BAHAN KULIAH TEKNOLOGI DAN BAHAN KONSTRUKSI
Disusun Dody Kusmana,MT
1
BAB I PONDASI
I.
PONDASI
A. Pengertian Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain. Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan. Ada beberapa pengertian tentang pondasi yaitu: 1. Suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah. 2. Adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati. 3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata. Sehingga dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa. Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus direncanakan dan dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis.
2
Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks. Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya. Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi(tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
B. Bahan Pondasi a. Bata • Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus. • Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan sementara. • Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair. b. Batu kali • Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan kompak. • Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3. • Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung besarnya beban bangunan. c. Beton (tidak bertulang) •
Cukup baik, asal dibuat dengan perbandingan semen yang sesuai.
•
Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan
•
Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil 3
•
Hanya dapat menahan beban tekan.
•
Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung besarnya beban bangunan.
d.Beton bertulang • Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan kedap air. • Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik. • Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya. (perlu lantai kerja untuk peletakan tulangan besi) perbandingannya 1 PC : 3 PS : 5 KR
C. Fungsi Pondasi merupakan komponen/struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi. Berdasarkan struktur beton bertulang, pondasi berfungsi untuk : 1. Mendistribusikan dan memindahkan beban – beban yang bekerja pada struktur bangunan di atasnya ke lapisan tanah dasar yang mendukung struktur tersebut; 2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan penurunan tidak sama pada struktur; 3. Memberi kestabilan pada struktur dalam memikul beban horizontal akibat angin, gempa dan lain – lain.
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk
4
meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat. Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.
D. Jenis - jenis Pondasi Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah. Bentuk dan jenis pondasi sangat dipengaruhi beberapa hal, yaitu: 1. Jenis Tanah, (mempengaruhi daya dukung tanah) 2. Berat Bangunan, untuk bangunan dengan bobot yang berat/sangat berat harus memperkatikan pemilihan pondasi yang aman. 3. Kondisi Geografi, Geologi dan lingkungan sekitar Lokasi, diperhitungkan khususnya pada bangunan yang terletak pada daerah jalur gempa atau pengaruh alam lainnya. 4. Peralatan yang dipergunakan Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap : a.
Beban bangunan
b.
Berat sendiri
c.
Beban berguna
d.
Gaya-gaya luar : 5
•
Angin
•
Gempa bumi
•
Beban termis
•
Beban dinamis
•
Penurunan pondasi
•
gaya angkat air
•
Momen dan Torsi
Pondasi dibedakan atas dua bagian yaitu : 1.
Pondasi Dangkal Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih
dari 3 meter atau sepertiga dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter. Pondasi dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut. Bila kondisi memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang kurang stabil, harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu, dengan sistem memakai cerucup/tiang pancang yang ditanam dibawah pondasi.Jenis pondasi dangkal diantaranya: ¾
Pondasi Umpak Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau rumah
tradisionaljaman dulu.
6
Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat: -
Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.
- Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain. - Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau
haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
Pondasi tapak
disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk
pondasi dalam. Dapat
dilaksanakan pada bangunan hingga dua lantai, tentunya sesuai
dengan perhitungan mekanika. ¾
Pondasi Batu Bata Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.Pondasi batu bata adalah sama seperti pondasi batu kali, pondasi ini biasanya di pakai pada bangunan lantai 1, dimana tanah keras terletak sangat dekat.
7
¾
Pondasi Rollag Bata Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk
menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
¾
Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.Pondasi ini digunakan untuk
bangunan-bangunan sederhana pada tanah asli yang cukup baik. Biasanya kedalamannya antara 60-80 lebar tapak sama dengan tinginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah
batu
belah
(batu
kali/gunung),
Pasir
pasang,
dan
semen
PC
(semen
abu-abu).Kekurangan pondasi ini jika kedudukan pondasi diatas tanah lunak, yang beresiko pondasi retak yang mengakibatkan penurunan pondasi hingga dinding bangunan ikut retak.
Pondasiini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
8
-
Kelebihan : 1. Pelaksanaan pondasi mudah 2. Waktu pengerjaan pondasi cepat 3. Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
-
¾
Kekurangan : 1.
Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
2.
Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
3.
Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
Pondasi bor mini (Strauss Pile) Jenis pondasi yang paling sering digunakan untuk pondasi bangunan 2 lantai dan 3 lantai
dalam 3 tahun terakhir karena pondasi ini bertumpu di tanah dalam sehingga dianggap mampu menahan beban bangunan yang berdiri di atas tanah lunak, serta dari segi pembuatannya yang bisa dibilang praktis dan efisien daripada pondasi dalam lainnya(pondasi bored piledan tiang pancang) dan cocok untuk pondasi rumah 2 lantai atau 3 lantai di daerah jakarta (padat perumahan). -
Kekurangan pondasi strauss pile adalah : 1. Tanah yang bisa di bor berupa tanah lunak bukan berupa tanah urug campur puing, tanah padas dan jenis tanah keras lainnya. 2. Kedalaman pondasi strauss pile rata rata 6 meter atau sesuai kondisi tanah yang dikerjakan dan tidak bisa mencapai kedalaman tanah keras hasil rekomendasi dari soiltest / sondir. 3. Diameter bor yang dapat dikerjakan berkisar 20 cm s/d 30 cm.
-
Kelebihan pondasi strauss pile adalah : 1. Alat sederhana dan praktis sehingga dapat menergerjakan ditempat / lokasi padat perumahan bahkan di bekas bangunan yang belum dibongkar. 2. Dalam pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, kapasitas 1set alat dapat mengerjakan kurang lebih 25 meter atau 4 s/d 5 titik perhari bila kedalaman 6 meter.
9
3. Pondasi bertumpu di tanah dalam sehingga resiko penurunan pondasi yang mengakibatkan dinding retak dapat diminimalisir. ¾
Pondasi Telapak/ Footplat Biasanya pemasangan pondasi tapak di kedalaman 50 cm hingga 2 meter dari permukaan
tanah, tapi jika lapisan tanah kerasnya terletak dikedalaman lebih dari 2 meter baiknya di bantu dengan pondasi strauss pile. Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas. Kebutuhan Bahannya adalah: 1.
Batu pecah / split (2/3)
2.
Pasir beton
3. Semen PC
-
4.
Besi beton
5.
Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
Kelebihan : 1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya 2. Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja) 3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah.
