. dan Ibu Vita Ria Mustika, S.Pd., M.Pd.
Oleh : Maria Desy Tania
140351601056 140351601056
Rossa Yunike Rizki Putri
140351601916 140351601916
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM September 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. kompleks. Tingkah Tingkah laku dalam setiap tingkat tingkat diasumsikan menyertakan juga juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah (Irijanti, 2008). Pendidik atau guru dalam setiap proses pembelajaran, tentunya selalu melakukan pengukuran terhadap pencapaian peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Pengukuran tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan tes atau pun ujian-ujian lain yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Biasanya tes yang digunakan adalah soal buatan guru itu sendiri. Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian. Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat
diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain. Soal tes yang diujikan tentunya harus sudah melalui tahap validasi dan bersi fat reliable untuk dapat diujikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, butir soal yang telah ada seharusnya tetap dikembangkan dengan merancang kisi-kisi yang berdasarkan indikator-indikator soal yang telah ada (Suharsimi, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dalam Taksonomi Bloom ? 2. Bagaimana kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom ? 3. Apa yang dimaksud dengan tes plihan ganda ? 4. Bagaimana karakteristik tes pilihan ganda ? 5. Apa kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetauhi tentang Taksonomi Bloom. 2. Untuk mengetauhi kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom. 3. Untuk mengetauhi tentang tes pilihan ganda. 4. Untuk mengetauhi karakteristik dari tes pilihan ganda. 5. Untuk mengetauhi kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda.
BAB II PEMBAHASAN
A. Taksonomi Bloom
Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani adalah tassein yang berarti untuk mengklasifikasidan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua ( benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi (Iriyanti, 2008). Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah (Wiranataputra, 2007). Mnurut (Jufri, 2013) taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, sebagai kelanjutan kegiatan serupa tahun 1948, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa persentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berpikir (menalar, “thinking behaviors”). Artinya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi. Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956 merumuskan ada tiga
golongan domain kemampuan
(intelektual, “intellectual behaviors”) yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1. Ranah Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan/area yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :
Pengetahuan ( Knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut : “siswa akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai berdiri”. Siswa akan mampu menulis semua nama propinsi di Indonesia, pada peta perbatasan daerah-daerah propinsi”.
Pemahaman (Comprehension) Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari.
Adanya
kemampuan
ini
dinyatakan
dalam
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.
Penerapan ( Application) Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapai atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.
Analisa ( Analysis) Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian itu.
Sintesa (Synthesis)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.
Bagian-bagian
dihubungkan satu
sama
lain,
sehingga
terciptakan suatu bentuk baru.
Evaluasi ( Evaluation) Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan itu dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti penilaian terhadap pengguguran kandungan berdasarkan norma moralitas, atau pernyataan pendapat terhadap sesuatu, seperti dalam menilai tepat-tidaknya perumusan suatu TIK, berdasarkan kriteria yang berlaku dalam perumusan TIK yang baik.
2. Ranah Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosi onal, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari:
Penerimaan ( Receiving/Attending ) Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
Partisipasi ( Responding ) Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut : a. Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding ). Contoh : mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas. b. Kemauan menanggapi (willingness to respond ), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
c. Kepuasan menanggapi ( satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya.
Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing ) Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
Organisasi (Organization) Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.
Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex) Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
3. Ranah Psikomotorik
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
yang
melibatkan
fungsi
sistem
syaraf
dan
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :
otot
Persepsi ( Perception) Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciriciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau.
Kesiapan (Set ) Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah.
Gerakan Terbimbing (Guided Response) Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam mengerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam meniru gerakangerakan tarian atau dalam meniru bunyi suara.
Gerakan Yang Terbiasa ( Mechanism Response) Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemapuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinir.
Gerakan Kompleks (Complex Response) Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan
yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.
Penyesuaian Pola Gerakan ( Adaptation) Mencakup
kemampuan
untuk
mengadakan
perubahan
dan
menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan.
Kreativitas (Creativity) Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orangorang yang berketrampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapis an es dengan diiringi musik instrumental.
Menurut (Segala, 2010) dengan memahami taksonomi Bloom, sebagai guru dapat memahami dan menerapkan jenjang-jenjang itu sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas. Beberapa kemungkinan yang dapat diterapkan dalam situasi kelas adalah : 1. Semua siswa melakukan aktivitas mengingat dan memahami, kemudian beberapa siswa dapat melakukan aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi (higher order thinking skills). 2. Beberapa siswa bekerja pada keterampilan berfikir jenjang dasar (basic thinking skills), sementara beberapa siswa lain yang lebih cepat berfikirnya bekerja pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Beberapa siswa melakukan aktivitas jenjang dasar , kemudian mereka dapat memilih aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi.
