1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR LATAR BELAKANG BELA KANG
Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung kemih) merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebi lebih h bany banyak ak meng mengen enai ai laki laki-l -lak akii dari daripa pada da wani wanita ta.. Terdap rdapat at kasu kasuss yang ang melaporkan melaporkan,, pernah mengeluhkan mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur darah. Tetapi karena pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya ineksi di saluran kemih dan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien kemudian menjadi tenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena itu bukan hanya berarti ineksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing bahkan keganasan atau kanker di saluran kemih. Bila !nda menemui keluhan kencing darah yang berulang atau menetap dengan atau tanpa rasa sakit, sakit, sebelu sebelum m dipasti dipastikan kan oleh oleh seoran seorang g dokter dokter maka maka itu harus harus diangg dianggap ap sebagai sebuah masalah yang serius dan bukan sekedar ineksi biasa. Tumor buli-buli merupakan "# dari seluruh keganasan dan merupakan keganasan keganasan kedua terbanyak terbanyak pada sistem urogenital urogenital setelah karsinoma karsinoma prostat. prostat. Tumo Tumorr ini dua kali kali lebih lebih sering sering menye menyerang rang pria pria daripa daripada da wanita wanita dan angka angka kejadiannya meningkat pada daerah industri.
"
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Vesika Urinaria
$andun $andung g kemih kemih adalah adalah sebuah sebuah organ organ tubuh tubuh yang yang menyer menyerupa upaii sebuah sebuah %kantu %kantung& ng& dalam pelvis pelvis yang yang menyi menyimpa mpan n urin urin yang yang diprod diproduks uksii ginjal. ginjal. 'rin 'rin dialirkan ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. $andung kemih dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu •
pit piteli elium um,, bagi bagian an tran transis sisio iona nall dari dari epit epitel el yang yang menj menjad adii asal asal datangnya sel kanker.
•
*amina propria, lapisan yang terletak di bawah epitelium.
•
+tot detrusor, lapisan otot yang tebal dan dalam terdiri dari lapisanlapisan lapisan otot halus yang tebal yang membentuk membentuk lapisan dinding otot kantung kemih.
•
aringan perivesikal lembut, lapisan terluar yang terdiri dari lemak, jaringan-jaringan, dan pembuluh darah.
Buli-buli sendiri terdiri dari lapis otot detrusor yang saling beranyaman. i bagian dalam adalah otot longitudinal, di tengah otot sirkuler, dan yang terluar otot otot longit longitudi udinal nal.. /ukosa /ukosa buli-b buli-buli uli terdir terdirii atas atas sel-sel sel-sel transis transision ional al yang yang sama sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. 0ada dasar buli-buli buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.
ecara anatomik, buli-buli terdiri atas permukaan, yaitu permukaan superior
yang
berbatasan
dengan
rongga
peritoneum,
dua
permukaan
ineriolateral, dan permukaan posterior. 0ermukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli
Buli-buli
berungsi menampung
urine
dari ureter dan kemudian
mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). alam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih 22-342 ml. edangkan kapasitas buli pada anak menurut $o adalah ('mur 5 ") 6 2 ml.
0ada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada sara aeren dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral "-3. 7al ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan relaksasi singter uretra sehingga terjadilah proses miksi.
3
B. Etiologi an !aktor resiko
0enyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan beberapa substansi-substansi dalam industri kimia diyakini bersiat karsinogenik (7ueper, 183"). alah satunya adalah siat karsinogenisitas dari 9-naphthylamine yang telah ditemukan. ubstansi ini diyakini terbawa dalam urine dan menyebabkan asal tumor dalam kaitannya dengan kontak dengan permukaan mukosa vesika dalam waktu lama. ubstansi kimia lainnya yang diwaspadai bersiat karsinogenik adalah ben:idine. $eganasan buli-buli tejadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat di sekitar kita. Beberapa aktor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli adalah 1. 0ekerjaan 0ekerja pabrik kimia, terutama pabrik cat, laboratorium, pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon; pencukur rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik ("-natilamin, ben:idine, dan 3-aminobiamil).
