DERAJAT BRIX
brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr) setiap 100 gr larutan. Jadi misalnya brix nira = 16, artinya bahwa dari 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui banyaknya zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) diperlukan suatu alat ukur. Pengukuran brix dengan Piknometer Piknometer adalah suatu alat untuk menentukan berat jenis benda. Alat ini terbuat dari gelas berbentuk seperti botol kecil, dilengkapi dengan tutup dengan lubang kapiler. Alat ini 0 mempunyai volume tertentu dan dibuat sedemikian sehingga pada t yang sama selalu terukur volume yang sama.
Dengan menggunakan piknometer yang berisi air kemudian setelah itu piknometer diisi larutan gula, dan setelah dikoreksi dengan temperature maka dapat dihitung berat jenis larutan tersebut. Dari tabel berat jenis brix didapat brix yang belum dikoreksi. Kemudian dengan melihat tabel koreksi temperature dapat dihitung brix terkoreksi. Penentuan brix dengan Hydrometer (Timbangan brix) Alat ini paling umum pemakaiannya di pabrik, karena pemakaiannya mudah dan cepat. Terbuat dari bahan gelas, berbentuk silindris yang bagian bawahnya berbentuk bola. Pada bagian atas meruncing dan pada bagian ini terdapat skala yang menunjukkan derajat brix.
Prinsip kerjanya adalah bahwa gaya keatas yang dialami oleh suatu benda yang dicelupkan dalam cairan tergantung dari berat jenis cairan. Jadi semakin kecil berat jenis maka hidrometer semakin tenggelam. Kemudian brix akan ditunjukkan pada skala yang persis berada di permukaan cairan tersebut. Pengukuran brix dengan Indeks Bias Indeks bias suatu larutan gula atau nira mempunyai hubungan yang erat dengan brix. Artinya bahwa jika indeks bias nira bisa diukur, maka brix nira dapat dihitung berdasarkan indeks bias tersebut. Alat untuk mengukur brix dengan indeks bias dinamanakan Refraktometer . Dengan menggunakan alat ini contoh nira yang digunakan sedikit dan alatnya tidak mudah rusak
DERAJAT BAUME
Derajat baume merupakan satuan skala hasil penemuan Antonie Baume seorang ahli kimia dari Perancis. Skala Baume adalah skala yang digunakan pada hydrometer untuk menentukan massa jenis cairan. Skala Baumé bukan merupakan suatu ukuran konsentrasi. Contohnya untuk mengetahui molaritas dari HCl, maka harus mengkonversi derajat Baumé ke berat jenis, dan kemudian menggunakan berat jenis untuk membandingkan dari data yang berasal dari handbook.
Sebagai contoh, CRC handbook mempunyai table yang menghubungkan berat jenis ke konsentrasi untuk asam sulfat. Pada 60°F, berat jenis dapat dihitung dari derajat Baumé menggunakan rumus berikut: Cairan yang lebih ringan daripada air : berat jenis = 140/(°Bé + 130) Cairan yang lebih berat daripada air : berat jenis = 145/(145 - °Bé) Walaupun skala Baumé hampir tidak pernah disebutkan khusus dalam kimia, namun sering digunakan sebagai cara yang tepat untuk memeriksa konsentrasi larutan.
KELARUTAN OKSIGEN
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 1 1 mg·L , manakala pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L . Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut. −
−
KELARUTAN NaCl
Jika kalian memasukkan satu sendok garam ke dalam segelas air, kemudian kalian aduk, apa yang terjadi? Ya, garamnya larut dalam air. Tetapi jika kalian tambahkan lagi garam lalu diaduk, kemudian tambah garam lagi dan diaduk, begitu seterusnya, maka apa yang terjadi? Mengapa padatan garam dapat Larut dalam air? NaCl memiliki nilai Kelarutan dalam air sebesar
35.9 g/100 mL (25 °C)
Padatan ionik (atau garam) mengandung ion positif dan negatif, yang mempunyai gaya tarik-menarik yang kuat dengan muatan yang berlawanan. Senyawa ion larut dalam air jika energi yang dilepaskan ketika ion-ion berinteraksi dengan molekul air dapat mengimbangi energi yang diperlukan untuk melepaskan ikatan ionik (gaya elektrostatik) dalam padatan dan energi yang dibutuhkan untuk memisahkan antar molekul air. Seperti yang kalian ketahui, bahwa suatu garam ketika melarut akan membentuk ion-ionnya. Namun, tidak semua garam dapat melarut sempurna dalam air. Zat terlarut seperti NaCl yang terdisosiasi sempurna menjadi ion-ion ketika mereka dilarutkan dalam air disebut elektrolit kuat. Ada beberapa zat terlarut yang hanya terdisosiasi sebagian menjadi disebut elektrolit lemah. Kalian
pernah bukan mengenal istilah elektrolit lemah dan kuat, dan juga pernah praktek konduktivitas larutan melalui alat di bawah ini, Ketika sebuah padatan ion larut dalam air, ion positif dan ion negatif yang dihasilkan bergerak bebas sehingga dihasilkan aliran listrik dalam larutan yang dapat membuat nyala bola lampu. Tingkat pencahayaan bola lampu (konduktivitas) sebanding dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan. Untuk elektrolit lemah seperti ammonium sulfat, cahaya bola lampu redup. Ketika larutan elektrolit kuat seperti NaCl, bola lampu bersinar terang. Melalui gambar, Perhatikan, bagaimana hubungan antara konduktivitas dengan jumlah konsentrasi untuk garam AgCl?
