TEORI BELAJAR SOSIAL: ALBERT BANDURA Oleh: Imam Nawawi Nawawi dan Lusi Lusi Handayani Handayani 1. SEJARAH SOCIAL LEARNING SOCIAL LEARNING THEORY THEORY Sebuah teori dalam bidang psikologis
yang
berguna
dalam
mengkaji dampak media massa ma ssa adalah Teori Pembelajaran Pembelaja ran Sosial (Social Learning Theory). Theory). Teori ini dipopulerkan oleh Albert Bandura dan dibantu oleh Rihard !alter. "amun# pembelajaran pe mbelajaran sosial ini pernah diteliti oleh dua orang psikolog# yaitu: "eil $iller dan %ohn &ollard pada tahun ''. Peserta didik dari berbagai jenjang yang sulit berbaur
dan
bersosialisasi dengan sekitar mengakibatkan perkembangan belajar menjadi terganggu. terganggu. Bahkan# Bahkan# ada beberapa beberapa peserta didik yang akhirnya enggan mengemban mengemban dan menempuh menempuh proses pelajaran le*at apa yang diinstruksikan diinstruksikan pengajar. Padahal# perkembangan sebuah
pendidikan
sangat
memengaruhi
mutu
sistem pendidikan untuk menentukan kualitas suatu bangsa. Perkembangan pembelajaran dilandasi oleh beberapa teori dalam
dunia pendidikan yang dietuskan diet uskan oleh beberapa tokoh dan pelopor dunia. Teori+teori ini satu per satu bermunulan dan diperkenalkan kepada dunia agar dapat menyelesaikan problematika proses pendidikan. Selain itu# teori+teori ini juga adalah
berbagai
ino,asi
yang
kualitas pendidikan. Albert Bandura
(')#
salah
di-ungsikan satu
dari
perkembangan social learning theory theory atau pembelajaran sosial. Bandura melalui
beranggapan
untuk
tokoh
yang
lebih
bah*a#
setiap
mengangkat
penetus
teori
dikenal
teori
orang
belajar
pengalaman langsung atau pengamatan lalu menontoh model. Bisa
juga dari apa yang ia baa# dengar dan lihat pada media# serta dari orang di lingkungan sekitar. Albert Bandura bersekolah di /ni,ersitas 0o*a pendidikan kesarjanaan di bidang psikologi klinis dan menapai gelar Ph.& pada tahun '12. Pada tahun '13 setelah menempuh post+doktoral# Bandura bekerja di /ni,ersitas Stan-ord dimana ia mendapat gelar Pro-esor &a,id Star dalam bidang 0lmu Pengetahuan Sosial dan menjadi ketua jurusan psikologi pada tahun ' dan ketua American ketua American Psychological Psychological Association. Association . Bandura Bandura pernah meneliti mengenai imitas dan identi-ikasi identi-ikasi (Bandura# (Bandura# '425 Bandura dan
6uston# '4'5
Bandura dan
Ross# '4')# Perkuat
Sosial (Bandura dan $&onald# '43)# Perkuatan &iri dan Pemonitoran (Bandura dan
7upers#
'4)#
serta
Perubahan
Tingkah
8aku
melalui
Pemodelan (Bandura# Blahart dan Ritter# '4). Penelitian+penelitian ini menakup banyak masalah yang bersi-at sentral untuk teori pembelajaran sosial dan penelitian lain yang yang dipertajam dan diperluas. Bandura menulis Adolescent Aggression ('1)# bersama Rihard !alters. Penulisan ini berupa suatu laporan terini tentang sebuah studi lapangan mengenai
prinsip+prinsip
belajar
sosial
untuk
menganalisis
perkembangan kepribadian sekelompok remaja pria dari kelas menengah disusul dengan Social Learning and Personality Development ('43). Buku ini memaparkan prinsip belajar sosial yang telah mereka kembangkan beserta bukti yang menjadi dasar bagi teori tersebut. &ilanjutkan dengan '4# Principles of Behavior odification yang menguraikan penerapan teknik+ teknik perilaku berdasarkan prinsip belajar dalam modi-ikasi tingkah laku. Tahun
'3# Aggression!
