TUGAS MATA KULIAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
"TEORI KONSTRUKTIVISME"
Oleh :
Laily Rahmawati (150641100097)
Diana Rizki Latifah (150641100101)
Vony Nurul Fatma (150641100110)
Mila Alvianti (150641100111)
Kholifatul Firdausiyah (150641100114)
Uswatul Qayyimah (150641100130)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran semester ke 1 periode 2015/2016.
Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang membimbing kita dari jaman jahilliyah menuju jaman yang terang.
Makalah ini berjudul "Teori Konstruktivisme". Dalam penulisan makalah ini, kami merasa banyak kekurangan dan jauh dari sempurnah baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi diri penulis maupun bagi pembaca pada umumnya. Demi tercapainya peningkatan kualitas tenaga pengajar dan siswa.
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2Rumusan Masalah 1
1.3Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
2.1 Pengertian Teori Konstruktivsme 3
2.2 Pengertian Teori Konstruktivsme menurut para ahli 3
2.3 Ciri – ciri Teori Konstruktivisme 5
2.4 Strategi – strategi Teori Konstruktivisme 6
2.5 Prinsip – prinsip Teori Konstruktivisme 7
2.6 Implikasi Teori Konstruktivisme 8
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme 9
BAB III PENUTUP 11
3.1 Simpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.
Masalah yang muncul dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain dari kualitas guru sebagai pendidik, yang harus menguasai tekhnik, model dan teori belajar yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.Fenomena yang ada dalam pendidikan di Negara Indonesia akan dapat diselesaikan jika keberhasilan belajar pada peserta didik merata yang dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Pada kenyataannya tenaga pendidik di Indonesia tidak melaksanakan program Belajar-Mengajar yang sesungguhnya, yakni Guru beserta Siswa harus aktif. Namun, saat ini Guru yang lebih aktif dari pda siswa itu sendiri, presentase keaktifannya Guru 75% dan Siswa 25%. Siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh Guru tersebut, padahal pada prinsip terapannya siswalah yang seharusnya lebih aktif mencari dan mengelola informasi agar apa yang ia pelajari seolah-olah menjadi miliknya sendiri, dan dalam hal ini siswa lebih mudah mengingatnya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami membuat makalah tentang teori belajar konstruktivisme yang dapat berguna bagi para pendidik untuk meningkatkan kualitas peserta didiknya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditemukan antara lain:
Apa yang di maksud dengan Teori Belajar Konstruktivisme ?
Bagaimankah prinsip-prinsip belajar Konstruktivisme ?
Bagaimana strategi-strategi konstruktivisme ?
Tujuan
Untuk mengetahui Teori Belajar Kontruktivisme.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar konstruktivisme.
Untuk mengetahui strategi-strategi konstruktivisme.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Konstruksi berarti membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas.
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan
terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari kebutuhnnya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain.
Jadi kesimpulannya adalah Teori Konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Pengertian Teori Konstruktivisme menurut para ahli
TEORI JEAN PIAGET
Teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan intelegensi. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Ada empat konsep dasar yang diperkenalkan oleh Piaget, yaitu:
Schemata adalah kumpulan konsep atau kategori yang digunakan individu ketika beradaptasi dengan lingkungan baru, konsep ini sendiri terbentuk dalam struktur pekiran (Intellectual Scheme) sehingga dengan intelektualnya itu manusia dapat menata lingkungan barunya.
Asimilasi adalah proses penyesuian informasi yang akan diterima sehingga menjadi sesuatu yang dikenal oleh siswa, proses penyesuian yang dilakukan dalam asimilasi adalah mengolah informasi yang akan diterima, sehingga memilki kesamaan dengan apa yang sudah ada dalam
skema.
Akomodasi adalah penempatan informasi yang sudah di ubah dalam schemata ynag sudah ada, untuk penempatan tersebut scema perlu menyesuiakan diri.
Equilibrium (keseimbangan) adalah sebuah proses adaptasi oleh individu
terhadap lingkungan individu, agar berusaha untuk mencapai struktural mental atau svhemata yang stabil atau seimbang antara asimilasi dan akomodasi.
TEORI VIGOSKY
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui proses interaksi
Kostrukstivisme sosial Vygosky meyakini bahwa interaksi sosial, unsur budaya, dan aktivitas yang membentuk pengembangan dan pembelajaran individu. Vigosky dalam penelitiannya membedakan dua macam konsep yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari pengetahuan sehari-hari, sedangkan konsep ilmiah diperoleh dari pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh dari sekolah. konsep ini saling berhungan antara satu dengan yang lain.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk, maka dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan. Kedua, faktor eksternal dan internal mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi faktor-faktor esternal (kognitif) dan internal (lingkungan dan sosial).
