PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG
PIB
PETUNJUK PENGISIAN PIB I. PENGERTIAN
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment. Bentuk dan isi PIB berukuran A4 (201 x 297 mm). Pengadaan formulir PIB dapat dilakukan oleh umum. PIB dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut : – lembar asli untuk Pengeluaran Barang; – lembar kedua untuk BPS Jakarta; – lembar ketiga untuk Bank Indonesia bagian Pengolahan Data dan Informasi Ekonomi dan Moneter.
Dalam hal diperlukan, pemberitahu dapat membuat lembar copy tambahan sesuai kebutuhan. Lembar tambahan merupakan copy lembar asli dengan tanda tangan asli.
PETUNJUK PENGISIAN PIB II. PEDOMAN PENGISIAN PIB Setiap Pemberitahuan hanya diperuntukkan bagi satu Pengirim dan satu Penerima; Setiap Pemberitahuan dapat berisi lebih dari satu Jenis Barang; Dalam hal ruang untuk data barang tidak mencukupi, dapat dibukukan lembar lanjutan yang hanya berisi data angka 31, 32, 33, 34, 35 dan 36 dengan diberikan tanda tangan, nama jelas dan cap perusahaan pada setiap lembar halaman lanjutan.
Tata cara pengisian dengan angka : – untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda titik; untuk memisahkan angka pecahan desimal diberi tanda koma – dan 2(dua)-4(empat) digit dibelakang koma.
Contoh : USD 25.000,00 USD 10,1234
PETUNJUK PENGISIAN PIB III. PENGISIAN KOLOM-KOLOM PIB A. JENIS IMPOR Diisi pada kotak yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada : Impor Untuk Dipakai, bagi barang yang diimpor untuk dipakai ; Impor Sementara, bagi barang yang diimpor sementara ; atau Lainnya, bagi barang yang diimpor lainnya sesuai ketentuan yang diatur oleh Direktur Jenderal Jenderal Bea dan Cukai B. JENIS PIB Pengisian jenis PIB dan kodenya didasarkan atas jenis pembayaran Bea Masuk Contoh : Jenis PIB Bayar ditulis 1 Keringanan ditulis 2 Ditanggung Pemerintah ditulis 3 Ditangguhkan ditulis 4 Bebas ditulis 5 Berkala ditulis 6 PIB Berkala ditulis 7
PETUNJUK PENGISIAN PIB C. DATA PEMBERITAHUAN DIISI OLEH PEMBERITAHU : (angka 1 s/d 42) Angka 1. Nama, Alamat, Negara Pemasok : Diisi : nama, alamat lengkap dan Negara Pemasok, kode negara pemasok sesuai tabel pada kotak yang disediakan Angka 2. Identitas Importir : NPWP/Paspor/KTP/Lain-lain Diberi tanda "X" (coret) bagi identitas yang tidak dipergunakan. Diisi nomor identitas Importir. Angka 3. Nama dan Alamat Importir. Importir. Diisi nama dan alamat lengkap Importir. Angka 4. Status : Diisi status Importir seperti yang tercantunyang dibawah ini : IU untuk Importir Umum; IP untuk Importir Produsen; IT untuk Importir Terdaftar; AT untuk Agen Tunggal; BULOG; PERTAMINA; DAHANA;atau IPTN
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 5. API/APIT : Diberi tanda "X" (coret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan (dalam hal dipergunakan API, APIT dicoret, dipergunakan APIT, API dicoret). Diisi nomor Angka Pengenal Impor. Dalam hal Importir tidak mempunyai Angka Pengenal Pengenal Impor, Impor, kolom tidak perlu perlu diisi Angka 6. Identitas Pemberitahu : NPWP/Paspor/KTP/Lain-lain Diberi tanda "X" (coret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan. Diisi nomor identitas Pemberitahu Angka 7. Nama, Alamat Pemberitahu Pemberitahu : Diisi nama dan alamat lengkap Pemberitahu. Angka 8. No & Tgl.Surat Izin PPJK : Diisi kode kantor yang mengeluarkan Surat Izin, nomor Surat Ijin Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan dan tanggal pengeluaran ijin pada kotak yang disediakan.
