Sinopsis Novel Sang Pemim Pemimpi pi Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya Pratinjau
Setelah membaca buku laskar pelangi ungkapan yang dapat saya utarakan adalah “wooww". Alur cerita dan gaya bahasa yang dipaparkan dikemas dengan begitu bagus dari awal hingga akhir cerita dan dapat membawa pembaca dalam rasa kagum yang dapat membuat merinding saat membaca kisah yang tertuang dalam novel ini. Novel sang pemimpi adalah sebuah lanturan lukisan kisah hidup yang mempesona dan akan membuat anda percaya pada kekuatan mimpi, kekuatan cinta dan kekuatan pengorbanan. Selain itu, membaca novel sang pemimpi ini akan membuat anda percaya pada tuhan SWT. Sipengarang akan membawa anda berpetualang menerobos sudut-sudut pemikiran dimana anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib. Tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap serta kesedihan yang mengharu. Tampak sekilas pada awalnya seperti kenakalan remaja, tapi kemudian tanpa anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini kelamaan akan menguasai anda, potret-potret kecil yang menggemaskan akan menghantarkan anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek pilosofis yang meresonansi. Arti perjuangan hidup dalam kekurangan yang membelit dan cita-cita yang tangguh berani dalam dalam kisah dua tokoh ini. Ikan dan Arai, akan membawa anda dengan semacam keanggunan daya tarik. Dengan begitu, anda dapat menyelam lebih dalam, ke dalam diri sendiri dengan penuh harapan, juga menolak segala keputus asaan dan ketidakberda yaan. Selain itu, dalam novel sang pemimpi karya Andrea ini juga menceritakan peran seorang ayah yang begitu patriotis dalam pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anak-anaknya dalam keterbatasan hidup menjadi semangat tak terbeli bagi Ikal dan Arai dalam mewujudkan cita-citanya. Dari sinilah cerita mulai tumbuh menjadi balada begitu mengharukan. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak pada ayahnya menyempurnakan novel sang pemimpi ini menjadi bacaan yang bermanfaat.
SINOPSIS NOVEL SANG PEMIMPI perjuangan tiga orang laki-laki yang telah lulus SMP, melanjutkan belajar ke SMA yang bukan main. Disinilah perjuangan dan cita-cita ketiga la ki-laki ini di mulai yakni Ikal, Arai dan Jimron. J imron.
Ikal adalah salah satu anggota laskar pelangi dan Arai merupakan saudara sepupu ikal , yang telah menjadi seorang anak yatim piatu sejak kelas 3 SD dan tinggal di rumah Ikal, ia sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah dan ibu ikal, serta jimron adalah anak angkat seorang pendeta karena sejak kecil yatim piatu juga. Namun pendeta yang baik hat i dan tidak memaksakan keyakinan jimron, malah mengantar jimron menjadi muslim yang bertakwa. Ikal dan Arai adalah murid yang pintar di sekolahnya sedangkan jimron, adalah murid yang gemar terhadap kuda ini memiliki kepandaian yang biasa-biasa saja malah menduduki ranking 78 dari 160 siswa sedangkan ikal dan Arai selalu menduduki peringkat 5 dan 3 besar. Lebihnya lagi mimpi mereka semua sangatlah tangguh. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke sorbonne, Prancis. Mereka kagum akan cerita pak Balia kepala sekolahnya yang selalu menyebut-nyebut bagusnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai dari pukul 02.00 pagi sampai jam 07.00 pagi dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan kedua laki-laki itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan mimpinya. Meski kalau dilogika tabungan mereka tidak akan cukup untuk bisa kesana. Namun, jiwa optimismenya (Arai) yang takpernah terbantahkan. Setelah lulus SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, lebih tepatnya ke Bogor. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk bekerja menjadi ternak kuda di Belitong. Ia adalah orang yang baik hati, ia mnghadiahkan kedua celengan kuda miliknya yang berisi tabungannya selama ini kepada Arai dan Ikal. Ia yakin kalau Arai dan Ikal akan sampai perancis, maka jiwa jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan menganggur di Bogor, mencari pekerjaan untuk sekedar bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan 3 bersahabat ditempuh, Ikal mendapat pekerjaan sebagai tukang pos dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun selanjutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di salah satu kampus Ekonomi Ui. Setalah lulus dan bergelar S1, ada lowongan untuk mendapat beasiswa S2 ke Eropa. Dari sekian ribu pesaing dapat ia singkirkan dan akhirnya sampailah ia dalam pertandingan untuk merebutkan 15 besar. Pada saat wawancara datang, tak disangka, professor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan oleh Ikal, Walau hanya berlatar belakang sarjana ekonomi yang hanya bekerja sebagai tukang pos, hasil tulisan nya begitu luar biasa. Araipun ikut serta dalam acara tersebut. Bertahun-tahun tanpa kabar berita akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang terhormat dan indah. Begitulah Arai, selalu penuh kejutan. Memang selama ini telah direncanakannya bertahun-tahun.
