TEORI KESEIMBANGAN UMUM DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah mikro ekonomi
Disusun Oleh: 1) Irwan Sudara Sudara ( 411520100901 41152010090149 49 ) 2) Sanda Nugraha Nugraha ( 4115201009 41152010090145) 0145)
Universitas langlangbuana bandung Fakultas ekonomi
Teori Keseimbangan Umum Dan Kesejahteraan Ekonomi PENDAHULUAN Untuk Untuk memah memahami ami intera interaksi ksi antar antar pasar, pasar, ekonom ekonom menyu menyusun sun model model ekonomi ekonomi keseimbangan umum ( general equilibrium model ). Dengan model ini dijelaskan dijelaskan proses tercap tercapai ainya nya kesei keseimba mbanga ngan n ( harga harga dan kuanti kuantitas tas ) disel diseluru uruh h pasar pasar ( indust industri ri ) secara secara simultan. Studi keseimbangan umum yang paling sederhana mengasumsikan bahwa dalam perekonomian hanya ada dua industri atau pelaku ekonomi. Dalam studi tingkat yang lebih tinggi, khususnya dengan penggunaan ekonomatrika dan komputer, dapat disusun asumsiasumsi yang lebih mendekati realita.
TUJUAN Untu Untuk k meng menget etah ahui ui pros proses es baga bagaim iman ana a indi indivi vidu du ( konsumen ) dan dan prod produs usen en ( perusaha perusahaan an ) mencapa mencapaii keseimba keseimbanaga nagan n dengan dengan cara mengefisi mengefisiensi ensikan kan pengguna penggunaan an (alokasi ) sumber sumber daya ekonomi, ekonomi, serta mekanisme mekanisme pasar mampu mampu menjadi menjadi alat distribu distribusi si kesejahteraan melalui mekanisme pertukaran. Lewat pertukaran tersebut terjadi distribusi kekayaan dan atau pendapatan dengan pembayaran atas penggunaan faktor produksi dan atau pembelian barang dan jasa. Yang Yang menj menjad adii masa masala lah h adal adalah ah bahw bahwa a pros proses es terc tercap apai ainy nya a kese keseim imba bang ngan an ters terseb ebut ut diasumsikan berlangsung dalam satu pasar yang terisolasi dengan pasar lainnya. Padahal dalam dalam kenyataa kenyataannya nnya tidak tidak demikian demikian.. Keadaan Keadaan di pasar pasar yang satu mempeng mempengaruh aruhii pasar pasar lainn lainnya. ya. Jika Jika perus perusaha ahaanan-per perusa usahaa haan n dari dari indus industri tri lain lain ( teruta terutama ma yang yang mengal mengalami ami kerugian ) untuk memasuki industri sepatu. Proses masuk keluar tersebut berhenti pada saat seluruh perusahaan dalam seluruh industri menikmati laba normal.
PEMBAHASAN
Model keseimbangan umum yang paling sederhana digambarkan dalam diagram berikut : Diagram 13.1 Model keseimbangan umum ( simultan ) sederhana
(a) Industri Industri garmen garmen
(b) industri industri sepatu sepatu
Dalam Dalam perekonomia perekonomian n diasumsikan diasumsikan hanya hanya ada dua industri, industri,
sebut sebut saja industri
pembua pembuatan tan pakaia pakaian n jadi jadi ( garmen garmen ) dan sepatu. sepatu. Struktur Struktur pasar pasar
adala adalah h persa persaing ingan an
sempurna. Keseimbangan Keseimbangan awal masing-masing industri pada titik A ( Pg 0 , Qg0 ) dan B ( Ps 0 , Qs0 ) dimana setiap perusahaan dalam setiap industri hanya menikmati laba normal ( kurva AC = kurva permintaan ). Jika industri garmen menghadapi peningkatan peningkatan permintaan ( kurva Dg 0
Dg1 ),
harga
meningkat ke Pg1 ( dengan output Qg output Qg1 ) yang menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri garmen menikmati laba super normal. Sementara itu industri sepatu mengalami penurunan permintaan ( Ds0
