Laporan Praktikum ke-7 Teknik Laboratorium Nutrisi dan Pakan
Hari/tanggal : Senin/ 19 Maret 2018 Tempat : Laboratorium Terpadu INTP Nama Asisten : Risdiani Putri H (D24140015) (D24140015)
ANALISIS VFA TOTAL RAHAYU LESTARI D24150039 Kelompok 3/G2
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2018
PENDAHULUAN Latar Belakang
Ternak ruminasia memiliki sistem pencernaan yang khas, karena ternak ruminasia mengkonsumsi rumput yang berserat tinggi sehingga sistem pencernaannya dirancang khusus untuk mencernanya. Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau polygastric animal , karena lambungnya terdiri atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Di dalam alat pencernaan rumanansia khususnya pada rumen terdapat mikroba-mikroba yang mencerna pakan yang kasar. Kecernaan zat makanan yang dikonsumsi merupakan indikator dalam menentukan kualitas pakan ternak. Kecernaan zat makanan mengindikasi kemampuan ternakn dalam memanfaatkan pakan yang dikonsumsi. Kecernaan menunjukkan persentase bahan pakan yang dapat diserap oleh saluran pencernaan ruminansia (James 2008) Tingkat produktivitas ternak dipengaruhi oleh tingkat kecernaan pakan oleh ternak. Populasi mikroba hidup dalam rumen mempengaruhi kecernaan pakan yang berserat kasar tinggi. Protozoa yang ada di dalam rumen berperan mempertahankan pH rumen sehingga kondisi pH rumen tetap terjaga dan mikroba dapat hidup dengan baik (Dwidjoseputro 1998) Pada rumen berlangsung proses fermentasi inilah istimewanya ruminansia. Fermentasi dalam rumen banyak memberikan manfaat yaitu bakteri rumen dapat memanfaatkan senyawa NPN menjadi protein tubuh; mikrobia rumen dapat mendegradasi selulosa dan hemiselulosa yang tidak dapat dicerna oleh hewan untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi; produk fermentasi dapat disajikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diabsorpsi; dapat menampung pakan dalam jumlah besar dan pakan dapat diubah menjadi partikel yang lebih kecil; bakteri dalam rumen dapat mensintesis vitamin B dan K (Hadioetomo 1982). VFA merupakan hasil proses degradasi pencernaan karbohidrat di dalam rumen ternak ruminansia yang tersusun atas asetat, propionat, butirat, valerat dan formiat (Sakinah 2005). Sebagian besar VFA diserap langsung dari reticulorumen dan masuk kedalam aliran darah, hanya 20 persen saja yang masuk ke omasum dan abomasum dan diserap. Produksi VFA adalah indikator kecernaan karboridrat di dalam rumen yang merupakan bagian dari bahan organik pakan, oleh karenanya peningkatan kecernaan bahan organik akan meningkatkan konsentrasi VFA (Prayitno 2008). Kadar optimum VFA di dalam rumen berkisar antara 80 mM – 160 mM (Sutardi dkk 1993).
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menganalisis VFA total dalam cairan rumen yang sudah diberi perlakuan berupa larutan H2SO4, HgCl2 dan formaldehide. .
MATERI DAN METODE Materi
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu tabung, erlenmeyer, tabung destilasi, kompor, dan panci presscooker. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu NaOH, cairan rumen, H2SO4, indikator pp, HCl dan aquades.
Metode
Aquadest dimasukkan ke dalam presscooker sampai tanda max. Kemudian dipastikan air dari kran mengalir dengan baik, lalu aquadest yang terdapat didalam panci dipanaskan hingga mendidih dan dihasilkan uap yang akan masuk kedalam tabung destilasi .Sebanyak 5 mL supernatan yang sama dengan analisa NH 3 dimasukkan ke dalam tabung destilasi yang dipanaskan dengan uap air. Tabung ditutup rapat setelah ditambahkan 1 mL H 2SO4 15%. Uap panas akan mendesak VFA melewati tabung pendingin terkondensasi. Kemudian akan ditampung dengan erlenmeyer berisi 5 mL NaOH 0,5 N sampai mencapai volume sekitar 300 mL, setelah itu ditambahkan indikator pp sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi dengan HCl 0.5 N. Penetesan berakhir sampai didapatkan perubahan warna dari merah menjadi merah muda seulas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Berikut ini merupakan hasil dari pengukuran VFA Total terhadap cairan rumen yang telah dicampur dengan H2SO4, HgCl2, dan formaldehyde dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Nilai VFA total dengan berbagai perlakuan Perlakuan Blanko HgCl 2 H2SO4 Formaldehid
Nilai VFA (mM) 0 55 90 100
Pembahasan
VFA merupakan hasil proses degradasi pencernaan karbohidrat di dalam rumen ternak ruminansia yang tersusun atas asetat, propionat, butirat, valerat dan formiat (Sakinah 2005). Sebagian besar VFA diserap langsung dari reticulorumen dan masuk kedalam aliran darah, hanya 20 persen saja yang masuk ke omasum