Ternyata Arai kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah bagus nya dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat dalam menghasilkan teori baru. Akhirnya sampai juga pada momen mereka pulang kampung ke Belitong, ketika ada surat datang. Jantung mereka berdebar-debar saat membuka isinya. Pengumuman penerimaan beasiswa ke Eropa. Arai sangat sedih karena merindukan kedua orangtuanya. Arai sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang di rindukannya. Kegelisahan dimulai. Baik Ikal maupun Arai, keduanya tidak kuasa saat mengetahui isi dari surat tersebut. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima di perguruan yang diimpikan nya yaitu perguruan tinggi Sorbanne, Perancis. Setelah perlahan mencocokkan denga n surat yang diterima oleh Arai, Ternyata inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Mereka diterima di Universiitas yang sama. Namun hal ini bukan akhir dari perjuangannya. Tapi disinilah perjuangan yang lebih keras dari mimpi itu dimulai dan siap melahirkan anak-anak pemimpi selanjutnya.
TEMA Tema yang diceritakan dalam novel ini adalah persahabatan, kepercayaan, perjuangan dan kekuatan mimpi serta keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut digambarkan dalam setiap kalimat dan penceritaan si penulis tentang kerasnya kehidupan dan kemustahilan yang dapat ditembus dengan keyakinan, perjuangan dan mimpi yang amat besar dimiliki sitokoh dalam cerita.
LATAR TEMPAT Dalam novel sang pemimpi ini disebutkan latarnya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermagai pelabuhan Magai, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri. Teminal Bogor, dan Pulau kalimantan.
LATAR WAKTU Dalam novel Sang Pemimpi ini digambarkan waktunya pagi, siang, sore dan malam. Latar nuansanya lebih condong ke melayu dan gejolak remaja yang diselimuti dengan impian-impian yang tangguh.
PENOKOHAN DAN PERWATAKAN Ikal Baik hati, optimistis, pantang putus asa, penyuka Bang Rhoma a.Tokoh ikal sebagai sudut pandang orang pertama (aku) adalah seorang yang mempunyai
wawasan pengetahuan yang luas. Dapat dibuktikan pada bagaimana dia bercerita tentang keadaan ataupun kejadian dengan penuh intelektualitas seperti dalam penggalan cerita berikut:
“lebih tidak masuk akal lagi karena aku tahu dibalik para-para itu berdiri rumah turunan prajurit hupo, tionghoa paranoid karena riwayat perang saudara", dan lain sebagainya. b. Tokoh Ikal merupakan tokoh anak yang memiliki sifat baik hati, kebaikannya yang luar biasa
bagi seorang anak muda, hal tersebut dapat kita lihat pada penggalan cerita berikut : “diperjalanan aku tak banyak bicara karena hati ku ngilu mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauh ku ini.". c. Selain memiliki sifat baik hati, tokoh ikal yang peduli akan nasib orang lain seperti pada
penggalan cerita berikut : “aku mengamati Arai.terlihat jelas kesusahan telah menderanya sepa njang hidup. Ia seperti denganku tapi tampak lebih dewasa. Sinar matanya jernih, polos sekali. Lalu tak dapat air mataku mengalir.Aku tak dapat mengerti bagaimana anak semuda itu menangung cobaan demikian berat sebagai simpai keramat." d. Tokoh yang cinta pada orang tua, dibuktikan dalam penggalan cerita berikut :
“kupandangi pungung ayahku sampai jauh. Sepedanya berkelok-kelok diatas jalan pasir .Betapa aku mencintai laki-laki pendiam itu. Setiap dua minggu aku bertemu dengannya, tapi setiap hari aku merindukannya." e. Tokoh yang memiliki sifat bekerja keras demi mimpi dan keinginannya untuk bersekolah,