". 0erokok
neksi saluran kemih Telah diketahui bahwa kuman-kuman . ?oli dan 0roteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan :at karsinogen.
3. $opi, pemanis buatan, dan obat-obatan $ebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan sikloosamid yang
diberikan
intravesika,
enasetin,
opium,
dan
obat
antituberkulosa >@7 dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli-buli.
4
". Bent#k t#mor
Tumor buli terdapat dalam bentuk papiler, tumor non invasi (in situ), noduler (iniltrati) atau campuran antara bentuk papiler dan iniltrati.
Jenis $isto%atologi
ebagian besar (A 82#) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersiat multiokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. edangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel suamosa (A 12#) dan adenokarsinoma (A "#). !. $arsinoma sel transisional ebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini biasanya berbentuk papiler, lesi eksoitik, sesile atau ulcerasi. ?arsinoma in situ berbentuk datar (non papiler anaplastik), sel-sel membesar dan nukleus tampak jelas. apat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksoitik, dapat juga okal atau diuse. $arsinoma urotelial datar adalah tumor yang sangat agresi dan bertumbuh lebih cepat dari tumor papilari.
B. $arsinoma non sel transisional •
!denokarsinoma Terdapat kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah
1. 0rimer terdapat di buli-buli Biasanya terdapat di dasar dan di undus buli-buli. 0ada beberapa aksus sistitis glandularis kronis dan ekstroia vesika pada perjalanan lebih lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli. ". 'rakhus persisten
=
!dalah sisa duktus urakhus yang mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. . Tumor sekunder yang berasal dari okus metastasis dari organ lain, diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma, dan endometrium.
•
$arsinoma sel skuamosa $arsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas.
dalam
jangka
waktu
lama,
inestasi
cacing
schistosomiasis pada buli-buli, dan pemakaian obat sikloosamid secara intravesika.
•
$arsinoma yang tidak berdierensiasi /erupakan tipe tumor yang jarang (kurang dari " # dari seluruh tipe tumor buli). Tumor ini tidak memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari tumor lain, dan kata undifferentiated merujuk kepada siat alamiah sel-sel tersebut yang bersiat anaplastik. alam karsinoma yang tidak terdierensiasi, sel-selnya belum matang sehingga dierensiasi ke arah pola yang jelas seperti papilari, epidermoid atau adenokarsinoma tidak terjadi.
•
$arsinoma campuran Terdapat 3-= # dari seluruh tipe tumor. /erupakan kombinasi antara bentuk transisional, glandular, skuamosa, dan tidak berdierensiasi. Cang tersering adalah campuran bentuk transisional dan skuamosa.
?. $arsinoma epitelian dan non epitelial
D
$arsinoma epiteliai di buli ditemukan dengan adenoma villi, tumorkarsinoid, karsinosarkoma, dan melanoma. $arsinoma non epitelial ditemukan bersama dengan eokromositoma, limoma, koriokarsinoma, dan tumor mesenkim
D. Stai#m t#mor
0enentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem T@/ dan stadium menurut /arshall.
TN&
Tis Ta T1 T" Ta Tb T3 @1-
&ars$all
2 2 ! B1 B" ?