Ds1 ), sehingga harga turun dari Ps 0 ke Ps1. Perusahaan-
perusahaan dalam industri sepatu mengalami kerugian ekonomi. Hal ini ditambah dengan adanya laba super normal pada industri garmen, memotivasi perusahaan-perusahaan dalam industri sepatu meninggalkan industri tersebut dan memasuki industri garmen. Akibat nya penawaran di industri industri garmen meningkat meningkat ke Sg1 yang mengakibatkan harga turun kembali ke Pg0 dengan jumlah output Qg2. Perusahaan-perusahaan dalam industri garmen akhirnya hanya menikmati laba normal. Dalam industri sepatu, karena ada ( banyak ) perusahaan yang pergi, kapasitas produksi menurun. Akibatnya penawaran menurun ke Ss 1 yang mendorong haraga naik kembali ke Ps0 dengan output Qs2. Perusahaan-perusahaan yang masih bertahan dalam industri sepatu mengalami perbaikan, sehingga dapat kembali menikmati laba normal. Jika
kedua industri telah mencapai keseimbangan , perekonomian perekonomian dikatakan telah berada dalam keseimbangan keseimbangan umum. Penjelas Penjelasan an diatas diatas menunjuk menunjukan an bahwa bahwa dalam dalam perekono perekonomian mian dua pasar pasar bila satu pasar mencapai keseimbangan , maka pasar yang satunya juga mencapai keseimbangan. Prinsip ini dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Dalam suatu perekonomian yang terdiri terdiri dari n pasar, pasar, jika n-1 pasar berada berada dalam keseimba keseimbangan ngan,, maka pasar ke n akan mengalami keseimbangan. keseimbangan. Pernyataan ini disebut sebagai hukum Walras ( Walras Law ).
EFISIENSI PERTUKARAN ( AFFICIENCY IN EXCHANGE ) Perkonomi Perkonomian an dikatakan dikatakan efisien efisien jika individu individu-indi -individu vidu dalam dalam perekono perekonomian mian ( konsumen – produsen ) telah berada dalam kondisi keseimbanagan, melalui mekanisme pertukaran. Dengan kata lain perekonomian telah berjalan efisien bila : a) Terjadi mekanisme pertukaran yang efisien ( effisiency in exchange ) b) Produksi berjalan efisien ( effisiency in production )
Model Pertukaran Edgeworth ( Edgeworth Box ) Menurut Alfred Pareto, alokasi alokasi sumber daya dikatakan dikatakan efisien bila barang dan dan jasa yang tidak dapat direalokasikan ( reallcated ) antar konsumen tanpa membuat salah satu konsumen dirugikan ( tingkat kepuasan menurun ). Prinsip ini disebut prinsip Optimalisasi Pareto ( Pareto efficiency ). efficiency ). Untuk dapat memahami pernyataan diatas, kita menyusun sebuah model ekonomi sederhana. Dalam perekonomian dirumuskan hanya terdapat dua individu, A dan B, dan juga juga dua barang, barang, pakaian pakaian (X) dan makanan (Y). Pakaian Pakaian dan makanan makanan didistribusi didistribusikan kan antara A dan B seperti seperti yang digambarkan digambarkan dalam diagram diagram 13.2.a dandan 13.2.b, 13.2.b, dimana A memiliki pakaian sebanyak Xa dan makanan sebanyak Ya. B memiliki pakaina sebanyak Xb dan makan makanan an seban sebanyak yak Yb. Dari Dari infor informas masii terseb tersebut ut dapat dapat disusu disusun n kotak kotak pertukar pertukaran an Edgeworth ( Edgeworth Edgeworth Box), seperti seperti pada diagram diagram 13.2.c, 13.2.c, dimana dimana D merupakan merupakan titik kepemilikan awal ( initial andowmen ), titik dimulainya pertukaran antara A dan B.