selanjutnya. 8alu diakhiri '
yang
a
Social Learning Analysis menjadi
dengan
telah menjelaskan
Social Learning Theory pada prinsip
belajar
yang
terpadu
buku tahun untuk
menganalisis pikiran dan tingkah laku manusia. 9ang memoti,asi Bandura untuk terus mengembangkan teori ini adalah berpangkal dari dalil yang kurang ukup menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang dan menetap dan kurang memberi perhatian ada konteks sosial dimana tingkah laku ini munul# juga kurang menyadari -akta bah*a banyak peristi*a belajar yang penting terjadi dengan perantaraan orang lain. Aritnya# sambil mengamati
tingkah
laku#
indi,idu
belajar
mengimitasi
tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain model bagi dirinya. $iller dan &ollard telah mengakui peranan penting proses+proses imitati- dalam perkembangan kepribadian dan telah berusaha menjelaskan beberapa jenis tingkah laku imitati- tadi le*at bukunya Social Learning and Imitation pada tahun ''. Tetapi hanya sedikit pakar penelitian yang memasukan teori mereka dalam penelitian selanjutkan karena ada beberapa gejala belajar yang kurang mengena.
Sedangkan#
Bandura
tidak
hanya
berusaha memperbaiki kelalaian tersebut# tetapi juga memperluas analisis
$iller
dan
&ollard. Permasalahan sosial peserta didik diharapkan dapat
diatas menerapkan teori Bandura ini. 2. DEFINISI SOCIAL LEARNING THEORY
Teori belajar sosial merupakan sumbangan dari para ahli seperti Albert Bandura# %ulian B. Rotter# dan !alter $ishel. Para ahli menekankan peran dari akti,itas kogniti- dan belajar dengan ara mengamati tingkah laku manusia#
serta melihat manusia
sebagai orang
yang berpengaruh
terhadap lingkungannya sama seperti lingkungan berpengaruh terhadap dirinya. &engan kata lain# social learning theory merupakan
pandangan
yang
menekankan kombinasi tingkah laku# lingkungan# dan kognisi sebagai -aktor utama dalam perkembangan.
Albert
Bandura
('')
mengemukakan
bah*a
indi,idu
belajar
banyak tentang perilaku melalui peniruan modeling # bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement )
yang
diterimanya.
disebut ;o"servational learning <
atau
Proses
pembelajaran
belajar melalui
semaam
ini
pengamatan.
Sebagai ontoh# orang tua adalah model bagi anak anaknya# pengajar adalah model bagi
peserta
didik# pemimpin adalah panutan
ba*ahannya#
dan
tokoh masyarakat atau tokoh agama adalah panutan bagi masyarakat. 6al ini berarti bah*a perilaku yang terbentuk dalam diri anak anak# peserta didik# dan masyarakat identik dengan perilaku yang ditampilkan oleh para tokoh atau model tersebut. Ada dua jenis pembeaja!an meaui pen"ama#an: 1. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang
dialami orang lain. =ontohnya: seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya# maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin
dipuji oleh gurunya. 7ejadian ini merupakan ontoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. 2. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model. $odel tidak harus diperagakan oleh seseorang seara langsung# tetapi kita dapat juga menggunakan
seseorang
pemeran
atau
,isualisasi
tiruan
sebagai
model.
