BAB I PENDAHULUAN
Rumah sakit selain merupakan pusat rujukan medik, juga berpotensi terhadap resiko penularan infeksi yang sering disebut dengan Healthcare Associated Infections (HAIs), HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan dirumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau karena mikroorganisme dilingkungan sarana kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka HAIs ini, untuk mencapai keberhasilan dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian resiko penularan serta terjadinya infeksi baik bagi pasien, keluarga pasien, masyarakat yang berkunjung maupun petugas rumah sakit. Salah satu langkah dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah melalui sterilisasi. Sterilisasi adalah salah satu proses penanganan peralatan atau bahan medis yang tidak steril menjadi steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospore melalui metoda sterilisasi yang tepat. Semakin bertambahnya kompleksitas peralatan medis dan meningkatnya kebutuhan bahan medis steril habis pakai, maka diperlukan sentralisasi pelayanan sterilisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien, efektif, terstandar, aman, dan mutu terjamin. Dalam rangka mengoptimalkan sentralisasi pelayanan sterilisasi, maka dibutuhkan Pusat Pelayanan Sterilisasi yang fungsi utamanya menyiapkan alat-alat steril, serta bahan medis habis pakai steril untuk keperluan perawatan pasien di Rumah Sakit. Pelaksanaan program Sterilisasi adalah terpenuhinya keberadaan alat steril siap pakai di Rumah Sakit, sehingga dapat dilaksanakan tindakan yang steril dan dapat menurunkan angka kejadian infeksi di Rumah Sakit tersebut. Berdasarkan hal itu maka fokus program Sterilisasi Sentral bersama dengan satelit Sterilisasi pada tahun 2015 adalah terpenuhinya kebutuhan alat steril diap pakai di RSAB Harapan Kita tepat waktu sesuai dengan sasaran mutu.
1
BAB II LATAR BELAKANG
Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua mikroorganisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang terdapat dalam suatu benda. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospore dan dapat dilakukan dengan proses kimia ataupun fisika. Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya, termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat. Sehingga perlu dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing bahan, alat, serta wadah yang akan digunakan. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit yang merupakan Institusi penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya angka infeksi dan sterilisasi merupakan satu hal yang dapat memutus mata rantai kejadian infeksi di rumah sakit. Mengingat hal tersebut maka mutu dari sterilisasi merupakan hal sangat penting dan menjadi jantungnya rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, Pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun Instalasi antara lain
Adapun fokus kerja Sterilisasi Sentral RSAB Harapan Kita disusun berdasarkan : 1. UU no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 10 “ Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit terdiri dari R. Sterilisasi, …dll”. 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/ SK/ XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit”. 3. UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 32 butir (d) “ Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur opersional. 4. Kepmenkes No 382 tahun 2007 tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. 2
5. Keputusan
Direktur
Utama
Rumah
Sakit
Anak
dan
Bunda
Harapan
Kita
No.HK.02.04/IV.3.3/546/2014 tentang “Pedoman Pelayanan Sterilisasi”. Perencanaan dan pelaksanaan program Sterilisasi didasarkan pada Pedoman teknis Sarana dan Prasaranan Rumah Sakit, buku pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Di Rumah sakit, Buku Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Dapertement/CSSD) di Rumah Sakit tahun 2009, serta masukan secara terus menerus dari Organisasi Persatuan Instalasi Pusat Sterilisasi Indonesia (PIPSI).
3
BAB III TUJUAN
1
TUJUAN UMUM Sebagai acuan dalam merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan Sterilisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
2
TUJUAN KHUSUS 1 Merencanakan Program Kerja Sterilisasi di RSAB Harapan Kita yang sesuai dengan aturan yang sudah ada 2
Menyusun rancangan kegiatan program Sterilisasi di RSAB Harapan Kita
3 Melaksanakan kegiatan progam Sterilisasi di RSAB Harapan Kita secara sistematis sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai standar yang ada.
