BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Tumor intrakranial adalah suatu massa abnormal yang ada di dalam tengkorak yang disebabkan oleh multiplikasi sel-sel yang berlebihan dan menyebabkan adanya proses desak ruang. Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intracranial ) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain ( metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder.
Epidemiologi
Tumor Intrakranial menduduki peringkat ke-6 sebagai tumor terbanyak pada orang dewasa, dan merupakan tumor solid terbanyak yang diderita oleh anak-anak. Insiden terjadinya tumor otak primer adalah 14-21/100.000/tahun.
Insidensi terbanyak dari tumor intrakranial primer pada pasien di bawah usia 20 tahun adalah medulloblastoma, astrocytoma pilocytic, ependymoma, dan astrocytoma (WHO grade II); dari usia 20 sampai usia 45 tahun, astrocytoma (WHO grade II), oligodendroglioma, neuroma akustik (schwannoma), dan ependymoma; di atas usia 45, glioblastoma, meningioma, neuroma akustik, dan oligodendroglioma. Sedangkan untuk insiden terendah dimiliki oleh tumor hipofisis (termasuk metastasis hipofisis), craniopharyngioma, limfoma intrakranial dan sarkoma intrakranial.
Klasifikasi
1. Klasifikasi tumor berdasarkan asal sel a. Neuroepitelial (Glioma) •
Astrositoma o
Astrositoma pilositik, grade I
o
Astrositoma difusa, grade II
o
Astrositoma anaplastik, grade III
o
Glioblastoma, grade IV
•
Oligodendroglioma
•
Ependimoma
•
Choroid plexus papilloma atau karsinoma
•
Tumor neuronal dan neuronal-glial
•
Tumor parenkim pineal
•
Tumor embrional
b. Tumor intrakranial lainnya •
Meningioma : tumor meningen
•
Tumor vaskular : hemangioblastoma
•
Primary CNS limfoma
•
Tumor germ cell : germinoma, teratoma
•
Tumor pituitari
•
Tumor syaraf perifer : neurilemmoma, schwannoma, neurofibroma
•
Developmental tumor : DNET, kraniofaringioma, kista koloid, kista epidermoid dan dermoid
•
Tumor metastatik : tumor payudara dan tumor bronkus merupakan tumor terbanyak yang bermetastasis di otak.
2. Klasifikasi berdasarkan keganasan a. Tumor jinak •
Astrositoma : Astrositoma pilositik (WHO grade I), Low-grade astrositoma (WHO grade II), Oligodendroglioma (WHO grade II), Pleomorfik xanthoastrositoma (WHO grade II).
•
Meningioma (WHO grade I)
•
Papilloma plexus koroidalis (WHO grade I)
•
Hemangioblastoma (WHO grade I)
•
Ependimoma (WHO grade I-II)
b. Tumor ganas •
Astrositoma anaplastik (WHO grade III) dan Glioblastoma (WHO grade IV)
•
Limfoma serebral primer (WHO grade IV)
•
Oligodendroglioma anaplastik (WHO grade III)
•
Ependimoma anaplastik (WHO grade III)
•
Tumor neuroektodermal primitif (PNET) (WHO grade IV)
•
Sarkoma serebral primer (WHO grade IV)
3. Klasifikasi tumor berdasarkan lokasi. a. Regio supratentorial •
Kista koloid di ventrikel ketiga
•
Kraniofaringioma (WHO grade I)
•