Diagram 13.2
Konsturksi kotak Pertukaran Edgeworth ( Edgeworth Box )
(c) Paka Pakaia ian n
dan dan
maka makana nan n
mili milik k
Dengan Dengan kotak kotak Edworth Edworth kita dapat dapat mengana menganalisi lisis s proses proses pertukara pertukaran n antar antar individu individu dalam perekonomian sampai mereka mencapai kondisi efisien. Titik D dalam diagram 13.3 menunjukan menunjukan kepemilikan awal ( initial endowmen ) A dan B. Preferensi A digambarkan dengan kurva indeferensi A 1, sedangkan preferensi B, kurva indiferens B 1. Dengan slove masing-masing kurva indiferensi terlihat perbedaan MRSyx ( berapa jumlah Y yang harus dikorbankan untuk memperoleh tambahan konsumsi 1 unit X ) yang memungkinkan terjadi pertukaran pertukaran.. Tujuan Tujuan pertukaran pertukaran dalah dalah meningka meningkatkan tkan kepuasan kepuasan masing-ma masing-masing sing individu individu.. Secara grafis hal itu ditunjukan dengan letak kurva indiferensi A, dimana A 1
Demi Demiki kian an
juga juga
B1
dan dan
sete seteru rusn snya ya..
Bagi Bagi A,
pert pertuk ukar aran an akan akan
mengun menguntun tungka gkan n jika jika kepua kepuasan sannya nya mening meningkat kat ( ditun ditunju jukan kan oleh oleh kurva kurva A yang yang berada berada diseb disebel elah ah kanan kanan atasn atasnya ya ). Sebal Sebalikn iknya ya bagi bagi B pertuk pertukara aran n akan akan mengun menguntun tungka gkan n jika jika kepuasan menungkat ( kurva B yang berada di sebelah bawahnya )
Menurut prinsip optimalisai Pareto, proses pertukaran antara A dan B akan berhenti apabila apabila A tidak tidak ldapat ldapat lagi meningkatka meningkatkan n kepuasan kepuasan tanpa mengorba mengorbankan nkan kepuasan kepuasan B. Secara matematis hal ini akan terjadi bila MRSyx untuk A sama sama dengan MRSyx untuk B ( MRSyx A = MRSyx B ). Jika dalam perekonomian ada lebih dari dua individu, efisiansi terc tercap apai ai bila bila nila nilaii MRSy MRSyx x untu untuk k selu seluru ruh h indi indivi vidu du suda sudah h sama sama,, MRSy MRSyx x A = MRSy MRSyx x B..... B......MR .MRSyx Syx Z. Berda Berdasar sarkan kan teori teori kesei keseimba mbanga ngan n konsum konsumen en , pada pada saat saat itu MRSyx MRSyx =.....Py/Px. Jai efisiensi Pareto tercapai bila :
MRSyx A = MRSyx B=....=MRSyx Z=
Kondisi Kondisi seperti seperti digambar digambarkan kan dalam dalam persamaan persamaan (13.1), dalam dalam diagram diagram 13.3 ditunjukan misalnya misalnya oleh titik-titik E, F, G. Pada titik tersebut slove kurva indiferensi A adalah sama dengan slove kurva indiferensi B, yaitu pada saat kurva indiferensi A bersinggungan dengan kurva indiferensi B ( selama kurva indeferensi A dan B masih saling berpotongan, pert pertuk ukar aran an masi masih h dapa dapatt teru terus s dila dilaku kuka kan n ). Komb Kombin inas asii tak tak terh terhin ingg gga a dari dari berb berbag agai ai kemungkinan keseimbangan digambarkan oleh garis OAOB yang disebut kurva kontrak (contrac contrac curve) curve) yaitu kurva lokus ( tempat tempat keduduka kedudukan n ) titik-titi titik-titik k keseimba keseimbangan ngan Pareto sebagai hasil pertukaran antar individu.