7
4
Menilai pencapaian sasaran mutu dengan tolok ukur hasil indikator yang digunakan
5
Mencatat waktu penerimaan alat steril
6
Mencatat waktu alat steril siap didistribusikan Menghitung waktu yang digunakan mulai dari penerimaan alat kotor dari ruangan sampai alat steril siap untuk didistribusikan ke ruangan.
BAB IV KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN 4
1
KEGIATAN POKOK
1
Pelaksanaan proses sterilisasi sesuai standar mulai dari Penerimaan sampai alat steril siap didistribusikan
2
Menyediakan alat steril habis pakai untuk semua unit di RSAB harapan Kita
3
Melakukan monitoring terhadap proses sterilisasi yang dilaksanakan baik mesin maupun proses pelaksanaan serta pendoukumentasian yang terkait
4
Monitoring mutu unit kerja
5
Monitoring Internal dan Eksternal CSSD (ruangan pemakai pelayanan CSSD)
6
Monitoring satelit CSSD yang ada di RSAB HK
7
Monitoring mutu ruangan dan sasaran keselamatan pasien.
8
Rapat Mutu dengan Pimpinan Rumah sakit dan jajaran DUO
9
Rapat untuk Koordinasi kegiatan
10
Pelaporan kegiatan ke komite PPI
2
RINCIAN KEGIATAN SISTEMATIKA PELAKSANAAN Kegiatan Sterilisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai dari alat diterima sampai alat steril siap untuk diedarkan kembali ke unit pelayanan, baik instrument maupun alat Medis Habis Pakai. Adapun rangkaian kegiatannya : 1
PENERIMAAN
Proses serah terima alat yang dikirim dari ruangan ke CSSD. Hal-hal yang harus diperhatikan saat serah terima barang : 1
Proses serah terima alat harus dilakukan antara kedua belah pihak (petugas dari ruangan yang mengantar dan petugas CSSD)
2
Dibuatkan Bon serah terima alat 2 rangkap (1 untuk ruangan, 1 untuk bukti CSSD) dengan menuliskan ruangan, hari/tgl/jam, nama/jenis/jumlah alat yang dikirim, tanda tangan petugas yang menyerahkan dan menerima.
5
Proses penerimaan menjadi hal yang sangat penting untuk menghitung tercapainya sasaran mutu, karena nilai sasaran mutu dihitung dari penerimaan sampai alat steril siap disterilkan ke ruangan. Rumus : Sasaran Mutu = Waktu selesai sterilisasi – Waktu penerimaan
2
DECONTAMINASI
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya. Tujuan dari dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerjaan melindungi pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalu proses dekontaminasi tersebut, dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut. Dekontaminasi yang dilakukan di CSSD RSAB Harapan Kita menggunakan Alkazym, dengan komposisi surfactant, enzyme protease, alkaline builder.
Tatacara melakukan dekontaminasidengan menggunakan Alkazym : 1
Siapkan 1 liter air kedalam wadah
2
Masukkan 1 sachet Alkazyme ke dalam 1 liter air
3
Tunggu sampai sachet terdispersi/ larut dengan air 4
Tambahkan 4 liter air kedalam larutan aklazym/ sampai batas 5 liter pada wadah pencucian
5
Masukkan alat medis yang akan dicuci. Pastikan alat tenggelam semua kedalam air/ terendam sempurna
6
Pastikan semua instrument bedah dalam keadaan terbuka
7
Rendam instrument selama 15 menit 8
Angkat alat medis dan instrument bedah yang sudah dicuci, lakukan uji visual kemudian bilas dengan air mengalir. 6
Dekontaminasihampir seluruhnya dilakukan di CSSD, karena sebagian besar ruangan tidak mempunya spoolhog, ruangan yang boleh melakukan pre cleaning dan dekontaminasiadalah OK, poli gigi, Klinik Melati, NICU, kuret, CLP. Untuk ruangan tersebut, precleaning dan dekontaminasidilakukan di ruangan, dan alat yang dibawa ke CSSD
sudah
dalam
bentuk
packing
siap
steril,
sehingga
tidak
dilakukan
dekontaminasiulang di CSSD.