Adenoma pituitari (WHO grade I)
•
Tumor pineal : germinoma (WHO grade III), pineositoma (WHO grade I), dan pineoblastoma (WHO grade IV)
b. Regio infratentorial •
Neuroma akustik (WHO grade I)
•
Kordoma
•
Paraganglioma : pheochromositoma, simpatetik paraganglioma (kemodetektoma)
Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu : •
Herediter Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma
tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma. •
Sisa-sisa sel embrional ( Embryonic Cell Rest )
Bangunan-bangunan
embrional
berkembang
menjadi
bangunan-bangunan
yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma. •
Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi. •
Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat. •
Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethylurea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
!"#$%$ '%()(* !"#$%&'(& '*'+"( '&,&- $.'&+ .(.(/0& ("/0"1&12&/ 3*'-./4'* /".,#%#4*' 0&/4 $,#4,"'*-5 6&3& /"#$%&'(& 1"/*4/& 3"/4&/ $",+.(1.7&//0& %&(1&+8 4"9&%& 2%*/*'
(./:.% $",%&7&/;%&7&/8 &$&%&4* 1*%& %#2&'* /"#$%&'(& 3* 3&",&7 #+&2 0&/4 +*3&2 +",%&%. <*+&% &+&. +*3&2 ("(1",*2&/ 4&/44.&/ #,4&/ 0&/4 /0&+&8 (*'&%/0& $&3& %#1.' -,#/+&%*'5 ="7*/44& 2"1&/0&2&/ 3*+"(.2&/ '.3&7 3&%&( .2.,&/ 0&/4 :.2.$ 1"'&,5 !"#$%&'(& */+,&2,&/*&% 0&/4 +",%"+&2 3* 3&",&7 #+&2 <*+&% &+&. 3"2&+ 3"/4&/ '+,.2+., 0&/4 $"/+*/48 (&2& &2&/ ("(1",*2&/ 4"9&%& 2%*/*' 0&/4 :"$&+ ("'2*$./ .2.,&//0& (&'*7 2":*%5 >"9&%& 2%*/*' 0&/4 1",'*-&+ &2.+ $,#4,"'*- .(.(/0& 3*'"1&12&/ &3&/0& 2#($%*2&'* $",3&,&7&/ */+,&'","1,&% &+&. '.(1&+&/ &%*,&/ ?==5 >&(1&,&/ 2%*/*' /"#$%&'(& */+,&2,&/*&% '":&,& .(.( 3*1&4* 3&%&( +*4& 2"%#($#2 0&*+. 4&(1&,&/ 2%*/*' .(.(8 +",%#2&%*'*,8 3&/ +",%#2&%*'*, $&%'.5
$+ !$,-$.$) /%()(* 0,0, >"9&%& 3&/ +&/3& .(.( 1*&'&/0& 3*'"1&12&/ #%"7 ("/*/42&+/0& @AB8 */-*%+,&'* 3*-.' 3&,* (&''& /"#$%&'(&8 "3"( '","1,*8 &+&. 7*3,#'"-&%.'5 >&(1&,&/ 2%*/*' .(.( 0&/4 %"1*7 '",*/4 +",%*7&+ &3&%&7 /0",* 2"$&%&8 (./+&78 2"9&/48 $",.1&7&/ '+&+.' ("/+&%5 @&/3& 2%*/*'/0& 1",.$& "3"( $&3& $&$*% /",<.' #$+*2.' C!5AAD5 •
!0",* 2"$&%& !0",* 2"$&%& (",.$&2&/ 4"9&%& .(.( 0&/4 3*,&'&2&/ $&3& /"#$%&'(&
*/+,&2,&/*&%5 !0",*/0& $&%*/4 7"1&+ +",9&3* 3* $&4* 7&,*8 2&,"/& '"%&(& +*3., (&%&(8 +"2&/&/ 2&,1#/3*#2'*3& C6?E FD &,+",* '","1,&% ("/*/42&+ '"7*/44& ("/4&2*1&+2&/ $"/*/42&+&/ !"#"$#%& $&(() *&(+ C?GHD 3&/ 3"/4&/ 3"(*2*&/ &2&/ ("/*/42&+2&/ @AB5 •
I./+&7 I./+&7 +",3&$&+ $&3& JKL 2&'.'8 '",*/4 3*9.($&* $&3& /"#$%&'(&
*/+,&2,&/*&% 3* -#''& $#'+",*#,5 I./+&7 '",*/4 +*(1.% $&3& $&4* 7&,* '"+"%&7 1&/4./ +*3., 3*'"1&12&/ #%"7 +"2&/&/ */+,&2,&/*&% 0&/4 ("/*/44* '"%&(& +*3.,
(&%&(8 3* (&/& +"2&/&/ 2&,1#/3*#2'*3& C6?E FD '","1,&% ("/*/42&+5 =*-&+ (./+&7 $&3& $"/3",*+& 3"/4&/ @AB ("/*/42&+ &3&%&7 $,#0"2+*% +&/$& 3*3&7.%.* #%"7 (.&%5 •
B"9&/4 -#2&% B"9&/4 -#2&% +*(1.% '"1&4&* (&/*-"'+&'* 3&,* @AB 0&/4 ("%#/9&2 '":&,& :"$&+5
