Studi Perkotaan II
Urban Design Guidelines &
RTBL
BUILDING
LOT (KAVLING)
BLOCK
SUPERBLOCK
RTBL & PRK
Urban Design Guidelines (UDG) = Panduan Rancang Kota (PRK) (versi Pemprov DKI Jakarta)
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)
(versi Departemen Pekerjaan Umum)
RTBL = PRK+
RENCANA INVESTASI KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Mengapa diperlukan? Adanya kebutuhan untuk mengendalikan pengembangan di kawasan kota yang mengalami pertumbuhan sangat cepat atau sebaliknya: Adanya kebutuhan untuk memacu pengembangan di kawasan kota yang pertumbuhannya sangat lambat
Blok M Keb. Baru: Pertumbuhan sangat cepat
Pulo Gebang: Pertumbuhan sangat lambat
Mengapa diperlukan ? Adanya kebutuhan untuk mempertahankan keunggulan spesifik atau ciri khas suatu kawasan sebagai jati diri (identitas) kawasan tersebut Adanya kebutuhan untuk memperoleh solusi atas berbagai konflik kepentingan dalam hubungan: antar bangunan bangunan dengan lingkungannya bangunan dengan prasarana kota lingkungan dengan konteks kota bangunan dan lingkungan dengan aktivitas publik bangunan dan lingkungan dengan stakeholders
Jakarta Kota: Kawasan bersejarah eks Old Batavia
Sumber : PSUD, ITB
Sumber : PSUD, ITB
Sumber : PSUD, ITB
Tamansari, Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Granada, Spanyol
Sumber : PSUD, ITB
Bandung
Mykonos, Yunani Sumber : PSUD, ITB
Yunani Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Yunani Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Amorgos, Yunani Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Tata bangunan - peningkatan kualitas perumahan dan jalan lingkungan Meningkatkan kualitas visual, konsep tamansari sebagai city gate
Yunani Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Tata bangunan - peningkatan kualitas perumahan dan jalan lingkungan Meningkatkan kualitas visual, konsep tamansari sebagai city gate
Mykonos, Yunani
Sumber : PSUD, ITB
Bandung
Yunani
Hora, Yunani Bandung
Sumber : PSUD, ITB
Tata bangunan - peningkatan kualitas perumahan dan jalan lingkungan Meningkatkan kualitas visual, konsep tamansari sebagai city gate
Italia Bandung
Sumber : PSUD, ITB
POSISI RTBL / PRK DALAM HIRARKI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Kawasan Perencanaan: 5 – 60 ha Batas administratif / non-administratif
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
URBAN DESIGN GUIDELINES / PRK
MUATAN RTBL / PRK
Analisis & Konsep
Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan Analisis Pembangunan Berbasis Masyarakat Konsep Dasar Tata Bangunan dan Lingkungan
Rencana Umum & Panduan Rancangan
Rencana Pendukung
Rencana Investasi Ketentuan Pengendalian Rencana Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Struktur Peruntukan Lahan Intensitas Pemanfaatan Lahan Tata Bangunan Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Tata Kualitas Lingkungan Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
PRK RTBL
ANALISIS & KONSEP ANALISIS KAWASAN & WILAYAH PERENCANAAN KOMPONEN ANALISIS
sosial-kependudukan prospek pertumbuhan ekonomi daya dukung fisik & lingkungan aspek legal konsolidasi lahan daya dukung prasarana & faslilitas kajian aspek historis
ANALISIS PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT PRINSIP
kesepakatan & hasil kerjasama sesuai aspirasi publik kejelasan tanggung jawab kesempatan sama
ANALISIS & KONSEP KONSEP DASAR TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN KOMPONEN DASAR PERANCANGAN
visi pembangunan konsep perancangan struktur tata bangunan & lingkungan konsep komponen perancangan blok-blok pengembangan & program penanganan
RENCANA UMUM & PANDUAN RANCANGAN STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN KOMPONEN RANCANGAN
struktur peruntukan lahan intensitas pemanfaatan lahan tata bangunan sistem sirkulasi & jalur penghubung sistem ruang terbuka & tata hijau tata kualitas lingkungan sistem prasarana & utilitas lingkungan
→ PANDUAN RANCANGAN
Wbs Wsd Wsn Wtm Wbu Kpm Kbu Kut Kig Sfu Phb Phl Swl
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
KOMPONEN PENATAAN
KDB KLB KDH KTB TDR
TATA BANGUNAN KOMPONEN PENATAAN pengaturan blok lingkungan pengaturan kaveling pengaturan bangunan pengaturan ketinggian & elevasi lantai bangunan
Bangunan-bangunan dalam suatu “streetscape” Bangunan di muka jalan Bangunan sudut View jalan dan vista Bangunan-bangunan bersebelahan Elemen-elemen tapak Desain atap bangunan
Bangunan sudut: Berikan aksen di sudut-sudut persimpangan jalan, untuk: - memberikan orientasi - menandai perpotongan jalan
Bangunan di muka jalan: Tempatkan pada “setback” minimum dengan panjang bangunan maksimum di sepanjang jalan, untuk: - kenyamanan & kemananan pejalan kaki - “menutupi” kawasan parkir - membentuk ruang publik jalan
View jalan dan vista: Bangunan dirancang dan diletakkan untuk mempertahankan atau menambah view: - bangunan-bangunan penting - focal point di pertigaan jalan - sisi sepanjang jalan yang berbelok
Bangunan yang bersebelahan: Pengembangan (baru) di suatu lahan perlu diperhitungkan agar bangunan di sebelahnya mendapat sinar matahari dan pemandangan privat yang cukup, tidak terkena gangguan suara, baubauan, dsb.