sekolah yang cukup jauh dari rumahnya perjuangannya begitu keras. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam penggalan cerita berikut ; “setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang bambu, kami sempoyongan memikul berbagai jenis makhluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu. Artinya, setelah itu leluasa untuk sekolah." f. Tokoh yang mau dan bisa mengontrol ide-ide nakal Arai dengan pemikiran-pemikirannya yang
logis. Hal tersebut dapat digambarkan dalam penggalan cerita sang pemimpi berikut ini : “Aku tahu, pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi seorang yang memberi pandangan logis" g. Tokoh yang memiliki pribadi yang religius, taat pada agama dan senang mengaji, Hal tersebut
dapat digambarkan dalam penggalan cerita berikut ; “Aku dan Arai sering dihukum oleh Taikong Hamim karena nafsuku tak panjang kalau mengaji terhadap suatu subuh yang diingin" h. Tokoh yang memiliki kepribadian yang perduli pada siapapun, hal tersebut dapat digambarkan
dalam penggalan cerita berikut : “di perjalanan aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauh ku ini" Selain penggalan diatas terdapat juga dua penggalan berikutnya. seperti penggalan cerita berikut:
“Karena khawatir dengan kondisi psikologi jimron, aku berusaha mengonfirmasikan berita itu pada inar." dan: “Aku termengu, jimron tak perduli. Dua bulan berikutnya adalah siksaan tak terkira buatku karena semakin hari keadaan jimron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka aku hanya berbicara sendiri. Sore hari, pada jam ketika kuda-kuda itu datang, matanya sayu memandangi dermaga. Dadaku sesak melihatnya. Bahkan sepeda jengki kebanggaannya yang telah ia sulap menjadi kuda kini digantungnya. Ia berjalan kaki malas-malasan berangkat sekolah." i. Tokoh yang memiliki harapan tinggi dapat digambarkan dalam penggalan cerita berikut :
“pada saat itulah aku, Arai, dan jimron mengkristalisasikan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambius: cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika." j. Tokoh yang sadar akan semua tindakan yang dilakukannya dan memahai kosekuensi yang aka
dia dapat dari tindakan tersebut. Dan berfikir objektif pada masalah-masalah yang sedang dialaminya. Seperti tergambarkan dalam penggalan cerita berikut : “setelah ku teliti baik-baik, SMA ini rupanya memiliki sebuah geng tengik beranggotakan tiga orang cecunguk, yang tak pernah berhenti membuat kerusakan-kerusakan!! Ketiga orang itu adalah kampiun masalah, para juara pembuat onar!!". Atas perbuatan-perbuatan yang telah ikal lakukan, ikal pasrah terhadap kosekuensi hukuman yang akan diberikan padanya, seperti pada penggalan cerita berikut: “kami hanya menunduk pasrah menunggu keputusan hukuman. Aku takjub pada fluktuasi popularitasku disekolah ku ini. Aku pernah menjadi anak Melayu yang takpernah diperdulikan siapapun, lalu menjadi antlop Tibet yang dieluh-eluhkan gadis-gadis semenanjung, dan kini seakan-akan semua orang berkonspirasi membukungiku. Dilapangan ini nasib ku di ujung tanduk." k. Tokoh yang dapat mengendalikan emosi meski saat emosinya sedang di uji oleh Jimron , akan
tetapi ikal tetap bisa mengontrol emosinya kembali. Hal tersebut digambarkan dalam penggalan cerita berikut: “ingin aku menggosok gigi jimbron dengan sikat ubin WC ini, tapi aku masih sabar". Namun setelah emosinya diuji oleh jimron, emosi ikal mulai memuncak seperti pada penggalan cerita berikut: “ aku kelelahan dan stres. Aku tak tahan lagi dengan siksaan tentang kuda. Semua kisah kuda harus dihentikan hari ini, hari ini juga!!". Namun emosinya dapat juga kembali redup karena kebaikan hatinya, seperti pada pen ggalan cerita berikut : “ah! Aku telah melukai hati jimron.Hatinya yang lunak dan putih. Bukankah aku selalu berjanji padaku sendiri akan selalu melindungi jimron? Aku menendang ember di dekatku karena marah