6",%. 3*:.,*4&* $"/0"1&1 1&/42*+&/ 2"9&/4 &3&%&7 +.(#, */+,&2,&/*&% 1*%& M &5 G&/42*+&/ 2"9&/4 $",+&(& 2&%* $&3& .'*& %"1*7 3&,* FN +&7./ 15 I"/4&%&(* $#'+ *2+&% $&,&%*'*' :5 I"/4&%&(* '+&+.' "$*%"$+*2.' 35 6",'*'+"/ +",7&3&$ #1&+;#1&+ "$*%"$'* "5 G&/42*+&/ 3*'",+&* 3"/4&/ 4"9&%& $"/*/42&+&/ @AB 0&/4 %&*/5 •
6",.1&7&/ '+&+.' ("/+&% @.(#, */+,&2,&/*&% 3&$&+ ("/4&2*1&+2&/ 4&/44.&/ ("/+&% 1",.$& (.3&7
+",'*/44./48 "(#'* %&1*%8 $"%.$&8 $",%&(1&+&/ &2+*<*+&' ("/+&% 3&/ '#'*&%8 2"7*%&/4&/ */*'*&+*- 3&/ '$#/+&/*+&'8 &/O*"+&'8 3& /3"$,"'*5 >"9&%& */* 1",9&%&/ $,#4,"'*- 3&/ 3&$&+ 3*9.($&* $&3& FPJ 2&'.'5 >&/44.&/ "(#'* 9.4& &2&/ +",9&3* +",.+&(& 9*2& /"#$%&'(& */+,&2,&/*&% +",'"1.+ ("/3"'&2 '*'+"( %*(1*2 C27.'.'/0& &(*43&%& 3&/ 4*,.' '*/4.%*D 2&,"/& '*'+"( %*(1*2 (",.$&2&/ $.'&+ $"/4&+., "(#'*5 •
6&$*% "3"(& 6&$*% "3"(& ("/./9.22&/ &3&/0& "3"( &+&. $"(1"/42&2&/ 3*'2.' #$+*2.'
0&/4 3*'"1&12&/ #%"7 $"/*/42&+&/ @AB 0&/4 ("/"+&$ '"%&(& %"1*7 3&,* 1"1",&$& 7&,* &+&. (*/44.5 Q3"(& *+. 1",7.1./4&/ 3"/4&/ #1'+,.2'* ?==8 3*(&/& $"/*/42&+&/ @AB $&3& '"%.1./4 /",<.' #$+*2.' ("/47&%&/4* 3,&*/&'" <"/& 3&/ &%*,&/ &2'#$%&'(*2 $&3& /".,#/ #$+*2.' 3&/ ("/0"1&12&/ $"(1"/42&2&/ $&3&
3*'2.' #$+*2.' 3&/ ,"+*/& '",+& $",3&,&7&/ 3*'.2.'5 6&$*% "3"(& +&7&$ %&/9.+ 3&$&+ +",9&3* &+,#-* '"2./3", $&3& /",<.' #$+*2.'5
b.
Gejala spesifik tumor otak terlokalisir.
1. Lobus frontal •
Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
•
Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal
•
Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
•
Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
•
Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
2. Lobus parietal •
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
•
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
3. Lobus temporal •
Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi
•
Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
•
Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.
4. Lobus oksipital •
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
•
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia
5. Tumor di ventrikel ke III
•
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran
6. Tumor di cerebello pontin angie •
Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
•
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran
•
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel
7. Tumor Hipotalamus •
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
•
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan
8. Tumor di cerebelum •
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat erjadi disertai dengan papil udem
•
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otototot servikal
9. Tumor fosa posterior •
Ditemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma
c.