EFISINSI PRODUKSI (EFFICIENCY (EFFICIENCY IN PRODUCTION)
Produksi dikatakan efisien bila penggunaan penggunaan faktor produksi maupun penjualan output sudah output sudah efisian. (input effisiency) a) Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi (input Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara tekhnis bila faktor produksi yang digunak digunakan an untuk untuk memprodu memproduksi ksi output yang satu tidak tidak dapat dapat direalo direalokasi kasikan kan untuk untuk menambah output yang lain tanpa mengurangi produksi output yang bersangkutan. Untuk lebih lebih memahami memahaminya, nya, model model Edgeworth Edgeworth ( pada diagram 13.3 ) dapat dapat diadapta diadaptasi si dengan dengan mengasumsikan mengasumsikan bahwa output dalam perekonomian terdiri atas pakaian (X) dan makanan (Y), sedangkan faktor produksi yang digunakan adalah mesin (K) dan tenaga kerja (L). Harga Harga penggun penggunaan aan satu faktor produksi produksi mesin adalah adalah r, sedangka sedangkan n harga harga pengguna penggunaan an seoran seorang g tenag tenaga a kerja kerja adala adalah h w. Kurva Kurva X1,X2,X3 adalah adalah isokuan isokuan untuk untuk pakaian pakaian dimana dimana X1
Bila Bila perusa perusahaa haan n berope beroperas rasii dalam dalam pasar pasar factor factor produk produksi si persai persainga ngan n sempur sempurna, na, keseim keseimban bangan gan tercapa tercapaii bila bila MRTSlk MRTSlk sama sama dengan dengan rasio rasio harga harga ke dua factor factor produk produksi si ( MRTA MRTAlk lk = w/r w/r ). Karen Karenaa dalam dalam pere pereko kono nomi mian an ada ada lebih lebih dari dari satu satu peru perusa saha haan an yang yang beroperasi, kondisi efisien pareto tercapai apabia: ( MRTSlk X = MRTSlk Y = ….. = MRTS lk A = w/r Lokus titik – titik keseimbangan Pareto dari penggunaan factor produksi juga disebut kurva kontrak ( contract curve ), yang dalam diagram 13.4 digambarkan oleh garis OxOy. Dari kurva OxOy dapat dikonstruksi kurva batas kemungkinan produksi ( production Possibilities Frontier disingkat PPF ), seperti pada diagram 13.5 di bawah ini. Kurva PPF merupakan kurva yang menunjukan berbagai kemungkinan kombinasi produksi yang efisien, dengan jumlah factor – factor produksi ( tenaga kerja dan mesin ) yang digunakan tidak berubah ( tetap ).
Kurva PPF menurun dari kanan atas ke kiri bawah ( downward slopely ) karena adanya masalah ekonomi ( kelangkaan ). Untuk menambah produksi 1 unit pakaian ( X ), maka maka sejuml sejumlah ah makana makanan n ( Y ) harus harus dikorb dikorbank ankan. an. Begitu Begitu sebali sebalikny knya. a. Karena Karena itu sudut sudut kemiringan kemiringan kurva PPF menggambarkan menggambarkan derajat derajat tranformasi tranformasi marjinal makanan makanan untuk pakain ( marginal rete of transformation atau MRTyx ), yang menggambarkan berapa unit barang Y ( makanan ) harus dikorbankan untuk menambah produksi 1 unit barang X ( pakaian ). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa titik A biaya marjinal untuk memproduksi pakaian relative lebih rendah dibandingkan titik C. Sebaliknya, di titik A biaya marjin marjinal al mempro memproduk duksi si makana makanan n lebih lebih tinggi tinggi diband dibanding ingkan kan di titik titik C. Dengan Dengan demiki demikian an sebenarnya dapat dikatakan bahwa titik – titik singgung sepanjang kurva PPF merupakan rasio rasio antara antara biaya biaya marjin marjinal al mempro memproduk duksi si makana makanan n dengan dengan biaya biaya marjin marjinal al mempro memproduk duksi si pakaian. a) Efisie Efisiensi nsi Outp Output ut ( outp output ut effic efficien iency cy ) Sebuah perekonomian dikatakan mencapai efisiensi output ( efficiency in output ) bila: ➢
Barang dan jasa diproduksi dengan biaya paling rendah ( minimum cost )
➢
Produsen mencapai keseimbangan ( producer’s equilibrium ), dimana MRT yk = Px/Py
➢
Barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai keseimbangan konsumen ( consumer’s equilibrium ), dimana MRSyx = Px/Py. Kondisi diatas dapat dijelaskan dalam diagram 13.6 berikut ini.
