TERM OF REFERENCES (TOR) / KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN RANCANGAN RANCANGAN TEKNIS REBOISASI (T-1) DALAM RANGKA KEGIATAN GNRHL / GERHAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Degradasi sumber daya alam di Indonesia ditengarai dengan semakin meningkatnya luas lahan kritis di Indonesia yang mencakup lahan di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Degradasi hutan dan lahan tersebut saat ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak baik secara nasional maupun internasional. Terjadinya lahan kritis ini disebabkan oleh adanya deforestasi (pengurangan kawasan hutan), dan degradasi (penurunan kualitas hutan) yang terus meningkat. Pemerintah telah melakukan upaya pemulihan dan peningkatan kemampuan fungsi dan produktifitas hutan dan lahan melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan upaya strategis pembangunan nasional. Berdasarkan pengalaman masa lalu penyelenggaraan RHL tidak
keberhasilan kegiatan tersebut. Rancangan teknis yang baik bersifat r ealistis, aplikatif, yang disusun berdasarkan data yang obyektif, akurat sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk menjamin agar tujuan dan sasaran kegiatan reboisasi di wilayah kerja BPDAS Kahayan Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2009 dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan rencana, maka perlu disusun rancangan teknis (T-1) sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan reboisasi di lapangan. Sesuai dengan usulan dan permintaan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten/Kota pada tahun 2008, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan akan menyusun rantek reboisasi seluas 31,395 Ha. BPDAS kahayan dalam hal penyusunan rantek reboisasi (T-1) akan menggunakan jasa konsultan, sehingga sebelum pelaksanaan penyusunan rantek reboisasi terlebih dahulu akan dilakukan seleksi umum dengan prakualifikasi.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Rancangan Teknis Reboisasi (T-1) adala h untuk memberikan pedoman dan arahan guna guna menjamin tercapainya tujuan dan sasaran kegiatan reboisasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2008. Adapun tujuannya adalah tersusunnya dokumen rancangan teknis (T-1) sebagai
3.
III
Seruyan dan TNTP
a. Kab. Seruyan - Penyusunan Ran. Teknis Reboisasi - Penyusunan Ran. Teknis Mangrove b. TNTP (Kab. Kobar dan Seruyan) - Penyusunan Ran. Teknis Reboisasi Jumlah Paket II I
4.
IV
Lamandau dan Sukamara
a. Kab. Lamandau Penyusunan Ran. Teknis Reboisasi b. Kab. Sukamara Penyusunan Ran. Teknis Reboisasi
Jumlah Paket I V Jumlah Paket I + II + II I + I V
2,000 300 3,000 5,300 5,600 2,500 8,100 31,395
2. Sasaran Pekerjaan Sasaran pekerjaan yang akan di capai adalah tersusunnya suatu naskah berupa Dokumen Rancangan Teknis Reboisasi (T-1) seluas 31,395 Ha di wilayah kerja BPDAS Kahayan yaitu di 8 (delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Taman Nasional di Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 yang memuat komponen pekerjaan sebagai berikut : a. Rancangan teknis kegiatan penanaman Reboisasi Tahun 2009 seluas 31,395 Ha mencakup : rancangan pembagian blok dan petak tanaman, pemilihan jenis dan komposisi, penyiapan/pengadaan bibit, penyiapan lahan, system penanaman, pemeliharaan tanaman dan perlindungan hutan. Penyusunan Rancangan didahului dengan pengukuran dan perancangan tata letak kegiatan di lapangan disusun jangka
e. Merancang tata letak calon lokasi Reboisasi meliputi : luas dan letak lokasi, pembagian blok dan petak tanaman, jenis dan komposisi tanaman, jaringan jalan hutan, luas dan letak persemaian, sarana dan bangunan penunjang lainnya. f.
Menyusun jenis, volume, input sumberdaya dan standar proses pelaksanaan setiap komponen pekerjaan.
g. Menyusun spesifikasi peralatan, bahan dan material. h. Merancang Peta dan gambar-gambar rancangan. i.
Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan.
j.
Menyusun tolak ukur keberhasilan yang merupakan bagian dari program penjaminan mutu.
k. Menyusun perkiraan anggaran biaya setiap komponen pekerjaan.