KELARUTAN MSG
Profesor Kikunae Ikeda mengisolasi asam glutamat sebagai bahan rasa baru pada tahun 1908 dari ganggang laut Laminaria japonica, kombu, dengan ekstraksi air dan kristalisasi, dan menamai rasa ini umami. Dia memperhatikan bahwa kaldu Jepang katsuobushi dan kombu mempunyai rasa tidak biasa yang pada waktu itu belum secara ilmiah dideskripsikan dan berbeda dari rasa manis, asin, asam, dan pahit.Untuk memverifikasi bahwa glutamat yang diionisasi adalah penyebab rasa umami, profesor Ikeda mempelajari berbagai sifat rasa garam glutamat seperti kalsium, kalium, dan magnesium glutamat. Semua garam menghasilkan rasa umami selain ada juga rasa logam tertentu akibat adanya mineral lain dalam garam tersebut. Di antara garam-garam itu, sodium glutamat adalah yang paling mudah larut dan sedap, dan mudah dikristalkan. Profesor Ikeda menamai produk ini monosodium glutamat dan mengajukan paten untuk membuat MSG. Kelarutan MSG dalam air , 74g/100mL Suzuki bersaudara memulai produksi MSG komersial pada tahun 1909 sebagai AJI-NO-MOTO®, yang dalam bahasa Jepang berarti intisari rasa, dan ini merupakan kali pertama monosodium glutamat diproduksi di dunia. [8][9][10] Produksi dan sifat-sifat kimia
Sejak pertama kalinya diluncurkan ke pasar, MSG telah diproduksi dengan tiga metode: (1) hidrolisis protein nabati dengan asam hidroklorida untuk memutuskan ikatan peptida (1909 1962), (2) sintesis kimia langsung dengan akrilonitril (1962 1973), dan (3) fermentasi bakteri; metode yang digunakan saat ini. [10] Pada awalnya, untuk hidrolisis digunakan gluten gandum karena mengandung lebih dari 30 g glutamat dan glutamin dalam 100 g protein. Tetapi seiring dengan meningkatnya produksi untuk memenuhi permintaan MSG yang terus bertambah, dipelajarilah proses-proses produksi baru: sintesis kimia dan fermentasi. Industri fiber poliakrilik –
dimulai di Jepang pada pertengahan 1950-an dan akrilonitril kemudian diadopsi sebagai bahan awal untuk menyintesis MSG. [11] Saat ini, sebagian b esar produksi MSG dunia dilakukan dengan fermentasi bakteri dalam proses yang mirip dengan produksi anggur, cuka, yoghurt, dan bahkan cokelat. Natrium (sodium) ditambahkan pada tahap netralisasi. Selama fermentasi, bakteri terpilih (coryneform bacteria) yang dikultur dengan amonia dan karbohidrat dari bit gula, tebu gula, tapioka, atau molase, mengeluarkan asam amino ke dalam kultur kaldu, yang daripadanya L-glutamat kemudian diisolasi. Kyowa Hakko Kogyo Co Ltd mengembangkan fermentasi industri yang pertama untuk memproduksi L-glutamat. [12] Dewasa ini, tingkat hasil konversi dan tingkat produksi dari gula menjadi glutamat te rus meningkat dalam industri MSG, hal ini memampukan industri untuk terus memenuhi permintaan MSG. [10]Produk akhir setelah filtrasi, konsentrasi, pengasaman, dan kristalisasi adalah glutamat murni, natrium, dan air. Wujudnya adalah serbuk kristal berwarna putih dan tidak b erbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium. Bahan ini sangat mudah larut dalam air, tetapi tidak bersifat higroskopis dan praktis tidak larut dalam pelarut organik umum seperti eter. [13] Secara umum, MSG stabil dalam kondisi pemrosesan makanan biasa. Selama pemasakan, MSG tidak terurai, tetapi seperti asam amino lainnya, perubahan menjadi kecokelatan atau reaksi Maillard akan terjadi bila ada gula pada suhu yang sangat tinggi.