4. Beberapa aktivitas dikatakan wajib dikerjakan (essensial ), sedangkan yang lainnya digolongkan sebagai pilihan (optional ). 5. Guru menerapkan proses pembelajaran diawali dengan membawa masalah yang berjenjang kemudian siswa dirangsang untuk aktif berfikir pada tingkatannya.
B. Kata Kerja Operasional
Menurut (Suharsini, 2008) berikut ini adalah daftar kata kerja operasional at au spesifik berdasarkan Taksonomi Bloom untuk setiap ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Daftar kata kerja operasional ini biasanya digunakan untuk penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: 1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar; 2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; 3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Ranah Kognitif
Ranah Afektif
Ranah Psikomotor
C. Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda digunakan untuk menguji informasi pengetahuan faktual atau pemahaman terhadap materi pelajaran. Manfaat tes pilihan ganda diantaranya butir-butirnya
dapat
didesain
untuk
mengukur
kemampuan
interpretasi,
membedakan, memilih, dan aplikasi dari fakta-fakta atau konsep yang telah dipelajari siswa. Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan (Sutriasih & Sumeri, 2014). Menurut (Dahara, 2006) memberikan pedoman utama dalam pembuatan butir soal untuk pilihan ganda, yaitu sebagai berikut : 1. Pokok soal harus jelas 2. Isi pilihan jawaban homogen 3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama 4. Tidak ada petunjuk jawaban benar 5. Hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua salah 6. Pilihan jawaban angka diurutkan 7. Semua pilihan jawaban logis
8. Jangan menggunakan negatif ganda 9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes 10. Bahasa Indonesia yang digunakan komunikatif 11. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas: 1. Stem, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan, 2. Option, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban, 3. Kunci, yaitu jawaban yang benar, 4. Distraktor, yaitu jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban (pengecoh).
D. Karateristik Tes Pilihan Ganda
Kaidah penulisan tes prestasi belajar bentuk pilihan ganda, antara lain: 1. Soal harus sesuai dengan indicator. Yang dimaksud indikator adalah ciri atau karakteristik yang dapat diamati untuk digunakan sebagai petunjuk bahwa suatu Tujuan Intruksional Umum (TIU) telah dicapai. 2. Sebuah indikator yang memenuhi kriteria adalah sebagai berikut: 3. Memuat ciri-ciri dari TIU yang hendak diukur 4. Memuat satu kata kerja operasional 5. Berkaitan erat dengan pokok/ sub-pokok bahasan 6. Dapat dibuat soalnya 7. Pokok soal diharuskan secara jelas dan tegas, artinya halyang hendak diukur jangan sampai menimbulkan pengertian atau penafsiran berbeda di antara mahasiswa. 8. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pertanyaan yang diperlukan saja, artinya bahwa pernyataan pada pokok soal atau pilihan jawaban harus singkat, padat, dan jelas. 9. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. 10. Pokok soal jangan menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda, artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif.
11. Soal jangan menggunakan pernyataan “kecuali: yang menyebabkan mahasiswa berpikir ganda atau mengacu proses berpikir mahasiswa. 12. Pilihan jawaban harus homogen dan logis dari segi materi. 13. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 14. Pilihan jawaban jangan menggunakan pernyataan yang berbunyi “semua pilihan jawaban di atas salah.” 15. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka. 16. Pilihan jawaban jangan menggunakan kata/ frase yang berulang-ulang yang bukan merupakan satu kesatuan atau satu pengertian. 17. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus terbaca dengan jelas dan berfungsi. 18. Setiap soal harus mempunyai satu jwaban yang benar atau yang paling benar. 19. Butir soal jangan bergantung pada jawaban sebelumnya. Ketergantungan ini dapat menyebabkan mahasiswa yang tidak dapat menjawab soal pertama juga tidak akan menjawab soal kedua (Endah, 2015).
E. Kelebihan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda
Menurut Sudjana (1990), kelebihan dari tes berbentuk pilihan ganda, antara lain: 1. Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan. 2. Jawaban siswa dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban. 3. Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah. Sehingga penilaiannya bersifat objektif. Sedangkan kelemahan atau kekurangan dari tes berbentuk pilihan ganda, antara lain: 1. Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar. 2. Proses berfikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.