D. Pengertian
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah tertentu yang dibentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa sehingga merupakan suatu satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber-sumber air lainnya, penyimpanan serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hokum-hukum alam sekelilingnya demi
fungsi dari kelembagaan dalam masyarakat dan (c) perangkat peraturan yang ditetapkan oleh system kelembagaan tertentu. 7. Kelompok Tani adalah kumpulan petani dalam suatu wadah organisasi yang tumbuh berdasarkan kebersamaan, keserasian, kesamaan profesi dan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang mereka kuasai dan berkepentingan untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya. 8. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang ditempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat melalui (a) penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, (b) memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, an (c) melindungi masyarakat melalui pemihakan kepada masyarakat untuk memperkuat daya saing. 9. Pemeliharaan Tanaman adalah perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya dalam luasan dan kurun waktu tertentu agar tanaman tumbuh sehat dan berkualitas sesuai dengan standar hasil yang ditentukan. 10. Pendamping adalah seseorang atau sekelompok orang dalam wadah organisasi atau instansi yang terkait dengan pendampingan serta bergerak di bidang kehutanan dan melakukan pendampingan di tengah-tengah masyarakat.
16. Rencana Teknis Tahunan (RTT) adalah rencana indikatif yang menunjukkan lokasi, jenis dan volume kegiatan tahunan pada wilayah DAS, Kabupaten/Kota, s ebagai acuan dalam penyusunan rancangan kegiatan. 17. Tanaman MPTS (Multi Purpose Trees Species) adalah jenis tanaman serba guna yang selain dapat diambil kayunya dapat pula diambil buah, bunga, kulit dan daunnya.
II. PERSIAPAN A. Dasar Penyusunan Rancangan Teknis
1. Dokumen Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran 69 Nomor : 0308.0/069-03.0/-/2008 tanggal 25 April 2008 pada Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan Tahun Anggaran 2008 (Lanjutan Tahun 2007). 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 21/Menhut-V/2007 tentang penyelenggaraan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan tahun 2007. 3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.
22/Menhut-V/2007 tanggal 20 Juni 2007
tentang Pedoman Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2007. 4. Surat Keputusan Balai Pengelolaan DAS Kahayan Nomor : SK. 39/BPDAS Khy/2007 tanggal 3 April 2007 tentang pedoman Penyusunan Rancangan Teknis Reboisasi tahun 2007. Penyusunan Rancangan Teknis dibuat berdasarkan data dan informasi hasil identifikasi dan inventarisasi lapangan oleh Tim.
1. Dalam kawasan Hutan Produksi / Hutan Lindung dan Konservasi dengan kondisi kritis dan perlu direhabilitasi. 2. Kawasan hutan yang kritis sesuai dengan kriteria Prioritas I dan II. 3. Kawasan hutan tidak dibebani hak, maupun dalam proses pengajuan hak. Rancangan teknis disusun dengan unit blok (± 300 Ha) dan sebagai dasar konfirmasi digunakan criteria sebagai berikut : 1. Hutan Lindung a. Aspek Biofisik 1). Kondisi penutupan vegetasi berupa lahan kosong, alang-alang, semak belukar atau penutupan tajuk tegakan kurang dari 50 % dari seluruh hamparan areal. 2). Mengelompok dengan luasan efektif ± 300 Ha (1 Blok) sehingga dapat dikelola dengan baik. 3). Buka tipe hutan kerangas. b. Aspek Sosial Ekonomi Budaya Dihindari lokasi yang terdapat perambahan hutan/tidak terdapat konflik lahan. 2. Hutan Produksi a. Aspek Biofisik 1). Tidak berhutan dengan kondisi vegetasi awal alang-alang dan semak belukar,
Dihindari lokasi yang terdapat perambahan hutan/tidak terdapat konflik lahan (dipilh lokasi yang clear and clean).
C. Penyusunan Rancana Kerja
Rencana Kerja memuat tahapan dan prosedur kerja serta metode yang akan digunakan, dilengkapi jadwal waktu dengan memperhatikan batas waktu terakhir penyerahan pekerjaan. Lama penyelesaian pekerjaan ini 2 bulan. Rencana Kerja ini merupakan pedoman bagi Tim Penyusun Rancangan Teknis di lapangan.