$. E%S&ERI'EN ALBERT BANDURA
>ksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo &oll yang menunjukkan anak ? anak meniru seperti perilaku agresi- dari orang de*asa disekitarnya. Albert Bandura seorang tokoh teori belajar soial ini menyatakan bah*a proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan ;permodelan ;. Beliau menjelaskan lagi bah*a aspek perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar. E(spe!imen &em)dean Bandu!a:
7elompok A @ &isuruh memperhatikan sekumpulan orang de*asa memukul# menumbuk# menendang# dan menjerit kearah patung besar
Bobo. 6asil @ $eniru apa yang dilakukan orng de*asa malahan lebih agresi- 7elompok B @ &isuruh memperhatikan sekumpulan orang de*asa bermesra dengan patung besar Bobo 6asil @ Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresi- seperti kelompok A
Rumusan: Tingkah laku anak ? anak dipelajari melalui peniruan permodelan adalah hasil
dari penguatan. Hasi %eseu!u*an E(spe!imen: 7elompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresi- dari orang de*asa. 7elompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresi-.
+. &RINSI&,&RINSI& -AN 'ENDASARI TEORI BELAJAR SOSIAL
Adapun prinsip+prinsip yang mendasari teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura# yaitu:
1. &!insip /a(#)!,/a(#)! 0an" sain" menen#u(an
Bandura menyatakan bah*a diri seorang manusia pada dasarnya adalah suatu sistem (sistem diri self system). Sebagai suatu sistem bermakna bah*a perilaku# berbagai -aktor pada diri seseorang# dan peristi*a+ peristi*a yang terjadi dalam lingkungan orang tersebut# seara bersama+ sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang satu terhadap yang lainnya. Berikut ini dijelaskan interaksi berbagai -aktor pembentuk sistem diri ( self sistem) pada sebuah bagan (ambar 2.2).
7eterangan : P @ Singkatan dari Personal atau kepribadian seseorang B @ Singkatan dari Berhavior atau perilaku seseorang > @ Singakatan dari #nvironment atau lingkungan luar Sistem yang saling terkait seperti yang ditampilkan dalam bagan di atas menggambarkan ketiga -aktor yaitu: -aktor kepribadian ( Personal )# -aktor perilaku ( Behavior )# dan -aktor lingkungan ( #nvironment ). Sepasang anak panah yang berla*anan arah pada setiap -aktor tersebut menunjukkan
bah*a setiap -aktor tersebut dapat mempengaruhi atau dapat bersi-at sebagai penentu terhadap -aktor+-aktor lainnnya seara timbal balik. 2. %emampuan un#u( membua# a#au mema*ami simb)#andaamban" Bandura menyatakan bah*a orang memahami dunia seara simbolis
melalui gambar+gambar kogniti-# jadi orang lebih bereaksi terhadap gambaran kogniti- dari dunia sekitar dari pada dunia itu sendiri. Artinya# karena orang memiliki kemampuan ber-ikir dan meman-aatkan bahasa sebagai alat untuk ber-ikir# maka hal+hal yang telah berlalu dapat disimpan dalam ingatan dan hal+hal yang akan datang dapat pula ;diuji< seara simbolis dalam pikiran. Perilaku+perilaku yang mungkin diperlihatkan akan dapat diduga# diharapkan# dikha*atirkan# dan diuji obakan terlebih dahulu seara simbolis# dalam pikiran# tanpa harus mengalaminya seara -isik terlebih dahulu. 7arena pikiran+pikiran yang merupakan simbul atau gambaran kogniti- dari masa lalu maupun masa depan itulah yang mempengaruhi atau menyebabkan munulnya perilaku tertentu. $. %emampuan be!pi(i! (e depan Selain dapat digunakan untuk mengingat hal+hal yang sudah pernah dialami# kemampuan berpikir atau mengolah simbol tersebut dapat diman-aatkan untuk merenanakan masa depan. Orang dapat menduga bagaimana orang lain bisa bereaksi terhadap seseorang# dapat menentukan tujuan# dan merenanakan tindakan+tindakan yang harus diambil untuk menapai tujuan+tujuan tersebut. 0nilah yang disebut dengan pikiran ke depan# karena biasanya pikiran menga*ali tindakan. +. %emampuan un#u( se)a*,)a* men"aami apa 0an" diaami )e* )!an" ain Orang+orang# terlebih lagi anak+anak mampu belajar dengan ara
