36
DAYA HANTAR LISTRIK
DAYA HANTAR LISTRIK
Uji larutan elektrolit dan non elektrolit
Tujuan :
Dapat membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Dapat membedakan larutan asam dan basa
Landasan Teori
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan diri dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri dari zat pelarut dan terlarut. Berdasarkan daya hantar listriknya(daya ionisasinya), larutan dibagi menjadi 2 macam, yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.
Larutan Elekrollit
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal Ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang dapat bergerak bebas. Karena bermuatan lisrtik, ion mampu menghantarkan arus listrik.
Sebagai contoh larutan elektrolit adalah HCl.
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas Hidrogen (H2). Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin (Cl2).
Perhatikan gambar berikut.
Pada pengujian daya hantar, baterai sebagai sumber arus memberi muatan yang berbeda pada kedua elektrode yang dicelupkan ke dalam larutan. Kedua elektrode itu dihubungkan dengan kutub positif dan kutub negatif. Elektrode yang dihubungkan dengan kutub positif baterai disebut anode, sedangkan elektrode yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai disebut katode. Akibatnya, ion positif akan bergerak ke arah katode dan ion negatif akan bergerak ke arah anode. Selanjutnya, ion negatif yang bergerak ke arah anode akan melepaskan elektron. Elektron dari baterai akan dialirikan menuju katode. Di katode, elektron ditanggap oleh ion positif. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu :
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat memberikan lampu terang dan timbul gelembung gas. Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) Na+ (aq) + Cl- (aq)
Contoh larutan elektrolit kuat :
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl)
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH).
Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya : Larutan CH3COOH.
Larutan Non Elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
Larutan gula (C12H22o11)
Larutan lugol
Larutan alcohol 70% (C2H5OH)
Larutan alcohol 96% (C2H5OH)
Spirtus
Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
PERBANDINGAN SIFAT-SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Larutan Elektrolit
Larutan Non Elektrolit
1. Dapat menghantarkan listrik
2. Terjadi proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion)
3. Lampu dapat menyala terang atau redup
4. Terdapat gelembung gas
1. Tidak dapat menghantarkan listrik
2. Tidak terjadi proses ionisasi
3. Lampu tidak menyala
4. Pada umunya tidak terdapat gelembung gas
Alat dan Bahan
Alat :
Alat Penguji elektrolit
Gelas Kimia
Baterai
Bahan
Air Sumur
Alkohol 96%
Alkohol 70%
Spirtus
Larutan gula
Lugol
Larutan NaCl
CH3COOH
H2SO4
Air Ledeng
Aquades
Larutan KOH
Cara Kerja :
Susunlah alat penguji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik.
Masukkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia, kemudian uji daya hantarnya, catatlah apakah lampu menyala atau timbul gelembung pada electrode.
Bersihkan electrode dengan air dan keringkan. Dengan cara yang sama ujilah daya hantar larytan lain yang tersedia ( lihat table ).
Hasil Percobaan
No
Larutan Uji
Nyala Lampu
Gelembung Gas
Terang
Redup
Mati
1.
Larutan NaCl
+++
2.
Larutan KOH
+++
3.
Larutan H2SO4
+++
4.
Larutan gula
-
5.
Larutan CH3COOH
-
6.
Larutan Lugol
-
7.
Air Sumur
-
8.
Spirtus
-
9.
Alkohol 96%
-
10.
Alkoho 70%
-
11.
Air Ledeng
-
12.
Aquades
-
Keterangan :
+++ = Banyak Gelembung
++ = Gelembung Sedang
+ = Sedikit Gelembung
- = Tidak Ada
Hasil Pengamatan
Uji Larutan KOH
Uji larutan asam sulfat
Uji larutan gula
Uji larutan asam asetat
Uji larutan Lugol
Uji air Sumur
Uji spirtus
Uji alkohol 96%
Uji alkohol 70%
Uji air ledeng
Uji aquades
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk menguji daya hantar listrik pada larutan. Kami mendapatkan data yang dapat kita lihat di Tabel Pengamatan. Berikut merupakan penjelasan dari data tersebut :
Larutan garam dapur (NaCl)
Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion Na+ dan Cl- (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelembung udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
Larutan KOH
Larutan KOH dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul KOH dapat terurai menjadi ion K+ dan OH- ( terionisasi secara sempurna ). Seharusnya gelembang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang, tetapi pada saat percobaan hanya banyak gelembungnya saja dan lampu mati, hal ini dikarenakan larutan KOH sudah tercemar dengan larutan lainnya. Sehingga larutan KOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
Larutan H2SO4
Cara kerja larutan H2SO4 hingga dapat menyalakan lampu adalah sebagai berikut, senyawa H2SO4 akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (H+) dan negatif (SO42-) yang bergerak bebas. Selanjutnya ion H+ akan menuju elektroda negatif (katoda) dan ion SO42- akan menuju elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi yang dapat terionisasi. Persamaan reaksi ionisasi larutan asam sulfat digambarkan dengan:
H2SO4 ---> H+ + SO42-
Larutan Gula
Larutan gula dikelompokkan menjadi larutan nonelektrolit karena larutan gula tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai dengan keadaan lampu yang tidak menyala saat elektroda dicelupkan ke dalam larutan gula.
