1
BAB 10
KONSEP EKUITAS
Oleh: Ridho Dharul Fadli – F0312102
EKUITAS
Pada bab ini dalam Suwardjono menyebutkan bahwa teori tentang ekuitas pemegang saham berfokus pada bagaimana informasi ekuitas pemegang saham beserta perubahannya disajikan dalam statemen laporan keuangan.
Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :
"Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban".
Godfrey, Hodgson,dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar criteria sebagai berikut:
Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
Hak penggunaan aset dalam operasi
Substansi ekonomik perjanjian
Perbedaan antara modal setoran dan laba ditahan adalah modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Sedangkan, laba ditahan merupakan salah satu komponen untuk menunjukkan daya melaba, dan jumlahnya harus dipisahkan dengan modal setoran, walaupun jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham.
KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dn laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik.
Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas Pemegang SahamModal SetoranLaba ditahanLain-lainModal YuridisModal setoran lainPenerbitan saham baruKapitalisasi laba ditahanDividen sahamKonversi obligasi atau saham istimewaStock subscriptionsPremium modal sahamPenjualan saham treasuriPenyerapan defisitDeklarasi dividen likuidasiRestrukturisasi kapitalRevaluasi asetLaba rugiDividenRekapitalisasidefisitkoreksiperubahan akuntansi
Ekuitas Pemegang Saham
Modal Setoran
Laba ditahan
Lain-lain
Modal Yuridis
Modal setoran lain
Penerbitan saham baru
Kapitalisasi laba ditahan
Dividen saham
Konversi obligasi atau saham istimewa
Stock subscriptions
Premium modal saham
Penjualan saham treasuri
Penyerapan defisit
Deklarasi dividen likuidasi
Restrukturisasi kapital
Revaluasi aset
Laba rugi
Dividen
Rekapitalisasi
defisit
koreksi
perubahan akuntansi
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya
Modal Setoran
Modal Yuridis
Modal Setoran Lain
Modal Bentukan atau Laba Ditahan
Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
Dividen
Rekapitalisasi
Defisit
Koreksi
Perubahan akuntansi
TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen (Suwardjono 2005).
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal setoran kepada pemegang saham.
Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.
MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal setoran (Suwardjono 2005). Terdapat beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:
Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
Jumlah rupiah yang timbulakibat revaluasi aset fisis tertentu
Jumlah rupiah donasi dari pihak non pemegang saham
Sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indicator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.
Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalahbahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah "minimal" yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
Modal Setoran Lain
Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat digunakan sebagao sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah ini.
PERUBAHAN MODAL SETORAN
Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi operasi. Dalam kenaikan modal setoran, pembedaan ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan akibat modal sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yang tersedia untuk pembagian dividen (Suwardjono 2005). Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:
Pemesanan saham
Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
Dividen saham.
Hak beli saham.
Opsi saham.
Waran.
Saham treasuri.
Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai perbedaan antara modal setoran dan laba ditahan, selanjutnya dijelaskan mengenai komponen pembentuk diantara keduanya tersebut. Modal setoran dibedakan menjadi dua yaitu modal yuridis dan modal setoran lain. Dalam Suwardjono disebutkan bahwa, modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan sejumlah rupiah dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain. Tujuan penyajian modal yuridis adalah untuk member informasi kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya.
Sedangkan tujuan utama modal setoran lain, dalam Suwardjono telah disebutkan bahwa untuk membedakan secara tegas perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi modal. Pembedaan ini bertujuan untuk mencegah memperlakukan akibat kenaikan transaksi modal sebagai laba. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran yaitu pemesanan saham, obligasi terkonversi, saham istimewa, dividen saham, hak beli saham dan saham treasuri.
Berbagai sumber perubahan modal setoran diatas umunya menyebabkan kenaikan modal setoran, sedangkan transaksi yang dapat mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali saham (saham treasuri). Beberapa masalah dapat timbul akibat adanya modal treasuri, misalnya penentuan jumlah rupiah yang dianggap sebagai pengurang modal setoran dan laba ditahan serta bagaimana pengungkapannya terhadap modal yuridis, bila saham treasuri dijual kembali. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya :
Konsep Satu Transaksital
Konsep ini disebut dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang dibayarkan, diangap seakan-akan merupakan kos pembelian saham treasuri. Apabila saham treasuri tidak segera dijual maka kos pembelian tersebut tidak dapat dianggap sebagai aset, tetapi akan diklasifikasikan sebagai pengurang ekuitas pemegang saham secara keseluruhan.