Dala Dalam m diag diagra ram m di atas atas kond kondis isii kese keseim imba bang ngan an terc tercap apai ai di titi titik k D, pada pada titi titik k persinggungan kurva PPF dengan kurva indiferensi masyarakat ( U1 ), dengan kombinasi output ( X0,Y0 ). Pada saat itu rasio harga factor produksi digambarkan oleh garis Px */ Py*. Di titik tersebut konsumen mencapai keseimbangan karena MRS yx = Py / Px. Produsen juga mencapai keseimbangan karena MRTSlk = w/r. di luar titik D, keseimbangan simultan tidak akan terjadi. Di titik D, jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan jumlah barang yang ingin ditawarkan produsen. Keseimbangan Ekonomi Secara Umum ( general equilibrium ) akan tercapai untuk semua barang yang ada dalam perekonomian, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada saat itu MRT yx = MRSyx. CONTOH KASUS
Pengurangan Subsidi BBM dan Peningkatan Efisiensi Perekonomian
Salah satu kebijakan pemerintah yang dianggap paling tidak disukai rakyat adalah pengurangan atau penghapusan subsidi, khususnya subsidi bahan bakar minyak ( BBM ). Pihak – pihak yang menolak umumnya berargumentasi bahwa penghapusan subsidi BBM akan semakin memberatkan hidup rakyat. Penghapusan subsidi juga dianggap dapat memicu inflasi.
Sebaliknya, pihak yang mendukung kebijakan pengurangan atau penghapusan subsidi BBM menyatakan bahwa subsidi BBM justru dinikmati oleh kelompok menengah ke atas. Merekalah yang banyak menikmati subsidi karena banyak mengkonsumsi BBM, khususnya untuk kendaraan pribadi. Selain itu subsidi BBM tidak mendidik rakyat, khususnya kelompok menengah ke atas untuk hidup efisien. Sebab harga BBM yang murah menimbulkan kesan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia masih banyak padahal di abad 21 ini Indonesia akan segera menjadi Negara pengimpor minyak bumi. Tabel 13.1 di bawah ini menunjukan perkembangan subsidi BBM selama beberapa tahun terakhir. Tabel 13.1 Perkembangan Besarnya Subsidi BBM di Indonesia, 2000-2002 ( Rp triliun ) TOTA 2000
2001
2002
L
Total Subsidi
62,7
77,5
40,0
180,2
Subsidi BBM
53,8
68,4
31,2
153,4
85,8
88,3
78,0
85,1
Porsi Subsidi BBM ( % )
Sumber : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Dari table 13.1 di atas terlihat bahwa uang Negara yang dikeluarkan untuk subsidi BBM selama tahun 2000-2002 sangat besar, yaitu 153,4 triliun rupiah, subsidi BBM selama 2000-2002 mencapai 85,1 % dari total subsidi. Persentase tertinggi terjadi pada tahun 2001, yang yang menc mencap apai ai 88,3 88,3 %. Pert Pertan anya yaan anya ya adal adalah ah apak apakah ah subs subsid idii ters terseb ebut ut berm berman anfaa faat? t? Jawa Jawaba bann nnya ya adal adalah ah:: ya! ya! Namun Namun yang yang menj menjad adii pers persoa oala lan n adal adalah ah apak apakah ah manf manfaa aatn tnya ya seband sebanding ing dengan dengan uang uang yang yang dikelu dikeluark arkan? an? Apakah Apakah juga juga yang yang paling paling menikm menikmati ati subsi subsidi di tersebut memang rakyat kecil? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas, kita gunakan konsep biaya ekonomi ( opportunity cost ) dari subsidi BBM. Manfaat apa saja yang diperoleh bila dana untuk
subsidi BBM dialokasikan untuk yang lain. Untuk itu kita bandingkan dengan dana yang dialokasikan untuk anggaran kepolisian ataupun anggaran pembangunan lainnya. Jika dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan untuk kegiatan kepoliasian yang pada tahun 2002 hanya sekitar Rp. 1,3 triliun, maka dengan subsidi BBM puluhan kali lipat bes besarn arnya ya.. Pada Padaha hall kepo kepoli lisi sian an sang sangat at dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k menj menjag agaa kete keterti rtiba ban n hoku hokum, m, melindungi dan melayani masyarakat. Berdasarkan data – data ini adalah tidak proporsional jiga menuntut pemerintah menyediakan aparat kepolisian dalam jumlah cukup, berkualitas dan tanggap, tetapi tidak disediakan anggaran memadai. Andaikan sejak beberapa tahun yang lalu subsidi BBM dikurangi 10 % saja dan dialokasikan untuk kepolisian, maka kita sudah memiliki jajaran kepolisian yang jauh lebih baik dari sekarang. Demi Demiki kian an juga juga jika jika seba sebagi gian an dari dari subs subsid idii BBM BBM dial dialok okas asik ikan an untu untuk k angg anggara aran n pendidikan, kesehatan masyarakat, atau pembangunan daerah, jelas manfaatnya lebih besar dan terasa bagi masyarakat. Jika sudah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu, saat ini Indonesia telah memiliki SDM yang berkualitas baik, juga sarana – saran kesehatan dan pendidikan yang memadai.