TEORI JHON DEWEY DAN VON GRASELFELD
Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar kontruktivisme adalah Jhon Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti dikemukakan oleh Robert B. Innes (2004:1) bahwa "Constructivist views of learning include a range of theories that share the general perspective that knowledge is constructed by learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace their philosophical roots to John Dewey". Maksudnya adalah bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dari filsafat Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektual—yang satunya materi nyata, lainnya imajinatif.
TEORI DAVID AUSUBEL
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal dengan terkenal dengan Teori Belajar Bermakna ( meaningfull ). Ausubel membedakan anatara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja.
Menurut Ausubel ( Dahar, 1996 : 112 ) pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru kepada konsep – konsep relevan yang terapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta – fakta, konsep – konsep dan generalisasi – generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Ciri-ciri Teori Belajar Konstrutivisme
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu:
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
hasil
5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
11. Menekankan bagaimana siswa belajar
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru
13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif
14. Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata
15. Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar
16. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar
17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata
Strategi – strategi Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam praktik pembelajaran dalam kelas, beberapa strategi pembelajaran Konstruktivisme antara lain :
Proses Top Down
Siswa memulai dengan masalah – masalah yang komplek untuk dipecahkan dan selanjutkan memecahkan atau menemukan ( dengan bantuan guru ) keterampilan – keterampilan dasar yang diperlukan. Sebagai contoh siswa dapat diminta untuk menuliskan suatu susunan kalimat, dan baru kemudian belajar tentang mengeja, tata bahasa, dan tanda baca.
Pembelajaran dengan bantuan ( Scaffolding )
Scaffolding merupakan strategi yang pertama – tama dikenalkan Vygotsky dimana di dalam strategi ini guru diharapkan dapat memberikan bantuan belajar bagi siswa pada saat – saat yang paling penting dalam pembelajaran mereka. Scaffolding merupakan konsep pembelajaran dengan bantuan atau dikenal juga dengan istilah Assisted Learning atau Mediated Learning. Dalam Scaffolding guru memberikan bantuan belajar pada siswa yang lebih terstruktur pada awal pelajaran dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar kepada siswa umtuk bekerja atas arahan diri mereka sendiri.
Pembelajaran Kooperatif ( Cooverative Learning )
Strategi ini merupakan pembelajaran di mana siswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas – tugas terstruktur yang komplek dalam tim atau kemlompok kerja yang heterogen. Dengan demikian siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit juka mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Generative Learning ( pembelajaran Generatif )
Pembelajaran generatif menekankan pada pengintegrasian aktif materi baru dengan skemata yang ada dibenak siswa. Belajar itu ditemukan meskipun apabila kita menyampaikan suatu kepada siswa, mereka harus melakukan operasi mental dengan informasi itu untuk membuat informasi masuk ke dalam pemahaman mereka.
Pembelajaran dengan penemuan
Siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep – konsep dan prinsip – peinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip – prinsip untuk diri mereka sendiri.
Prinsip – prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
Mencari dan menilai pendapat siswa.
Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari semua prinsip diatas ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar
Implikasi – implikasi Teori Belajar Konsruktivisme
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparka tentang penerapannya.
Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar
Dengan menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah (problem solver)
Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon
Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespon atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.
Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi
Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan atau pemikirannya
Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas
Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi
Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman nyata
Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.
kelebihan dan kelemahan Teori Belajar Konstruktive
Kelebihan :
Teori belajar konstuktivisme memilikin kelebihan atau keunggulan yakni:
Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
2. Dalam aspek kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya dalam semua situasi;
3. Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid dapat meningkatkan kefahaman mereka; Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4. Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru;.
5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan lihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
Kekurangan :
Teori belajar konstuktivisme memilikin kekurangan atau kelemahan yakni:
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi;
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda;
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa;
4. Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar, tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan;
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya;.
BAB III PENUTUP
Simpulan
Teori Konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri dan cocok untuk di kembangkan dan di terapkan oleh tenaga pendidik, agar siswa lebih memahami dan mengingat materi secara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz Media
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sujana, Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
http://wahyushine.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://riantinas.blogspot.com/2012/06/teori-belajar-konstruktivisme.html
http://sajarwo87.wordpress.com/2012/02/27/teori-belajar-konstruktivistik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/
http://teoriku.blogspot.com/2013/02/pengertian-teori-pembelajaran-konstruktivisme.html
http://www.al-alauddin.com/2012/05/teori-belajar-konstruktivisme-dan.html
http://ilmuhamster.blogspot.com/2012/06/tokoh-prinsip-dasar-dan-implememtasi.html