pada diriku sendiri ada sosok lain dalam diriku yang diam-diam sembunyi, sosok yang tak kukenal. Sosok itu menjelma dengan cepat, lalu mendadak lenyap meninggalkan aku berdiri sendiri di depan jimron ditumpuki berton-ton perasaan bersalah. Bersalah pada jimron, bersalah pada pendeta Geo, bahkan kepada aria. Lututku lemas. Aku merasa sebagian diriku telah menghianati bagian diriku yang lain." l. Seorang tokoh yang bijak, seperti tergambarkan pada penggalan cerita berikut :
“hanya mudharat, sahabatku," dan menyebut sahabatku itu, kubuat nadaku selembut sutra dari kasmir." Jimron menunduk.Tampak berpikir keras mempertimbangkan sesuatu.Tampak pula gujarat penyesalan dalam dirinya. m. Tokoh yang memiliki kesenangan berlari, mungkin selain karena alasan sebagai kuli ngambat
baginya dengan berlari dia merasa hidupnya akan terasa lebih menyenangkan atau mudah. Seperti tergambarkan pada penggalan cerita berikut : “Aku selalu berlari. Aku menyukai berlari.Para kuli ngambat adalah pelari. Ikan hiu dan pari yang panjangnya sering sampai dua meter akan mengayun bambu pikula n seperti goyangan penyanyi dangdut dan daya tendang ayunannya hanya biasa disetabilkan dengan memikul-mikul ikan panjang itu sambil berlari. Tak susah bagiku untuk terpilih jadi sprinter SMA negeri bu kan main." “Aku berlari berangkat sekolah.Amboi, aku senang sekali berlari. Aku senang berlari menerobos hujan, seperti selendang menembus tirai air berlapis-lapis. Aku tak pernah kelelahan berlari. Tubuhku ringan, kecil, dan ramping, dengan rambut ikal panjang dan kancing baju yang sering tidak lengkap, jika berlari aku merasa seperti orang Indian, aku merasa seumpama benda seni yang meluncur deras menerabas angin." n. Tokoh yang dapat memahami akan posisi kawannya, hal tersebut tergambarkan dalam
penggalan cerita berikut: “Pada detik itu aku menyadari bahwa jimron keranjingan pada kuda karena alasan yang masuk akal." Arai Jenius, Pintar, rajin, gigih dan pantang menyerah Jimbron Gagap bicara, polos, baik hati dan sangat antusias pad kuda Pak Balia Bijaksana, pintar, dan baik hati Pak Mustar Pemarah, Berjiwa keras dan galak Ibu Ikal
Baik hati dan penuh kasih sayang Ayah Ikal Sabar, pendiam, penuh kasih sayang, dan bijak sana
TOKOH PENDUKUNG Mahader A Kiun Pak Cik Basman Taiukong Hanim Capo Bang zaitun Pendeta Geovanny Mak Cik Laksmi
ALUR CERITA Dalam novel sang pemimpi ini menggunakan alur gabungan yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju ketika pengarang mengisahkan dar mulai kecil hingga dewasa dan alur mundur ketika mengisahkan peristiwa waktu kecil pada saat dewasa.
GAYA PENULIS Gaya bahasa penulisan ini sangat bagus. Dengan kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa adanya unsur repetitif yang membosankan. Setiap kata nya terdapat ban yak kekayaan bahasa sekaligus makna apik yang berada disetiap balik kata-katanya. Selain itu. Novel Sang Pemimpi ini ditulis dengan realis bertabur dengan metafora, penyampaian cerita yang bagus dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan-letupan intelegensi yang tangguh sehingga pembaca tanpa sadar masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang dipernakan dalan novel sang pemimpi ini.