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 9. Cara pengangkutan : 1. Laut; 2. Kereta Kereta Api; 3.Jalan Raya ; 4. Udara;……..; 9. Lainya. Diisikan kode cara pengangkutan pada kotak yang disediakan untuk : 1 Sarana Pengangkutan Laut; 2 Sarana Pengangkutan Kereta Api; 3 Sarana Pengangkutan Jalan Raya; 4 Sarana pengangkutan Udara; 5 Pos; 6 Multimoda transportasi; 7 Instalasi / Pipa; 8 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan: atau 9 Sarana Pengangkutan Lainnya (Lain dari 1 s.d. 8)
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 10. Perkiraan Tgl.Tiba : Diisi tanggal /bulan/tahun keberangkatan keberangkatan sarana pengangkut tiba. Contoh :1 April 1997 ditulis : 01/04/97 Angka 11. Nama Sarana Pengangkut Pengangkut / No. Voy / Flight : Diisi : nama sarana pengangkut /nomor Voy ( Voyage) untuk angkutan Laut, atau nomor Flight untuk angkutan udara. Angka 12. Pelabuhan Muat : Diisi : nama pelabuhan negara muat barang, kode lokasi/Pelabuhan muat pada kotak yang disediakan sesuai Tabel kode lokasi/pelabuhan. Contoh : OSAKA, JAPAN JPOSA Angka 13. Pel. Bongkar Diisi : nama pelabuhan pel abuhan bongkar bongkar,, kode lokasi/Pelabuhan bongkar sesuai Tabel kode lokasi/Pelabuhan pada kotak yang disediakan. Contoh : Tanjung Emas IDSRG
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 14. Pelabuhan Transit : Diisi : nama Pelabuhan transit terakhir terakhir sebelum tiba di Indonesia, kode lokasi/Pelabuhan transit pada kotak yang disediakan sesuai Tabel kode lokasi/Pelabuhan. lokasi/P elabuhan. Contoh : SINGAPORE SGSIN Angka 15. No. Invoice: Tgl. : Diisi nomor dan tanggal Invoice. Contoh : 229/000707 19/10/96 Angka 16. No. LC : Tgl. : Diisi nomor dan tanggal LC Angka 17. No. BL/AWB : Tgl. : Diisi nomor dan tanggal Bill of Lading atau Airway Bill. Dalam hal ada master Airway Bill, maka diisi diisi nomor dan tanggal tanggal Master serta serta nomor dan tanggal tanggal House Airway Bill.
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 18. No. No. BC1.1/… : Pos : Tgl. : Diisi : Nomor dan Pos BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan, Tanggal BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan Angka 19. Skep Fasilitas. : Apabila ada fasilitas pembayaran yang diberikan dan /atau ijin impor yang diberikan. Kalimat Pertama - isikan jenis fasilitas yang didapat : PMA; PMDN; Pembebasan dalam rangka ekspor (Bapeksta); Insentif Otomotif; PTNI; dsb….., - isikan kode jenis fasilitas pada kotak yang disediakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : PMA; PMDN; Pembebasan dalam rangka ekspor (Bapeksta); Insentif Otomotif; PTNI; dsb…, Kalimat Kedua Isikan nomor, tanggal, dan nama instansi penerbit surat keputusan. Contoh : Impor barang yang mendapat fasilitas insentif dalam bidang otomotif Pada angka 19 ditulis : Insentif Otomotif 04 Kep. Menteri Keuangan No. …… tgl …/…/… …/ …/…
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 20. Tempat Penimbunan : Diisi nama tempat penimbunan sementara. sementara. Angka 21. Valuta : Diisi : jenis valuta yang dipergunakan dalam transaksi, Kode valuta sesuai tabel kode jenis mata uang. Contoh : United States Dollar USD Bila dalam invoice terdapat dua atau lebih jenis valuta, angka 21 diisi salah satu jenis valuta yang menggambarkan seluruh nilai transaksi, yaitu dengan cara mengkonversikan mata uang tersebut ke jenis mata uang yang dipilih, berdasarkan kurs yang berlaku. Angka 22. NDPBM : Diisi Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Apabila valuta tersebut tidak terdapat dalam keputusan Menteri Keuangan, dikonversikan dengan kurs harian yang berlaku pada saat PIB ditandasahkan. Angka 23. FOB : Diisi nilai harga total FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 21. Contoh : untuk USD 25.000,- -----------------------------> --> 25.000.00
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 24. Freight : Diisi biaya angkut (freight) atas barang yang bersangkutan Angka 25. Asuransi : Diisi nilai asuransi sebagaimana tercantum dalam polis asuransi, dan berikan keterangan ketera ngan dibelakang nilai asuransi tersebut dengan (LN) dalam hal asuransi ditutup di luar negeri dan (DN) dalam hal asuransi ditutup di dalam negeri Angka 26. Nilai CIF : Diisi nilai Pabean dalam valuta asing Contoh : USD 27.500,- --------> 27.500,00 Rp. Diisi nilai Pabean dalam rupiah penuh (Nilai CIF dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 22 dan dibulatkan dengan cara pembulatan ke bawah, bagian dari rupiah dalam jumlah berapapun dibulatkan menjadi rupiah penuh) Contoh : Rp. 7.500.000,00 ditulis 7.500.000,00
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 27. Merek dan Nomor Kemasan/No Peti Kemas Kemas : Diisi merek dan nomor kemasan/no peti kemas yang tercantum pada koli/pengemas yang bersangkutan. Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, butir ini diisi merek yang tercantum pada koli atau pengemas barang atau merek yang tercantum pada peti kemas, serta Nomor Peti Kemas. Angka 28. Jumlah dan Jenis Pengemas : Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang impor. Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan semua jenis kemasan yang bersangkutan, misal: drum, bag, peti,case. Contoh : Case CS Angka 29. Berat kotor (kg) : Diisi berat kotor (bruto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan. Angka 30. Berat bersih (kg) : Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan.