memperhatikan orang lain berperilaku dan memperhatikan konsekuensi dari perilaku tersebut. 0nilah yang dinamakan belajar dari apa yang dialami orang lain. . %emampuan men"a#u! di!i sendi!i Prinsip berikutnya dari belajar sosial adalah orang umumnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Seberapa giat orang bekerja dan belajar# berapa jam orang tidur# bagaiamana bersikap di muka umum# apakah orang mengerjakan pekerjaan kuliah dengan teratur# dsb# adalah ontoh prilaku yang dikendalikan. Perilaku ini tidak dikerjakan
tidak selalu untuk memuaskan orang lain# tetapi berdasarkan standar dan moti,asi yang ditetapkan diri sendiri. Tentu saja orang akan berpengaruh oleh perilaku orang lain# namun tanggung ja*ab utama tetap berada pada diri sendiri. 3. %emampuan un#u( be!e/e(si Prinsip terakhir ini menerangkan bah*a kebanyakan orang sering melakukan re-leksi atau perenungan untuk memikirkan kemampuan diri mereka pribadi. $ereka umumnya mampu memantau ide+ide mereka dan menilai kepantasan ide+ide tersebut sekaligus menilai diri mereka sendiri. &ari semua penilaian diri sendiri itu# yang paling penting adalah penilaian terhadap beberapa komponen atau seberapa mampu mereka mengira diri mereka dapat mengerjakan suatu tugas dengan sukses. . %ONSE& TEORI BELAJAR SOSIAL
Teori belajar sosial atau social learning Theory Bandura didasarkan oleh tiga konsep yaitu : '. De#e!minis Resip!)(a 4reciprocal deterministic5 Pendekatan yang menjelaskan bah*a perilaku
manusia
dalam
bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kogniti-# beha,ioral# dan lingkungan. &etirministik resiprokal inilah yang menjadi dasar ari teori belajar bandura dalam memahami tingkah laku. 2. Beyond Reinforcement Bah*a setiap perilaku tidak selalu menggunakan reinforcement dalam pembentukannya.
$enurut
Bandura#
reinforcement penting dalam
menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak# bukan sebagai satu+satunya pembentuk tingkah laku. 7arena baginya orang dapat
belajar
melakukan
sesuatu
kemudian mengulangi apa yang diamatinya. 3. %)"nisi dan Self Regulation Bandura menempatkan manusia sebagai
hanya
dengan mengamati
sesorang
yang
dapat
mengatur dirinya sendiri ( self regulation)# mempengaruhi tingkah laku dengan ara mengatur lingkungan# meniptakan dukungan kogniti-# mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.
3. DI'ENSI SOCIAL LEARNING THEORY
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (beha,ioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura ('4). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip+ prinsip teori+teori belajar perilaku# tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat + isyarat pada perilaku# dan pada proses+proses mental internal. %adi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan+penjelasan
reinforcement
eksternal
dan
penjelasan+penjelasan
kogniti- internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. &alam pandangan belajar sosial# manusia itu tidak didorong oleh kekuatan+ kekuatan
dari
lingkungan. Teori
dalam belajar
dan sosial
juga
tidak
dipukul
menekankan#
oleh
baha*a
stimulus+
stimulus
lingkungan+lingkungan