-
Kekurangan : 1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama). 2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton). 3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. 4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. 5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah. 10
¾
Pondasi Pelat Beton Lajur Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan
pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar. Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
11
-
Kelebihan : 1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya. 2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya. 3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain
-
Kekurangan : 1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama). 2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton). 3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. 4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. 5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
¾
Pondasi konstruksi sarang laba-laba. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi
plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi
Sarang Laba-Laba dapat
dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.
12
Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.
2.
Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan didalampermukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi.Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari. Jenis pondasi dalam diantaranya:
¾
Pondasi tiang pancang (driven pile). Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada
dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.Pondasi tiang pancang merupakan pondasi yang biasanya dipergunakan pada tanah tanah lembek , tanah berawa dengan kondisi daya dukung tanah kecil.Jadi pondasi tiang
13
pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam
pelaksanaan
pemancangan
pada
umumnya
dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Tiang Pancang umumnya digunakan : 1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah
stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi
terlibat. 2.
Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah
tanah
dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap
guling. 3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan
isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar
kemudian. 4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. 5.
Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo
getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut. 6.
Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya
jika erosi merupakan persoalan yang potensial. 14
7.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air
melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang
yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal
(dan tekuk) maupun beban lateral. ¾
Pondasi tiang franki (franki pile)
¾
Pondasi tiang injeksi (injection pile)
¾
Pondasi tiang bor (bored pile) Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan
tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali. Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya. Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai beban/hammer.
15
-
Pelaksanaan Pondasi Bore Pile
Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah gunanya ilmu ukur tanah. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk. Dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Berikut ini adalah tahapan- tahapan awal pekerjaan :
Foto 1 : Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk. Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek . Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.
16
Foto 2 : Bila perlu, dipasang juga plat- plat baja. Plat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak amblas jika kekuatan tanahnya diragukan. Jika sampai amblas, untuk mengangkat kembali biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan plat- plat tersebut. Perlu tidaknya plat-plat tersebut tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman sebelumnya.
Foto 3 : Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor. Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, tapi ternyata tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau lainnya). Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT 50). 17
Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya adalah :
Foto 5 : Persiapan Alat Bor
Foto 6. tahapan Awal Pengeboran
Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang terintegrasi dan sangat mobile. Mungkin ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya jangkauan kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah. Mungkin juga, karena diproyek ada beberapa ukuran diameter tiang bor yang dipakai.
18
-
Pengeboran Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan
diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.
Foto 7. Mesin Bor dan Auger Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor. Perhatikan mesin bor-nya berbeda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing sama: diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai bawah, secukupnya.
Foto 8. Persiapan Pemasangan casing
19
Foto 9. Casing yang telah tertanam di dalam tanah Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.
Foto 10. Pembersihan lumpur dan tanah di dalam lubang Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran. Untuk itu dipakai mata bor khusus, Belling Tools sebagai berikut.
20
Foto 11. Penggunaan mata bor Belling Tool untuk pengeboran tanah keras. Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual.
Foto 12. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar. 21
Foto 13. Pengangkatan tulangan Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan.
Foto 14. Penyambungan tulangan pondasi
22
Gambar 15. Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor
-
Pengecoran beton : Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat. Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.
Foto 16. Pipa Tremi untuk pengecoran
23
Foto 17. Pengecoran dengan pipa tremi Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang difungsikan crane-nya (mata bor tidak dipasang, mesin bor non-aktif).
Posisi sama seperti diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan dalam lubang bor.
24
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat.
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor menentukan. Jika beton yang dituang terlalu banyak maka mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lubang, tidak terlihatsama sekali.
25
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
26
Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur. Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai. ¾
Pondasi Sumuran
27
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya
berbeda-beda, ini dikarenakan
masing-masing kolom berbeda bebannya. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan oleh sloof beton.Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang. Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam. -
Kelebihan : 1.
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
-
2.
Tidak diperlukan alat berat.
3.
Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan : 1.
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
2.
Pemakaian bahan boros.
3.
Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
4.
Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya. 28
BAB II DINDING
A. Pengertian Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang lainnya.Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
B. Fungsi Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan
dengan
pagar.
Dinding
penahan
berfungsi
sebagai
penghadang
gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.
Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut: 1.
Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2.
Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
3.
Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut.
4.
Penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam.
5.
Pembatas antar ruang di dalam rumah. 29
6.
Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum.
7.
Sebagai fungsi artistik tertentu.
8.
Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
9.
Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.
Secara umum fungsi dinding adalah: 1.
Sebagai pemikul beban di atasnya.
2. Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur, dapat dibuat transparan. 3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan dan kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya) Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan: 1. Sebagai pemisah antar ruangan. 2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum 3. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam. 4. Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift, resovoar dan lain-lain) 5. Sebagai penahan kebisingan Fungsi dinding dalam konstruksi adalah: 1. Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal 2. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis) C. Jenis 1. Dinding Pembatas : Untuk menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi 2. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah. 3. Dinding Struktural 30
Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). atap dan sama sekali tidak menggunakan cor
Dinding ini berperan untuk
menopang
beton untuk kolom (besi beton). Bahan
Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah Batu Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan semen. Untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan semen. 4.
Dinding Non-Struktural Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila
dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural di antaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu, kaca, dll. 5.
Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex
6.
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior), Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti
gypsum,
papan kalsium, triplek, kaca, dll. 7.
Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.
8.
Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.
9.
Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan.
10. Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.
31
D. Material Dinding 1. Batu Bata, jenis – jenis bata dibagi menjadi sebagai berikut : a. Bata Welahan
Batu Bata dengan kualitas paling rendah dibanding bata magelang dan temanggung Karakteristik : Warna merah, tekstur kasar, memiliki banyak rongga. Substansi
: Tanah liat, Sekam, air
Ukuran
: 25 x 12,5 x 5 cm
Harga
: @ Rp. 270,-
b. Bata Magelang
Jenis batu bata dengan kualitas lebih baik dari jenis welahan. Karakteristik : Warna merah, tekstur rata dan halus, rongga – ronggakecil. Substansi
: Tanah liat, sekam, air.