3
PENGEMASAN
Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang didisain untuk membungkus, mengemas, dan menampung alatalat yang dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan, dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efektifitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi. Tata cara melakukan pengemasan : 1
Lakukan pengemasan seluruh alat/ barang yang akan disterilkan dengan linen atau wipak
2
Masukkan indikator TST kedalam kemasan alat
3
Pres wipak
4
Petugas pengemasan menempelkan autoclave tape dengan label SRF (Sterilization record form) pada set yang sudah dibungkus, dan ditulis : tanggal, bulan, tahun, nomor bundel, nama operator, serta tanggal kadarluarsa barang/ alat.
1
Untuk dibungkus wipak : kadarluarsa 1 bulan
2
Untuk bungkus linen
5
4
: kadarluarsa 4 hari
Tempelkan labeling
PENSTERILAN Metoda sterilisasi yang saat ini digunakan di CSSD RSAB Harapan Kita:
1
Sterilisasi Suhu Tinggi/ uap autoclave (3 mesin) 7
Sterilisasi Suhu Rendah Etilen Oksida (EtO)
2
Sterilisasi Etilen Oksida merupakan metode sterilisasi suhu rendah, yang membunuh mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi. EtO hanya digunakan untuk sterilisasi alat yang tidak dapat disterilkan dengan metoda sterilisasi uap/ suhu tinggi. Lamanya proses sterilisasi dengan EtO selama ± 7 jam. Sterilisasi UAP Salah satu metoda sterilisasi yang paling efesien dan paling efektif adalah melalui denaturasi dan koagulasi sel protein secara irevesible. Untuk dapat menghasilkan barang yang steril maka perlakuan pre-sterilisasi (dekontaminasi dan pembersihan yang baik, pembersihan yang baik, pengemasan yang baik) dan pasca sterilisasi Uap tergantung pada proses pengurangan jumlah mikroorganisme sebelum sterilisasi melalui pembersihan yang baik dan mencegah terjadinya rekomendasi sebelum digunakan. Lama proses pensterilan dengan sterilisasi UAP (Autoclave) selama 45 menit. Uji visual Setelah dilakukan proses sterilisasi maka harus dilakukan Uji visual sesaat setelah selesai. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 3
Kondisi kemasan (utuh/tidak), apakah wipak terbuka atau masih dalam kondisi utuh, karena sangat beresiko saat terjadinya vacum.
4
Indikator eksternal maupun internal mengalami perubahan atau tidak
5
Kelengkapan SRF dan Labeling. Setelah dilakukan Uji Visual, alat disusun rapi pada masing-masing keranjang sesuai ruangan.
5
DISTRIBUSI Proses serah terima alat yang sudah steril dan siap dipakai oleh ruangan. Saat distribusi alat, petugas distribusi harus memperhatikan kembali kondisi alat steril yang akan diserahkan, apakah masih utuh dan sesuai. Catat dibuku pengambilan barang tiap ruangan, dan ferivikasi bon pengambilan barang dengan memberikan stempel pada bon pengambilan dan ditanda tangani oleh petugas CSSD yang menyerahkan dan petugas ruangan yang mengambil barang steril. 8
Pengambilan barang steril baru akan dilayani jika petugas ruangan mengambil barang steril dengan membawa bon bukti sterilisasi alat, dan datang membawa container. Hal ini juga menjadi suatu standar mutu bagi CSSD, sehingga dapat dipastikan alat yang diberikan tidak tertukar dengan ruangan lain, dan proses transportasi alat steril dari CSSD ke ruangan dapat terjaga.
