MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI (Teori Dan Konsep Investasi)
Disusun oleh : 1. Rizki Arvita (13100797) 2. Dewi Fatimah() 3. Achmad Yunus ()
PRODI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-ANWAR MOJOKERTO
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah Management Investasi. Makalah ini disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa dalam melatih dirinya untuk menyelesaikan teori yang dijelakan dari tiap pokok bahasan pada mata kuliah Management Investasi.Melalui pelajaran Management Investasi diharapkan mahasiswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam menggunakan beragam materi Management Investasi. Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Management Investasi yang telah membimbing kami dalam tersusunnya makalah ini. Besar harapan kami untuk memperoleh kritik dan saran yang menyangkut cara penyelesaian makalah ini demi untuk penyempurnaan makalah ini.
Mojokerto, 24 September 2015
DAFTAR ISI Hal Judul Kata Pengantar ...................................................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1.3 Tujuan Penulisan akalah .......................................................................................... 1.4 Manfaat Penulisan Makalah ..................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 2.1 Direct & Full Costing .............................................................................................. 2.1.1 Direct Costing ................................................................................................ 2.1.1.1 Pengertian Direct Costing .................................................................... 2.1.1.2 Karateristik Direct Costing .................................................................. 2.1.1.3 Manfaat Metode Direct Costing .......................................................... 2.1.2 Full Costing .................................................................................................. 2.1.2.1 Pengertian Full Costing ...................................................................... 2.1.2.2Karateristik Full Costing....................................................................... 2.2 Analysis Biaya, Volume Dan Laba .......................................................................... 2.2.1 Arti Penting Analysis Biaya, Volume & Laba................................................ 2.2.2 Asumsi yang mendasari analisis biaya, volume & laba.................................. 2.2.3 Analysis titik impas (Break Event Point Analysis)......................................... 2.2.4 Pemanfaatan analysis Cost-Volume Profit untuk perencanaan....................... 2.2.5 Pemilihan struktur biaya................................................................................. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 3.1.1 Direct & Full Costing..................................................................................... 3.1.2 Analysis Biaya, Volume & Laba..................................................................... Daftar Pustaka........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar.
1.2 Rumusan Masalah a. b. c. d.
apa pengertian Investasi ? bagaimana cara kerja investasi? Apa keuntungan dan resiko investasi? Bagimana perkembangan investasi nasional?
1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui definisi dan cara kerja Investasi b. Untuk memahami semua ruang lingkup Investasi c. Untuk mengetahui perkembangan Investasi Nasional 1.4 Tujuan Penulisan Makalah a. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang Teori dan Konsep Investasi. b. Dengan mengetahui makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi. c. Para pembaca akan mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat tentan Teori dan Konsep Investasi. 1.5 Manfaat Penulisan Makalah a. Dengan memahami makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi. b. Para pembaca akan memahami pengertian, tujuan dan manfaat tentang Teori dan Konsep Investasi.
BAB II PEMBAHASAN 3.1 DEFINISI INVESTASI Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Halim, “Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko”. Dalam Berinvestasi berlaku hukum bahwa semakin tinggi return yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung investor. Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua investor mengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang menawarkan return yang tinggi.definisi lain mengenai investasi di kemukakan oleh Sunariyah “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masamasa yang akan datang.
3.2 TUJUAN INVESTASI Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b. Mengurangi resiko inflasi.Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.