Tabel 13.2 Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, 2000-2002 (ribu unit) Pertumb 2 000
2001
2002
uhan 20002002 (%tahun)
Kendaraan bermotor
20.927
22.985
10,0
3.
3.189
3.403
5,8
6
685
714
3,5
1.
1.777
1.865
4,5
1
15.275
17.002
11,9
8.975
Mobil penumpang
1
039
Bus 66
Truk 707
Sepeda motor 3.563
Sumber : statistik Indonesia 2002. BPS. Dari tabel diatas diperoleh faktorfaktor yang menakjubkan, yaitu selama tahun 2000-2002 tingka tingkatt pertum pertumbuh buhan an kendar kendaraa aan n bermo bermotor tor yang yang 10 % per tahun, tahun, jauh jauh lebih lebih tinggi tinggi dari dari tingkatpertumbuhan ekonomi yang sekitar 3 % per tahun. Tingkat pertumbuhan tertinggi adalah sepeda motor yang mencapai 11,9 % per tahun. Sementara itu pertumbuhan mobil penumpang mencapai mencapai 5,8 % per tahun. Ini dalah sangat menakjubkan menakjubkan karena dua alasan: 1) Tingkat Tingkat pertumbu pertumbuhan han itu terjad terjadii pada period periode e krisis krisis ekonomi ekonomi 2) Harga Harga mobil pada pada saat ini beberap beberapa a puluh kali kali lipat lipat harga sepeda sepeda motor motor Pengg Pengguna unaan an kendar kendaraa aan n pribad pribadii yang yang berle berlebi bihan han justru justru menimb menimbul ulkan kan masal masalah ah inefisiensi. Misalkan, jarak 30 KM bila ditempuh dengan kendaraan pribadi sendirian akan membu membutuh tuhkan kan setid setidakak-tid tidakn aknya ya 3 liter liter bensin bensin senil senilai ai Rp. Rp. 6000, 6000,00 00.. Belum Belum lagi lagi biaya biaya perawatan dan penyusutan mobil. Tetapi bila ada transportasi umum yang memadai, seperti bus kota yang nyaman dan mampu menampung 50 orang penumpang, biaya transportasi per orang akan jauh lebih murah. Andaikan jarak 30 KM itu, karena ditempuh dengan bus, membutuh membutuhkan kan bensin sebanyak sebanyak 6 liter, liter, maka biaya bensin bensin yang dibutuhkan dibutuhkan adalah Rp. 12.000,00, tetapi karena mengangkut 50 orang maka biaya bensin per orang adalah Rp. 240,00.