Ukuran
: 23x10x3 cm
Harga
: @ Rp. 450,00 – Rp 550,00
32
c. Bata Temanggung
Batu bata jenis temanggung merupakan batu bata dengan kualitas paling baik. Karena teksturnya yang halus, dinding yang dipasang dengan batu bata jenis ini sengaja tidak diplester, dan diibiarkan terekspose namun lapisan terluarnya di-coating terlebih dahulu untuk menghidari rembesan air. Karakteristik : Warna merah cerah, tekstur halus, padat, keras, dan rata.
-
Substansi
: Tanah liat, sekam, air.
Ukuran
: 11 x 23,5 x 5 cm
Harga
: @ Rp 1.200,00
Kelebihan Batu bata : 1. Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok. 2. Keretakan relatif jarang terjadi. 3. Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab. 4. Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas. 5. Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah. 6. Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan
persediaannyacukup banyak.
33
-
Kekurangan : 1. Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material
dinding bangunan yang
lain. 2. Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan pecah 3. Biaya lebih tinggi dari dinding batako
-
Kriteria Bata Berkualitas Baik : 1. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun. 2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata. 3. Permukaan
harus
benar
dalam
bentuk persegi
panjang
satu
sama
lain
untuk menjamin kerapian pekerjaan. 4. Mempunyai ukuran yang standart yaitu • Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm • Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm 5. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok.
34
-
Jenis Pemasangan Dinding Batu Bata Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu : 1. Pasangan ½ batu: Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata merah sebagai tebal dinding. 2. Pasangan 1 batu: Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata sebagai tebal dinding. 3. Pasangan roolag: Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi sebagai pasangan resapan air dibagian paling bawah pasangan bata.
-
Teknik Pemasangan 1. Pasangan batu bata untuk dinding - dinding luar pada bangunan umumnya dapat dipakai pasangan batu bata ½ batu. 2. Dinding Pengisi dari pasangan bata ½ bata harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof, rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. 3. Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air agar tembok tidak mudah basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang memerlukan campuran kedap air misalnya tembok pada kamar mandi, WC, tempat cuci, dan dapur, spesi nya 1 : 3, artinya 1 takaran semen dan 3 takaran pasir. Dinding campuran kedap air, perbandingan spesi nya 4. Perkuatan dinding batu bata bata, dan
1: 5.
dengan kolom praktis. Kolom - kolom praktis
merupakan bagian kerangka yang pasangan batu
bata yang tdk memerlukan
membantu dan
memperkuat posisi dinding
pemasangan kolom ditempatkan pada sudut pertemuan
pasangan batu bata. 5. 35
6. Pasangan dan
penempatan kolom - kolom praktis yang
15 x 15 ditempatkan pada seluas bidang Jadi,
penampang kolom praktis
berukuran 13 x 13 atau
dinding tembok
batu
bata
yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan
penulangan / pembesian ø 4 -12 mm dan pemasangan sengkang / cincinnya ø 8- 20 cm dan terpasang pada dinding bata 7. Kusen gendong yang diartikan
12 m2. dengan
sejarak 3 - 4 m2.
konstruksi kusen pintu dan
jendelanya menjadi
satu. Di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan batu bata berdiri atau disebut sebagai 2.
rollag dengan adukan menggunakan perbandingan 1 PC: 3 Ps.
Bata Kapur Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada
rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m. 3.
Batako
Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar tetapi dipress. Batako dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang di press padat. Ukuran dan model nya beragam. Pada batako terdapat 3 lubang disisinya. Lubang tersebut digunakan sebagai adukan pengikat. Karakteristik
: Tekstur agak Kasar, Warna Abu-abu, Berat.
Asal Bahan
: Campuran tras, kapur, pasir dan semen
Ukuran standar : 8 X 20 X 40 cm Harga
: @ Rp 4.500,00 – Rp 6.000,00
36
-
Kelebihan: 1. Harga relatif murah 2. Selain harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50% beban dinding 3. Irit perekat 4. Tidak memerlukan plesteran + acian lagi untuk finishing 5. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
-
Kekurangan: 1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras. 2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding. 3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
37
-
Pemasangan Dinding Batako Prinsip
pengerjaan
dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain: 1. Batakoharus
disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air. 3. Pemotongan batako
menggunakan
palu
dan
tatah,
setelah
itu dipatahkan
pada kayu/ batu yang lancip. 4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah-tengah. 5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada -
sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
Kebutuhan Material setiap meter persegi dibutuhkan material berupa : 1. Batako sebanyak 15 buah 2. Pasir pasang sebanyak 0, 015 m3 3. Semen PC sebanyak 0,125 sak
38
Aplikasi Dinding Batako 4.
Batako Semen Pc / Batako Pres Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat
secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran. -
Kelebihan dinding batako pres: 1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. 2. Pemasangan lebih cepat. 3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
-
Kekurangan dinding batako pres: 1.
Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2.
Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3.
Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
39
5.
Bata Ringan
Karakteristik
: Ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik.
Asal Bahan
: Pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi
udara secara kimiawi) dan
mempengaruhi kekerasan beton. Ukuran
: 60 x 20 cm dengan ketebalan 8-10 cm
Fungsi
: Pengganti Bata agar lebih ringan.
Harga
: @ 9000-13000,-
-
Kelebihan 1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi. 2. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. 3. Pengangkutannya lebih mudah dilakukan. 4. Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. 5. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja. 6. Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. 7. Mempunyai kekedapan suara yang baik. 8. Daya Kuat tekan yang tinggi. 9. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi. 10. Tidak diperlukan spesi yang terlalu tebal, umumnya ± 2-3 mm
-
Kelemahan 1. Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak. 2. Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan yang berbahan dasar pasir, silika, filter dan semen. 3. Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan. 40
4. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. Kalau tetap dipaksakan diplester sebelum kering maka akan timbul bercak kuning pada plesterannya. 5. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah. 6. Agak susah mendapatkannya. Hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini dan penjualannya pun dalam volume besar atau dalam jumlah per meter kubik. -
Teknik Pemasangan Dinding Bata Ringan : 1. Bersihkan dasar permukaan lokasi dari debu, kotoran, minyak, setelah itu beriair. 2. Siapkan pondasi, tarik benang antara sudut -sudut di dinding untuk penempatan bata ringan di lahan yang ingin di gunakan. 3. Permukaan bata ringan di tekan agar rata dengan tarikan benang penempatan. 4. Setiap akan memasang lapisan bata ringan yang baru permukaan blok harus dibersikan dahulu. 5. Kelurusan dinding sesuai tarikan benang, Gunakan Waterpass. 6. Tuangkan adonan
pada tiap lapisan bata ringan setebal 3 mm dengan roskam
bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan. 7. Lalu tebarkan adukan dengan memakai alat yang rata sehinnga permukaan blok bata ringan tertutup adukan. 8. Permukaan blok bata ringan harus diratakan dengan menggunakan alat perata sehingga permukaan dinding rapi dan rata. 9. Pemasangan bata ringan harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7 lapis dengan spesi dasar 3 cm, setelah tahap pertama selesai
biarkan pasangan mengering
lebih kurang 3 jam, lanjutkan hingga tinggi yang ditentukan . Aplikasi Dinding Bata Ringan
41
6.