Konsep Dua Transaksi
Dalam Suwardjono telah disebutkan bahwa pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap sebagai likuidasi ekuitas pemegang saha, sedangkan penjualan kembali saham dianggap sebagai penerbitan saham baru.
PERUBAHAN LABA DITAHAN
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :
Penyesuaian periode-lalu.
Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
Pengaruh perubahan akuntansi.
Kuasi-reorganisasi.
PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi.
Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan:
Urutan penyerapan rugi:
Pendapatan kotor
Laba bersih
Laba ditahan
Premium modal saham
Modal saham
Urutan menerima distribusi asset:
Karyawan dan pemerintah
Kreditor berjaminan
Kreditor tak berjaminan
Pemegang saham prioritas
Pemegang saham biasa
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Karyawan dan pemerintah.
Kreditor berjaminan.
Kreditor takberjaminan.
Pemegang saham prioritas.
Pemegang saham biasa.
PERINCIAN LABA DITAHAN
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :
Perincian atas dasar sumber.
Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
LABA KOMPREHENSIF
Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang disajikan melalui statement laba rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui statement laba ditahan.Dalam hal ini, ada 2 pendekatan yang dapat dianut yaitu :
Laba kinerja sekarang.
Laba semua-termasuk
Dalam segi teknis tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara dua pendekatan tersebut, namun perbedaannya sebenarnya terletak pada tujuan pemerolehan kembali saham tersebut. Jika tujuannya adalah menjual kembali saham treasuri tersebut kepada karyawan atau pihak khusus lainnya, maka konsep satu transaksi akan lebih relevan. Namun jika tujuannya adalah untuk membeli saham para pemegang saham yang tidak setuju dengan kebijakan perusahaan, maka pendekatan dua transaksi akan lebih mengena. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba rugi periodik dan pembagian deviden. Tetapi, terdapat faktor khusus lain yang dapat mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu :
Penyusaian periode lalu
Suatu jumlah rupiah baru dapat diperlakukan sebagai penyesuaian periodelalu apabila jumlah tersebut:
Dapat diidentifikasi secara tegas sebagai akibat atau dapat dikaitkan langsung dengan kegiatan-kegiatan bisnis dalam periode tertentu masa lalu.
Tidak timbul akibat peristiwa ekonomis yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan periode lalu. Artinya, persitiwa yang menimbulkan jumlah rupiah telah terjadi di masa lalu, hanya tidak pasti jumlah atau waktu mengikatnya bagi perusahaan.
Sangat bergantung pada ketetapan pihak selain manajemen. Artinya, jumlah dan kepastian mengikatnya tidak berada di bawah pengendalian atau keputusan manajemen.
Tidak dapat ditaksir atau diantisipasi secara layak sebelum adanya ketetapan tersebut.
Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya
Koreksi sebagai penyesuaian laba ditahan
Koreksi sebagai penyesuai modal setoran lain
Koreksi sebagai komponen laporan laba rugi
Pengaruh perubahan akuntansi
Terdapat tiga macam perubahan akuntansi, yaitu:
Perubahan prinsip atau metode akuntansi
Perubahan taksiran akuntansi
Perubahan kesatuan pelaporan
Terdapat tiga alternatif atau metode yang diusulkan, yaitu:
Penyesuaian retroaktif
Penyesuaian sekarang
Penyesuaian sekarang dan prospektif
Aplikasi dalam standar
Kuasi-reorganisasi
Kuasi organisasi adalah reorganisasi, tanpa melalaui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit.
Dewan standar akuntansi menetapkan syarat perusahaan yang dapat melakukan kuasi reorganisasi, yaitu:
Perusahaan mengalami deficit dalam jumlah yang material
Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan
Perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan
Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku
Saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi haris positif
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Teori Akuntansi
2015
[Type the document title]
[Year]