AMANAT Amanat yang disamapaikan dalam novel ini adalah jangan takut bermimpi, bermimpilah. Hal ini sangat jelas digambarkan dalm setiap sub babny. Yang pada prinsipnya manusia tak akan pernah dapat lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidpnya. Hal ini secara jelas dikisahkan penulis dalam novel sang pemimpi ini dengan masksud memberikan titik terang pada manusia yang memiliki mimpi besar namun terganjal oleh segala kekurangan.
SUDUT PANDANG
Sudut pandang dalam novel laskar pelangi ini adalah orang pertama pelaku utama (aku). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh ikal dalam novel.
RESENSI UNSUR EKSTRINSIK SINMOPSIS NOVEL SANG PEMIMPI NILAI MORAL Nilai moral yang terkandung dalam novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tangguh dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Dalam novel ini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang memiliki perangai yang cukup baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
NILAI SOSIAL Dilihat dar segi moral novel sang pemimpi ini kaya akan nilai sosial. Hal ini dibuktikan dalam rasa setia kawan yang begitu tinggi antara ketiga tokoh ikal, arai dan jimbron. Masing-masing saling mendukung dalam membantu antara satu dengan yang lain untuk mewujudkan impianimpian mereka sekalipun hampir mencapai batas ketidakmungkinan. Dengan didasari rasa saling gotong royong yang tinggi sebagai orang Balitong, dalam keadaan kekurangan pun maih bisa saling menolong satu sama lain.
NILAI ADAT ISTIADAT Nilai adat yang terdapat dalam novel ini juga begitu kental terasa. Adar kebiasaan pada sekolah yang tradisional, mengharuskan muridnya mencium tangan gurunya, ataupun mata dari mata pencaharian warga sekitar yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli dipertambangan timah tergambar dengan jelas dalam novel ini. Sehingga menamba khazannah budaya yang lebih di indonesia
NILAI AGAMA Nilai agama yang terdapat dalam novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama dalam bagian bagian dimana ketiga toko ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Terdapat ban yak aturanaturan islami dan petuah-petuah Kyai yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya dan kental dalam agama.
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Laporan bacaan ini penulis buat karena dilatar belakangi oleh mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia ini penulis ambil karena merupakan kelanjutan dari mata kuliah Pengantar Kesusastraan di semester satu. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia ini mengkaji bagaimana perkembangan sejarah sastra Indonesia beserta tokoh-tokohnya tahun sekitar 2000 sampai karya sastra pada masa saat ini. Laporan bacaan ini menganalisis sebuah novel yang diterbitkan pada angkatan 2000 dengan judul novel “Sang Pemimpi”. B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya untuk menganalisis sebuah novel berjudul “Sang Pemimpi”. C.
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan laporan bacaan ini adalah agar kita dapat mengetahui unsur-unsur yang ada pada novel yang berjudul “Sang Pemimpi”.
BAB II PEMBAHASAN A.
Sinopsis
Ikal, Arai dan Jimbron adalah anak Melayu dan bersahabat, mereka mempunyai keinginan untuk kuliah di Prancis dan ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonn e serta menjelajah Eropa sampai ke Afrika. Mereka adalah anak Melayu pulau Belitong. Arai adalah anak yatim dan piatu, Ibunya meninggal ketika ia masih kelas satu SD karena melahirkan adiknya, dan