Dinding Bata Hebel Atau Celcon Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan
bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang. Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako. -
Kelebihan dinding bata hebel/celcon: 1.
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
2.
Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji.
-
7.
3.
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.
4.
Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kekurangan dinding bata hebel/celcon: 1.
Harga relatif lebih mahal.
2.
Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
3.
Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.
Dinding Kayu a. Dinding Kayu Log/Batang Tersusun Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
42
b. Dinding Papan Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
43
c.
Dinding Sirap Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
8.
Dinding Batu Alam Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
44
9.
Dinding Papan Fiber Semen/Glassfibre Reinforced Cement (GRC)
Karakteristik : Ringan, Praktis, serta mudah diangkat, dipotong, dibor, dilem, dicat, dipola. Kegunaan
: a. Penggunaan eksterior seperti dinding, cladding, lisplank, kover kolom. b. Penggunaan Interior seperti bahan penyekat partisi, peredam suara, panel
pintu Asal Bahan : Serat Fiberglass yang dicampur dengan semen dan pasir. Kandungan fibernya 5 %. Ukuran per Lembar : a.
60 x 120 cm, tebal 4 mm.
b.
120 x 240 cm, tebal 6 mm
c.
120 x
Harga
240 cm, tebal 9 mm
: tebal 4 mm Rp 75.000,-/ lembar tebal 6 mm Rp. 100.000,-/lembar tebal 9 mm Rp. 150.000,-/lembar
Jenis sisi tepi: Tepi Rata (SE - Square Edge) -
Kelebihan : 1. Pemasangannya lebih cepat. 2. Tahan air & kelembaban. 3. Tahan api. 4. Tahan jamur & rayap. 5. Kedap Suara. 6. Permukaan rata, tanpa harus diplamir 7. Cepat & praktis dalam pengerjaan. 8. Lebih ramping dan ringan dibanding gypsum dan batu bata. 9. Mampu mengurangi penggunaan pendingin ruangan.
45
-
Kekurangan : 1.
Kurang kokoh
2. Mudah rusak bila terkena benturan. 3.
Tidak dapat menyerap gelombang bunyi.
-
Pemasangan Dinding Papan Fiber Semen (GRC)
1.
Pemasangan Papan Fiber menggunakan paku atau sekrup dengan sistem pemasangannya
dapat berupa sambungan terbuka (open nat) atau sambungan tertutup (close nat). Jarak antar sambungan biasanya 10mm. Bila menggunakan antar panel tertutup, diperlukan sealant (lem kaca) jenis silicone atau polyurethane untuk mengisi nat terbukanya. Pemilihan sealant juga harus cermat. Sealant harus memiliki daya rekat yang tinggi, mudah di cat, dan tingkat elastisitasnya baik agar tidak terjadi retak di kemudian hari. 2. Rangka untuk pemasangan GRC ini dpt berupa kayu maupun besi hollow atau besi siku. Khusus pemasangan plafon, biasanya rangka menggunakan metal furing/stud. Pemasangannya menggunakan sekrup. Sekrup ini harus masuk lebih dalam. Agar tidak terjadi korosi, kepala sekrup diberi sealant atau epoxy. 3. Biasanya saat pemasangan sekrup, terjadi keretakan pada papan fiber bila posisi terlalu di pinggir Oleh karena itu, pemasangan sekrup ini sebaiknya berada minimal 15 mm dari sisi papan fiber. Finishing permukaan papan fiber ini dapat menggunakan cat atau pasangan keramik. Aplikasi Dinding GRC
46
10. Dinding Kaca Karakteristik : Transparan, licin, halus. Fungsi a.
: Dinding Eksterior dan Interior
Kaca Es.
Cahaya tetap dapat masuk ke dalam bangunan namun tidak tembus pandang dari luar bangunan. Harga kaca S dengan tebal 3 mm Rp 91.000/m
b. Kaca bening.
Tebal 3mm-2cm. Untuk tebal 3mm harga Rp 54.000/m , tebal 5 mm Rp 70.000/m c.
Kaca riben.
Berwarna hitam, berfungsi untuk mereduksi cahaya masuk. Tebal 3 mm Rp 61.000/m tebal 5 mm Rp 86.000/m -
Kelebihan
:
1. Meniadakan batas ruang dan menghadirkan pemandangan luar ke dalam ruangan, 2. Cahaya luar banyak masuk sehingga hemat listrik, 3. Nilai estetis. 47
-
-
Kekurangan : 1.
Harga mahal,
2.
Menimbulkan rasa takut – rawan pecah.
Teknik Pemasangan Kaca 1. Siapkan bidang lubang yang akan ditempatkan kaca. 2. Buat cerukan pada dinding bagian atas dan bawah kaca sedalam dan selebar 1,5cm. 3. Beri sedikit perkuatan dengan adukan semen pada dasar cerukan untuk pegangan lis "U". Dapat pula dengan memaku lis "U" ke dalam cerukan agar lis terpegang kuat. 4. Tempatkan lis aluminium berbentuk "U" dengan ukuran 1cm pada kedua cerukan itu. 5. Berikan sealant sepanjang bagian atas dan bawah cerukan dari lis aluminium itu. Lalu, masukkan kaca dengan posisi miring. 6. Berikan sealant pada bagian sisi kaca bagian atas dan bawah yang tertanam pada cerukan agar kaca tertanam rapat. 7. Tutup celah yang terbentuk pada sisi ujung kaca bagian kiri dan kanan dengan sealant. 8. Bersihkan kaca dengan koran basah. Kaca pun siap terpasang dengan kuat.