Larutan gula merupakan larutan non elektrolit karena pada larutan ini tidak terjadi proses ionisasi, melainkan hanya proses pelarutan biasa.
C12H22O11(s) ---> C12H22O11 (aq)
Larutan CH3COOH
Larutan CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul CH3COOH dapat terurai menjadi ion H+ dan CH3COO- (terionisasi tidak sempurna). Seharusnya gelembang udara sedikit dan lampu tidak menyala. Tetapi dalam percobaan tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala, hal ini dikarenakan larutan sudah tercemar dengan larutan lain. Larutan CH3COOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
Larutan Lugol
Larutan lugol dikelompokkan menjadi larutan nonelektrolit karena larutan lugol tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai dengan keadaan lampu yang tidak menyala saat elektroda dicelupkan ke dalam larutan lugol.
Larutan lugol merupakan larutan non elektrolit karena pada larutan ini tidak terjadi proses ionisasi.
Air Sumur
Larutan H2O digolongkan pada elektrolit lemah karena sebagian molekul H2O dapat terurai menjadi ion H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelembung udara sedikit dan lampu tidak menyala. Tetapi pada saat percobaan gelembung udara tidak ada dan lampu tidak menyala, hal ini terjadi karena air sumur sudah tercemar atau tercampur dengan larutan lain.
Spirtus
Spirtus tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
Alkohol 96%
Larutan Alkohol 96% (C2H5OH) tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
Alkohol 70%
Larutan Alkohol 70% (C2H5OH) tidak termasuk larutan elektrolit, karena lampu tidak menyala dan juga tidak menghasilkan gelembung pada kedua elektroda.
Air Ledeng
Larutan H2O digolongkan pada elektrolit lemah karena sebagian molekul H2O dapat terurai menjadi ion H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelembung udara sedikit dan lampu tidak menyala. Tetapi pada saat percobaan gelembung udara tidak ada dan lampu tidak menyala, hal ini terjadi karena air sumur sudah tercemar atau tercampur dengan larutan lain.
Aquades
Larutan H2O digolongkan pada elektrolit lemah karena sebagian molekul H2O dapat terurai menjadi ion H2+2 dan O2-(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelembung udara sedikit dan lampu tidak menyala. Tetapi pada saat percobaan gelembung udara tidak ada dan lampu tidak menyala, hal ini terjadi karena air sumur sudah tercemar atau tercampur dengan larutan lain.
Pertanyaan
Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan
Jawab :
Yang menandai terjadinya hantaran melalui larutan pada praktik ini adalah menyalanya lampu dan adanya gelembung udara yang dihasilkan oleh larutan.
Kelompokkan bahan – bahan yang diiuji ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
Jawab :
No
Larutan Elektrolit
No
Larutan Non Elektrolit
1
2
3
4
5
6
7
Larutan garam dapur (NaCl)
Larutan asam cuka (CH3COOH)
Larutan KOH
Air sumur (H2O)
Larutan H2SO4
Air Ledeng
Aquades
1
2
3
4
5
Larutan gula
Alkohol 96%
Alkohol 70%
Larutan Lugol
Spirtus
Tariklah kesimpulan dari percobaan ini
Jawab :
a. Larutan yang dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan yang apabila kita aliri dengan arus listrik maka larutan tersebut dapat menyalakan bohlam dan/atau terjadi gelembung udara pada larutan.