Gambaran gejala tumor intrakranial terlokalisir palsu
Suatu tumor intrakranial dapat menimbulkan gejala klinis yang tidak sesuai dengan fungsi bagian otak yang didududkinya. Adapun manifestasi tersebut adalah :
1. Kelumpuhan saraf otak Saraf otak dapat tertarik atau tertekan karena proses desakan tumor. Desakan tidak harus langsung terhadap saraf otak. Suatu tumor di insulae kanan dapat mendesak batang otak ke kiri dan menyebabkan salah satu saraf otak sisi kiri dapat mengalami gangguan. Saraf otak yang sering terkena pengaruh secara tak langsung dari neoplasma adalah saraf otak ke III, IV, dan VI. 2. Refleks patologis yang positif pada kedua sisi Hal ini dapat ditemukan pada pasien neoplasma intrakranial pada salah satu hemisfer. Oleh karena pergeserah mesensefalon ke sisi kontralateral, pedunkulus serebri pada sisi kontralateral mengalami kompresi dan refleks patologis pada sisi neoplasma menjadi positif. Refleks patologis pada sisi kontralateral terhadap neoplasma menjadi positif karena kerusakan jaras kortikospinalis di tempat yang diduduki neoplasma itu sendiri. 3. Gangguan mental Gangguan mental dapat timbul pada semua pasien neoplasma intrakranial pada letak manapun. 4. Gangguan endokrin Gangguan endokrin dapat muncul karena proses desak ruang di daerah hipofise, tapi juga dapat terjadi akibat desakan tidak langsung dari neoplasma di ruang supratentorial.
1",".(/*$$) 1")0)#$)2 3+ 45 67$) CT Scan adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X dan dengan penggunaan komputer yang akan menghasilkan gambar organ-organ tubuh manusia. CT Scan dapat
digunakan apabila MRI tidak tersedia. Namun, low-grade tumor pada posterior fossa dapat terlewatkan oleh CT Scan. CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi pasen yang diduga menderita tumor otak. Sensitifitas CT Scan untuk mendeteksi tumor yang berpenampang kurang dari 1 cm dan terletak pada basis kranil. Gambaran CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras. Penilaian CT Scan pada tumor otak: a. Tanda proses desak ruang: •
Pendorongan struktur garis tengah itak
•
Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel
b. Kelainan densitas pada lesi: •
hipodens
•
hiperdens atau kombinasi
c. kalsifikasi, perdarahan •
Udem perifokal
8+ 9:; Diagnosis terbaik pada brain tumor adalah dengan penggunaan cranial MRI. MRI harus menjadi pemeriksaan pertama pada pasien dengan tanda dan gejala kelainan pada intracranial. MRI menggunakan ,%-."/0! *0"&) bertenaga untuk menentukan .1!&"%#
,%-."/0! 230. dan resonansi yang tepat pada sebuah jaringan bervolume kecil. Jaringan yang berbeda memiliki .1!&"%# ,%-."/0! 230. dan resonansi yang berbeda pula.
Diagnosis
Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak adalah dengan mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya, batasnya, hubungannya dengan system ventrikel, dan hubungannya dengan struktur vital otak misalnya sirrkulus willisi dan hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan radiologis canggih yang invasive maupun non invasive. Pemeriksaan non invasive mencakup CT Scan dan MRI bila perlu diberikan kontras agar dapat mengetahui batas-batas tumor.Pemeriksaan invasive seperti angiografi serebral yang dapat memberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hungannya dengan system pembuluh darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui hubungan massa tumor dengan vena otak dan sinus duramatrisnya yang vital itu. Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. () Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejalagejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan defisit lapangan pandang.
Diagnosa Banding
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak
dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut : •
Abses intraserebral
•
Epidural hematom
•
Hipertensi intrakranial benigna
•
Meningitis kronik.
1")$<$%$/*$)$$) Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain : •
kondisi umum penderita
•
tersedianya alat yang lengkap
•
•
pengertian penderita dan keluarganya luasnya metastasis.
Pengobatan pada brain tumor dapat berupa +",&$* '.$#,+*- 3&/ +",&$* 3"-*/*+*-5
3+
5".$=( 60=>.<(? Terapi suportif berfokus pada meringankan gejala dan meningkatkan fungsi
neurologik pasien. Terapi yang utama digunakan adalah antikonvulsan dan kortikosteroid.
$+ @)<(/>)A0%*$) Anticonvulsants diberikan pada pasien yang menunjukan tanda-tanda seizure. Phenytoin (300-400mg/d) adalah yang paling umum digunakan, tapi carbamazepine (6001000mg/h), Phenobarbital (90-150mg/h), dan valproic acid (750-1500mg/h) juga dapat digunakan.