D. Penyediaan Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan secara umum sebagai berikut : 1. Berbagai jenis peta yang terkait dengan kebutuhan survey antara lain : Peta situasi, peta topografi, peta klasifikasi tanah, peta tata guna lahan, peta jaringan jalan, peta hidrologi dan photo udara (sepanjang tersedia). 2. Berbagai alat ukur sesuai kebutuhannya antara lain : alat ukur tanah (GPS, Theodolith, kompas, altimeter, abney level, dll), alat ukur pon (cristenmeter, pita ukur, dll), planimeter, kamera, teropong, alat tulis dan alat gambar/Geografi Information System (GIS).
III.
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI
Dalam melakukan inventarisasi dan identifikasi, masyarakat sekitar hutan agar dilibatkan secara aktif dan dilakukan pendekatan partisipatif. Inventarisasi data, baik data fisik lapangan maupun data social ekonomi dan budaya masyarakat dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat. Metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal ( PRA). Inventarisasi dan Identifikasi ini bertujuan untuk : a. Mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan potensi sumberdaya hutan dan potensi desa di sekitar hutan yang meliputi aspek fisik, biologi, social, ekonomi dan budaya. Cek dan Recek terhadap kebenaran data dan informasi yang diperoleh perlu dilakukan. b. Mengidentifikasi dan menganalisis potensi, pengetahuan, kemampuan, kebutuhan dan permasalahan yang ada di lapangan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam menyusun Rancangan Teknis dan atau PRA untuk lebih mendekati kebutuhan riil di lapangan. Jenis data dan informasi yang perlu diketahui secara umum meliputi : A. Data Fisik Kawasan Hutan
tersedia kurang serta pertumbuhan akar kurang baik sehingga menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan kurang kokoh. Pada solum yang dalam ( > 100 cm ) air yang tersedia lebih banyak dan perakaran dapat tumbuh lebih dalam menembus tanah sehingga pon akan tumbuh lebih kokoh. Kedalaman tanah diketahui dengan mengamati profil tanah pada tebing atau diukur dengan bor tanah. 2). Tekstur dan Struktur Tanah Tekstur dan struktur tanah Sangay diperlukan untuk mengetahui tingkat kepekaan tanah terhadap erosi, dan juga berperan terhadap ketersediaan unsure hara serta kemampuan tanaman menyerap unsur hara. Pada tekstur yang liar, akar akan sulit menembus tanah sehingga sulit untuk mendapatkan zat makanan dari dalam tanah dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh tertekan bahkan mati. 3). Tingkat Kesuburan Tanah Tingkat kesuburan tanah dapat diketahui antara lain warna tanah, tingkat kemasaman tanah (pH tanah), kejenuhan basa (KB), kapasitas tukar kation, Ptersedia, dan kadar kalium (K), Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Kemasaman tanah terlalu rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan karena pada tanah dengan kemasaman rencah beberapa unsure tanaman Al, Fe dan Mn akan muda terlarut dan menimbulkan keracunan bagi tanaman. Disamping itu
mematikan tanaman, kekurangan unsur oksigen dan hilangnya unsure-unsur hara karena adanya pencucian yang hebat. c. Vegetasi Penutupan Lahan Pengamatan vegetasi penutupan lahan dilakukan terhadap vegetasi yang dominan (alang-alang, hutan rawang, dll). Kalau masih terdapat tegakan hutan diidentifikasi jenis tanaman yang ada dan tanaman yang merupakan tanaman pionir di lokasi tersebut. d. Iklim Data iklim yang perlu diketahui meliputi unsur-unsur pembentuk iklim dengan mengacu pada data/informasi yang ada antara lain curah hujan, temperature dan kelembaban serta klasifikasi iklim berdasarkan Schmidt dan Fregusson. Disamping itu perlu diketahui pula intensitas hujan yaitu rata-rata hujan dalam masa setahun dibagi dengan rata-rata jumlah hari hujan setahun. Kelas Intensitas Hujan 1 2 3 4 5
Intensitas Hujan (mm/hh) s/d 13,6 13,6 – 20,7 20,7 – 27,7 27,7 – 34,8 34,8 ke atas
Sebutan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Salah satu penggunaan data kelas intensitas hujan tersebut pada penyiapan
2). Lembaga yang ada dan praktek kepemimpinan 3). Kelembagaan sosial yang mengatur hubungan masyarakat dengan lahan dan hasil hutan 4). Sumber-sumber pendanaan C. Informasi Teknis
a. Pemanfaatan Bagian Tumbuhan Informasi tentang kegiatan pemanfaatan hasil hutan yang biasa dilakukan masyarakat, baik pemanfaatan kayu maupun non kayu seperti getah, bunga, buah, biji dan lainnya, mulai dari tahap pemungutan, pengolahan, penggunaan dan mungkin pemasarannya. Di samping itu mungkin pula telah diupayakan budidaya oleh masyarakat. Informasi tersebut sangat penting diketahui dan dapat secara insentif didiskusikan bersama masyarakat untuk pengembangan terhadap jenis-jenis potensial. Informasi ini sangat penting untuk menentukan jenis unggulan lokal yang mungkin dapat dikembangkan. b. Pemanfaatan Ruang Tumbuh Teknologi pemanfaatan ruang tumbuh dan pola tanam yang dilaksanakan masyarakat perlu diketahui. Teknologi lokal dijadikan dasar dalam penerapan pola
IV.