b. Larutan yang digolongkan sebagai larutan non elektrolit apabila larutan yang dialiri listrik tidak menyebabkan lampu menyala dan tidak memilki gelembung udara karena larutan tidak memiliki ion.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap larutan memiliki daya hantar listrik yang berbeda-beda. Daya hantar listrik tersebut disebabkan karena suatu peristiwa dimana terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya peristiwa ini disebut proses IONISASI. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat non elektrolit ketika di larutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.Hal inilah yang menyebabkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
c. Larutan elektrolit dibedakan lagi menjadi 2 berdasarkan terang atau redup nyala lampunya dan berdasarkan banyak atau sedikitnya gelembung udaranya. Larutan yang memiliki nyala lampu terang dan bergelembung uadara banyak dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat sedangkan yang memiliki nyala redup atau tidak menyala dan bergelembung udara sedikit saat dialiri listrik digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
Kesimpulan
Larutan elektrolit mengandung ion yang dapat bergerak bebas. Karena bermuatan lisrtik, ion mampu menghantarkan arus listrik.( Menurut Svante August Arrhenius )
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Suatu larutan dapat digolongkan ke larutan elektrolit karena larutan tersebut dapat terionisasi. Larutan elektrolit terbagi dua, yaitu:
- Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah. Pada elektrolit lemah, ionisasi terjadi secara tidak sempurna (terionisasi sebagian).
Contoh: larutan CH3COOH (asam cuka)
- Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1). Pada elektrolit kuat, ionisasi terjadi secara sempurna (terionisasi seluruhnya).
Contoh: Larutan NaCl (garam), larutan HCl (Asam Klorida), larutan NaOH, larutan H2SO4 (Asam Sulfat), dll
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Contoh: Larutan gula (C12H22O11).
Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan melalui kedaan lampu yang menyala/tidak saat batang elektroda dicelupkan, dan juga gelembung-gelembung yang terdapat di sekitar elektroda.
Semakin terang nyala suatu lampu, maka semakin kuat daya hantar listrik larutan tersebut. Sebaliknya, semakin redup nyala suatu lampu, maka semakin buruk daya hantar listrik suatu larutan.
Cara kerja larutan elektrolit hingga dapat menyalakan lampu adalah sebagai berikut, senyawa yang dilarutkan akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (kation) dan negatif (anion) yang bergerak bebas. Selanjutnya kation akan menuju elektroda negatif (katoda) dan anion akan menuju elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi yang dapat terionisasi.
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Larutan ELektrolit dan Nonelektrolit. Diunduh dari http://chemistryacademicblog.blogspot.com/ pada tanggal 9 Mei 2015.
Arayanti. 2008. Larutan elektrolit dan nonelektrolit. Diunduh dari http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/METI%20MARAYANTI_0606809/video.html pada tanggal 9 Mei 2015
Chrysti S. Kartika dan Warsit. 2015. Buku Petunjuk Praktikum : UNS
Rahimasyulia. 2013. Teori ionisasi Svante August Arrhenius. Diunduh dari http://rahimasyulia.blogspot.com/2013/11/teori-ionisasi-svante-august-arrhenius.html pada tanggal 9 Mei 2015
S. Puspa. 2010. Rangkuman materi contoh soal latihan soal dan pembahasan soal Kimia SMA Kelas X XI XII. Diunduh dari http://www.academia.edu/9964423/Rangkuman_materi_contoh_soal_latihan_soal_dan_pembahasaan_soal_Kimia_SMA_Kelas_X_XI_XII_ pada tanggal 9 Mei 2015
Uji Larutan Asam dan Basa
Tujuan
Mengetahui dan memahami mengidentifikasikan asam dan basa dengan indikator kertas lakmus.
Landasan Teori
Asam
Asam itu asal nya dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
1. Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut.
Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
f. Menghantarkan arus listrik.
g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Pengelompokan asam:
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
Contoh : H2SO4.
Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Contoh Larutan asam cuka ( CH3COOH ).
Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari. contohnya adalah sebagai berikut:
a. Proses dalam pembuatan pupuk
b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c. Pembersih permukaan logam
d. Proses pembuatan Bahan peledak
e. Proses pembuatan Pengawet makanan
Basa
Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H20).
Karakteristik basa:
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH".
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f. Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa:
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH", basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik.
Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH" dalam jumlah kecil.
Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari
a. Bahan dalam pembuatan semen.
b. Pembuatan deterjen/sabun.
c. Baking soda dalam pembuatan kue.
Perbedaan Asam dan Basa
Identifikasi Asam dan Basa
Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Indikator-indikator di atas hanya menunjukkan perubahan warna tanpa menunjukkan harga pH (tingkat keasaman atau kebasaan yang tepat). Jadi, harga pH hanya perkiraan sesuai trayek pH-nya.