yang dihadapkan pada seseorang seara kebetulan. lingkungan+lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. $enurut Bandura# sebagaimana yang dikutip oleh (7ardi# S.# ': ') bah*a sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan seara selekti- dan mengingat tingkah laku orang lain. 0nti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling)# dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu. Teori belajar sosial juga sering disebut belajar melalui obser,asi (o"servational learning ) yang dikenal sebagai imitasi atau modeling# yaitu proses pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengobser,asi dan meniru tingkah laku orang lain (Bandura# '5 Santrok# 2CC' dalam 6idayat# 2CC). Proses pembelajaran ini sudah dimulai pada a*al kehidupan bahkan mungkin terjadi beberapa hari setelah lahir (6etherington D Parke# '). =ontohnya: anak yang meniru tingkah laku orang tuanya. $elalui proses permodelan peran
(role modeling ) ini perilaku+perilaku yang dilakukan orang lain
kemudian
disimpan
dalam
memoriseseorang
yang
suatu
saat
akan
dimunulkan (recalled ) dan perilaku tersebut diimitasi. Santrok (2CC3) mengatakan bah*a ahli teori belajar sosial peraya bah*a kita memperoleh sejumlah besar tingkah laku# pikiran dan perasaan dengan mengobser,asi
orang lain# obser,asi tersebut menjadi bagian penting dari perkembangan kita. Selain obser,asi langsung# tele,ise# bioskop atau buku+buku baaan juga merupakan beberapa sumber+sumber belajar yang dapat diobser,asi oleh anak. Prihadi (2CC) mengatakan bah*a Teori pembelajaran sosial berprinsip bah*a orang
mempelajari
ketrampilan
interpersonal
melalui
;"ehavior
role
modeling <: obser,asi dan imitasi orang lain yang mendemostrasikan atau menontohkan perilaku sukses dalam suatu situasi. Prinsip dasar belajar menurut teori ini# bah*a yang dipelajari indi,idu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian ontoh perilaku
(modeling ).
Teori
ini
juga
masih
memandang
pentingnya
onditioning. $elalui pemberian reward dan punishment # seorang indi,idu akan ber-ikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Bandura (') mengutarakan empat langkahtahap dalam pembelajaran sosial yaitu (dalam Bastable# 2CC2): '. Fase
pe!#ama
4/ase
pe!*a#ian5 yaitu
kondisi
yang
diperlukan
agar pembelajaran terjadi. &ari hasil penelitian ditunjukkan bah*a model peran yang berstatus dan berkompetensi tinggi lebih mungkin diamati meskipun karakteristik
peserta
didik sendiri
diperhatikan. Tingkat
keberhasilan
belajar
mungkin lebih itu
ditentukan
perlu oleh
karakteristik model maupun karakteristik pengamat itu sendiri.
7arakteristik
tingkat
model
perhatian
yang
itu
merupakan
menakup
,ariabel
-rekuensi
penentu
kehadirannya#
kejelasannya# daya tarik personalnya# dan nilai -ungsional perilaku model itu. pengamat yang penting untuk proses perhatian 7arakteristik adalah kapasitas sensorisnya# tingkat ketertarikannya# kebiasaan persepsinya# dan reinforcement masa lalunya. 2. Fase (edua 4/ase pe!in"a#an!e#ensi5 berkaitan dengan penyimpanan dan pemanggilan kembali apa
yang diamati.
Retensi ini
dapat
dilakukan dengan ara menyimpan in-ormasi seara imaginal atau mengkodekan peristi*a udah dipergunakan.
model ke dalam simbol+simbol ,erbal yang
$ateri
yang
bermakna
bagi
pengamat
menambah pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat.
dan
3. Fase (e#i"a 4/ase peni!uan5 dimana peserta didik meniru perilaku yang diamati. 8atihan mental# penerapan langsung# dan umpan balik yang korekti- memperkuat peniruan tersebut. Pada tahap tertentu# gambaran simbolik tentang perilaku model mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang e-ekti-. . Fase (eempa# 4/ase m)#i6asi5 yaitu apakah peserta didik termoti,asi unutk
melakukan
jenis
perilaku
tertentu
atau
tidak. Pengamat akan enderung mengadopsi perilaku model jika perilaku tersebut: a. $enghasilkan imbalan eksternal b. Seara internal pengamat memberikan penilaian yang positi- . Pengamat melihat bah*a perilaku tersebut berman-aat bagi model itu sendiri.