PETUNJUK PENGISIAN PIB ANGKA 31 S.D. 36 ADALAH PENGISIAN UNTUK SETIAP JENIS BARANG Angka 31. No. : Diisi no. urut. dari barang impor yang bersangkutan Angka 32. Pos Tarif/HS; Uraian Jenis dan Jumlah Barang Lengkap; Referensi Tarif/Harga : - Pos Tarif /HS : Diisi kode pos tarif (HS) barang yang bersangkutan sesuai dengan klasifikasi barang yang bersangkutan. - Uraian Jenis dan Jumlah barang secara lengkap : Diisi secara lengkap uraian barang impor yang bersangkutan menurut keadaan sebenarnya sehingga memudahkan Instansi yang berkepentingan dalam mengklasifikasikannya mengklasifikas ikannya ke dalam buku tarif guna keperluan pendataan. Referensi Tarif/Harga : Dalam hal ada, diisi Refferensi Tariff dan/atau data Harga yang diterbitkan Kantor Pusat DJBC.
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 33. Negara Asal : Diisi negara asal masing-masing jenis barang tersebut. Angka 34. Tarif dan Fasilitas : Diisi besarnya tarif (pembebasan) (pembebasan) bagi setiap pungutan dan dalam hal ada fasilitas, diisikan jenis pungutan dan besarnya fasilitas yang didapat. - BM : Diisi tarif/pembebanan Bea Masuk dalam % sesuai BTBMI yang berlaku. Contoh : BM : 40% - Cukai : Diisi tarif/pembebanan CUKAI sesuai ketentuan yang berlaku. berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan CUKAI, ruang ini tidak perlu diisi. - PPN : Diisi tarif/pembebanan PPN sesuai ketentuan yang berlaku. - PPnBM : Diisi tarif/pembebanan PPnBM sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan PPnBM, ruang ini tidak perlu diisi. - PPh : -Diisi tarif/pembebanan PPh pasal 22 sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal BM mempunyai tarif BM = 40% ; PPN = 10% ; PPh = 2,5% sedangkan Fasilitas BM = 25%, penulisannya adalah sebagai berikut : Contoh : BM = 40% F BM = 25%
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 35. Jumlah dan Jenis Satuan : Diisi dengan jumlah dan jenis satuan yang dipergunakan dalam nilai satuan barang sebagaimana yang tercantum pada angka 32. Contoh : Dalam invoice tercantum jumlah barang adalah 100 cases (=2500 Kg) sedangkan harga CIF nya adalah US $ 10,-/Kg. Untuk ini diisi --------> 2.500 Kg Angka 36. Nilai CIF : - Per Satuan : Diisi nilai harga satuan barang bersangkutan dengan mempergunakan mempergunaka n jenis satuan yang telah dicantumkan. Contoh : US$ 10,- -------------------------------------------------------------------------------------> ----> 10,00 - Jumlah Nilai : Diisi jumlah nilai CIF untuk jenis barang sebagaimana tercantum pada angka 32 dengan cara mengalikan mengalikan : Jumlah satuan (angka 35) x nilai persatuan (angka 36). Contoh : 2500 x 10 = 25.000,- ------------------------------> ------------------------------> 25.000,00