Uraian $arsinoma in situ Tumor papilari invasi >nvasi submukosa >nvasi otot superisial >nvasi otot prounda >nvasi jaringan lemak
1 1
prevesika >nvasi ke organ sekitar /etastasis ke limonudi
regional /1 " /etastasis hematogen 0embagian Erade berdasarkan derajat dierensiasi sel tumor 1. Tumor berbentuk papiler, masih berdierensiasi baik, ukuran relati kecil dengan dasar yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan
F
di bawah lamina propria, tidak ke dalam dinding otot kantung kemih atau lebih. Tidak ada kelenjar lime yang terlibat. apat diatasi dengan cara transuretral, namun sudah radio-resistant. ". Tumor berbentuk papiler, dengan dierensiasi yang kurang baik, cenderung menginvasi lamina propria atau otot detrusor. 'kuran tumor lebih besar dari Erade 1, dan berhubungan lebih luas dengan dinding vesika. ering dapat diatasi dengan reseksi transuretral. $urang berespon dengan radio terapi. . Tumor cenderung berbentuk noduler dan invasi, menyebar sampai ke dalam muscularis propria, yang melibatkan jaringan-jaringan lunak di sekitar kantung kemih, prostat, uterus, atau vagina. /asih belum ada organ lime yang terpengaruh hingga tahap ini. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih sensiti terhadap radio terapi. 3. Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah menyerang hingga jaringan lime. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih sensiti terhadap radio terapi.
0embagian tage berdasarkan derajat invasi tumor •
tage 2
menunjukkan tumor papilar, namun belum
menginvasi lamina propria •
tage !
tumor sudah menginvasi lamina propria, namun
belum menembus otot dinding vesika. •
tage B1 neoplasma sudah menyebar supericial sampai setengah dari otot detrusor.
•
tage B" tumor ditemukan jauh di dalam lapisan otot.
•
tage ?
tumor menyebar sampai lapisan lemak perivesikal
atau ke peritoneum. •
tage tumor sudah bermetastasis.
8
Pal%asi 'iman#al
0alpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor T'< buli-buli. ari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina, sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli di daerah suprasimisis untuk memperkirakan luas iniltrasi tumor.
E. Ge(ala klinis
Eejala pada kanker buli-buli tidaklah spesiik. Banyak penyakit penyakit lain, yang termasuk kondisi inlamasi, melibatkan ginjal dan kandung kemih, menunjukkan gejala yang sama. Eejala pertama yang paling umum adalah adanya darah dalam urin (hematuria). 7ematuria dapat terlihat dengan mata telanjang, ataupun berada dalam level mikroskopik. Eejala seperti adanya iritasi pada urinasi juga dapat dihubungkan dengan kanker kantung kemih, seperti rasa sakit dan terbakar ketika urinasi, rasa tidak tuntas ketika selesai urinasi, sering urinasi dalam jangka waktu yang pendek. >ritabilitas vesikal dengan atau tanpa sakit biasanya menandakan adanya iniltrasi, walaupun tidak dalam semua kasus.
Gaspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersiat 1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless). ". $ambuhan (intermitten). . Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).
eringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan iniltrasi luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi bulu-buli.
7ematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. $eluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. dema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran lime oleh massa tumor atau oleh kelenjar lime yang
12
membesar di daerah pelvis.terdapat nyeri pinggang jika tumor menyumbat saluran kemih sehingga terjadi hidronerosis.
). Diagnosis
Galaupun hematuria dan iritabilitas vesikal merupakan gejala yang paling sering dan menonjol dalam tumor epithelial, kedua gejala tersebut juga seringkali terjadi sebagai bentuk dari kondisi-kondisi lain yang melibatkan organ urogenital lain. alam tubuh orang dewasa, terutama yang berumur di atas 32 tahun, harus diwaspadai secara serius akan kemungkinan adanya kanker kandung kemih, terutama bila dalam urin tidak ditemukan adanya basil tuberkulus. 0ada pemeriksaan isik terhadap penderita kanker buli biasanya jarang ditemui adanya kelainan karena tumor tersebut merupakan tumor epitel transisional kandung kemih yang letaknya superisial dari buli buli.Tumor tersebut baru dapat diraba bila tumor tersebut sudah tumbuh keluar dari dinding buli-buli. /engingat pada kanker ini mudah terjadi metastasis ke kelenjar lime regional, hati dan paru-paru. !da beberapa alat diagnosa yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosa terhadap kanker kantung kemih. @amun sebuah diagnosa diiniti hanya dapat dilakukan setelah memeriksa jaringan kantung kemih yang dilakukan oleh seorang patologis.