3.3 BENTUK INVESTASI Bentuk-bentuk investasi antara lain :
1. Reksa dana yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi untuk kemudian diinvestasikan ke aset finansial lainnya. Dana itu biasanya disimpan di bank penyimpanan yang disebut dengan bank kustodian. Reksa dana adalah solusi bagi orang yang ingin berinvestasi dalam banyak aset namun memiliki dana yang terbatas. Hal ini dimungkinkan karena dana yang dihimpun dari banyak pihak cukup besar untuk kemudian dapat diinvestasikan pada saham, obligasi dan instrumen pasar uang sesuai dengan kebijakan dari Manajer Investasi. Selain itu, reksa dana juga merupakan solusi bagi Anda yang memiliki keterbatasan dalam pengetahuan dan informasi dalam melakukan analisis investasi, serta bagi Anda yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mengawasi pergerakan harian saham dan obligasi. 2. Mata uang asing Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing ini lebih beresiko dibandingkan dengan investasi lain seperti saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif. 3. Properti Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti yaitu, menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa atau menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi. 4. Barang-barang koleksi Biasanya barang-barang koleksi berupa perangko, lukisan, barang antik, cincin, keris, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain yang suka kepada barang koleksi tersebut. Jika orang yang kita tawari barang tersebut suka pada barang itu biasanya bisa membeli dengan harga yang cukup tinggi. 5. Saham Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham di suatu tempat, berarti orang yang memiliki saham sama halnya dengan membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan memperoleh sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham itu juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut dengan capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa diperoleh dari saham ada dua jenis yaitu capital gain dan deviden. 6. Emas Emas merupakan barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negaranegara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri. 7. Tabungan di bank Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang diinginkan. 8. Obligasi Obligasi atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi bisa juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya. 9. Deposito di bank Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan produk tabungan, yang membedakannya di sini adalah dalam melakukan deposito tidak bisa diambil dalam waktu kapan saja sesuai keinginan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga tabungan. Selama deposito itu belum jatuh tempo, uang pada deposito tersebut tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga di bank.
3.4 TIPE INVESTASI ACE Rupiah Equity Fund Dengan penempatan investasi minimum 80% pada instrumen saham, dan selebihnya ditempatkan pada instrumen pasar uang, dana ini memberikan hasil investasi tinggi jangka menengah dan panjang dengan risiko tinggi. ACE Rupiah Managed Fund Dengan penempatan investasi pada instrumen saham, efek berpendapatan tetap dan pasar uang dengan proporsi berimbang, dana ini memberikan hasil investasi optimal jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko sedang sampai tinggi.
ACE Rupiah Stable Fund Penempatan investasi minimum 80% pada efek berpendapatan tetap, dan selebihnya
ditempatkan pada instrumen pasar uang, dana ini memberikan hasil investasi stabil jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko rendah sampai sedang. ACE USD Stable Fund Penempatan investasi minimum 80% pada efek berpendapatan tetap dalam denominasi Dollar Amerika Serikat di Bursa Efek di Indonesia maupun Bursa Efek di Luar Negeri, dan selebihnya ditempatkan pada instrumen pasar uang dalam denominasi Dollar Amerika Serikat, dana ini memberikan hasil investasi stabil jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko rendah sampai sedang.
3.5 PROSES INVESTASI Tahapan-tahapan tersebut diantaranya adalah: 1. Menentukan kebijakan investasi. Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan. 2. Melakukan analisis sekuritas. Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual, dan untuk mengidentifikasi sekuritas digunakan dua filosofi berbeda, yaitu: - Untuk sekuritas yang mispriced (harga terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental. - Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain. 3. Membentuk portofolio. Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus ditanggung terkurangi dan portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tertentu atau minimum risiko dengan return tertentu dapat terbentuk 4. Merevisi portofolio. Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan cara menambah atau mengurangi saham dalam portofolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik. Jika diperlukan, langkah ini dilakukan melalui pengulangan tiga tahap di atas. 5. Evaluasi kinerja portofolio. Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau pasar.
3.6 PERHITUNGAN INVESTASI PADA KONDISI STABIL
Itf = ʕinv
+
ʕinv
+
ʕinv
+
ʕinv
+
ʕinv
+............