ProsesTahap Pembelajaran Sosial (Sumber : Bastable# 2CC2) 7emudian Bandura ('2) menyatakan bah*a penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian# motor reproduksi dan moti,asi yang telah disebut di atas# tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur +unsur yang berdasarkan dari diri sendiri yaitu sense of self$#fficacy dan self$regulatory system. keyakinan
pembelajar
bah*a
ia
Sense
dapat
of self efficacy adalah
menguasai
pengetahuan
dan
keterampilan sesuai seperti yang berlaku. ($.R. Panjaitan# 2C'2). &alam pembelajaran self $regulatory akan menentukan goal setting dan sel- e,aluation pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi atau pembelajar harus dapat yang
kuat
sebaliknya.
memberikan
terhadap pembelajar#
$enurut Bandura# untuk Berjaya# model
Seterusnya
yang
mempunyai
pengaruh
mengembangkan self
of
mastery% self efficacy# dan rein-orement bagi pembelajar. Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses pembelajaran yaitu seperti yang berikut: a. S#!a#e"i &!)ses ') Anaisis #in"(a* a(u 0an" a(an dijadi(an m)de #e!di!i da!i : •
Apakah karakteristik dari tingkah laku yang akan dijadikan
•
model itu berupa konsep# kemahiran motor atau e-ekti-E Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebutE &imanakah letaknya hal+hal yang penting (&ey point ) dalam
•
sekuen tersebutE 2) 'ene#ap(an /un"si niai da!i #in"(a* a(u dan memii* #in"(a* a(u #e!sebu# seba"ai m)de. Apakah tingkah laku (kemampuan •
merupakan hal yang penting dalam
yang
dipelajari)
kehidupan dimasa
•
datangE (Success predicti on) Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi man-aat
•
(tidak begitu penting) model manakah yang lebih penting Apakah model harus hidup atau simbolE Pertimbangan soal
pembiayaan#
kesempatan •
pengulangan
demonstrasi
dan
untuk menunjukkan -ungsi nilai dan tingkah
laku. Apakah peneguhan yang akan didapat melalui model yang
dipilihE 3) &en"emban"an Se(uen /ntuk mengajar motor skill# bagaimana ara untuk • mengerjakan sesuatu pekerjaan kemampuan yang dipelajari ) Impemen#asi pen"aja!an un#u( menunu# p!)ses ()"ni#i/ dan m)#)! !ep!)du(si. b. %ema*i!an m)#)! 6adirkan model • Beri kesempatan kepada •
•
tiap+tiap
pembelajar
untuk
latihan
seara simbolik Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan timbal
balik ,isual. . &!)ses ()"ni#i/ Tampilkan model# baik yang didukung oleh kod+kod ,erbal • atau petunjuk untuk menari konsistensi pada berbagai ontoh.
•
%ika yang dipelajari adalah pemeahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan pembelajar untuk berpertisipasi seara akti-. Terakhir# beri
kesempatan
pembelajar
untuk
membuat
generalisasi dalam berbagai situasi $enurut Bandura (') self$efficacy adalah kemampuan generati- yang dimiliki indi,idu meliputi kogniti-# sosial# dan emosi.
7emampuan
indi,idu tersebut harus dilatih dan di atur seara e-ekti- untuk menapai tujuan indi,idu. 6al ini Bandura menyebutnya dengan self$efficacy karena menurut Bandura memiliki kemampuan berbeda dengan mampu mengorganisasikan
strategi
yang
sesuai
dengan
tujuan
serta
menyelesaikan strategi tersebut dengan baik *alaupun dalam keadaan yang sulit. Bandura (') mengemukakan bah*a self$efficacy indi,idu dapat dilihat dari tiga dimensi# yaitu (T. $uharrani# 2C'') : 1. Tin"(a# 4leel 5 Self$efficacy indi,idu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. 0ndi,idu memiliki self$ efficacy yang tinggi pada tugas yang mudah dan sederhana# atau juga pada tugas+tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. 0ndi,idu yang memiliki self$efficacy yang
tinggi
enderung
memilih
tugas
yang
kesukarannya sesuai dengan kemampuannya. 2. %euasan 4 generality5 &imensi ini berkaitan dengan penguasaan terhadap
bidang
atau tugas
pekerjaan.