Beberapa pemeriksaan tambahan perlu dilakukan untuk membantu mendiagnosis kanker buli 1. 0emeriksaan laboratorium $elainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah dan urin. Eejala anemia dapat dijumpai bila ada perdarahan dari tumor yang sudah lanjut. apat juga ditemukan gejala ganggunan ungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang
11
terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara ureter. elain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula •
itologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urin.
•
!ntigen permukaan sel dan low cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel urotelium.
". 0emeriksaan ntra Iena (0>I) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. 0ada pemeriksaan ini selain melihat adanya illing deek pada buli-buli juga mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum, dan dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran
kemih
yang
disebabkan
oleh
tumor
buli-buli
tersebut.
idapatkannya hidroureter atau hidronerosis merupakan salah satu tanda adanya iniltrasi tumor ke ureter atau muara ureter. ika penderita alergi terhadap :at yang digunakan pada pemeriksaan 0>I, maka dapat dilakukan pemeriksaan 'E. Hoto toraks juga perlu dilakukan untuk melihat bila ada metastasis ke paru-paru. . istoskopi dan biopsi istoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan pemeriksaan visual langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu cytoscope. >dentiikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan cytoscopy. Banyak tumor yang muncul dari bagian yang lebih tergantung dari kantung kemih, seperti basal, trigonum, dan daerah di sekitar oriisium vesika. @amun mereka juga dapat muncul dimana saja. 0emeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli,
1"
terutama jika penderita berumur 32-34 tahun. engan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk menentukan derajat iniltrasi tumor yang menentukan terapi selanjutnya. elain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai tindakan pengobatan pada tumor superisial (permukaan).
3.
?T scan atau /<> Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. ?T scanning merupakan 6-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-persimpangan dari organ-organ yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar 6-ray konvensional. /<> lebih sensiti dari ?T can, yang memberikan keuntungan dapat mendeteksi kelenjar lime yang membesar di dekat tumor yang menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar lime.
G. Diagnosis Baning •
Tumor ginjal atau tumor ureter
•
ndometriosis
•
Benign 0rostatic 7ipertroi
•
Batu ginjal, ureter, buli
•
Tuberculosis traktus urinarius
•
Tumor cervi6
H. Kom%likasi
apat terjadi ineksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi tumor. 0ada obstruksi ureter, jarang terjadi ineksi ginjal. Bila tumor menginvasi leher buli, maka dapat terjadi retensi urin. ?ystitis, yang mana sering kali berada dalam tingkat yang harus diwaspadai, merupakan hasil dari nekrosis dan ulserasi dari permukaan tumor. 'lserasi ini terkadang dapat dilihat dalam
1
kasus tumor-tumor yang tidak menembus, dari beberapa gangguan dengan aliran darah, tetapi muncul dalam 2 persen kasus dimana tumor menembus. $antung kemih yang terkontraksi dengan kapasitas yang sangat kecil dapat mengikuti ulserasi dengan ineksi dan iniltrasi ekstensi dalam dinding kantung kemih.
$embalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari komplikasi. ika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama, kemungkinan hal tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang proesional dan kurang layak pada tumor asalnya. @amun tumor, yang muncul di tempat lain di dalam kandung kemih harus berasal dari asal yang berbeda.
$ematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul karena disebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan atas tumor tersebut. 7idroneprosis dan urosepsis, dengan gagal renal, to6emia, cache6ia, dan kelelahan isik dari iritabilitas vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus diperhatikan. 7idronerosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter. Bila terjadi bilateral, terjadilah uremia. >. Prognosis Tumor superisial yang berdierensiasi baik dapat timbul kembali, atau muncul papiloma baru. engan kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan minimal tahun. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara transuretral, tapi bila muncul kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasi dan ganas. istektomi dan radio terapi harus dipertimbangkan kemudian. ecara umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan dierensiasi. 0ada tumor Erade 1,", tage 2, !, B1 hasil terbaik didapatkan dengan reseksi transuretral. istektomi dapat untuk mengatasi 14-"4# tumor Erade ,3, tage B", ? dengan persentasi kematian saat operasi sebesar 4-14#.