-+
'>.<(/>*<".>(B
Kortikosteroid mengurangi edema peritumoral dan mengurangi tekanan intrakranial. Efeknya mengurangi sakit kepala dengan cepat. Dexamethasone adalah corticosteroid yang dipilih karena aktivitas mineralocorticoid yang minimal. Dosisinya dapat diberikan mulai dari
16 mg/h, tetapi dosis ini dapat ditambahkan maupun dikurangi untuk mencapai dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala neurologik.
8+ 5".$=( C"?()(<(? Tatalaksana definitif tumor intrakranial meliputi pembedahan, radiotherapy, kemoterapi dan yang sedang dikembangkan yaitu immunotherapy.
$+ 1",-"B$D$) Berbagai pilihan pembedahan telah tersedia, dan pendekatan pembedahan yang dipilih harus berhati-hati untuk meminimalisir resiko deficit neurologic setelah operasi. Tujuan pembedahan : (1) menghasilkan diagnosis histologic yang akurat, (2) mengurangi tumor pokok, (3) memberikan jalan untuk CSF mengalir, (4) mencapai potensial penyembuhan.
-+ 5".$=( :$B($*( Terapi radiasi memainkan peran penting dalam pengobatan brain tumor pada orang dewasa. Terapi radiasi adalah terapi nonpembedahan yang paling efektif untuk pasien dengan malignant glioma dan juga sangat penting bagi pengobatan pasien dengan low-grade glioma.
7+ '",><".$=( Kemoterapi hanya sedikit bermanfaat dalam treatment pasien dengan malignant glioma. Kemoterapi tidak memperpanjang rata-rata pertahanan semua pasien, tetapi sebuah subgroup tertentu nampaknya bertahan lebih lama dengan penambahan kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi juga tidak berperan banyak dalam pengobatan pasien dengan lowgrade astrocytoma.
Sebaliknya,
oligodendroglioma.
B+ ;,0)><".$=(
kemoterapi
disarankan
untuk
pengobatan
pasien
dengan
Imunoterapi merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Dasar pemikiran
bahwa
sistem
imun dapat menolak
tumor,
khususnya allograft,
telah
didemonstrasikan lebih dari 50 tahun yang lalu. Hal itu hanya sebuah contoh bagaimana sistem imun dapat mengendalikan pertumbuhan tumor. Tumor umumnya menghasilkan level protein yang berbeda (dibandingkan protein normal) disekitar jaringan, dan beberapa protein mengandung asam amino substitusi atau )"&"/0(.2, atau mengubah phosphorylation atau glycosylation. Beberapa perubahan protein oleh tumor sudah mencukupi bagi sistem imun untuk mengenal protein yang dihasilkan tumor sebagai antigenik, dan memunculkan imun respon untuk melawan protein-protein tersebut.
1.>2)>*(* Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival ) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years survival ) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta. Prognosis juga tergantung pada tipe tumor. Untuk glioblastoma multiforme yang cepat membesar “rata-rata survival time” tanpa pengobatan adalah 12 minggu; dengan terapi pembedahan yang optimal dan radiasi, 32 minggu. Beberapa astrositoma yang tumbuh mungkin menyebabkan gejala-gejala minimal atau hanya serangan kejang-kejang selama 20 tahun atau lebih.
DAFTAR PUSTAKA 1. Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis, ed 4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 2. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 3. Manji H., Connolly S., Doward N., Kitchen N., Mehta A., Wills A., 2008. Oxford Handbook of Neurology. Oxford University Press: London. 4. Mardjono M, Sidharta P. 2009. Neurologi Klinis Dasar, ed 14. PT. Dian Rakyat. Jakarta. 5. Prabawani AT, 2011. Hubungan Topis dan Volume Neoplasma Intrakranial dengan Lokasi dan Intensitas Nyeri Kepala Relations Between Topis and Volume of Intracranial Neoplasm with Headache Location and Intensity. Universitas Diponegoro : Semarang. 6. Rohkamm R., 2004. Color Atlas of Neurology. Thieme : New York. 7. Sari DK., 2007. Brain Cancer. Universitas Islam Indonesia : Jakarta.