DESKRIPSI PEKERJAAN
A. Metodologi
Dalam
pelaksanaan
pekerjaan
Penyusunan
Rancangan
Tekis
Reboisasi,
dipersyaratkan melalui proses analisis yang berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah maupun pragmatis (objectif, sistematis dan logis). Pelaksana pekerjaan diwajibkan menjabarkan metodologi secara rinci dan detail serta terintegrasi yang dituangkan dalam usulan teknis yang diajukan. Metodologi yang dibangun hendaknya telah memperhatikan hambatan dan kendala serta strategi (formula) untuk mengatasinya sehingga keberhasilan pencapaian sasaran lebih dapat dijamin. Untuk itu metodologi dimaksud harus dituangkan dalam alur pikir yang logis dan akurat. Analisis data dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan keterkaitan aspek-aspek penyelenggaraan kegiatan meliputi mutu, waktu dan biaya.
B. Ketentuan Teknis Pekerjaan
Pengumpulan Data a. Data Sekunder dan Primer Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan tingkat akurasi yang tinggi
petak tanaman berkisar antara 25-50 Ha (rata-rata 25 Ha) menurut kondisi hamparan. b.4. Data hasil survey dirangkum dalam laporan tersendiri untuk setiap kelompok data survey untuk dianalisa guna memperoleh informasi yang diperlukan oleh masingmasing Anggota Tim Tenaga Ahli dalam penyusunan Rancangan. b.5. Untuk menjamin proses pelaksanaan pengukuran lapang pihak konsultan mengikut serta tenaga teknis dari BPDAS Kahayan sesuai kebutuhan dan Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten/Kota masing-masing 1 (satu) orang.
C. Penyusunan Rancangan Teknis
1. Identifikasi dan Pemantapan Lokasi a. Kegiatan Inventarisasi, meliputi pengumpulan dan analisis data meliputi aspek fi sik, biologi, sosial, ekonomi dan budaya, dilengkapi dengan informasi tentang tingkat pengetahuan, kemampuan serta pemahaman masyarakat sekitar hutan terhadap kegiatan pembuatan tanaman khususnya reboisasi. b. Identifikasi dan analisis potensi permasalahan yang ada di lapangan, diperlukan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam menyusun Rancangan Teknis. c. Identifikasi terhadap status dan kondisi calon lokasi dengan criteria :
e. Penataan pola tanaman, tata letak dan jarak tanam dalam kaitannya dengan teknis konservasi dan tegakan yang ada di lapangan. Batas blok dan petak dapat memanfaatkan pemilihan jenis tanaman yang tepat. f.
Pembuatan sket lapangan (tanpa skala), buku ukur dan peta rancangan skala 1 : 1.000 s/d 1 : 10.000 sesuai kegiatan dan operasional pelaksanaan.