13
Tumor papilari yang tidak menembus hanya berada pada kantung kemih. mereka memiliki karakteristik untuk tidak bermetastasis kecuali mereka melewati proses perubahan ganas, menembus lapisan membran dasar dan menembus dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu dihancurkan dengan sempurna dengan ulgurasi, radium ataupun elektroeksisi. Beberapa mungkin menghilang setelah terapi rontgen dalam atau proses instilasi atas podoilin. !dalah sangat penting untuk memeriksa pasien dalam interval reguler. ehingga adanya tumor yang kembali datang dapat dikenali lebih awal dan dapat diobati sebagaimana seharusnya. ika pemeriksaan ini dilakukan dalam interval tiap enam hingga delapan bulan pada awalnya, dan perlahan-lahan waktu interval yang dibutuhkan semakin panjang, maka prognosisnya dapat dikatakan sukses.
Tumor kantung kemih yang menembus jauh lebih serius dan cepat atau lambat akan bermetastasi. Beberapa pembelajaran otopsi menunjukkan bahwa kejadian metastasis dan ekstensi ekstra vesikel secara langsung adalah proporsional dengan tingkat kedalaman sejauh apa tumor tersebut telah menembus dinding kantung kemih. /etode apapun dari perawatan yang mana mampu untuk secara sempurna melenyapkan tumor utama yang superisial dan menembus akan dapat memberikan tingkat bertahan hidup 4 tahun yang baik. alam kasus dari prosedur konservati, bukti atas sebuah eisiensi sama dengan yang dicapai dari reseksi segmental atau sistektomi jelas akan tergantung kepada segregasi pra-operasi dari tumor yang superisial yang mana terletak cukup dalam. Tumor yang telah menyebar ke lebih dari setengah jalan melewati muskularis biasanya tidak lagi terlokasi ke kantung kemih. kemungkinan bertahan hidup 4 tahun dari kasus-kasus seperti ini setelah sistektomi sederhana hanya 12 persen. $etika tumor menembus hingga sangat dalam, muncul kemungkinan kematian yang lebih tinggi setelah kegagalan untuk membuang semua tumor tersebut dengan sistektomi. lektrosisi transurethral dan elektrokoagulasi diketahui memberikan kenyamanan untuk berbulan-bulan dan bahkan bertahuntahun. Terkadang radiasi eksternal dengan kontrol dari hemorrhage dan
14
transplantasi uretral ke dalam kulit akan mengurangi iritabilitas vesikal. *ebih jauh lagi, pemecahan dari arus urinase dalam kasus tertentu dapat diikuti oleh penurunan dari masa total dari tumor. ecara umum, pandangan-pandangan sebagian besar bergantung pada apakah tumor tersebut terlokasi di kantung kemih saja atau telah menyebar ke daerah di luar nya. Tumor yang terlokalisasi biasanya telah menginiltrasi kurang dari setengah jalan menembus muskularis. ebuah prognosis yang bagus dapat diharapkan tercapai hanya setelah pemusnahan menyeluruh dari lokalisasi tumor sejenis dan kontrol atas kemungkinan datang kembalinya tumor secara reguler
1=
BAB III PENATALAKSANAAN
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah reseksi buli-buli transuretra atau T'< buli-buli. 0ada tindakan ini dapat ditentukan luas iniltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain 1. Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau wait and see. ". >nstilasi intravesika dengan obat-obat /itosimin ?, B?E, 4-Hluoro 'racil, ikloosamid, oksorubisin, atau dengan >ntereron ilakukan dengan cara memasukkan :at kemoterapeutik ke dalam buli melalui kateter. ?ara ini mengurangi morbidatas pada pemberian secara sistemik. Terapi ini dapat sebagai proilaksis dan terapi, mengurangi terjadinya rekurensi pada pasien yang sudah dilakukan reseksi total dan terapi pada pasien dengan tumor buli superisial yang mana transuretral reseksi tidak dapat dilakukan. Jat ini diberikan tiap minggu selama =-F minggu, lalu dilakukan maintenan terapi sebulan atau dua bulan sekali. Galaupun toksisitas lokal sering terjadi, toksisitas sistemik jarang terjadi karena ada pembatasan absorbsi di lumen buli. 0ada apsien gross hematuri
sebaiknya
menghindari
cara
ini
karena
dapat
menyebabkan komplikasi sistemik berat. isiensi obat dapat dicapai dengan membatasi intake cairan sebelum terapi, pasien dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda, tidak berkemih 1-" jam setelah terapi.