Karakter lingkungan: Bangunan-bangunan dirancang untuk memberikan karakter lingkungan yang diinginkan, seperti: - bentuk (shape) - langgam (style) - garis, warna, material
Bangunan bersejarah: Desain dan lansekap bangunanbangunan yang berdekatan bersifat komplementer terhadap bangunan bersejarah dan ornamen-ornamennya
SISTEM SIRKULASI
& JALUR PENGHUBUNG KOMPONEN PENATAAN
jaringan jalan & pergerakan sirkulasi kendaraan umum sirkulasi kendaraan pribadi sirkulasi kendaraan umum informal setempat pergerakan transit parkir jalur servis lingkungan sirkulasi pejalan kaki & sepeda jalur penghubung terpadu
Pejalan kaki dalam suatu “streetscape” Daerah pejalan kaki di muka jalan Perlindungan terhadap cuaca Fasilitas pejalan kaki Entrance bangunan & identifikasi jalur-jalur pejalan kaki Hubungan-hubungan pejalan kaki Jalur-jalur pejalan kaki Pembatas antara kendaraan dan pejalan kaki Jalan lintas umum Pencapaian bagi orang cacat Perbedaan ketinggian yang konsisten
Jalur pejalan kaki di muka jalan: - ruang di antara sisi depan bangunan dan batas tepi jalan dibentuk sebagai kawasan pejalan kaki yang aman dan nyaman, dilengkapi amenities yang menarik - Finishing kawasan pejalan kaki memperhatikan aspek material, tata warna, pola, tekstur, skala
Perlindungan terhadap cuaca: Desain bangunan-bangunan dan kawasan pejalan kaki memperhatikan perlindungan thd cuaca (panas, hujan)
Amenities pejalan kaki: Tempatkan amenities (lampu, tempat duduk, tempat berteduh, elemen lansekap) dalam kelompok-kelompok yang menarik, memberikan rasa aman dan tidak mengganggu arus pejalan kaki
Entrance bangunan & identifikasi jalur pejalan kaki: - Pintu masuk publik pada bangunan dihubungkan ke jalan-jalan setapak dan daerah parkir dengan sistem jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman - Bedakan jalur-jalur pejalan kaki yang memotong jalur kendaraan dengan perubahan bahan atau elemen khusus
Hubungan-hubungan pejalan kaki: - Jalur-jalur pejalan kaki yang langsung disediakan di sekitar tapak untuk memacu pergerakan antar pejalan kaki - Jalur-jalur pejalan kaki yang menerus disediakan di antara pintu-pintu masuk toko-toko eceran
Jalur-jalur pejalan kaki: Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,5 m atau perlu lebih besar lagi bila: - Aktivitas pejalan kaki meningkat (ujung jalan, pintu masuk bangunan, muka toko) - Ada elemen-elemen yang menyebabkan gangguan seperti bukaan daun pintu atau tonjolan mobil ke jalur pejalan kaki
Pembatas antara daerah kendaraan dan daerah pejalan kaki: Daerah pejalan kaki dilindungi dari kendaraan-kendaraan (yang mungkin menerobos) dengan lansekap dan tepi trotoar atau dengan “bollard”
Radburn system
Jalan lintas publik: Jalan lintas publik melalui bangunan-bangunan disediakan pada massa bangunan yang menghalangi pencapaian dari tempat parkir ke muka jalan (passage)
Pencapaian orang cacat: Pencapaian yang aman dan mudah bagi orang cacat disediakan pada semua pintu masuk bangunan, a.l. dengan perbedaan ketinggian lantai minimal, tepi trotoar dipotong untuk ramp, ramp, pagar untuk pegangan (railings)
Perbedaan ketinggian yang konsisten: Perbedaan ketinggian antara jalan publik untuk pejalan kaki dengan zona pejalan kaki di bangunan-bangunan berdekatan diusahakan seminimal mungkin
Kendaraan dalam suatu “streetscape” Jalur pencapaian Tempat berputar Daerah parkir Peragaan mobil Parkir bagi orang cacat Sepeda Sudut kemiringan kendaraan Pencahayaan pada daerah parkir Standard tata kota