3. Menurut Vermalia (2011), tes pilihan ganda beralasan memiliki kelebihan dan kelemahan yang hampir sama dengan tes pilihan ganda biasa. Adapun kelebihan dari bentuk tes pilihan ganda beralasan, yaitu: 4. Jumlah materi tidak terbatas dan soal relatif banyak. 5. Dapat mengukur jenjang kognitif dari ingatan sampai evaluasi. 6. Penskoran mudah, cepat, objektif, dan mencakup materi yang luas. 7. Sangat tepat untuk ujian yang pesertanya banyak dan hasilnya harus segera, seperti UN. 8. Reliabilitas soal relatif tinggi. 9. Penskoran bisa digantikan oleh mesin. 10. Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan Problem Solving 11. Tidak ada peluang untuk menerka atau menebak jawaban. 12. Adapun kelemahan dari tes pilihan ganda beralasan, yaitu: 13. Kurang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal. 14. Peserta didik tidak mempunyai keluasaan dalam menulis, mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan yang mereka miliki yang dituangkan ke dalam kata atau kalimatnya sendiri. 15. Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama. 16. Sangat sukar menentukan alternatif jawaban dan alas an yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.
SOAL PILIHAN GANDA
1. Tipe C1 Jaringan merupakan tingkat organisasi setelah sel dan gabungan dari beberapa jaringan akan membentuk .... a. Organ b. Sistem organ c. Individu d. Sistem jaringan e. Semua benar
2. Tipe C2 Dari beberapa pilihan di bawah ini, yang tidak termasuk jaringan dasar hewan adalah ... a. Jaringan otot b. Jaringan ikat c. Jaringan epitel d. Jaringan saraf e. Jaringan epidermis
3. Tipe C3 Untuk menghasilkan individu dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya, maka diperlukan perbanyakan tanaman dengan metode .... a. Stek akar b. Cangkok c. Kultur jaringan d. Stek batang e. Stek daun
4. Tipe C4 Dalam proses Pencernaan makanan, protein akan di serap oleh tubuh dalam bentuk .... a. Vitamin D b. Asam Amino c. Gliserol d. Glukosa e. Asam Lemak
5. Tipe C5 Susunan yang benar tentang proses pembentukan urine adalah .... a. Filtrasi-Absorpsi-Reabsorpsi-Augmentasi b. Absorbsi-Reabsorpsi-Filtrasi-Augmentasi c. Filtrasi-Absorpsi-Augmentasi-Reabsorpsi d. Filtrasi-Augmentasi-Absorpsi-Reabsorpsi e. Filtrasi-Absorpsi-Augmentasi
6. Tipe C6 Pabrik dan kendaraan bermotor menimbulkan masalah, paling tepat disebut sebagai penyebab .... a. Gangguan pernafasan b. Timbulnya penyakit mata c. Batuk-batuk berlebihan d. Pencemaran udara e. Menurunnya estetika
7. Tipe C1 Satuan makhluk hidup tunggal disebut .... a. Ekosistem b. Populasi c. Individu d. Simbiosis
e. Komunitas
8. Tipe C2 Dibawah ini merupakan contoh individu adalah .... a. Sebatang pohon kelapa b. Tiga ekor belalang c. Lima ekor capung d. Dua ekor kupu-kupu e. Sepuluh ekor kambing
9. Tipe C3 Jika dalam kolam kita jumpai makhluk hidup berupa belut, ikan sepat, ikan gabus, dan beberapa tumbuhan air yakni teratai, Hydrilla sp. Kemudian mereka berinteraksi dengan lingkungan kolam maka kolam membentuk .... a. Populasi b. Komunitas c. Individu d. Ekosistem e. Simbiosis
10. Tipe C4 Akuarium air tawar merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Ikan-ikan yang hidup dalam akuarium harus mendapat oksigen yang cukup untuk melangsungkan hidupnya. Untuk itu kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari .... a. Hidrolisi air menjadi hidrogen b. Tumbuhan air yang ada dalam akuarium c. Pemecahan garam-garam karbonat d. Zooplankton yang hidup di dalam akuarium e. Hasil respirasi ikan di dalam akuarium
11. Tipe C5 Suatu bioma dihuni oleh hewan-hewan yang mampu menyimpan air, ular, rodentia, dan semut. Tumbuhnya adalah xerofit dan tumbuhan semusim sedangkan curah hujan mencapai 25 cm/ th. Evaporasi tinggi, suhu siang dengan malam sangat jauh berbeda yaitu 40oC- 50oC. Sedangkan mencapai 0°C pda malam hari. Bioma ini adalah .... a. Tunra b. Padang rumput c. Gurun d. Tiaga e. Savana