PETUNJUK PENGISIAN PIB ANGKA 37 S.D. 42 ADALAH PENGISIAN UNTUK PUNGUTAN DARI SEMUA SEMUA BARANG YANG DIURAIKAN PADA ANGKA 31 S.D. 36 Angka 37. BM : Diisi nilai BM dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, Pemerinta h, dan/atau ditangguhkan/ber ditangguhkan/berkala, kala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masingmasing kolom yang disediakan Contoh : Impor barang "X" : nilai Pabean (butir 26) = Rp. 1.000.000,00 BM berdasarkan BTBMI (butir 34) = 40% Fas (butir 34) BM 25% Maka butir 37 (BM) diisi : BM pada kolom Bayar = Rp. 300.000,00 ( 75% x 40% x Rp. 1.000.000,00) BM pada kolom Dibebaskan = Rp. 100.000,00 ( 25% x 40% x Rp. 1.000.000,00)
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 38. CUKAI : Diisi nilai Cukai dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/be ditangguhkan/berkala, rkala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masing-masing kolom yang disediakan Angka 39. PPN : Diisi nilai PPN dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/be ditangguhkan/berkala, rkala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masing-masing kolom yang disediakan Angka 40. PPnBM : Diisi nilai PPnBM dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/be ditangguhkan/berkala, rkala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masing-masing kolom yang disediakan Angka 42. PPh : Diisi nilai PPh pasal 22 dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/be ditangguhkan/berkala, rkala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masing-masing kolom yang disediakan
PETUNJUK PENGISIAN PIB Angka 43. Total : Diisi nilai Total dalam rupiah penuh untuk : yang dibayar, dan/atau yang ditanggung Pemerintah, dan/atau ditangguhkan/be ditangguhkan/berkala, rkala, dan/atau dibebaska dibebaskan. n. Pada masing-masing kolom yang disediakan D. : Diisi tempat, tanggal, tanda tangan serta nama n ama jelas Pemberitahu dengan huruf cetak berikut cap perusahaan setelah pengisian dokumen tersebut dilakukan secara lengkap leng kap dan benar benar.. E. : DIISI OLEH BEA DAN CUKAI No. dan Tgl. Penerimaan : (diisi oleh Bea dan Cukai) Diisi nomor dan tanggal penerimaan pada kotak yang telah disediakan Contoh : Nomor Pendaftaran Pendaftaran 000001 tanggal 1 April 1997 ditulis : 000001 01/04/97
PETUNJUK PENGISIAN PIB No. dan Tanggal Pendaftaran : (diisi oleh Bea dan Cukai) Diisi nomor dan tanggal pendaftaran pada kotak yang telah disediakan. Contoh : Nomor pendaftaran pendaftaran 000001 tanggal 1 April 1997 ditulis : 000001 01/04/97 Nama Kantor : Diisi nama Kantor Pabean tempat diajukan Pemberitahuan dan diisi kode kantor sebanyak 6 digit (sesuai tabel kode kantor DJBC) pada kotak yang telah disediakan. Contoh : Tanjung Emas 060100 F. UNTUK PEJABAT DJBC : Diisi oleh pejabat BC
PETUNJUK PENGISIAN PIB G. UNTUK BEA CUKAI/BANK : diberi tanda "X" (coret) bagi yang tidak dipergunakan. Diisi nomor penerimaan yang diberikan oleh penerima pembayaran. Diisi kode penerimaan untuk setiap pungutan yang dilakukan pembayaran pada kolom yang disediakan. Diisi nomor tanda bukti pembayaran baik bagi SSBC maupun untuk SSP pada kolom yang disediakan diisi tanggal dilakukannya pembayaran pada kolom yang disediakan. tanda tangan dan nama jelas pejabat penerima yang berwenang. diisi nama dan cap instansi penerima pembayaran.