Kegiatan lain yang dilakukan di CSSD untuk menilai dan meningkatkan mutu pelayanan : 1
MONITORING INTERNAL DAN EKSTERNAL Monitoring Internal Monitoring yang dilakukan setiap hari oleh bagian monitoring dan Pengelola Urusan untuk semua kegiatan yang dilakukan di CSSD. Setiap pagi dilakukan monitoring ruangan CSSD mulai dari bagian penerimaan (pencatatan pada saat penerimaan), dekontaminasi(pergantian cairan decontaminasi, pencatatan), pengemasan (ketersediaan wipak, buku SRF, pencatatan), sterilan (kondisi mesin, Biologi, Kimia Indikator, pencatatan), penyimpanan (stock barang BMHP, kerapian penyusunan barang, kadarluarsa, kebersihan ruangan steril, suhu&kelembapan), distribusi (bon distribusi alat & BMHP, pencatatan) Monitoring Eksternal Monitoring yang dilakukan setiap bulannya ke setiap ruangan yang menggunakan jasa CSSD, untuk monitoring kondisi alat steril di ruangan, seperti pre cleaning untuk ruangan yang mempunyai spoolhog, penyimpanan alat steril, kadarluarsa alat, alat yang disterilkan sewaktu, transportasi, dan edukasi untuk hal-hal yang dirasa perlu. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu pelayanan sterilisasi, sehingga alat steril yang disimpan diruangan masih tergaja ke sterilannya, sehingga angka kejadian Infeksi di Rumah Sakit juga berkurang. Monitoring ini rutin dilakukan setiap bulannya sebagai cross-check keberadaan alat steril diruangan dapat dipertanggung jawabkan dalam keadaan baik dan layak pakai.
2
UJI KELAYAKAN MESIN Sebelum mesin digunakan setiap harinya dilakukan uji mesin dengan Biological Indikator & Kimia Indicator, dari hasil uji tersebut dapat diketahui kondisi mesin apakah steam berfungsi dengan baik atau tidak. 9
Indikator Biologi : Indikator Biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah tercapai. Prinsip kerja dari indikator biologi adalah dengan mensterilkan spora hidup mikroorganisme yang non patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu. Apabila dalam proses sterilisasi spora-spora tersebut terbunuh, maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh dan benda akan kita sterilkan disebut steril. Jenis mikroorganisme yang digunakan adalah Bacillus Stearothermophyllus (sterilisasi uap panas) dan bacillus subtilis (sterilisasi gas ethilen oksid dan panas kering).
Indikator Kimia : Indikator Kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang diterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna. Indikator kimia adalah, indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi (misalnya:uap panas atau gas etilen oksida) pada obyek yang disterilkan, dengan adanya perubahan warna. Indikator kimia diproduksi dalam berbagai bentuk (stripe, tape, kartu, vial), serta sensitive terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi. Indikator kimia memberikan informasi tercapainya kondisi steril pada tiap kemasan (pack by pack basis), sehingga selain digunakan diluar, ada juga yang diletakkan didalam kemasan.
Klasifikasi indikator kimia: Berdasarkan International Organization for Standardization (ISO), indikator kimia dibagi menjadi enam kelas terpisah. 1
Kelas 1: Indikator eksternal dan internal Indikator eksternal contoh : Autoclave tape (3M), indikator ini dapat digunakan dibagian luar kemasan. Dengan terjadinya perubahan warna, indikator 10
ini memberikan informasi bahwa bagian luar kemasan benda yang disterilkan melewati proses sterilisasi. Indikator ini tidak memberikan respons terhadap semua parameter, sterilisasi, namun demikian dalam prakteknya sangat bermanfaat karena: 6
Memberikan bukti visual benda yang sudah melewati proses sterilisasi
7
Dapat membedakan antara benda yang sudah dan belum disterilkan berfungsi sebagai segel/ pengaman kemasan. Keterbatasan indikator Eksternal : Informasi yang hanya pada kemasan bagian luar, sedangkan tidak membuktikan adanya penetrasi sterilan di dalam kemasan bagian dalam. Indikator Internal contoh: Comply (3M) Indikator internal berbentuk strip dan pemakaiannya diletakkan dalam setiap kemasan. Indikator internal memberikan informasi bahwa benda di dalam kemasan telah melewati proses sterilisasi. Informasi diketahui dengan adanya perubahan warna indikator. Indikator internal memberikan respons terhadap beberapa parameter sterilisasi, sehingga dengan terjadinya perubahan warna dapat diketahui sterilan telah berpenetrasi kedalam kemasan. Indikator internal dan eksternal tersedia untuk model sterilisasi uap panas dan EtO Rekomendasi pemakaian menurut Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI):
8
Indikator eksternal : Pada setiap kemasan, kecuali bila indikator internal dapat terlihat dari luar.