-
Aplikasi Dinding Kaca
48
E. Cara Perawatan 1.
Untuk dinding batu bata dan batako, perawatannya dengan cara-cara perawatan dinding berikut : a. Bersihkan jamur dan lumut yang ada pada dinding dengan cara disikat. Setelah itu bilas dengan air bersih. b. Oleskan larutan kaporit atau pemutih pakaian dengan air kemudian biarkan sekitar 1 jam. c. Bilas dengan air bersih.
2.
Untuk partisi papan kalsium, perawatanya hindari kontak langsung dengan air secara terus menerus.
3.
Untuk dinding kaca, perawatanya dilap secara rutin Namun jika kondisinya sudah sangat kotor menggunakan pembersih kaca yang umum dijual di pasaran. Namun kaca cukup sensitif terhadap larutan asam basa sehingga sebisa mungkin harus dihindari. Iklim & cuaca juga sangat mempengaruhi kualitas kaca. Kondisi udara yang terlalu lembab bisa membuat kaca menjadi cepat kusam.
F. Bahan pelapis dinding 1.
Keramik
Keramik adalah material bangunan yang sering banyak digunakan, agar terlihat lebih estetis dan lebih mudah dibersihkan, dinding yang terbuat dari tembok (bata merah, batako, beton, dan hebel ) dapat langsung dipasangi penutup ubin keramik. Jenis ubin keramik yang digunakan sebagai penutup dinding berbentuk persegi panjang dengan ukutan 10cm x 20cm, 20cm x 30cm. Motif dan warnanya pun beragam disesuaikan dengan style ragam rumah. Keramik dapat dipotong dan dibentuk menyesuaikan bentuk dan ukuran dinding yang akan ditutupi. 2.
Batu Alam
Batu-batuan alam yang banyak digunakan untuk dinding adalah batu paras yang berwarna putih, batu palimanan yang berwarna kuning kecoklatan, batu sukabumi yang berwarna kehijauan, dan batu candi yang berwarna hitam. Batu-batuan ini telah dipotong dibentuk menggunakan mesin menjadi potongan kecil dengan ukuran bervariasi menyesuaikan bentuk dan ukuran dinding. Finishing coating biasanya diterapkan untuk permukaan batu alam. Ini menjaga daya tahan terhadap jamur dan lumut, serta menjaga warna agar tidak mudah pudar. 49
3.
Marmer dan Granit
Untuk rumah Mewah dan Lux , material ini sering dipakai. Marmer dan granit ini memiliki sifat keras. Dengan ketebalan hingga 2cm sulit untuk dipotong atau dibentuk. Dengan demikian material ini harus dipersiapkan dengan matang sebelum dipasang, bahan ini harus dipoles menggunakan mesin poles dan diberi semacam obat agar marmer atau granit terlihat lebih menggeliat.
4.
Aklirik
Bahan dari aklirik sangat cocok untuk rumah bertemakan modern , simple dan minimalis. Wujudnya transparan dan mempunyai kualitas bening yang hampir menyerupai kaca. Biasanya digunakan sebagai alternatif pengganti kaca karena karakternya lebih keras dan tidak mudah pecah. Aklirik difungsikan untuk menambah aksen pada dinding di dalam ruangan. Dapat juga untuk membingkai sesuatu, seperti foto ataupun lukisan. Untuk mempercantik dan menambah nilai estetika, penempatan aklirik biasanya dibantu dengan sorotan lampu halogen atau diberi penerangan back light. 5.
Kaca Cermin
Jika ingin menambah kesan luas pada ruangan, salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan memasang lembaran kaca cermin pada salah satu bidang dinding. Namun untuk meminimalkan resiko dan bahaya, pastikan kaca cermin digunakan adalah jenis kaca tempered. Biasanya banyak digunakan di rumah – rumah tingkat dan cocok untuk ditaruh di bagian ruang keluarga. 6.
Parket dan Veneer Kayu
Parket adalah kayu yang digunakan untuk melapisi dinding berbentuk potongan papan atau veneer yang berwujud lembaran. Tidak tahan terhadap cuaca, itulah sebabnya jenis ini dipasang pada bagian interior rumah. Tujuannya adalah untuk menambah kesan eksklusif dan menambah kenyamanan visual dari sebuah ruangan. Interior dengan wood panel pada bagian dinding akan berkesan lebih berkelas dan lebih elegan. Sekarang ini banyak sekali material berbahan kayu atau laminated yang bagus untuk melapisi dinding , berkesan mewah dan nyaman.
50
7.
Steinless Steel
Bahan dari Steinless Steel dalam bentuk lembaran juga digunakan sebagai bahan penutup dinding. Bahan ini umumnya digunakan untuk melapisi dinding dapur, terutama dapur kotor. Sifat yang anti karat mempermudah kita dalam perawatan. Jika ingin membersihkannya, cukup dengan menggunakan kain lap atau kanebo, Hampir semua noda tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan steinless steel. Bahan ini juga bagus untuk dekorasi bagian depat rumah , banyak sekali bahan ACP yang bermutu di pasaran.
51
BAB III ATAP A. Pengertian Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan. Sebagai “mahkota” dari suatu bangunan, pemilihan atap haruslah disesuaikan dengan bangunan di bawahnya, iklim setempat, model atap, biaya, serta bahan yang tersedia. Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat di mana bangunan itu didirikan. Tidak bisa dipungkiri, atap mempunyai peranan penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan. Lihat saja perkembangannya beberapa tahun terakhir. Terlihat dari bentuk dan warna yang mengikuti gaya atau tema pada bangunan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat. Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam pondasi melalui kolom dan balok. Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Atap rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah karena berada di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan. 52
B. Struktur Atap Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu. Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua. Komponen penyusun atap: 1.
Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
2.
Penutup atap (genteng,polikarbonat);
3.
Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang) Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah. Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu: 1.
Struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2.
Kuda-kuda dan rangka kayu
3.
Struktur baja konvensional
4.
Struktur baja ringan
Atap dan bagian-bagiannya 1.
Jurai dalam Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.
53
2.
Jurai luar Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,
terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar. 3.
Bubungan (nok) Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan
arah bangunan. 4.
Gording Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga
menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam. 5. Kasau Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng. 6. Reng Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat. 7.
Penutup Atap Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah
ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan. 8.
Komponen pelengkap Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis. a.
Talang Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut
talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
54
b. Listplang Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
C. Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik pengerjaan. -
Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap Penentuan material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan
prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat, presisi, cukup ringan, dan tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap. Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu: 1.
Beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan penutup atap),
2.
Beban angin tekan dan angin hisap,dan
3.
Beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan). Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik
setiap bahan.
55
-
Bentuk & ukuran Dibandingkan hujan dan panas,angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi
menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain:penutup atap yg terbang,gording terlepas,kuda-kuda terangkat,dan kolom kayu bergeser atau terangkat. Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yg rendah adalah antara 10°-30°. Untuk sudut yang lebih besar dari dari 30°,perlu kekuatan yg lebih baik dan penutup yg sesuai. -
Teknik Pengerjaan Penutup atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording dengan paku
paling sedikit 6 paku tiap 1 m2. Penutup atap genteng harus diikat dengan kawat tiap 5 jalur genteng, sedangkan untuk genteng yang ada lubangnya dapat dipakukan ke reng. Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik yang mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti. -
Bentang Maksimal Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja memiliki
kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja atau kayu,dapat disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung. -
Teknik Sambungan Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus diperhatikan.
Misalnya,kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap. Ada 2 metode menyambung kayu,yaitu :
56
1.
Baut (tanpa plat/dengan plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepat agar kayu tidak pecah ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan struktur yang akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.
2.
Paku dimensi paku disesuaikan dengan dimensi kayu,yakni 2x ketebalan kayu yg disambung.
-
Pemasangan Kerapian pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng, maka jarak reng
harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa contoh pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai dalam, yaitu terdapatnya sambungan tekuk ke bagian dalam; susunan atap yang tidak berpresisi; atau bidang atap yang bergelombang akibat dari pemasangan reng yg tidak rapi. Semua ini mengakibatkan munculnya gangguan pada atap dan mempengaruhi kekuatan atap. -
Keawetan material Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan
organisme
perusak
yang
dapat
menyebabkan
menurunnya
kemampuan
struktur.
Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka,untuk menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan teknik perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya,sebelum digunakan kayu harus diberi treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu. Bahan dari metal biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi material dari korosi atau karat. -
Bentuk Atap Berdasarkan Kemiringan
1.
Atap Datar (Kemiringan 0°- 4°) Karakter: a.
Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
b. Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat) c.
Ruangan cenderung panas karena atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam);
d. Ada 2 jenis penutup, yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran panasnya lebih tinggi.
57
2.
Atap Miring, (tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan) Karakter: a.
Konstruksi atap lebih rumit;
b. Membutuhkan jumlah material yang lebih banyak; c.
Ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
d. Pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti beton, bitumen, kayu keras (sirap), dan lembaran baja tipis yang dibentuk seperti genteng; e.
Pilihan model atap: pelana, perisai, kerucut, kombinasi beberapa tipe.
D. Syarat – Syarat Atap Syarat – syarat atap yang harus di penuhi antara lain Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap. Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut : 1.
Tinjauan terhadap ikllim setempat
2.
Bentuk keserasian atap
3.
Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh 5.
Dana yang tersedia
-
Syarat-Syarat Konstruksi Atap Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1.
Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang
bekerja padanya. 2.
Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi
penghuninya. 3.
Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap
pengaruh cuaca. 4.
Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
58
5.
Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat
jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya. -
Syarat-Syarat Umum Penutup Atap Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :
1.
bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2.
Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3.
tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4.
tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5.
tidak mudah terbakar
6.
bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang
7.
awet.
E.
Macam – Macam Atap
1.
Atap Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup.
59
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas. Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah seperti rumah bertingkat 2.
Atap Sandar Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada umumya atap ini
terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng
60
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana. 3.
Atap Pelana Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring yang tepi
atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun – bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.
61
Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.
4.
Atap Tenda Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda. Ukuran
panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan kantor, pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal. Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.
62
5.
Atap Menara Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat bidang atap
dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung – ujung bagian atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian atas bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap semacam ini banyak digunakan untuk bangunan – bangunan gereja.
6.
Atap Joglo Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah terdiri dari dua
bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak bagian – bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
63
7.
Atap Limas (perisai) Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis
bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapesium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama. 64
8.
Bentuk Atap Kombinasi Pelana+Perisai. Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan perisai
(limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap tenda patah atau atap joglo.
9.
Atap Mansard Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau
bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.
65
10. Atap Piramida Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.
11. Atap Minangkabau Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.
12. Atap Setengah Bola (Kubah) Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
66
13. Atap Gergaji Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.
F. Kontruksi Rangka Atap Kuda - Kuda Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan 67
berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu (sinar matahari), cuaca (air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan. -
Kontruksi Kuda – Kuda Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban
atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. •
Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter
•
kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. 68
•
Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter.
•
Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal. Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua struktur beton/baja selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja (dalam perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya sebagai beban) -
Beban-beban yang dihitung adalah :
1.
Beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung).
2.
Beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).
-
Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :
1. Bentang 3-4 Meter Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
69
2. Bentang 4-8 Mater Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
3. Bentang 9-16 Meter Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).
4. Bentang 20 Meter Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu
5.
Kuda-Kuda Baja Profil Siku
70
6.
-
Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Jenis – Jenis Kontruksi Rangka Atap 1. Konstruksi Atap Kayu Atap dengan konstruksi kuda kuda kayu termasuk paling banyak digunakan di negeri kita.
Selain karena material kayu yang sangat mudah didapatkan di toko toko material, konstruksi kayu juga dikuasai oleh tukang tukang lokal. Konstruksi kayu yang dipakai di kebanyakan bangunan di Indonesia saat ini, tekniknya didapatkan dari bangunan bangunan kolonial Belanda. Konstruksi kayu model Belanda ini bisa digambarkan sebagai berikut :
-
Sifat Kayu Sebagai Material Bahan Konstruksi Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat umum,
yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut antara lain ; Kayu merupakan sumber kekayaan alam bisa digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi atap. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang lain Kayu tidak mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan 71
yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini tidak dipunyai oleh bahan–bahan baja, beton, atau bahanbahan lain yang bisa dibuat oleh manusia. Konstruksi atap kayu mempunyai sifat-sifat yang menarik, meskipun ada juga rintangannya karena tradisi tukang kayu. Untuk mengenal dan menentukan suatu jenis kayu, dapat dilihat dengan memperhatikan sifat-sifat kayu seperti kulit, warna kayu teras, arah serat dan sebagainya. Dan jenis kayu yang biasa digunakan untuk konstruksi atap kayu adalah jenis kayu kamfer,jati, bengkirai, keruing dan mahoni. Konstruksi kayu ini terdiri dari: a.