Oleh karena itu, sekarang ini digunakan pH-meter. pH-meter yaitu alat yang dapat menunjukkan pH suatu zat secara langsung. Alat ini lebih akurat dan mudah daripada menggunakan indikator lainnya. pH-meter menggunakan elektroda yang dihubungkan dengan skala pH-meter seperti gambar berikut. pH-meter dapat digunakan untuk mengukur pH tanah, air sungai, dan berbagai jenis larutan.
pH menyatakan ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat. pH mempunyai skala dari 1 hingga 14. Zat yang bersifat asam mempunyai pH kurang dari 7. Semakin kuat tingkat keasaman zat, nilai pH-nya semakin rendah. Zat dengan pH = 1 mempunyai sifat yang sangat asam, misalnya asam klorida. Zat dengan pH = 7 dikatakan mempunyai pH netral. pH netral berarti tidak bersifat asam maupun basa, contohnya air murni. Sebaliknya, zat yang bersifat basa mempunyai pH di atas 7. Semakin kuat tingkat kebasaan suatu zat, nilai pH-nya semakin tinggi. Zat dengan pH = 14 bersifat sangat basa, misalnya natrium hidroksida (NaOH).
Cara Kerja :
Buatlah larutan uji ( seperti dalam table ) kedalam gelas kimia
Teteskan larutan menggunakan pipet ke dalam suatu wadah
Ujilah dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru
Amatilah dan catat perubahan yang terjadi jika kertas lakmus berubah warna.
Hasil percobaan
No
Larutan Uji
Lakmus
Asam
Basa
Netral
pH
M
B
1.
Aquades
M
M
4,9
2.
Gula
M
B
4,3
3.
Air Sumur
M
B
3,8
4.
Air Ledeng
M
B
4,8
5.
Alkohol 70%
M
B
3,5
6.
Alkohol 96%
M
B
10
7.
Sprirtus
M
B
0,7
8.
H2SO4
M
M
6,3
9.
Asam cuka
M
M
3,5
10.
KOH
B
B
8,7
11.
Garam dapur
M
B
3,1
12.
Lugol
M
M
1,3
Hasil Pengamatan
Uji larutan gula
menggunakan kertas lakmus
Uji air ledeng Uji air ledeng
menggunakan pH meter menggunakan kertas lakmus
Uji alcohol 70 % Uji alcohol 70%
menggunakan pH meter menggunakan kertas lakmus
Uji alcohol 96% Uji alcohol 96%
menggunakan pH meter menggunakan kertas lakmus
Uji spirtus
menggunakan pH meter
Uji larutan H2SO4 Uji larutan H2SO4
menggunakan pH meter menggunakan kertas lakmus
Uji lugol
menggunakan pH meter
Uji KOH
menggunakan kertas lakmus
Uji larutan garam dapur
menggunakan kertas lakmus
Pembahasan
Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada pengujian yang telah dilakukan danmemperoleh hasil sebagai berikut :
Pada pengujian larutan Aquades, Gula, Air Sumur, air Ledeng, Alkohol 70 %, alcohol 96%, Spirtus, H2SO4, Asam cuka, KOH, Garam dapur, dan lugol yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru pada masing-masing larutan tersebut,dapat di sebutkan bahwa:
Pada Aquades telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi warna merah, jadi dapat di simpulkan bahwa Aquades termasuk Asam. Pada saat percobaan Aquades diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 4,9 yang menunjukkan bahwa Aquades bersifat asam. Jadi aquades bersifat asam.
Pada larutan gula telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan gula termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan larutan gula diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 4,3 yang menunjukkan bahwa larutan gula bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus larutan gula bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter larutan gula bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada Air sumur telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru tetap warnanya biru, jadi dapat di simpulkan bahwa air sumur termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan larutan gula diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 3,8 yang menunjukkan bahwa air sumur bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus air sumur bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter air sumur bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada air ledeng telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa air ledeng termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan air ledemg diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 4,8 yang menunjukkan bahwa larutan gula bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus air ledeng bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter larutan air ledeng bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada alcohol 70% telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah, sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa alcohol 70% termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan alcohol 70% diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 3,5 yang menunjukkan bahwa alcohol 70% bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus alcohol 70% bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter alcohol 70% bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada alcohol 96% telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa alcohol 96% termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan alcohol 96% diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 10 yang menunjukkan bahwa alcohol 96% bersifat basa. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus alcohol 96% bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter alcohol 96% bersifat basa, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada spirtus telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa spirtus termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan spirtus diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 0,7 yang menunjukkan bahwa spirtus bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus spirtus bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter spirtus bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada larutan asam sulfat ( H2SO4 ) telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah warnanya menjadi merah, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan asam sulfat termasuk bersifat asam. Pada saat percobaan larutan asam sulfat diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 6,3 yang menunjukkan bahwa larutan asam sulfat bersifat asam. Jadi larutan asam sulfat adalah larutan yang bersifat asam.