Jalur pencapaian: - Diusahakan seminimal mungkin jumlah titik pencapaian ke tapak di sepanjang jalan-jalan kota - Titik pencapaian masuk pada tapak sudut ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan jalan
Tempat berputar: Sediakan tempat berputar agar dapat menghindarkan jalan parkir yang buntu dan kendaraan dapat kembali ke jalan umum
Daerah parkir: - Tutup daerah parkir dengan bangunan, tanaman atau dinding rendah, agar parkir yang luas tidak menjadi elemen visual yang dominan dalam streetscape - Pencapaian ke daerah parkir harus jelas - Beberapa tempat parkir harus terlihat dari jalan atau daerah publik agar terasa aman atau dapat diawasi oleh publik
Peragaan mobil: Mobil dan benda lain yang besar diperagakan di anatar struktur bangunan atau daerah tertentu yang tidak mengganggu arus pejalan kaki atau merusak desain jalan
Parkir orang cacat: Sediakan dengan tepat parkir untuk orang cacat yang sedekat mungkin dengan pintu masuk bangunan
Sepeda: Para pengendara sepeda disediakan rak-rak sepeda yang masih dalam jangkauan pandangan publik tetapi jauh dari arus pergerakan pejalan kaki
Sudut kemiringan jalan mobil: Sediakan tempat berhenti pada akhir sudut kemiringan jalan dari bangunan parkir agar pengendara – sebelum memasuki jalan – dengan aman dapat mengawasi sejenak arus lalu lintas dan pejalan kaki
Pencahayaan pada daerah parkir: Daerah parkir sebaiknya mempunyai pencahayaan yang tidak menyilaukan serta cocok dengan skala bangunan yang bersebelahan
Standard tata kota: Sesuaikan dengan standard tata kota yang berhubungan dengan ukuran jalur, lokasi, geometri, kemiringan ramp, dsb. Konsultasikan dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan instansi-instansi lainnya
SISTEM RUANG TERBUKA & TATA HIJAU
KOMPONEN PENATAAN
ruang terbuka umum ruang terbuka pribadi ruang terbuka pribadi untuk umum pepohonan & tata hijau bentang alam jalur hijau
Schlumberger Research Facility, Texas
Lombard, SF
Australia
Lansekap dalam suatu “streetscape” Preservasi pohon-pohon Penggunaan lansekap Lansekap bagi streetscape Pemilihan tanaman Ukuran dan kuantitas tanaman Pagar dan dinding
Preservasi pohon-pohon: Dalam mengembangkan sebuah tapak, pertahankan semaksimal mungkin pohonpohon yang baik yang ada di tapak
Penggunaan lansekap: - Menambah daya tarik visual - Melunakkan massa bangunan yang dominan pada skala pejalan kaki - Memberikan perbedaan antara jalur pejalan kaki dengan ruang terbuka - Memberikan kesan visual yang konsisten antara bangunan-bangunan yang berdekatan - Menutupi daerah-daerah yang tidak ingin terlihat - Memberikan perlindungan dari sinar matahari dan angin yang berlebihan
Lansekap bagi streetscape: Pemerintah kota mengembangkan lansekap dari jalan-jalan utama dalam rangka mengintegrasikan pembangunan swasta dengan desain jalan-jalan dan dengan bangunan-bangunan yang membentuk suatu lingkungan
Pemilihan tanaman: Pemilihan spesies tanaman atas dasar: - Penampilan dalam setahun - Pemeliharaan dan anggaran yang dibutuhkan - Keselarasan dengan tanaman-tanaman di lokasi yang berdekatan
Ukuran dan kuantitas tanaman: Menyediakan tanaman-tanaman dalam ukuran dan kuantitas yang cocok untuk mendapatkan tanaman-tanaman yang sehat dan melengkapi pengembangan streetscape
Pagar-pagar dan dinding: Desain pagar-pagar dan dinding penahan tanah konsisten dalam material dan kualitas bangunan dengan bangunan yang berdekatan
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