PETUNJUK PENGISIAN PIB Dokumen Pelengkap Pabean untuk PIB Dokumen pelengkap Pabean adalah dokumen yang diserahkan untuk menyertai Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam penelitian atau pemeriksaan dokumen PIB antara lain: (1) Invoice; (2) Packing List; (3) Bill of of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); (AWB); (4) Bukti pembayaran (SSBC/BPBC) = SSPCP atau Jaminan; (5) Surat Kuasa untuk penyelesaian oleh PPJK; (6) Angka Pengenal Impor (API)/ Angka Pengenal Impor Terbatas (APIT) yang berlaku; (7) Keputusan pembebasan/keringanan atau rekomendasi dari instansi terkait dan atau izin fasilitas fasilitas;; (8) STTJ untuk impor mendapat fasilitas Bapeksta; dan (9) Copy NPWP dalam hal pelayanan PIB dilakukan secara manual atau impor dilakukan tanpa API/APIT
PETUNJUK PENGISIAN PIB Dokumen Pelengkap Pabean untuk PIB Bila PIB yang anda ajukan ditetapkan jalur hijau, anda wajib menyer menyerahkan ahkan berkasberkas PIB dengan Dokumen Pelengkap Pabean selambat-lambatnya hari kerja ketiga setelah tanggal penerbitan SPPB. Bila PIB yang anda ajukan ditetapkan jalur merah, anda wajib menyerahkan berkas-berkas PIB dengan Dokumen Pelengkap Pabean segera setelah menerima Instruksi Pemeriksaan!! Invoice dan Packing List dapat berupa print-out, facsimile maupun komputer dengan menunjuk data yang sama dalam PIB.
PETUNJUK PENGISIAN PIB MENGHITUNG BEA MASUK CARA PERHITUNGAN BEA MASUK :
Untuk menghitung Bea Masuk, ada beberapa unsur penting yang perlu diketahui, yaitu: 1. Jenis dan dan jumlah jumlah barang, barang, ini berka berkaitan itan dengan dengan : Tarif Tarif Bea Masuk Masuk dan dan Harga Harga Barang 2. Jenis valut valuta a asing yang yang digunak digunakan, an, berkait berkaitan an dengan dengan kurs terhad terhadap ap rupiah rupiah 3. Jenis sar sarana ana pengang pengangkut kut dan asal asal negara negara bara barang ng impor impor berkaitan berkaitan dengan dengan freight atau ongkos angkut 4. Tempa empatt asuransi asuransi ditutu ditutup, p, apakah apakah di dalam dalam negeri negeri atau atau luar luar negeri negeri 5. Nila Nilaii Pabean Pabean dala dalam m kondis kondisii CIF (Cos (Costt Insura Insurance nce Frei Freight) ght) 6. As Asur uran ansi si (I (Ins nsur uran ance ce): ): a. Bila ditutu ditutup p di LN, nilai nilai polis polis asura asuransi nsi dihitung dihitung seba sebagai gai unsur unsur Nilai Nilai Pabean b. Bila ditu ditutup tup di di DN, nilai poli poliss asura asuransi nsi diang dianggap gap Nihil
PETUNJUK PENGISIAN PIB MENGHITUNG BEA MASUK RUMUS PERHITUNGAN BEA MASUK:
Tarif Advolorem : Tarif Spesifik:
BM = CIF x tarif BM = Tarif x Jumlah Satuan Barang
BEA MASUK ANTI DUMPING
Dikenakan terhadap barang impor yang : 1. Harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya, dan 2. Impor barang tersebut: a. Menyebab Menyebabkan kan kerugian terhadap terhadap industri DN yang memp memproduksi roduksi barang barang sejenis. b. Menghalangi pengembangan industri industri barang barang sejenis di di DN BM Anti Dumping dikenakan setinggi-tingginya sebesar selisih antara nilai normal dengan harga ekspor barang tersebut. BM Anti Dumping tsb merupakan tambahan dari BM normal.
PETUNJUK PENGISIAN PIB MENGHITUNG BEA MASUK BEA MASUK IMBALAN
Dikenakan terhadap barang impor yang : 1. Ditemukan ada subsidi subsidi yang diberikan diberikan di negara negara pengekspor pengekspor terhadap barang barang tersebut 2. Impor barang barang tersebut berakibat berakibat merugikan industri industri DN atau mengahalangi mengahalangi perkembangan perkembang an industri DN BM Imbalan dikenakan setinggi-tingginya sebesar selisih antara nilai normal dengan biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang dikeluarkan untuk memperoleh subsidi yang diberikan kepada barang ekspor tsb. BM Imbalan merupakan tambahan dari BM normal
PETUNJUK PENGISIAN PIB MENGHITUNG PDRI CARA PERHITUNGAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR :
Pungutan Pajak dalam rangka impor meliputi: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tarif 10% PPnBM tarif bervariasi sesuai KepMenKeu PPh (Pajak Penghasilan) dengan tarif sebagai berikut: • Bagi yang memiliki Angka Pengenal Impor (API) tarif 2,5% • Bagi yang tidak memili API, tarif 7,5% PPh dan PPN dihitung berasarkan Nilai Impor yaitu CIF + BM. PPh = Nilai Impor x tarif PPN = Nilai Impor x tarif