. istektomi parsial, radikal atau total isteksomi parsial dilakukan pada tumor iniltrati, soliter yang berlokasi di sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli.
1D
0ada sistektomi radikal dilakukan pengangkatan seluruh buli dan jaringan
atau
organ
di
sekitarnya.
0ada
pria,
dilakukan
pengangkatan buli, jaringan lemak sekitarnya, prostat dan vesika seminalis. 0ada wanita dilakukan pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas, ovarium. istektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urin dari kateter dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara lain a. 'reterosigmoidostomi Caitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam sigmoid. ?ara ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulkan penyulit.
b. $onduit usus Caitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung urin, sedangkan untuk mengeluarkan urin dipasang kateter menetap melalui sebuah stoma. aat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak praktis.
c. iversi urin kontinen Caitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urin pada volume tertentu). 'rin kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan kateterisasi mandiri secara berkala. ?ara diversi urin ini yang terkenal adalah cara $ock pouch dan >ndiana pouch.
d. iversi urin +rthotopic !dalah membuat neobladder dari segmen usus yang kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih
1F
isiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai stoma yang dipasang di abdomen.
3.
4. Terapi ajuvan
dengan
kemoterapi
sistemik antara
lain regimen
sisplatinum-ikloosamid dan !driamisin
tadium uperisial
Tindakan T'< Buli ; Hulgurasi
(tadium 2 K !)
>nstilasi intravesika
>nvasi
T'< Buli
(tadium B-?-1)
istektomi; radiasi
/etastasis
!juvantivus kemoterapi
(tadium ")
0ada pasienn tumor buli kadang ditemukan metastase regional atau metastase jauh. an sekitar 2-32# pasien denagn tumor invasi akan bermetastase jauh meskipun sudah dilakukan sistektomi radikal dan radioterapi. 0emberian single kemoterapi agentatau kombinasi menunjukkan respon yang baik pada pasien tumor buli metastase.
18
Kontrol 'erkala
emua pasien karsinome buli harus mendapatkan pemeriksaan secara berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sitologi urin serta sistoskopi. adwal pemeriksaan berkala itu pada 1. Tahun pertama dilakukan setiap bulan sekali. ". Tahun kedua setiap 3 bulan sekali. . Tahun ketiga dan seterusnya setiap = bulan.
!HT!< 0'T!$!
"2
1. ta 0engajar ub-Bagian . . akarta "222. ". 0urnomo,BB. asar-asar 'rologi disi $edua. agung eto. akarta "22. . G.B, aunders. ?ampbell&s 'rology si6th edition. GB aunders ?ompany. 0hiladelphia 188". 3. jamsuhidajat, < dan Gim de ong. Buku !jar >lmu Bedah. E?. akarta "224 4. 7ydronephrosis and 7ydroureter. http;;www.emedicine.com;med;topic1244.htm !ccessed on /arch, 12 "22F.