Berdasarkan data juga terdeteksi bahwa subsidi BBM justru paling banyak dinikmati oleh penduduk penduduk DKI Jakarta yang yang memiliki kendaraan kendaraan khususnya mobil mobil pribadi. Data tahun 2002menunjukan bahwa dari sekitar 3,4 juta unit mobil penumpang yang ada di Indonesia, sekitar 1,5 juta ( 43%) berada di Jakarta. Padaha luas jakarta hanya sekitar 700 KM2 atau 0,04% luas daratan Indonesia. Dengan jumlah keluarga yang mencapai sekitar 2 juta, sebenarnya secara rata-rata 80 % keluarga di Jakarta seharusnya memiliki sebuah mobil. Tetapi kenyataan nya tidak demikian. Masih sangat banyak keluarga di Jakarta yang tidak memiliki mobil. Ironisnya, tidak jarang terjadi, satu keluarga memiliki lebih dari 5 mobil. Interaksi antara pasar mobil dan BBM Dengan menggunakan analisis keseimbangan umum, yang mempertimbangkan interaksi interaksi antara dua pasar pasar yang berkaitan berkaitan akan terlihat terlihat hubungan hubungan antara subsidi subsidi BBM dengan konsumsi kendaraan bermotor. Sebab harga BBM adalah salah satu faktor yang turut dipertimbangkan dengan membeli atau menggunakan mobil. Hubungan mobil dengan BBM bersifat komplementer. Kenaikan penggunaan mobil akan menaikan konsumsi BBM. Analisis denghan menggunakan diagram 13.7 di bawah ini menunjukan hubungan antara subsidi BBM dengan konsumsi mobil pribadi. Diagram 13.7
(a) BBM BBM
(b) Mobil Mobil
Pada diagram 13.7 (a), titik A adalah keseimbangan pasar BBM, jika tidak ada subsidi BBM. Pada saat itu jumlah BBM yang di konsumsi adalah Q 1b dengan harga jual per
liter adalah P 1b pada diagram 13.7 (b), titik G adalah titik keseimbangan pasar mobil, bila harga BBM tidak disubsidi. Harga mobil per unit adalah P 1m sedangkan konsumsi mobil Q 1m. Asumsikan pemerintah menetapkan subsidi BBM, sehingga harga BBM hanya sebesar sebesar P2b. Hal itu menyebab menyebabkan kan biaya biaya operasio operasional nal pengguna penggunaan an mobil mobil menjadi menjadi lebih lebih murah, murah, sehingg sehingga a perminta permintaan an mobil mobil menjadi menjadi lebih lebih besar besar (kurva (kurva perminta permintaan an bergeser bergeser ke kanan dari D1m ke D 2m). Penigkatan permintaan mobil ini akan menstimulir penawaran mobil ( dari dari S1m ke S2m ). Bila Bila diasu diasumsi msikan kan harga harga kesei keseimba mbanga ngan n tidak tidak berub berubah ah maka maka titik titik keseimbangan bergeser ke H. Konsumsi mobil dengan adanya subsidi ( yaitu sebesar Q 2m ) menjadi lebih banyak dibanding dengan tidak ada subsidi BBM. Peningkatan konsumsi mobil menyebabkan konsumsi BBM meningkat, sebut saja sebesar Q2b. Jika tidak ada subsidi, maka harga jual BBM seharusnya adalah P 3b per liter. Tetap Tetapii peme pemerin rintah tah telah telah menet menetapk apkan an harga harga BBM adala adalah h P 2b. Untu Untuk k seti setiap ap lite literr BBM BBM pemerintah mengeluarkan subsidi sebesar P 3b – P2b. Dengan demikian untuk konsumsi BBM sebanyak Q2b, pemerintah harus memberi subsidi sebesar luas segiempat P 2bBCP3b. Subsidi BBM yang diberikan menumbuhkan persepsi bahwa pemerintah akan terus memberikan subsidi. subsidi. Hal ini akan menstimulir permintaan ( dari D 1m ke D2m ) dan penawaran penawaran mobil ( dari S 2m ke S3m ) di masa selanjutnya. Dengan asumsi harga keseimbangan mobil tidak tidak berub berubah. ah. Maka Maka perse persepsi psi tidak tidak dihap dihapusk uskann annya ya subsid subsidii BBM BBM akan akan menin meningka gkatka tkan n konsumsi mobil menjadi Q 3m ( titik I pada diagram 13.7 (b) ). Akibatnya konsumsi naik menjadi sebesar Q 3b. Pada saat konsumsi BBM sebesar Q 3b, harga jual seharusnya adalah P4b. Deng Dengan an harga harga jual BBM BBM yang yang hanya hanya sebesa sebesarr P 4b – P2b. Dengan Dengan demikian demikian untuk konsumsi sebanyak Q3b, subsidi yang diberikan menjadi lebih besar lagi dibanding periode sebelumnya, sebelumnya, yaitu P 2bDEP4b. Jika pemerintah terus memberi subsidi BBM, maka persepsi bahwa subsidi akan diberikan semakin menguat, yang mendorong peningkatan konsumsi mobil. Tentu saja hal ini akan memperbesar anggaran subsidi, seperti yang telah diuraikan di atas, belum tentu efisien secara ekonomis.