9
Indikator Internal : Dalam setiap kemasan, atau pada daerah yang paling sulit dicapai sterilan.
2
Kelas 2 : Indikator untuk Bowie-Dick test Indikator yang termasuk dalam golongan ini adalah indikator yang dibuat pemakai pada prosedur tes yang spesifik, seperti tes Bowie-Dick. Tidak seperti 11
indikator kimia lainnya, indikator jenis ini digunakan untuk menilai efesiensi pompa vakum pada alat sterilisasi, serta untuk mengetahui adanya kebocoran udara dalam ruang sterilisasi. Oleh karena hanya digunakan pada metoda sterilisasi uap panas yang menggunakan sistem vakum. Jadi indikator ini sama sekali bukan untuk mengetahui apakah kondisi sterilisasi telah tercapai. Hasil yang baik ditandai dengan perubahan warna yang merata. Apabila perubahan warna tidak merata maka diduga masih ada udara yang tertinggal dalam ruangan sterilisasi yang berarti ada kerusakan pada pompa vakum dari alat. 3
Kelas 3 : Indikator Simple parameter Contoh: tabung temperature Indikator jenis ini berupa tabung temperature berisi bahan kimia yang akan meleleh dan berubah warna bila temperature yang sesuai telah tercapai. Hanya digunakan pada metode sterilisasi uap panas atau sterilisasi panas kering.
4
Kelas 4 : Indikator Multi Parameter Pada indikator parameter terdapat sejenis tinta yang akan berubah warna jika terpapar pada kondisi sterilisasi yang tepat.inidkator ini memberikan banyak respon terhadap parameter sterilisasi.
5
Kelas 5 :Integrator Contoh : Steriguge Indikator ini memberikan respons terhadap semua parameter sterilisasi pada range temperature, misalnya 104 0C – 124 0C untuk sterilisasi uap panas.
6
Kelas 6 :Emulgator Indikator jenis ini tidak beredar dipasaran. Cara kerjanya berdasarkan siklus sterilisasi spesifik. Indikator akan bereaksi apabila 95% dari siklus sterilisasi telah tercapai.
Indikator Mekanik : Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal. 12
Kegunaan : Pengukuran temperatur dan tekanan merupakan fungsi penting dari system monitoring sterilisasi, maka bila indikator mekanik berfungsi dengan baik maka: 10 Memberikan informasi segera mengenai temperatur, tekanan, waktu dan fungsi mekanik lainnya dari alat. 11 Memberikan indikasi adanya masalah apabila alat rusak dan memerlukan perbaikan. Keterbatasan : 12 Indikatior mekanik tidak menunjukkan bahwa keadaan steril sudah tercapai melainkan hanya memberikan informasi secara cepat tentang fungsi alat sterilisasi. 13 Karena bersifat mekanis, maka bila tidak dilakukan kalibrasi alat dengan tepat atau pemakaian yang terlalu sering dapat memberikan informasi yang tidak tepat. Oleh karena itu monitoring dengan menggunakan indikator mekanik saja tidak cukup. Kita masih memerlukan indikator lainnya untuk memberikan jaminan bahwa proses sterilisasi telah tercapai.