∞
(1+r)1 (1+r)2 (1+r)3 (1+r)4 (1+r)5 Keterangan :
Itf ʕinv r
= Investasi tanpa ada fluktasi = Nilai yang diinvestasikan
= Tingkat imbal hasil atau keuntungan yang diharapkan dari pertumbuhan investasi
∞ = Dan seterunya (kurang study kasus) 3.7 INVESTASI DINEGARA BERKEMBANG Risiko investasi di negara berkembang akan lebih rendah dibandingkan negara maju di masa mendatang. Hal itu didukung dari pertumbuhan ekonomi yang relatif baik. Direktur Utama PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, bila dilihat dari sejarahnya, risk level equity negara maju memang lebih kecil dibandingkan negara berkembang.Namun Michael melihat, risiko investasi kali ini akan lebih tinggi di negara maju dibandingkan negara berkembang."Ada pergeseran risk level dari investasi di saham. Di masa depan akan berubah, dengan risk level management di negara maju akan lebih tinggi dari negara berkembang. Menurut Michael, ada beberapa faktor yang mendorong pergeseran risiko investasi tersebut. Pertama, bagusnya rasio utang di negara berkembang, karena lebih kecil dibandingkan negara maju. Kedua, pertumbuhan pendapatan lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan di negara maju.Demikian juga rendahnya pertumbuhan ekonomi di negara maju, sehingga pertumbuhan negara berkembang akan lebih tinggi. Selain itu, rating dari banyak negara maju telah diturunkan. Negara berkembang pun cenderung memiliki tingkat konsumsi domestik lebih besar, sehingga dapat menutupi ekspor lebih kecil. Terakhir adalah transaksi antar emerging market yang n diperkirakan jauh lebih tinggi. Krisis Eropa telah menyebabkan sepinya transaksi perdagangan saham, baik di bursa saham regional dan global. Michael pun mengakui bahwa saat ini banyak investor yang berpindah investasi, dengan risiko lebih rendah. "Pasar saat ini masih tak menentu, sehingga Indonesia juga terkena imbasnya,"ujarnya.Kendati demikian, ia melihat hal ini bisa menjadi momentum bagus untuk meningkatkan likuiditas saham. "Ini kesempatan untuk meningkatkan likuiditas saham dengan memperbesar penawaran umum saham perdana, rights issue, dan stock split. Hal itu agar ketika likuiditas naik dan investor kembali maka likuiditas tersebut menampung transaksi itu," ujar Michael.
3.8 PERMASALAHANNYA
Hal ini disebabkan munculnya beberapa masalah yang menghadang langkah investasi. Berikut beberapa masalah umum yang sering terjadi: 1. Keterbatasan Modal Bila berbicara mengenai investasi, maka hal ini tidak terlepas dari penyediaan modal. Seringkali orang berpikir bahwa dana yang dibutuhkan untuk memulai investasi cukup besar. Sedangkan penghasilan setiap bulan sangat terbatas. Namun kenyataannya berbeda, karena terdapat pilihan investasi yang terjangkau, salah satunya adalah reksadana. Hanya dengan dana Rp 100.000 – Rp 300.000 anda dapat berinvestasi tanpa perlu khawatir dengan modal yang besar. Paling tidak, anda dapat menginvestasikan modal sebesar 10% dari pengeluaran selama ini. 2. Minimnya Pengetahuan Disamping masalah dana, tidak sedikit orang yang enggan berinvestasi karena minimnya pengetahuan mengenai investasi. Namun, ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi anda yang serius ingin menyelamatkan nilai uang anda. Karena saat ini anda dapat dengan sangat mudah mengakses informasi melalui Google, situs, forum, hingga mengikuti seminar yang diadakan oleh para perencana keuangan. 3. Administrasi Merepotkan Bila dulu mengurus admistrasi dalam investasi tergolong rumit, namun saat ini tidak demikian. Terdapat pilihan investasi dengan pengurusan administrasi yang mudah dan salah satunya adalah investasi reksadana. Cukup dengan membuka rekening di bank-bank yang menyediakan jasa pembelian produk reksadana, anda dapat berinvestasi. Anda hanya perlu mendatangi bank dan berurusan dengan bagian customer service dan sampaikan keinginan untuk membeli produk reksa dana.
3.9 PENANAMAN MODAL Pengertian Penanaman Modal Adalah - Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007 menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Selain pembagian penanaman modal yang di kenal dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu yang membagi penanaman modal dengan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, kegiatan penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: Investasi Langsung Investasi lansung di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang memperbaharui ketentuan perundang-undangan yang menyangkut investasi asing sebelumnya. UU tersebut mengatur baik investasi yang dilaksanakan oleh investor dalam negeri maupun investasi yang dilaksanakan oleh investor asing.