tingkat
indi,idu
0ndi,idu
dapat
menyatakan dirinya memiliki self$efficacy pada akti,itas yang luas# atau terbatas pada -ungsi domain tertentu saja. 0ndi,idu dengan self$efficacy
yang tinggi akan mampu
menguasai beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas. 0ndi,idu yang memiliki self$efficacy yang rendah hanya menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas. $. %e(ua#an 4strengt!5 &imensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan
atau
kemantapan
indi,idu
terhadap
keyakinannya.
Self$efficacy
menunjukkan bah*a tindakan
yang dilakukan indi,idu akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan indi,idu. dasar
Self$efficacy menjadi
dirinya melakukan usaha yang keras# bahkan ketika
menemui hambatan sekalipun. &ari penjelasan di atas dapat disimpulkan bah*a self$ efficacy
menakup
dimensi
tingkat
(level )#
keluasan
( generality) dan kekuatan ( strength). Self$regulated learning adalah proses bagaimana seorang peserta didik mengatur pembelajarannya
sendiri
dengan
mengakti-kan
kogniti-#
A-ekti- dan perilakunya sehingga terapai tujuan belajar. (T. $uharrani# 2C''). Self regulatory pula merujuk kepada ($.R. Panjaitan# 2C'2): FStruktur kogniti- yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran. FSub proses kogniti- yang dirasakan# menge,aluasi# dan mengatur tingkah laku kita. Pada tahun 'C+an dan 'C+an dilakukan penamaan baru Teori Belajar Sosial
(Soial
8earning
Theory)
menjadi
Teori
7ogniti-
Sosial
yang dikembangkan oleh Albert Bandura. 0de pokok dari pemikiran Bandura (Bandura# '42) juga merupakan pengembangan dari ide $iller dan &ollard tentang belajar meniru (imitative learning ). &alam teori sosial kogniti-# -aktor internal maupun eksternal dianggap penting. Peristi*a di lingkungan# -aktor+ -aktor personal# dan perilaku dilihat saling berinteraksi dalam proses belajar. Gaktor+-aktor personal (keyakinan#
ekspektasi#
sikap#
dan
pengetahuan)#
lingkungan -isik dan sosial (sumber daya# konskuensi tindakan# orang lain# dan setting -isik) semuanya saling mempengaruhi
dan
dipengaruhi.
Bandura
menyebutkan interaksi kekuatan+kekuatan ini dengan reciprocal determinism. &eterminisme Resiprokal menurut Bandura dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara 3 komponen yang tidak dapat dipahami seara terpisah+pisah # ketiga komponen itu adalah orang ( personP)# lingkungan 'environment >) dan perilaku ("ehavior B). Bandura meringkas tiga interaksi komponen tersebut sebagai berikut:
$odel Bandura tentang Pengaruh Timbal Balik Tingkah 8aku# Gaktor $anusia dan 7ogniti-# dan 8ingkungan Pada gambar diatas# panah menggambarkan bah*a hubungan antara -aktor+-aktor bersi-at timbal balik ketimbang satu arah (Santrok# 2CC3). Gaktor ini
bisa
saling berinteraksi
lingkungan mempengaruhi
perilaku#
dalam
proses
perilaku
pembelajaran.
Gaktor
mempengaruhi
lingkungan# -aktor personkogniti- mempengaruhi perilaku. Gaktor person (kogniti-) yang dimaksud saat
ini
adalah self$efficasy atau
e-ikasi
diri.