LoSoSa Garam Rendah Sodium
Low Sodium Salt dianjurkan para dokter u/penderita hipertensi. Kini ada buatan lokal dengan harga yang terjangkau, dibanding beli merk impor yang harganya berlipat ganda. MSG dalam masakan bisa diganti gula, klo sayur tanpa garam ????? LoSoSa adalah garam alami kualitas prima dengan kandungan Sodium rendah (60% NaCl) dibanding dengan garam dapur biasa. LoSoSa juga diperkaya dengan 40 ppm Iodium lebih tinggi dari ketentuan minimal 30 ppm. LoSoSa berfungsi membantu menjaga keseimbangan rasio Natrium - Kalium di dalam tubuh. Keseimbangan rasio mineral Natrium - Kalium akan membuat Anda memiliki stamina prima dan keseimbangan tekanan darah. LoSoSa sebagaimana garam dapur biasa digunakan untuk memperkaya cita rasa makanan
sekaligus mencegah Anda dari keadaan over Sodium. Diet garam atau Natrium merupakan cara terbaik untuk menjaga keseimbangan tekanan darah dan mencegah Anda dari tekanan darah tinggi.
Kemasan refill Berat : 500 gram Detail Produk: Garam LoSoSa buatan PT Garam (Persero) 1. LoSoSa membuat hidangan menjadi sempurna LoSoSa dibuat dari garam laut/NaCl yang kaya mineral dan garam gunung/KCL, diproses dengan teknologi olahan garam terbaik untuk memastikan Anda mendapatkan kesempurnaan hidangan kesukaan dan terhindar dari asupan sodium berlebih (40% lebih rendah dari garam dapur biasa). 2. LoSoSa mencegah hipertensi & osteoporosis Konsumsi sodium berlebihan juga dapat menyebabkan kehilangan kalsium dan berakibat percepatan pengeroposan tulang (osteoporosis). Kondisi Sodium rendah dengan Kalium seimbang dapat memelihara kestabilan tekanan darah, menghambat pengeroposan tulang, menyerap alkohol dan kafein dalam tubuh serta dapat mencegah serangan jantung mendadak. 3. LoSoSa menjaga stamina dan suhu tubuh normal Keseimbangan jumlah kandungan Sodium dan Kalium pada LoSoSa membuat Anda tetap mendapatkan asupan sodium sesuai kebutuhan untuk menjaga stamina, membantu proses pencernaan dan suhu tubuh normal karena keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga. Jumlah maksimum LoSoSa mengandung Sodium 40% lebih rendah dari garam dapur biasa. Untuk diet khusus sesuaikan dengan petunjuk dokter/ahli gizi. 4. LoSoSa mencegah gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) LoSoSa mengandung Yodium 40 ppm sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah (30-40 ppm). Minimum kebutuhan Yodium orang dewasa adalah 150 mcg/hari atau setara dengan +/- 4 gram garam LoSoSa. Kekurangan Yodium dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan (cebol, tuli, bisu), gangguan kecerdasan, gangguan daya ingat, idiot, pembesaran kelenjar gondok, dan lain-lain.
Rekristalisasi NaCl
Kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat Kristal pembentukan fase padat (kristal) komponen tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan pendinginan, penguapan atau kombinasi pendinginan dan penguapan. Proses pembentukan Kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : 1. Pencapaian kondisi super/lewat jenuh (supersaturation) 2. Pembentukan inti Kristal (nucleation) 3. Pertumbuhan inti kristal menjadi Kristal (crystal growth) Proses Kristalisasi
Gelas Beaker - Ditimbang - Dimasukkan 250 ml aquades - Dipanaskan sampai mendidih
Air Panas
Garam Da ur -
Ditimbang 30 gram
-
Dimasukkankan kedalam air panas sambil diaduk
-
Dipanaskan sampai mendidih
-
disaring
Filtrat Filtrat 1
Residu Dibagi menjadi 2 bagian Filtrat 2
Rekristalisasi Melalui Penguapan
Filtrat 1 -
ditambahkan 1 gram CaO
-
ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer sampai tidak terbentuk endapan
-
ditambahkan 30 gram/liter (NH4)2CO3 sambil diaduk
-
disaring larutan tersebut
Filter
Residu
-
dinetralkan dengan larutan HCl encer
-
diuapkan larutan sampai kering
Kristal NaCl -
ditimbang
-
dihitung rendemennya
% Rendemen = 57,3 %
Rekristalisasi Melalui pengendapan
Filtrat 2 -
dijenuhkan dengan gas HCl yang dibuat dengan cara mereaksikan garam dapur dengan asam sulfat pekat
-
dihentikan penambahan gelembung gas setelah tidak terjadi pembentukan kristal
Kristal NaCl -
ditimbang
-
dihitung rendemen
-
diamati dan dibandingkan kenampakan fisik kristal yang dihasilkan dengan yang diperoleh melalui cara penguapan
Hasil Perbandingan Kristal
TUGAS
KIMIA ANALIT
Oleh: Govindra o.s.p.