Kuda-kuda Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan. Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga bertangkup merupakan bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah berubah bentuk. Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat. b.
Gording, usuk dan Reng Gording adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda. Gording menahan
beban dari kayu usuk dan reng sebagaimana bisa kita lihat pada gambar ilustrasi diatas. Usuk menahan kayu reng. Kayu reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya. Gording
membagi
bentangan
atap
dalam
jarak-jarak
yang
lebih kecil pada
proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk
yang
tersedia.
Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5
m. 72
Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording. Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording.
Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar
3
m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap
dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada
arah
tegak
lurus
usuk
dengan
jarak
menyesuaikan
dengan
panjang
dari
penutup atapnya
(genteng). c.
Bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar kebanyakan juga menentukan arah bangunan.
d.
Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.
e.
Garis penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Harus sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi juga datar.
f.
Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan ke luar.
g.
Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke dalam.
h.
Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih.
i.
Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
73
j.
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan
terhadap
perubahan
cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain 2.
Kontruksi Atap Baja Ringan Pemakaian Rangka Atap Baja Ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini
semakin popular.Secara tinjaun mekanika teknik, rangka atap baja ringan adalah suatu struktur yang tidak bisa dirancang dan dibangun asal asalan tanpa hitungan dan desain teknis tertentu. Kegagalan struktur kemungkinan akan terjadi bila desain dan perhitungan teknis diabaikan
-
Sistem rangka atap baja ringan. Konsep rangka merupakan satu unit kesatuan sistem terintegrasi secara struktural.
Sehingga dibutuhkan hitungan atau desain yang secara mekanika teknis mampu mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut. Rangka baja atap ringan ini terbuat dari bahan dasar baja yang dilapisi oleh seng atau aluminium. Property mekanika teknis idealnya tidak kurang dari 550 Mpa. -
Bahan pelapis yang digunakan untuk Rangka Baja Atap Ringan, yakni Zinc (seng) dan aluminium.
74
Pelapis aluminium mempunyai sifat tahan karat yang lebih bagus dibanding pelapis seng, dimana pelapisan dengan seng oleh masyarakat umum sering disebut galvanis. Bahan pelapis baja galvanis harus jauh lebih tebal untuk menyamai ketahanan karat yang sama terhadap bahan pelapis Aluminium. Mutu pelapis aluminium mempunyai ketahanan karat 4x lebih lama bila dibandingkan dengan pelapis seng untuk ketebalan yang sama. -
Tidak semua rangka baja atap ringan dipasaran telah mempunyai sistem atau spesifikasi dan uji lab.
-
Properti atau sifat mekanika teknis Rangka Atap baja ringan Rangka baja ringan sangat tipis kurang dari 1mm bila dibandingkan dengan baja biasa,
tujuannya untuk memudahkan dalam perakitan dan konstruksi, tetapi properti kekuatan tariknya cukup tinggi 550 Mpa. Struktur Rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup dan jurai dalam untuk mencegah tampias. Dimana kuda kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima,demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Dimana besar beban terdiri dari beban rangka sendiri, beban genting yang digunakan, dan beban angin. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm. -
Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
1.
Beban yang ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah, karena rangka baja ini secara keseluruhan lebih rendah dari rangka kayu.
2.
Bila terjadi kebakaran maka rangka baja bersifat tidak membesarkan api dibandingkan dengan kayu.
3.
Rayap atau hewan pemakan kayu lainnya buka lagi merupakan ancaman bagi rangka baja.
4.
Baja relatif tidak mengalami penyusutan atau perubahan bentuk lainnya dibandingkan dengan kayu.
5.
Ramah lingkungan. Pemakaian baja sebagai pengganti kayu maka akan mengurangi penggundulan hutan atau penebangan pohon.
6.
Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
7.
Konstruksi atap baja stabil dan aman
8.
Menggunakan tumpuan sendi dan roll 75
9.
Prefabrikasi perkomponen
10. Atap baja Tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban 11. Atap baja Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat 12. Atap baja Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon. Produk ini digunakan sebagai alternatif pengganti rangka atap kayu yang selama ini masih digunakan. Contoh Spesifikasi produk baja ringan/truss adalah sebagai berikut : -
Bahan Dasar : Zinc (Zn), Alumunium (Al), Timah hitam (Pb), dan Besi (Fe)
-
Jenis Ketebalan C 75.100 =1 mm (Bottom Chord & Top Chord) C 75.75 = 0,75 mm (Web)
-
Lebar yang tersedia 55% Al 43,5% Zinc 1,5% Si
-
Komposisi Bahan Aluminium 99% dan 1% campuran (tergantung tipe logam campuran)
-
Berat Main Truss (C 75.100) = 1,295 kg/rn Main Truss (C 75.75) = 0,987 kg / m Reng (U Type) 0,6 TCT = 0,7 17 kg / rn Talang Dalam (Valley Gutter) = 1,23 kg Rangka
atap
(roof
truss)
adalah
sistem
struktur
yang
berfungsi
untuk
menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari: kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. 76
1.
Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu: Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan,
2.
Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk ,liga terpancung,
3.
Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L. Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka atap dengan
bahan t ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb: 5O % Aluminium, 43,5%Zinc, 1,5 % Silicon. Anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/Galvanis. Truss terbuat dan Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss adalah sebagai berikut : 1.
Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang lisensi baja ringan original
2.
5 kali lebih kuat dan baja galvanis
3.
40 % lebih kuat dan Mild Steel
4.
Anti Karat / korosi
5.
Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak perlu merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada
6.
Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen di produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi. Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada fabrikasi kuda-kuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan sebagai reng. Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat. Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara pengelasan 77
melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat sambung yang digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena beberapa alasan : Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan elemen/komponen utama sistem struktur. Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri. Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12- 14×20 HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10- 16×26 HEX Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana dikerjakan), cara pemasangan alat sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1.
Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.
2.
Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang digunakan.
3.
Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
4.
Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang, melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.