Pada larutan asam cuka ( CH3COOH ) telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru berubah warnanya menjadi merah, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan asam cuka termasuk bersifat asam. Pada saat percobaan larutan asam sulfat diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 3,5 yang menunjukkan bahwa larutan asam cuka bersifat asam. Jadi larutan asam cuka adalah larutan yang bersifat asam.
Pada larutan KOH telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warnanya menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru tetap warnanya, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan KOH termasuk bersifat basa. Pada saat percobaan larutan KOH diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 8,7 yang menunjukkan bahwa larutan KOH bersifat basa. Jadi larutan KOH adalah larutan yang bersifat basa.
Pada larutan garam dapur telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru warnanya tetap biru, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan garam dapur termasuk bersifat netral. Pada saat percobaan larutan garam dapur diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 3,1 yang menunjukkan bahwa larutan garam dapur bersifat asam. Hasil yang tidak sama antara pengukuran dengan menggunakan indicator dan pH- meter ini menyebabkan hasil yang tidak valid, mengacu pada indicator kertas lakmus larutan garam dapur bersifat netral yaitu dengan pH = 7. Tetapi kalau mengacu pada pH-meter larutan garam dapur bersifat asam, hal ini bisa terjadi mungkin karena pH-meter kurang bersih sehingga ada larutan lain yang mencemari atau mungkin pH – meter nya sudah tidak akurat.
Pada larutan lugol telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap warnanya merah,sedangkan kertas lakmus biru berubah warnanya menjadi merah, jadi dapat di simpulkan bahwa larutan lugol termasuk bersifat asam. Pada saat percobaan larutan lugol diuji menggunakan pH- meter, dihasilkan skala 1,3 yang menunjukkan bahwa larutan lugol bersifat asam. Jadi larutan lugol adalah larutan yang bersifat asam.
KESIMPULAN
Untuk menguji asam basa pada larutan dapat digunakan indikator kertas lakmus. Kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berwarna merah larutan tersebut berarti bersifat asam. Sedangkan kertas lakmus merah akan berwarna biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru itu berarti larutan tersebut bersifat basa. Larutan akan bersifat netral apabila larutan direaksikan dengan sifat asam basa dalam jumlah sama.
Contoh larutan yang bersifat asam , basa, dan netral
Larutan yang bersifat asam yaitu : Aquades, H2SO4, Asam Cuka ( CH3COOH ), Lugol.
Larutan yang bersifat basa yaitu : larutan KOH.
Larutan yang bersifat netral yaitu : Gula, Air ledeng, Air sumur, Alkohol 70%, Alkohol 96%, Spirtus, dan Larutan garam dapur.
Zat yang bersifat asam mempunyai pH kurang dari 7. Semakin kuat tingkat keasaman zat, nilai pH-nya semakin rendah. Zat dengan pH = 1 mempunyai sifat yang sangat asam. Zat dengan pH = 7 dikatakan mempunyai pH netral. pH netral berarti tidak bersifat asam maupun basa. Sebaliknya, zat yang bersifat basa mempunyai pH di atas 7. Semakin kuat tingkat kebasaan suatu zat, nilai pH-nya semakin tinggi. Zat dengan pH = 14 bersifat sangat basa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Identifikasi asam basa penentuan pH larutan. Diunduh dari
https://jenggaluchemistry.wordpress.com/identifikasi-asam-basa-penentuan-ph-larutan/ pada tanggal 10 Mei 2015
Chrysti S. Kartika dan Warsiti. 2015. Buku Petunjuk Praktikum : UNS
Hikmah. 2013. Asam basa dan garam. Diunduh dari http://hikmah-i.blogspot.com/2013/09/asambasa-dan-garam.html pada tanggal 10 Mei 2015