Dalam konteks ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal, pengertian penanaman modal hanya mencakup penanaman modal secara langsung. Penanaman modal adalah ”segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.”Investasi secara langsung ini karena dikaitkan dengan adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal. (Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum &Kebijakan Investasi Lansung di Indonesia, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006), hal. 53.) Investasti Tidak Lansung Investasi tak langsung pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya, jual beli saham atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan/atau mata uang yang hendak mereka jual belikan. Perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung adalah sebagai berikut:
pada investasi tak langsung, pemegang saham tidak memiliki kontrol pada pengelolaan perseroan sehari-sehari.
Pada investasi tak langsung, biasanya resiko ditanggung sendiri oleh pemegang saham sehingga pada dasarnya tidak dapat menggugat perusahaan yang menjalankan kegiatannya.
Kerugian pada investasi tidak lansung, pada umumnya tidak dilindungi oleh hukum kebiasaan Internasional.
Yang dimaksud dengan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. 1.
Pengertian Joint Venture Pengertian joint venture ini tidak secara tegas diatur dalam undang-undang, namun secara eksplisit dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomol 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa “Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas.” Joint venture adalah suatu bentuk yang telah berkembang pesat dan luas. Perusahaan ini adalah suatu upaya dari suatu kegiatan komersial oleh dua atau lebih pihak melalui
suatu lembaga atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sunarayati Hartono (1974: 6) mengemukakan batasan joint venture adalah : “Setiap usaha bersama antara modal Indonesia dan modal asing , baik ia merupakan usaha bersama antara swasta dan swasta, pemerintah dan swasta, ataupun pemerintah dan pemerintah. Juga tidak dibedakan apakah joint venture itu dianggap sebagai penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri.” 2.
Bentuk Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pada Bab IV Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjelaskan mengenai bentuk badan usaha dan kedudukan penanaman modal. Penanaman Modal Asing (PMA) wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Hal ini terdapat ketentuan yang berbeda dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menyatakan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan.
3.10 LEMBAGA KEUANGAN DAN INVESTASI GAK TAU
3.11 TEORY KEYNES DAN INVESTASI Teori Keynes Thori Keynes tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang. Sebaliknva, teori ini dengan negara kapitalis maju. Namun dalam rangka mengetahui seberapa jauh Keynes dapat diterapkan pada perekonomian negara terbelakang, Pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar pendapatan nasional, semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya, demikian sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Permintaan efektif ditentukan pada titik saat harga permintaan agregat sama dengan harga penawaran agregat. Permintaan efektif terdiri dari permintaan konsumsi dan permintaan investasi. Permintaan konsumsi tergantung pada kecenderungan untuk konsumsi. Yang disebut terakhir ini tidak meningkat secepat kenaikan pendapatan. Jurang antara pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani oleh investasi. Jika volume investasi yang diperlukan tak terpenuhi maka hanga permintaan agregat akan turun, lebih rendah daripada harga penawaran agregat. Akibatnya, pendapatan dan pekerjaan
akan turun sampai jurang tersebut teijembatani. Jadi perbedaan antara pekerjaan dan pendapatan ini sebagian besar akan tergantung pada investasi. Volume investasi tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan suku bunga. Efisiensi marginal dan modal merupakan tingkat hasil yang diharapkan dari aktiva modal baru. Bilamana harapan laba tinggi, pengusaha menginvestasi lebih besar. Suku bunga, yang merupakan faktor lainnya dari investasi, tergantung pada kuantitas. Sekarang investasi dapat dinaikkan melalui peningkatan efisiensi marginal dari modal atau penurunan suku bunga. Walaupun kenaikan investasi biasanya menyebabkan kenaikan pekerjaan, ini bisa tidak terjadi jika pada waktu yang sama kecenderungan untuk mengkonsumsi turun. Sebaliknya kecenderungan berkonsumsi dapat mengakibatkan kenaikan pada pekerjaan kenaikan pada investasi. Kenaikan investasi menyebabkan naiknya pendapatan. dan karena pendapatan meningkat, muncul permintaan yang lebih banyak atas barang konsumsi, yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan berikutnya pada pendapatan dan pekerjaan. Proses ini cenderung menggumpal (kumulatif). Akibatnya kenaikan tertentu pada investasi menyebabkan kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui kecenderungan berkonsumsi. 3.12 PENGERTIAN FORTOFOLIO portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka menerapkan gagasan utility maximization. Portofolio oleh Sundjaja dan Barlian (2002;58) didefinisikan sebagai kombinasi aktiva. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995;215), portofolio adalah suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets dapat berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa gedung, tanah, kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya. Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda
yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko. Dalam portofolio, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi (pemilihan banyak sekuritas) pada berbagai kesempatan investasi. Diversifikasi itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Selain itu diharapkan akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah potofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun terhadap risiko yang dapat ditanggungnya.