78
G. Perbandingan Rangka Atap Kayu, Baja Ringan dan Baja Konvensional -
Rangka Atap Kayu Borneo/Meranti 1. Pada awalnya kayu lebih murah berkisar Rp.100.000,-/m2 2. Pemasangan memerlukan waktu yang sedang 3. Tidak tahan rayap/kumbang 4. Tidak bisa untuk bentang yang besar 5. Beban struktur tingkat sedang 6. Perlu perawatan dalam jangka waktu tertentu 7. Untuk keperluaan ramah lingkungan kurang mendukung sebab penebangan hutan bisa merusak lingkungan 8. Pada umur yang sama kira-kira 15 tahun jadi lebih mahal sebab ada biaya perawatan penggantian sebagian material kayu, sehingga biaya atap kayu menjadi dua kali biaya awal.
-
Rangka Atap Baja Ringan 1. Biaya terpasang atap baja ringan termasuk kelas menengah mulai Rp.125.000,-/m2 2. Pemasangan atap baja ringan sangat cepat dibandingkan atap yang lain 3. Tahan terhadap rayap/kumbang 4. Bentang bebas bisa sampai 16 m' 5. Beban struktur baja ringan lebih ringan jadi untuk beban struktur dibawahnya dapat lebih hemat 6. Tidak perlu perawatan sebab baja ringan sudah tahan karat 7. Lebih ramah lingkungan sebab bahan baku baja ringan tidak merusak hutan 8. Pada umur kira-kira 15 tahun atap baja ringan dibanding kayu jadi lebih murah sebab tidak ada penggantian rangka atap
-
Rangka Atap Baja Konvensional 1. Biaya terpasang paling mahal dibandingkan dengan rangka atap yang lain 2. Tahan rayap/kumbang 3. Bentang bebas dapat sampai jarak yang lebih jauh. Untuk konstruksi pabrik lebih cocok dipakai rangka atap ini. 4. Beban struktur lebih berat dibadingkang dengan rangka atap yang lain 5. Perlu perawatan sebab baja ini bisa timbul karat, jangka waktu tertentu diperlukan pengecatan ulang agar tidak terjadi karat 6. Bahan baku berasal dari biji besi jadi tidak merusak hutan
79
7. Sampai umur 15 tahun bahan baku atap baja konvensional ini tetap paling mahal dibandingkan dengan bahan atap kayu ataupun atap baja ringan Untuk bisa menghemat biaya gedung-gedung dengan desain atap yang mempunyai bentang bebas yang besar maka perpaduan antara baja konvensional dengan atap kayu atau atap baja ringan. Melihat venomena saat ini perpaduan atap baja konvensional dengan atap baja ringan sudah umum dilaksanakan dan ini merupakan solusi paling ideal untuk bangunan-bangunan dengan bentang bebas yang besar dan memakai atap genteng. Untuk rumah-rumah yang umum saat ini pemakaian atap baja ringan sudah jamak dilakukan sebab saat ini material kayu juga sudah susah ditemukan yang dengan kualitas yang baik. Dan harga kayu saat ini sudah sangat mahal. Dengan harga yang selisih tidak jauh antara atap baja ringan dengan atap kayu maka pemilihan atap baja ringan merupakan solusi paling menguntungkan.
H. Penutup Atap Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu bangunan terletak pada keserasian atapnya. salah satu faktor yang turut mempengaruhi keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Penutup atap ini dimaksudkan untu melindungi bagian dalam terhadap pengarauh hawa, yaitu berupa hujan, panas, angn, debu atau pengaruh-pengaruh lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan penghuninya. Jenis bahan penutup yang dapat digunakan, maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya. Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penuutp atap adalah sebagai berikut : 1. Tinjauan terhadap iklik setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya bangunan itu mempunyai iklim panah atau iklim dingin? 2.
Bentuk keserasian atap yang dikehendaki
3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut. 4.
Mudahnya bahan itu didapat atau ditangkan di tempat di mana bangunan iti didirikan.
5.
Jumlah dana / Uang yang tersedia.
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud : 1.
Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir
meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil. 2.
Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
80
3.
Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan
bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan. No. Bahan Penutup Atap
Sudut Kemiringan
1.
Beton
1–2
2.
Kaca
10 – 20
3.
Semen Asbes
15 – 25
4.
Seng
20 – 25
5.
Genteng
30 – 40
6.
Sirap
25 – 40
7.
Seng,Ijuk
>= 40
Catatan: semua ukuran sudut dalam satuan derajat -
Bahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian
a.
Bahan logam contohnya 1. Seng Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara elektrolisis yang
tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor. Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas
/ dingin. Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah,
pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
81
b.
Bahan alam ( langsung ) a. Sirap Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini
ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam. Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu yang keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran – lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada beberapa macam seperti : •
Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
•
Ukuran kecil
: panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung. c.
Bahan alam ( pengolahan) 1. Genteng Biasa Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat melalui proses
percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative murah. Genteng ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan yang ada di daerah tropic maupun daerah ang berhawa lembab. Genteng biasa sering disebut genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran : • Panjang
:
• Lebar
: 20 – 25 cm
• Tebal
: 0,8 – 1 cm
• Dalam lengkungan
:
28 – 36 cm
4 – 5 cm
• 82
Adapun cara pemeriksaaan genteng yang baik, dilapangan sebagai berikut : -
Tinjauan terhadap Pandangan luar : •
Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara yang nyaring
-
•
Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.
•
Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk
•
Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama.
Tinjauan Terhadap Berat rata-rata. Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan,
ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata -
Tinjauan terhadap rembesan Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang
pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air. -
Tinjauan terhadap penampang patahan: Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng
yang baik akan terlihat seperti berikut : •
Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan)
•
Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama
•
Susunannya terlihat rapat dan padat
•
Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus.
2. Genteng Tanah Liat Tradisional Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
83
Seiring waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini. 3. Atap Genteng Keramik Material genteng ini berbahan dasar tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan. 4. Atap Genteng Beton Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 hingga 40 tahun. 5. Atap Dak Beton Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot. Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya. 6. Atap Genteng Metal Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan gentengtanah liat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
84
7. Genteng Aspal Material genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording. Atap
ini
biasanya
dipilih
dan
dipasang
untuk
memberi
penerangan
alami
dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan. 8.
Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya. 9.
PVC (Polyvinyl Chloride).
Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari polycarbonate. 10. Aluminium. Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya. 11. Beton Bertulang. Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh.
85