3. Teknik Penyiapan Lahan Penetapan alternatif teknik penyiapan lahan yang ramah lingkungan disesuaikan dengan kondisi lapangan. 4. Jenis dan Komposisi Tanaman Dalam pemilihan jenis dan komposisi tanaman terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan : a. Untuk tanaman pokok reboisasi pada hutan produksi dan hutan lindung dipilih jenis tanaman kayu-kayuan, diutamakan jenis yang secara ekologis sesuai atau mudah beradaptasi dengan tempat tumbuh di lokasi tersebut. b. Untuk tanaman penyangga, diutamakan jenis-jenis MPTS yang cepat menghasilkan (kayu, buah, daun, getah dll), disukai oleh masyarakat (sekitar lokasi) dan secara ekologis sesuai tempat tumbuh di lokasi tersebut. c. Komposisi tanaman ditetapkan memperhatikan kondisi lapangan dan fungsi hutan
b. Teknik pemeliharaan Tanaman dilakukan dengan mempertimbangkan sifat silvik tanaman, dinamika/kompetisi antar jenis tanaman dan vegetasi penutup serta implikasinya dalam jangka, sehingga diperoleh tegakan hutan sesuai dengan fungsinya. c. Pemupukan Penggunaan pupuk secara selektif sesuai jenis tanaman dan kesuburan tanah, jenis pupuk lambat urai dan ramah lingkungan ( slow released fertilizer ), dapat menggunakan pupuk organik (kompos/kandang) dan /atau pupuk buatan berbentuk granuler atau tablet sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. 8. Pembangunan Sarana dan Prasarana Jenis, jumlah, dan spesifikasi sarana dan prasarana ditetapkan dengan memperhitungkan sarana prasarana yang sudah ada dan kapasitasnya dalam mendukung kegiatan pada kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. 9. Perlindungan dan Pengamanan Hutan Kegiatan ini dirancang untuk mengantisipasi ancaman dan gangguan terhadap hutan yang meliputi : sistem peringatan dan deteksi dini terhadap bahaya kebakaran, pencegahan terhadap perambah hutan dan penebangan liar, serta tindakan perlindungan hutan terhadap serangan hama dan penyakit.
ketersediaan tenaga kerja dari desa sekitar dan pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan.
D. Tim Pelaksana Pekerjaan
Tim Pelaksana Pekerjaan tersebut merupakan suatu Tim Tenaga Ahli Terpadu dari berbagai jenis keahlian yang terdiri dari : 1. Tim Tenaga Ahli a. Ahli Perencanaan/Manajemen Hutan 1 orang, minimal berpendidikan S1 dalam bidang Manajemen/Perencanaan Hutan dengan pengalaman kerja pada bidangnya minimal 10 tahun. b. Ahli Tanah/Kesesuaian Lahan 1 orang, minimal berpendidikan S1 dalam bidang Ilmu Tanah dengan pengalaman kerja pada bidangnya sekurang-kurangnya 5 tahun. c. Ahli Budidaya Hutan 1 orang, minimal berpendidikan S1 dalam bidang Budidaya Hutan (Silvikultur) dengan pengalaman kerja pada bidangnya sekurang-kurangnya 9 tahun. d. Ahli Sosial Ekonomi 1 orang, minimal berpendidikan S1 dalam bidang Sosek Kehutanan/Sosek Pertanian, Sosiologi/Anthropologi dengan pengalaman kerja pada bidangnya sekurang-kurangnya 9 tahun.
▪
Sebagai tenaga ahli perencanaan/manajemen hutan, bertanggung jawab t erhadap seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis dan pengolahan data yang terkait dengan rancangan teknis reboisasi.
b. Ahli Tanah : ▪
Menginterpretasikan data-data dan informasi tanah
▪
Menginterpretasikan hasil analisis tanah
▪
Menganalisis kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman terpilih
c. Ahli Budidaya Hutan (Sylvikultur) : ▪
Merancang tata letak persemaian, dan tata letak tanaman (pola tanam)
▪
Merancang pembagian blok dan petak tanaman
▪
Merancang pemilihan jenis bibit dan komposisinya
▪
Merencanakan teknik penanaman
▪
Merencanakan teknik pemeliharaan tanaman
d. Ahli Sosek ▪
Mengumpulkan data primer maupun sekunder yang dibutuhkan menggunakan metode partisipatif
▪
Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan sosial ekonomi yang ada
Tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim disusun secara rinci dalam Usulan Teknis yang diajukan.
E. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Jangka waktu penyusunan Rancangan Teknis Reboisasi seluas 31,395 Ha ini adalah selama 60 hari kalender, terhitung sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja / kontrak. Pelaksana pekerjaan diwajibkan menyusun jadwal rinci pelaksanaan setiap komponen pekerjaan dan Jadwal keterlibatan masing-masing personil tim pelaksana pekerjaan. Jadwal dimaksud harus menggambarkan rangkaian pekerjaan yang efektif, tepat waktu dan efisien (Jadwal terlampir).
F. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Rancangan Teknis ini mengacu kepada : 1. Data Spasial Lahan Kritis DAS Kahayan 2. Data usulan dari masing-masing satker penanaman wilayah kerja BPDAS Kahayan 3. Buku Pedoman Umum dan Pedoman Pelaksanaan Komponen Pekerjaan dalam Kegiatan GNRHL/GERHAN yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan. 4. TOR dan RKS Penyusunan Rancangan Teknis Reboisasi (T-1) dalam rangka kegiatan
a. Buku I
:
Naskah Rancangan Teknis Kegiatan Reboisasi
b. Buku II
:
Lampiran Data, Peta-peta dan Gambar-gambar
Rancangan Teknis terdiri dari rencana pengelolaan kawasan hutan dan rencana operasional. (1). Bahan Penyusunan Naskah
Bahan/materi pokok yang diperlukan dalam penyusunan rancangan diantaranya adalah : 1. Risalah umum memuat letak dan lokasi, fungsi kawasan hutan. 2. Rencana Kegiatan dan bantuan untuk pelaksanaan teknik perlakuan pada lokasi. 3. Rencana kebutuhan sarana prasarana kegiatan. 4. Rencana pembinaan teknis kepada peserta dan kelompok peserta. 5. Peta lokasi 1 : 10.000 (2). Tata Kerja dan Prosedur Penyusunan Naskah Rancangan
Penyusunan Rancangan Teknis disusun oleh pihak ke-3, kemudian dinilai oleh Kepala Balai Pengelolaan DAS serta disahkan oleh Kepala Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan tingkat kabupaten/kota (khusus Hutan Lindung dan Hutan Produksi) dan Kepala UPT (BKSDA/Taman Nasional) di Hutan Konservasi.
BUKU I (SATU)
Cover Judul Peta Situasi Skala 1 : 50.000 s/d 1 : 100.000 Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel I. Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian II. Risalah Umum, berisi kondisi lapangan hasil inventarisasi dan identifikasi lapangan yang memuat : 1. Kondisi Biofisik 2. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya III. Rancangan Pelaksanaan Kegiatan Reboisasi A. Rancangan Fisik GN-RHL
BUKU II (DUA)
Lampiran-Lampiran (peta rancangan, gambar gubuk kerja, Papan Nama Kegiatan dan Papan peringatan, gambar tata letak).
H. Pelaporan
Pelaksana pekerjaan diwajibkan menyampaikan laporan pekerjaannya yang dituangkan dalam bentuk laporan pendahuluan, laporan hasil survey dan laporan akhir. Seluruh data hasil akhir pelaksanaan pekerjaan (dokumen hasil penulisan/laporan, peta/gambar dokumentasi) disusun dalam bentuk perangkat keras (Buku) dan perangkat lunak dengan media CD sebanyak 2 dua copy. Rincian laporan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Laporan Pendahuluan yang sekurang-kurangnya memuat kerangka pendekatan/metode, rencana kerja, pengorganisasian, rencana mobilisasi personil dan peralatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, dengan sampul warna Kuning . 2. Laporan Tengah/antara atau laporan hasil survey yang merupakan rangkuman setiap kelompok data survey yang telah dianalisis, yang kemudian akan digunakan sebagai
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN RANCANGAN REBOISASI (T-1)
No. I
1. 2. 3. II III IV 1. 2. V VI VII VIII
Jenis Kegiatan Persiapan Pemantapan dan pengecekan lokasi Penyusunan rencana kerja Penyiapan bahandan perlatan Laporan Pendahuluan Inventarisasi dan Identifikasi Data Biofisik Kawasan Hutan, Sosekbud dan interaksi teknis Penataan Areal Pengukuran dan pemancangan patok batas Penataan lokasi (blok dan petak tanaman) Pengolahan dan Analisa Data (Laporan hasil survey/laporan tengah) Penyusunan Naskah Draft Rancangan dan Peta Pembahasan Pembuatan Laporan Akhir
Agustus III IV
I
Bulan/Minggu September II III IV
Oktober I II
Ket.
ESTIMASI TATA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN REBOISASI
No. 1.
2.
Tahun/Kegiatan Tahun 2008 Seleksi Umum Penyusunan Rencangan Teknis Tahun 2009 Pelaksanaan Penanaman (Persiapan, penanaman, pemeliharaan tahun berjalan dan pengamatan hutan) Tahun 2010 Pemeliharaan tahun pertama
3.
Tahun 2011 Pemeliharaan tahun kedua
1
2
3
4
5
Bulan Ke 6 7
8
9
10
11
12