3.13 TUJUAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 3.14 PORTOFOLIO EFISIEN Portofolio- portofolio efisien berada di efficient set. Portofolio- portofolio efisien merupakan portofolio- portofolio yang baik , tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal berada di portofolio –portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio- portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. Dengan menggunakan konsep orang yang rasional (rational people), portofolioportofolio efisien dapat dijelaskan. Orang yang rasional didefinisikan sebagai orang yang akan memilih lebih dibandingkan dengan memilih kurang. Sebagai orang yang rasiional, dengan kondisi kerja yang sama, jika anda diminta memilih mendapatkan gaji Rp 3juta atau Rp 2juta perbulan, maka anda akan memilih gaji yang lebih besar, yaitu Rp 3 juta perbulan. Dengan resiko yang sama, jika anda memasukkan uang di bank dalam bentuk tabungan, maka anda akan memilih yang member bunga 10% dibandingkan dengan yang member bunga 6% satahunnya. Jika anda memilih tabungan dengan bunga yang lebih rendah, sangat dipastikan bahwa anda adalah orang yang tidak rasional. Seperti halnya investasi, kita dapat mengasumsikan bahwa investor adalah orang yang rasional, maka investor akan memilih portofolio D dibandingkan portofolio E atau portofolio F. Portofolio E lebih baik dari portofolio F dan portofolio D lebih baik dari portofolio E, karena dengan resiko yang sama, return ekspektasi portofolio D lebih tinggi dibandingkan dengan return ekspektasi portofolio E atau F. Dengan demikian portofolio D adalah portofolio efisien. Dengan cara yang sama dapat juga dijelaskan bahwa portofolio C lebih baik dari portofolio E atau G. Portofolio E lebih baik dari portofolio G dan portofolio C lebih baik dari portofolio E, karena dengan return ekspektasi yang sama resiko portofolio C lebih kecil dibandingkan dengan resiko portofolio E atau G. Dengan demikian portofolio C juga merupakan portofolio yang efisien. Dengan cara yang sama juga, maka dapat ditentukan bahwa titik di kurva A sampai dengan B akan berisi dengan portofolioportofolio yang efisien.
Dari penjelasan di atas, maka portofolio efisien (efficient portofolio) dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan resiko yang tertentu atau memberikan resiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat resiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau resiko portofolio.
PORTOFOLIO DAN DIVERSIFIKASI INVESTASI Portofolio merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko. Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko. Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. DIVERSIFIKASI
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi
besaran return yang diharapkan. Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah aset-aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yang akan diinvestasikan untuk masing-
masing aset tersebut dalam portofolio. Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan: 1. Diversifikasi Random. - Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang -
berbeda Investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat
-
risiko dan return yang diharapkan serta industri). Dalam diversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh, namun dengan marginal penurunan risiko yang semakin berkurang.
2. Diversifikasi Markowitz - mempertimbangkan berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas -
yang akan dimasukkan dalam portofolio. Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan memberikan
-
manfaat diversifikasi yang paling optimal. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio,
-
atau di istilahkan dengan kovarians. Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan risiko (mean-variance) masing-masing aset, sehingga metode divesifikasi
-
Markowitz sering disebut dengan mean-variance model. Input data yang diperlukan dalam proses diversifikasi Markowitz adalah struktur varians dan kovarians sekuritas yang disusun dalam suatu matriks varians-
-
kovarians. Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari
-
dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama. Koefisien korelasi yang mengukur derajat asosiasi dua variabel yang menunjukkan
tingkat
keeratan
pergerakan
bersamaan
relatif
(relative
comovements) antara dua variabel KOEFISIEN KORELASI Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
jika ri,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna jika ri,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
Konsep koefisien korelasi yang penting: 1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. 2. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan. 3. Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. 4. Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan 1,0) sangat jarang terjadi.