Rei,ih dan ShattH (2CC2) mende-inisikan e-ikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memeahkan masalah dengan e-ekti-. 7. %ELE'AHAN ATAU %RITI%AN TEORI ALBERT BANDURA Teori pembelajaran soial Albert bandura sangat sesuai
jika
diklasi-ikasikan dalam teori beha,ioristik. 0ni karena# teknik pemodelan albert bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya ara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendal ami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga# jika manusia belajar atau membentuk tingkahlakunya dengan
hanya.
melalui
peniruan
(modeling )#
sudah
pasti
terdapat
sesetengah indi,idu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negati- termasuklah perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. 8. %ELEBIHAN TEORI ALBERT BANDURA
Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena itu menekankan bah*a lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kogniti- orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata + mata re-leks atas stimulus (S+R "ond )# melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema
kogniti- manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar onditioning itu pendekatan
(pembiasaan belajar
sosial
merespon)
lebih dan
ditekankan
pada
perlunya
imitation (peniruan).
sosial menekankan pentingnya
penelitian
Selain empiris
dalam mempelajari perkembangan kanak+kanak. Penelitian ini ber-okus pada proses yang menjelaskan perkembangan kanak+kanak# -aktor sosial dan kogniti-.
9. %ESI'&ULAN
Teori Belajar Sosial# Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli psikologi pendidikan dari Stan-ord /ni,ersity#/SA. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Bandura (') menghipotesiskan bah*a tingkah laku lingkungan dan kejadian ? kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh. &ari uraian tentang teori belajar sosial# dapat disimpulkan sebagai berikut : '. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan# -aktor+-aktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses+proses kogniti- belajar. 2. 7omponen+komponen belajar terdiri dari tingkah laku# konsekuensi+ konsekuensi terhadap model dan proses+proses kogniti- pembelajar. 3. 6asil belajar berupa kode+kode ,isual dan ,erbal yang mungkin dapat dimunulkan kembali atau tidak (retrie,el). . dalam perenanaan pembelajaran skill yang kompleks# disamping pembelajaran+pembelajaran komponen+komponen skill itu sendiri# perlu 5.
ditumbuhkan ;sense o- e--iay< dan ;sel- regulatory< pembelajar. &alam proses pembelajaran# pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang ukup
untuk
latihan
seara
mental
sebelum
latihan
;rein-orement< dan hindari punishment yang tidak perlu.
-isik#
dan
DAFTAR &USA%A
Bastable#
Susan
B.
2CC2. Perawat Se"agai Pendidi&! Prinsip$Prinsip
Penga(aran dan Pem"ela(aran. %akarta: >=. 6idayat# Sherly. 2CC. Hu"ungan Perila&u )e&erasan *isi& I"u pada Ana&nya terhadap unculnya Perila&u Agresif pada Ana& SP . +urnal Provitae No,$uharrani# T. 2C''. ;6ubungan antara Sel-+e--iay dengan Sel-+regulated 8earning pada $ahasis*a Gakultas Psikologi /ni,ersitas Sumatera /tara<. http:repository.usu.a.idhandle'231424C2.
(&iakses
pada '4 %uni 2C'1) $ok Soon Sang#2CC'. Psi&ologi Pendidi&an - # 7umpulan Budiman Sdn. Bhd 6all# =al,is S. D ardner 8indIey. '3. Teori$Teori Sifat dan Behavioristi&, 9ogyakarta: Penerbit 7anisius. Panjaitan# $ei Rodhiah. 2C'2. ; *a&tor$*a&tor
.ang empengaruhi
Anggota /rganisasi )epemudaan Alumni Budi ulia 'Al"um$edan0 Terhadap donor Darah Di
Pmi
edan Tahun 12-1 <.
h tt p :repo s itory.usu.a.idhandle'2314313. %uni 2C'1 Prihadi# Syai-ul
G.
&iakses
pada
'4
2CC. Assessment 3enter! Identifi&asi% Pengu&uran
dan Pengem"angan )ompetensi. %akarta: PT ramedia Pustaka /tama