KOMPONEN PENATAAN konsep identitas lingkungan konsep orientasi lingkungan wajah jalan
Karakter lingkungan: Bangunan-bangunan dirancang untuk memberikan karakter lingkungan yang diinginkan, seperti: - bentuk (shape) - langgam (style) - garis, warna, material
Bangunan bersejarah: Desain dan lansekap bangunanbangunan yang berdekatan bersifat komplementer terhadap bangunan bersejarah dan ornamen-ornamennya
Elemen-elemen tapak: Bangunan-bangunan dirancang agar elemen-elemen site seperti daerah bongkar-muat, gardu listrik, serta tempat penyimpanan sampah tidak berada pada view daerah publik
Desain atap bangunan: Atap bangunan menutupi peralatanperalatan mekanikal dari daerah publik dan memberikan “streetscape” yang menarik
Tanda (signs) dalam suatu “streetscape” Integrasi Karakter Identifikasi bangunan Tanda-tanda yang bercahaya
Integrasi: Desain, lokasi, ukuran dan proporsi untuk signs sebaiknya serasi dengan desain bangunan dan penempatannya tidak mengganggu pejalan kaki atau arus kendaraan
Karakter: Signs harus berkarakter konsisten dengan kesan lingkungan yang diinginkan
Identifikasi bangunan: Nama bangunan dan alamat jalan dipasang dengan jelas agar terlihat oleh pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor, terutama di ujung-ujung jalan
Tanda-tanda berpencahayaan: Rancang dan tempatkan signs agar pencahayaannya diarahkan jauh dari tetangga-tetangga yang berdekatan
SISTEM PRASARANA
& UTILITAS LINGKUNGAN KOMPONEN PENATAAN
jaringan air bersih jaringan air limbah & air kotor jaringan drainase jaringan persampahan jaringan listrik jaringan telepon jaringan pengamanan kebakaran jaringan jalur evakuasi
Utilitas tapak dalam suatu “streetscape” Utilitas eksisting Desain utilitas tapak
Utilitas eksisting: Pertimbangkan utilitas yang ada di tapak, konsultasikan dengan dinasdinas terkait (tata bangunan, pekerjaan umum, dll.)
Desain utilitas tapak: Integrasikan jaringan utilitas pada tapak (privat) dengan jaringan utilitas publik
PANDUAN RANCANGAN ATURAN DASAR aturan wajib aturan anjuran utama aturan anjuran
SIMULASI RANCANGAN TIGA DIMENSIONAL
SIMULASI RANCANGAN TIGA DIMENSIONAL
SIMULASI RANCANGAN TIGA DIMENSIONAL
RENCANA INVESTASI
KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
PENGENDALIAN PELAKSANAAN aspek pengendalian kriteria & pertimbangan PENGELOLAAN KAWASAN tujuan pengelolaan lingkup pengelolaan aset properti yang dikelola pelaku pengelolaan aspek pengelolaan sistematika pedoman pengelolaan
SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI POLA KERJA SAMA OPERASIONAL INVESTASI (KSO: BOT, BOOT, BOO)
SKENARIO PENGENDALIAN ARAHAN PENGENDALIAN
PEMBINAAN PELAKSANAAN
PERAN PEMERINTAH DAERAH
PERAN PEMERINTAH
Identifikasi lokasi potensial yang memerlukan RTBL Menyusun RTBL kawasan strategis & prioritas Memberikan advis teknis RTBL atas permintaan daerah Memfasilitasi dengar pendapat proses RTBL Melaksanakan pembangunan fisik sesuai RTBL Mengembangkan kelembagaan khusus Melaksanakan pengawasan teknis proses RTBL
Identifikasi lokasi potensial yang memerlukan RTBL Menyusun RTBL kawasan prioritas Memberikan advis teknis RTBL oleh masyarakat Memfasilitasi dengar pendapat proses RTBL Menetapkan dokumen RTBL sebagai Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota Menyebarluaskan dan mempromosikan RTBL Melaksanakan pembangunan fisik sesuai RTBL Mengendalikan pelaksanaan pembangunan berdasar RTBL Mengembangkan kelembagaan khusus
THE END