13
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1
Proses Sterilisasi Pelaksanaan kegiatan di CSSD merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan yang dilaksanakan dengan standar yang telah ditetapkan. Karena sudah merupakan kegiatan rutin maka sudah tersistematis secara baik, walaupun pada dasarnya metoda yang digunakan bertolok ukur pada metoda PDSA yaitu setiap kegiatan dibuatkan plan (rencana), kemudian pelaksanaan kegiatan (Do), pembuatan laporan kegiatan, analisa laporan dan upaya perbaikan yang akan dilaksanakan berdasarkan analisa data based.
1
Penerimaan di CSSD RSAB Harapan Kita Penerimaan di CSSD sudah menggunakan bon rangkap 3 dengan rincian : 1 rangkap warna merah untuk bukti CSSD, 2 rangkap untuk ruangan (1 untuk arsip diruangan warna kuning, 1 rangkap warna putih untuk pengambilan barang steril ke CSSD). Selain itu di bagian penerimaan CSSD, setiap barang yang diterima juga sudah dicatat di buku besar penerimaan alat. Setiap pencatatan juga sudah disertai dengan nama ruangan, jam penerimaan dan alat yang diterima, sehingga dapat dideteksi jam penerimaan untuk menghitung pencapaian sasaran mutu 150 menit.
2
Dekontaminasi di CSSD RSAB Harapan Kita Setiap alat kotor yang masuk ke CSSD harus melalui proses dekontaminasi. Cairan yang digunakan untuk proses dekontaminasiAlkazym dengan proses pelarutan 1 bungkus Alkazym untuk 5 liter air (1 liter dicampur dahulu sampai serbuk larut, kemudian ditambah 4 liter air), alat/ instrument direndam selama 15 menit. Tahapan Dekontaminasialat di CSSD RSAB Harapan Kita :
1
Perendaman dengan air hangat Setiap alat yang diterima dari ruangan langsung direndam ke dalam air hangat, dengan tujuan untuk melunturkan lemak dan noda darah yang membandel. Kemudian
14
diangkat dan direndam kedalam cairan decontaminasi. Untuk alat-alat yang sudah bersih dari ruangan, tidak dilakukan peremdaman air hangat terlebih dahulu. 2
Rendam Alkazym Perendaman Alkazym dilakukan untuk mengangkat semua sisa protein yang ada di alat/ instrument,serta membunuh mikroorganisme. Hasil swab yang dilakukan dengan menggunakan
alat
swab
NOVALUM,
alat/instrumen
setelah
dilakukan
dekontaminasidengan menggunakan Alkazym jumlah Mikrobakteriumnya menjadi 0 RLU.
3
Bilas air bersih Setelah dilakukan perendaman dengan menggunakan Alkazym selama 15 menit, kemudian alat dibilas dengan menggunakan air bersih yang senantiasa mengalir, saat ini juga dilakukan Uji Visualisasi pada alat, meliputi keutuhan alat, kemampuan menjepit alat, ketajaman alat, dan menyikat dengan sikat kawat, jika terdapat karat. Untuk slang setelah dilakukan dekontaminasi, untuk bagian dalam slang jika kotor dapat dibersihkan dengan menggunakan kassa serta kompresor uap untuk memberikan tekanan. Setelah tiga tahap ini selesai, alat dikeringkan dalam mesin pengering jika dalam jumlah banyak, tetapi jika alat sedikit petugas biasanya mengeringkan secara manual menggunakan waslap steril. Setelah alat kering dan melalui uji visual, maka alat siap untuk dipacking.
3
Pengemasan di CSSD Harapan Kita Pengemasan di CSSD RSAB Harapan Kita menggunakan wipack dan linen. Untuk set yang dibungkus wipak masa ekspayernya 1 bulan, sedangkan yang dibungkus linen 4 hari. Pada setiap set, dimasukkan indikator internal, sebagai tolok ukur untuk melihat hasil sterilisasi steam yang dilakukan. Setelah dilakukan pengepresan, setiap set di beri labeling dan SRF. Labeling berisikan tempat dilakukannya pensterilan (CSSD), tanggal disterilkan dan tanggal kadarluarsa alat, sedangkan SFR berisikan nomor bundel/urut alat yang disterilkan, nama yg mensterilkan, tanggal pensterilan, serta tanda masa kadarluarsa alat.
