KATA KATA PENGANTAR PEN GANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Eksplorasi Tambang yang ber judul “Eksplorasi Langsung “Eksplorasi Langsung”. ”. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, terkhusus untuk orang tua dan saudara yang senantisa menyemangati. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi saudara-saudari dan bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Padang, September 2016
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Eksplorasi (exploration) adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu ( searching ) atau perjalanan untuk mengungkap ( discovery) keadaan suatu daerah, ruang ataupun suatu wilayah yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, baik fisik maupun non fisik, misalnya, pengetahuan. Sementara itu, objek geologi tidak terbatas pada cebakan mineral, batubara, minyak, dan gas bumi. Objek geologi pula meliputi gejala atau fenomena yang berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Eksplorasi mineral secara singkat dibatasi sebagai proses yang dilakukan oleh suatu badan usaha, kemitraan atau korporasi dengan tujuan untuk menemukan bijih (konsentrasi mineral yang bernilai ekonomis) untuk ditambang. Metode eksplorasi dalam eksplorasi mineral adalah metode eksplorasi yang secara fisik menentukan langsung ataupun tidak langsung keberadaan suatu gejala geologi yang dapat berupa tubuh suatu endapan mineral ataupun satu atau lebih petunjuk geologi. Eksplorasi sumber daya geologi dimaksudkan sebagai usaha untuk mengetahui keberadaan suatu objek geologi, meliputi eksplorasi mineral dan sumber daya energi, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk
dapat menentukan lokasi yang bersifat ekonomis dan layak untuk diolah (eksploitasi). B.
Rumusan Masalah
1. 2. C.
Apa itu eksplorasi langsung? Bagaimana metode yang digunakan dalam eksplorasi langsung? Tujuan
1. 2.
Mengetahui pengertian dari eksplorasi langsung. Mengetahui metode-metode apa saja yang bisa digunakan dalam eksplorasi langsung.
3.
Menyelesaikan tugas mata kuliah eksplorasi tambang.
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Eksplorasi Langsung
Metode
eksplorasi
langsung
mempunyai
pengertian
bahwa
pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal hingga detail). Eksplorasi langsung ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, dengan tingkat keakuratan data dan deskripsi geologi yang beragam sesuai dengan keperluan dan kesanggupan dana.
B.
Metode-Metode yang Digunakan dalam Eksplorasi Langsung 1.
Pemetaan Geologi
Gambar 1. Peta Geologi Pulau Sumatera Sumber : http://www.lintas-sumatera.com/2016/05/geologi-sumatra.html
Pemetaan
geologi
merupakan
suatu
kegiatan
pendataan
informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan. Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut hingga detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger , sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit. Pada saat pemetaan dapat dijumpai singkapan, singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan / urat / badan bijih yang tersingkap (muncul) dipermukaan . Singkapan biasanya dapat dijumpai pada lembah-lembah sungai, dikarenakan terjadi erosi akibat dari aliran air sungai sehingga menyebabkan batuan tersingkap, namun ada juga pada kondisi dimana batuan menonjol secara alami akibat gaya gaya endogen yang bersala dari dalam bumi atau karena gerakan atau gesekan kerak bumi. Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain : a.
Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
b.
Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau
batubara. c.
Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
d.
Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).
e.
Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
f.
Informasi-informasi
pendukung
lainnya
seperti
geomorfologi,
kondisi geoteknik, dan hidrologi. g.
Bangunan-bangunan, dll. Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa
kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain : a.
Efek fisiografis : berhubungan dengan topografi dan morfologi.
b.
Zona-zona
mineralogis
:
berhubungan
dengan
batas
zona
endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi. c.
Aspek stratigrafi dan litologi : berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi, dan proses sedimentasi.
d.
Aspek struktur : berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll. Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat
memberikan manfaat antara lain : a.
Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui
(diperkirakan). b.
Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
c.
Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi).
d.
Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.
2.
Parit Uji
Gambar 2. Parit Uji Sumber : http://mintecabadi.com/ind/pr_center/gallery/menu110/index.html
Paritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah, dan lain-lain. Pada Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan
pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2-2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih / endapan. Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.
3.
Sumur Uji
Gambar 3. Sumur Uji Sumber : http://godamaiku.blogspot.co.id/2013/09/eksplorasi-batubara.html
Pembuatan
sumur
uji
atau
test
pit dimaksudkan
untuk
mendapatkan hasil lebih akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang sedalam 10 sampai 20 meter. Pada pembuatan sumur
uji
harus
diperhatikan
beberapa
faktor,
seperti
adanya
bongkahan-bongkahan yang akan mempersulit dalam proses penggalian. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya air yang akan menyulitkan dalam proses penggalian dan pada proses pengamatan struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat. Hal-hal lain
yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, dan lain-lain. Pembuatan sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan
yang
berhubungan
dengan
pelapukan
dan
endapan-endapan berlapis. Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan
untuk
mendapatkan
kemenerusan
lapisan
dalam
arah
kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
4.
Pemboran Eksplorasi
Gambar 4. Pemboran Eksplorasi Sumber : http://azim-indonesia.blogspot.co.id/2011/03/pemboran-drilling.html
Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan meter untuk memperoleh data yang representatif. Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah kondisi geologi dan topografi, tipe pemboran yang akan digunakan, spasi pemboran, waktu pemboran, dan pelaksana (kontraktor) pemboran. Informasi dari lubang bor dapat diperoleh dari beberapa sumber batuan, inti bor atau sludge, geofisika bawah permukaan, dan informasi
dari hasil pemboran. Pada bagian ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi. Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran
sangat
penting
jika
kegiatan
yang dilakukan
adalah
menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika tel ah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh. Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain : a. juru bor. b. peralatan dan onderdil yang dibutuhkan. c.
alat transportasi.
d.
konstruksi peralatan pemboran, dll. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat
pemboran : a.
tujuan (open hole-coring ).
b.
topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air).
c.
litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor).
d. biaya dan waktu yang tersedia. e. peralatan dan keterampilan. Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain : a.
identifikasi struktur geologi.
b.
sifat fisik batuan samping dan badan bijih.
c.
mineralogi batuan samping dan badan bijih.
d.
geometri endapan.
e.
sampling, dll.
BAB III PENUTUP A.
KESIMPULAN
Eksplorasi (exploration) adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu ( searching ) atau perjalanan untuk mengungkap ( discovery) keadaan suatu daerah, ruang ataupun suatu wilayah yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, baik fisik maupun non fisik. Metode-metode yang digunakan pada eksplorasi langsung, antara lain :
B.
1.
pemetaan geologi
2.
parit uji
3.
sumur uji
4.
pemboran SARAN
Pada proses eksplorasi, khususnya eksplorasi langsung, metode pemboran merupakan kegiatan dengan metode pendeskripsian
geologi
diantara
metode
paling akurat
lainnya.
Karnanya,
untuk untuk
mendapatkan hasil deskripsi geologi yang terbaik, maka pemboran adalah metode yang paling tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
(2015, 23 November). “ Makalah Eksplorasi Langsung ”. http://pusatnyaanakpertambangan.blogspot.co.id/2015/11/makala h-eksplorasi-langsung-dan.html. Diambil tanggal 30 november 2016.
Anonymous.
(2009, 6 Maret). “ Metode Eksplorasi Langsung ”. http://miningunited.blogspot.co.id/2009/03/metode-eksplorasi-lan gsung.html. Diambil tanggal 30 November 2016.