12. Tipe C6 Di sebuah pekarangan rumah terdapat pohon jati yang rindang. Si pemilik rumah ingin menanam jagung di areal sekitar pohon jati tersebut. Sehingga, jagung ternaungi oleh rindangnya pohon jati. Bila kandungan organik tanah, kelembapan, dan semua faktor biotik dari dalam tanah optimal maka diramalkan setelah dua bulan kemudian pertumbuhan jagung tersebut akan.... a. Batang tinggi dan besar, buah besar, daun lebar hijau b. Batang pendek dan besar, buah besar, daun lebar pucat c. Batang tinggi dan kurus, buah kecil, daun kecil dan hijau d. Batang tinggi dan kurus, buah besar, dan daun kecil hijau e. Batang pendek dan kecil, buah besar, dan daun lebar pucat
13. Tipe C1 Di bawah ini yang merupakan organ pokok pada t umbuhan adalah .... a. Akar, batang, bunga b. Akar, batang, buah c. Batang, daun, bunga d. Akar, batang, daun e. Batang, daun, buah
14. Tipe C2 Kelompok tumbuhan di bawah ini yang termasuk tumbuhan monokotil adalah... a. Bambu, kelapa, pisang b. Belimbing, kelapa, rambutan c. Bambu, mangga, sagu d. Belimbing, pisang, sagu e. Rambutan, belimbing, mangga
15. Tipe C3 Tanaman kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri. Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan. ... a. 1 : 3 b. 3 : 1 c. 1 : 3 : 1 d. 1 : 2 : 1 e. 1 : 2 : 3
16. Tipe C4 Uji biuret pada suatu produk makanan menunjukkan hasil negatif (tidak timbul warna merah atau ungu). Apabila produk makanan tersebut dijadikan sumber makanan satu-satunya, maka akan menimbulkan .... a. Penyakit kwashiorkor b. Gangguan penyerapan kalsium c. Gangguan transportasi vitamin A, D, E, dan K d. Penyakit marasmus e. pH darah tidak stabil
17. Tipe C5 Perhatikan daftar berikut! (1) Memiliki klorofil (2) Bersifat heterotrof (3) Bersifat autitrof (4) Semua organ tubuh berupa talus (5) Memiliki daun, batang, akar sejati Yang merupakan ciri-ciri protista mirip tumbuhan adalah. ... a. 1, 2, dan 3 b. 1, 3, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 2, 3, 4, dan 5 e. 1, 2, 3, 4, dan 5
18. Tipe C6 Plasmodium merupakan sporozoa parasit yang memilki inang nyamukAnopheles betina, untuk memutus daur hidup plasmodium maka yangperlu dilakukan adalah .... a. Melakukan 3M (menguras, mengubur, membersihkan) b. Menjaga pola hidup sehat c. Memakai obat nyamuk, atau lotion anti nyamuk d. Menjaga lingkungan agar tetap bersih e. Semua jawaban benar
BAB III PENUTUP
Berdasarkan uraian isi dalam makalah ini, maka kesimpulannya dapat dituliskan sebagai berikut. Dalam pendidikan, taksonomi bloom yang lahir dari pemikiran
Benjamin
S.
Bloom
pada
tahun
1950-an
dibuat
untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Di dalam taksonomi Bloom terdapat istilah daftar ‘kata kerja operasional’ atau spesifik untuk setiap ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Daftar kata kerja operasional ini biasanya digunakan untuk penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar Kognitif dalam taksonomi Bloom, terdapat beberapa tes yang dapat dilakukan salah satunya adalah tes pilihan ganda. Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Tes ini juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan tes lainnya, begitu juga kelemahan dan kelebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Dahara, Ratna. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Endah, Yessy. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish. Iriyanti. 2008. Taksonomi Bloom Revisi. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika. Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung : Pustaka Reka Cipta. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Proses Belajar Mengajar . Bandung: Rosdakarya. Suharsimi, Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Sutriasih & Sumeri, Titik. 2014. Mengembangkan dan Menggunakan Butir-Butir Tes (Pilihan Ganda). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Vermalia, Seftima. 2011. Analisis Pemahaman Konsep Kimia Pada Materi Pokok Redoks Menggunakan Soal Pilihan Ganda Beralasan Pada Siswa Kelas XII. Skripsi diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Wiranataputra, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.