15
Sebelum alat diserahkan ke bagian pensterilan untuk dimasukkan ke dalam mesin, dilakukan terlebih dahulu monitoring untuk kelengkapan set dan kemasan. Setelah bagian monitoring menyatakan lengkap, maka baru diserahkan ke bagian pensterilan.
4
Proses sterilisasi di CSSD RSAB Harapan Kita Setiap pagi sebelum mesin digunakan, selalu dilakukan uji mesin dengan menggunakan Bowie Dick test, untuk memastikan mesin dapat berjalan dengan baik.
2
Melakukan monitoring secara rutin dan berkala
Monitoring dilakukan secara rutin dan berkala untuk menilai mutu pelayanan di CSSD. 3
Melakukan rapat rutin bulanan dan rapat dengan bagian lain.
Rapat intern dilakukan 1x sebulan untuk koordinasi internal, membahas masalah, dan gebrakan baru dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Sterilisasi. Selain itu juga diadakan rapat Rutin dengan bagian Direktur Umum dan Operasional 1x seminggu, rapat dengan unit pelayanan secara berkala, serta rapat-rapat lain yang dirasa perlu. 4
Edukasi dan pemaparan sederhana
Edukasi dan pemaparan ke unit pelayanan jika ada hal-hal baru yang berkaitan dengan Sterilisasi, sehingga diharapkan antara CSSD dan Unit pelayanan memiliki persepsi yang sama.
16
BAB VII SASARAN Fokus program sterilisasi sentral bertitik tolak pada indikator kerja terpilih (IKT), sehingga tercapainya pelayanan sterilisasi yang dapat mencapai nilai sasaran mutu yang diharapkan. Lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut : 1
Jaminan waktu pelaksanaan metode sterilisasi maksimal 24 jam, dimana diharapkan pemenuhan kebutuhan alat steril runagan terpenuhi dan alat yang beredar memenuhi nilai sasaran mutu.
2
Pelayanan pensterilan Instrumen maksinal setelah penerimaan 150 menit pencucian secara manual, sedangakan jika pencucian dengan menggunakan mesin 220 menit.
3
Jaminan hasil sterilisasi dengan Autoclave tape dan Biological Indikator test 100% dengan jaminan indikator mengalami perubahan warna dengan sempurna.
17
18
BAB VII SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN No
KEGIATAN
BULAN
KETERANGAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES 1
Proses sterilisasi
Setiap hari
(penerimaan-distribusi) 2
Uji kelayakan mesin
- Setiap pagi sebelum mesin dijalankan
Bowie dick
- 2x dalam seminggu
Attest 3
Monitoring Suhu, kelembapan,
Setiap hari, diprint 1x
tekanan
seminggu
4
Monitoring internal CSSD
Setiap hari
5
Monitoring eksternal (kunjungan
1x sebulan
ruangan) 6
Uji Swab
1x seminggu
7
Rapat rutin internal
1x sebulan, minggu pertama
8
Rapat Jajaran DUO
1x seminggu setiap hari Selasa
19
9
Cek laboratorium internal
1x sebulan
10
Cek lab eksternal (luar)
2x setahun
11
Pemantauan kualitas udara
2x setahun
12
Pembuatan Laporan Bulan, tahunan
20
BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA
1
EVALUASI KEGIATAN
1
Evaluasi Kegiatan Sterilisasi Kegiatan sterilisasi yang dilaksankan di CSSD setiap saat dilakukan Evaluasi, dan sudah memiliki standar evaluasi tersendiri untuk setiap prosesnya secara berkesinambungan mulai dari proses penerimaan, dekontaminasi, Packing & SRF, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi.