dan abomasum dan diserap. Bahan-bahan pakan berserat oleh ruminansia akan diubah menjadi bahan-bahan bernilai biologis tinggi, sebab ruminansia memiliki proses fisiologis pencernaan yang spesifik yaitu adanya aktivitas mikroba dalam rumen sehingga dapat menghasilkan Volatile Fatty Acid (VFA), amonia (N-NH3) dan karbondioksida (CO 2) yang bermanfaat bagi mikroba dan ternaknya. Konsentrasi VFA dan N-NH3 dapat digunakan sebagai indikator kualitas suatu bahan pakan. Konsentrasi VFA di dalam rumen mengindikasikan fermentabilitas bahan pakan. Produksi VFA adalah indikator kecernaan karboridrat di dalam rumen yang merupakan bagian dari bahan organik pakan, oleh karenanya peningkatan kecernaan bahan organik akan meningkatkan konsentrasi VFA (Prayitno 2008). Organisme rumen berperan untuk membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang mengandung serat tinggi menjadi VFA yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam valerat serta asam isobutirat dan asam isovalerat. VFA diserap melalui dinding rumen dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak (Bryant 1967). Kadar VFA ditentukan dengan teknik destilasi tekanan uap (General Laboratory Procedure 1966). Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal (Guenther 1987). Produksi VFA adalah indikator kecernaan karboridrat di dalam rumen yang merupakan bagian dari bahan organik pakan, oleh karenanya peningkatan kecernaan bahan organik akan meningkatkan konsentrasi VFA (Prayitno 2008). Kadar optimum VFA di dalam rumen berkisar antara 80 mM – 160 mM (Sutardi 1994). H2SO4 yang digunakan dalam praktikum ini berfungsi untuk mendestruksi protein menjadi unsur-unsurnya. Dari proses ini semua ikatan N dalam bahan akan menjadi ammonium sulfat (NH 4SO4) kecuali ikatan N=N, NO, dan NO2. Ammoniak dalam asam sulfat terdapat dalam bentuk ammonium sulfat. Pada tahap ini juga menghasilkan CO 2, H 2O, dan SO2 yang terbentuk adalah hasil reduksi dari sebagian asam sulfat dan menguap. NaOH yang digunakan saat proses analisa VFA berfungsi untuk menguraikan lemak agar mudah larut serta pada proses destilasi uap NaOH berfungsi untuk mengurangi panas berlebih yang dihasilkan dan untuk memberikan suasana basa. Sedangkan HCl berfungsi sebagai titran dalam proses titrasi. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan hasil perhitungan analisis VFA total diperoleh data bahwa supernatan dari cairan rumen yang diberi HgCl 2, H2SO4, dan formaldehid masing-masing memiliki kadar VFA total secara berurutan dengan rata-rata 55 mM, 90 mM, dan 100 mM. Jika mengacu pada pendapat Sutardi et al (1993) bahwa kadar optimum VFA di dalam rumen berkisar antara 80 mM – 160 mM, maka hasil analisa VFA total pada supernatan dari cairan rumen yang diberi HgCl2, H2SO4, dan formaldehid menunjukkan kadar VFA total dalam range kadar yang optimum.
SIMPULAN
Hasil supernatan dari cairan rumen yang diberi HgCl 2, H2SO4, dan formaldehid masing-masing memiliki kadar VFA . Kadar VFA tertinggi ada pada penambahan formadehid. DAFTAR PUSTAKA
Bryant M P. 1967. Microbiology of the Rumen In Sweeson. London (UK) : D uke’s physiology of the Domestic Animal, Cornell University Press. Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang(ID): Djambatan Guenther E. 1987. Minyak Atsiri. Jakarta(ID): UI Press. Hadioetomo. 1982. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik . Jakarta(ID): Gramedia James et al . 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Penerbit Jakarta(ID):Erlangga. Sakinah D. 2005. Kajian suplementasi probiotik bermineral terhadap produksi VFA, NH3, dan kecernaan zat makanan pada domba. [Skripsi]. Bogor(ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Sutardi T. 1994. Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia melalui Amoniasi Pakan Serat Bermutu Rendah, Defaunasi dan Suplementasi Sumber Protein Tahan Degradasi Dalam Rumen. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Prayitno CH. 2008. Suplementasi Mikromineral pada Limbah Agroindustri yang difermentasi Trichoderma viridae yang Ditinjau dari Konsentrasi VFA dan N-NH3 Secara In Vitro. [Seminar]. Purwokerto (ID): Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman.
LAMPIRAN
Kadar VFA Total = ( − ) × ×
Keterangan : = ; =
Perhitungan hasil VFA Total Perlakuan Blanko HgCl2 H2SO4 Formaldehid
Nilai VFA (mM) 0 55 90 100
Kadar VFA Total = ( − ) × ×
VFA Total Blanko = (4.8 − 4.8) × 0.5 ×
Vol HCl (ml) 4.8 4.25 3.9 3.8
= 0
VFA Total perlakuan HgCl 2 = (4.8 − 4.25) × 0.5 × VFA Total perlakuan H2SO4 = (4.8 − 3.9) × 0.5 ×
= 55
= 90
VFA Total perlakuan Formaldehyde = (4.8 − 3.8) × 0.5 ×
= 100