Toksisitas Asam Salisilat 1. Efe Efek k samp samping ing dan dan toks toksisi isitas tas Secara umum penggunaan terapi topikal relatif lebih aman dan memiliki efek
sampin samping g minimal minimal bila bila diband dibanding ingkan kan dengan dengan rute rute pember pemberian ian sistemi sistemik, k, namun namun terapi topikal memiliki potensi (a) toksisitas sistemik, (b) efek teratogenik, dan (c) interaksi obat akibat absorpsi sistemik yang harus diwaspadai. a. Toksis ksisit itas as Sist Sistem emik ik Kejadian toksisitas sistemik akibat absorpsi asam salisilat melalui kulit jarang dijumpai, namun berpotensi menimbulkan gangguan serius, bahkan kematia kematian. n. Lin dan akats akatsui! ui! melaku melakukan kan telaah telaah pada pada publik publikasi asi berbah berbahasa asa "nggris dan mendapatkan !# kasus toksisitas sistemik akibat penggunaan asam salisilat topikal. Sebagian besar pasien yang mengalami toksisitas sistemik asam salisilat adalah pasien psoriasis psoriasis ($%) dan iktiosis ($&). 'ejala umumnya timbul pada awal inisiasi terapi (#! hari setelah terapi dimulai). Kematian terjadi pada # kasus. Toksisitas akut asam salisilat melalui absorpsi topikal belum pernah diteliti pada manusia. Toksisitas Toksisitas perkutan asam salisilat pada kelinci, sangat rendah, dengan L *& +*&&mg kg berat badan. osis letal L *& adalah dosis -at yang menyebabkan kematian pada *& populasi. /ada penelitian toksisitas subkro subkronik nik asam salisila salisilatt topika topikal, l, dosis dosis metil metil salisil salisilat at +*gkg +*gkg 00 diduga diduga bersifat nefrotoksik, namun data pendukung yang tersedia sangat terbatas. dapat diamati pada kadar plasma #&&%&& 1gml. b. 2fek Teratogenik Teratogenik /ada kejadian absorpsi sistemik dalam dosis terapeutik sistemik, asam salisila salisilatt tidak tidak terbukt terbuktii memilik memilikii efek teratog teratogeni enik." k."bu bu yang yang mengko mengkonsu nsumsi msi salisilat dan turunannya dalam jangka waktu panjang selama masa kehamilan ternyata melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. /enggunaan asam salisila salisilatt dalam dalam jangka jangka panjan panjang g pada pada trimeste trimesterr ke! ke! dapat dapat mening meningkat katkan kan mortali mortalitas tas perina perinatal tal akibat akibat penutu penutupan pan prematu prematurr duktus duktus arterio arteriosus, sus, anemia, anemia, perbarahan antepartum dan postpartum, dan komplikasi pada proses persalinan.
c. "nteraksi 3bat Saat mengalami absorpsi sistemik, 4&5& asam salisilat pada plasma berikatan dengan protein (terutama albumin). 6sam salisilat berkompetisi dengan berbagai obat yang terikat pada albumin, yaitu tiroksin, triodotironin, penisilin, fenitoin, kaptopril, probenesid, dan berbagai obat antiinflamasi nonsteroid. /enggunaan asam salisilat secara bersamaan dengan antikoagulan lain, obat hipoglikemia, dan metotreksat perlu berhatihati. 6sam salisilat dapat meningkatkan toksisitas obatobat tersebut. Klinisi perlu mempertimbangkan pendekatan sistemik secara rasional, misalnya7 fototerapi atau terapi sistemik alternatif pada pasien dengan kelainan kulit yang luas. /engetahuan ini mampu menjadi panduan dalam memaksimalkan efektifitas dan tolerabilitas asam salisilat sebagai bahan dermatoterapi topikal. /enggunaan asam salisilat pada daerah yang luas dapat mencapai sirkulasi sistemik dalam jumlah yang signifikan. 6sam salisilat diabsorbsi secara cepat karena sifatnya yang cenderung lipofilik, terutama bila diberikan dalam 8ehikulum minyaksalap dengan atau tanpa oklusi. 0ioa8ailibilitas absopsi asam salisilat melalui kulit ber8ariasi antara $$,4!&,9. 6sam salisilat yang diberikan secara topikal tidak melalui metabolisme awal di hati, sehingga tidak mengalami penurunan signifikan jumlah -at aktif sebelum bekerja. :al inilah yang menyebabkan asam salisilat relatif aman bila diberikan secara oral, namun memberikan manifestasi gejala kelainan saraf pusat akibat toksisitas pada pemberian secara topikal dalam dosis yang sama$#($5. 0atas maksimal pemberian asam salisilat adalah #g#% jam. 2. Gejala toksisitas Salisilism merupakan suatu sindrom toksisitas asam salisilat yang bersifat
kronik. 'ejala yang timbul meliputi nyeri kepala, pusing, tinitus, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan perilaku (bingung, lesu, rasa kantuk), halusinasi, hiper8entilasi, berkeringat, haus, dan gangguan saluran pencernaan; yaitu7 mual, muntah, sampai dengan diare.
3.
Penanggulangan /enggunaan asam salisilat topikal relatif aman. =at ini digunakan sebagai obat
bebas di 6merika Serikat dalam konsentrasi $%&. Konsentrasi yang lebih tinggi dapat diberikan dengan kewaspadaan dan edukasi penggunaan yang tepat. /asien dengan riwayat sensiti8itas atau alergi kontak terhadap asam salisilat topikal sebaiknya tidak diberikan preparat ini