KOVARIANS Dalam konteks
manajemen
portofolio,
kovarians
menunjukkan
sejauhmana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak
bersama-sama. Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah sekuritas A dan B adalah:
INVESTASI PADA SAHAM Suatu perusahaan mengalami kelebihan dana lantaran usahanya mengalami “boomimg” atau mampu mencapai sasaran targetnya. Manajer keuangan sebagai orang yang mempunyai accountability di dalam mengatur lalu lintas dana perusahaan (cash flow) harus mampu mengoptimalkan penggunaan dana. Artinya jangan sampai ada dana yang menganggur (idle money). Sebab jika tidak maka perusahaan akan banyak mengalami kerugian. Perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan dan peluang bisnis yang menguntungkan. Ada beberapa cara untuk memanfaatkan kelebihan dana sekalian mengais keuntungan, salah satunya melalui investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham, atau biasa disebut investasi saham merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan lainnya. Keuntungan diperoleh dari bagian dividen yang dibagikan sesuai dengan penyertaan modal atau bagian sahamnya. Keuntungan lainnya bisa berupa control management yaitu hak menentukan kebijakan atas perusahaan yang dibeli.
Control management diperoleh jika kepemilikan saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut perusahaan induk (parent company), sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak (subsidiary company). Hubungan keduanya biasa disebut perusahaan yang berafiliasi (parent-subsidiary affiliation). Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai maksud atau beberapa alasan, antara lain; untuk menebarkan resiko (risk spread), memperkokoh jaringan pasar, memperkuat distribusi, menjaga suplai bhan baku jika perusahaan yang dibeli merupakan penyuplai (suplier) bahan baku dan memperkuat manajemen PENGARUH LAPORAN KEUANGAN UNTUK INVESTOR Orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan disebut dengan investor. Penanaman modal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli sebagian dari modal saham perusahaan atau memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bersangkutan yang didukung oleh surat obligasi. Bagi investor maupun calon investor, laporan keuangan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi pada sutu perusahaan. Selain itu laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan atau membayar deviden kepada investor. Para investor melakukan penanaman modal dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan bagian laba. Investor atau calon investor memerlukan informasi akuntansi untuk membantu menentukan apakah harus membeli atau menjual investasi tersebut. Laporan keuangan memiliki banyak keterbatasan, hal ini menunjukkan bahwa investor membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menilai future return (return mendatang) daripada yang mereka dapatkan dari laporan keuangan. Laporan tambahan dapat menolong investor yang membutuhkan informasi untuk menilai perolehan sekuritas harapan dan bahaya dalam mengambil keputusannya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu. Pada dasarnya investor bersikap rasional yaitu menghindari risiko (risk averse). Investor merupakan pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi yang real mengenai berbagai laporan dan kejadian-kejadian pada suatu perusahaan. Investor memerlukan informasi tambahan untuk memprediksi pengembalian investasi di masa yang akan datang untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Informasi tambahan yang mudah dimengerti oleh investor dengan memakai konsep sistem
informasi yang memberikan kemungkinan bahwa laporannya akan memberikan berita baik dan buruk dari kondisi tiap keadaan suatu perusahaan. Akuntan suatu perusahaan
memberikan laporan tambahan guna memberikan
informasi tambahan yang memiliki potensi untuk memengaruhi keputusan investor. Informasi akuntansi berguna bagi investor dalam membantu memperkirakan nilai dan risiko hasil saham yang diharapkan. Pada intinya, informasi dianggap berguna jika mendorong investor untuk mengubah keyakinan dan tindakan mereka. Berita yang baik (good news) atau buruk (bad news) menjadi pertimbangan oleh investor karena semakin berisiko hasil masa mendatang yang diharapkan dari suatu perusahaan, maka semakin rendah ketertarikan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.