1
Penerimaan & Dekontaminasi: Saat alat diterima oleh bagian penerimaan, bagian penerimaan bersama dengan petugas ruangan sudah melakukan evaluasi jumlah alat yang diserahkan, tercatat di lembaran penerimaan alat dan bagian buku pencatatan penerimaan alat, yang dapat dijadikan sebagai data/ evaluasi. Setelah itu bagian penerimaan menyerahkan barang ke bagian decontaminasi, bagian dekontaminasimelakukan penghitungan kembali jumlah alat setelah didecontaminasi. Evaluasi dicatat dalam buku decontaminasi.
2
Packing & SRF Sebelum dipacking, bagian packing akan mengecek kembali kelengkapan alat, mulai dari jumlah dan uji visual alat, apakah alat masih layak pakai atau tidak, kemudian baru dilakukan packing sesuai kebutuhan dan dilakukan SRF serta labeling.
3
Sterilisasi Setelah alat steril, maka akan dilakukan evaluasi kembali, mulai dari uji visual sampai hasil sterilisasi, kemudian disusun di rak penyimpanan sesuai dengan ruangan, kemudian didoukumentasikan dalam buku sasaran mutu dan uji kelayakan.
4
Distribusi Saat akan diditribusikan, alat di cek kembali, apakah lengkap atau tidak. Dan di catat di buku dokumentasi distribusi.
2
Evaluasi uji kelayakan mesin Evaluasi uji kelayakan mesin di lakukan setiap hari, dengan menggunakan indikator Kimia, seperti Bowiedick, dan penggunaan indikator Biologi 2x seminggu dengan menggunakan Attest, serta pemantaun melalui grafik, apakah tercapai suhu yang diingkan atau tidak.
21
3 1
Evaluasi Monitoring Internal dan Eksternal Internal : Evaluasi monitoring ruangan internal CSSD dilakukan setiap harinya dan tercatat didokumen laporan internal CSSD. Apapun monitoring yang dilakukan adalah, pencatatan mulai dari penerimaan sampai distribusi, pengecekkan kadarluarsa barang diruang penyimpanan, monitoring suhu, kelembapan, tekanan, alat pengukur tekanan.
2
Eksternal : Monitoring keruangan dilakukan setiap bulannya, dan dicatat dalam laporan monitoring ruangan
4
Evaluasi Rapat Hasil rapat dilakukan secara tertulis dengan bukti notulen rapat, yang dibundelkan setiap tahunnya
2
SISTEM PELAPORAN Sistem pelaporan sterilisasi dilakukan secara tertulis, baik itu harian secara manual dan dalam
bentuk ketikan setiap bulannya. Dokumentasi yang dibuat, sebagai pelaporan dari bagian pelaksana, monitoring, Ka.TIM kepada Peng.ur CSSD, yang kemudian diteruskan ke Ka.Instalasi. Instalasi akan melaporkan hasil kerja dalam bentuk dokumen setiap bulannya sebagai pertanggung jawaban ke komite PPI, selain itu proses juga akan dilaporkan secara berkala kebagian Direktur Umum dan Operasional dalam rapat rutin.
Jakarta, 1 MARET 2015 Ka. Instalasi Sarana Sandang & Sterilisasi Sentral
Udarto, SE, MM
22
Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita
PROGRAM PENINGKATAN MUTU STERILISASI SENTRAL TAHUN 2015
INSTALASI SARANA SANDANG DAN STERILISASI SENTRAL Jl. Letjen. S. Parman Kav. 87 Slipi – Jakarta 11420 Telp.021 5668284 (Hunting) Fax. 021.5601816, 5673832 E-mail :
[email protected] 23
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
BAB II
LATAR BELAKANG ……………………………………………………
BAB III
TUJUAN ………………………………………………………………….. 4
2
Tujuan Umum Tujuan Khusus BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN …………………..
5
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Sistematika Pelaksanaan BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ………………………………
13
BAB VI
SASARAN ………………………………………………………………...
16
BAB VII
SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN………………..
17
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA…………
18
24