Bapaknya meninggal ketika ia kelas tiga SD. Jimbron tak jauh beda dengan Arai, Ibunya wafat ketika ia masih kelas empat SD dan disusul oleh wafatnya ayahnya. Sekarang ia di asuh oleh seorang Pendeta dan ia juga sangat fanatic dengan kuda. Sedangkan Ikal kedua orang tuanya masih hidup sampai ia Sarjana. Setelah mereka tamat SMP mereka pergi merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Mereka sekolah sambil bekerja, sehingga mereka pandai-pandai mengatur jadwal. Ikal dan Arai termasuk anak berprestasi karena Arai mendapat peringkat 5 dan Ikal perangkat 3, sedangkan Jimbron memberikan peringkat 78 kepada pendetanya. Mereka kos di depan bioskop, tetapi dilarang oleh pak Mustar, suatu saat mereka menyamar untuk masuk ke bioskop itu dan ketahuan oleh pak Mustar. Senin paginya mereka dihukum untuk memerankan film yang ditontonnya di bioskop di lapangan sekalah, ditambah dengan membersihkan WC. Suatu hari Capo akan memelihara 7 kuda, dan Jimbron terkejut sehingga lebih rajin bekerja dan menabung di 2 buah tabungan kuda Sumbawanya sama banyak. Tak sengaja Jimbron terkejut karena Arai membawa satu ekor kuda ke kosnya. Arai mempersilahkan Jimbron untuk menunggangi kuda itu. Jimron sangat senang, dan dia membawa kuda itu kepasar dan ke depan pabrik cincau untuk membuat Laksmi tersenyum. Arai mencintai Nurmala, segala cara telah ia coba, namun tetap di tolak oleh Nurmala. Maka Ikal menyarankan Arai untuk meminta bantuan sama bang Zaitun. Usaha yang dianjurkan bang Zaitun adalah agar Arai bisa bermain gitar dan bernyanyi, Arai berusaha untuk bisa bermain gitar. Setelah merasa cukup maka Arai, Ikal dan Jimbron pergi ke rumah Nurmala. Setelah tiba disana Ikal dan Jimron bersembunyi dan Arai bernyanyi sendiri. Namun usaha mereka sia-sia karena suara Arai tak tentu arah dan permainan gitarnya acak-acakan. Arai pantang menyerah, malam berikutnya ia bernyanyi lagi di dekat kamar Nurmala dengan cara lip-synch dan itu berhasil membuat Nurmala tersenyum. Setelah tamat SMA, Arai dan ikal pergi merentau ke jawa untuk kuliah, namun Jimbron tidak ikut, karena sudah bekerja di tempat Capo. Tetapi Jimbron memberikan mereka masing-masing satu buah celengan kuda Sumbawanya. Arai dan Ikalpun berangkat menumpangi kapal pengangkut barang dan hewan ternak sambil bekerja di atas kapal. Setelah 6 hari di atas kapal, tibalah mereka di pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan utama mereka adalah ke Ciputat namun gagal, malahan mereka tiba di Bogor. Mereka mendapatkan kos di belakang IPB di kampong Babakan Fakultas. Mereka mendapatkan pekerjaan mejadi sales namun di pecat, bekerja di pabrik tali, namun pabrik itu bangkrut.
Merekapun mendapatkan pekerjaan fotokopi, ketika itu ada yang memfotokopi brosur lowongan pekerjaan di pos. merekapun mendaftarkan dirinya, namun sayang, Arai gagal di tes pertama namun Ikal lulus dan ikut pelatihan selama satu bulan. Setelah pelatihan, Ikal pulang ke kosnya namun Arai tidak ada disana, karena sudah pergi ke Kalimantan. Ikal diterima untuk kuliah di UI, dan mengatur jadwal dengan pekerjaannya. Di UI Depok ia bertemu Nurmala, dan bercerita tentang Arai. Ikal sedih karena tak tau pasti keberadaan Arai. Setelah ia tamat kuliah, ia mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa Strata dua yang diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Disaat tes wawancara terakhir, ia bertemu dengan Arai. Arai juga telah menamatkan kuliahnya di Universitas Mulawarman sambil bekerja dalam ruangan. Sambil menunggu hasil tes mereka berdua pulang ke kampung dan menitipkan alamat rumah di kampung pada seketariat beasiswa agar hasil tes dikirim kesana. Di kampung mereka bertemu dengan Jimron yang telah memiliki anak dengan Laksmi. Berbulan-bulan mereka menunggu hasil tes, akhirnya datang juga surat yang menyatakan mereka berdua diterima di Univesite De Paris, Sorbonne, Prancis. Mereka terharu dan menangis bahagia. B.
Struktur
1.
Struktur fisis
Judul
: Sang Pemimpi
Pengarang
: Andrea Hirata
Tahun terbit
: 2008
Warna cover
: Hitam
J. halaman
: x + 292 halaman
Penerbit
: Bentang
2.
Struktur Batin
a.
Tokoh
1)
Tokoh utama
a)
Ikal
b)
Arai
c)
Jimbron
2)
Tokoh sampingan
a)
Pak Mustar
b)
Pak Balia
c)
Capo atau Nyonya Lan nyet Pho
d)
Taikong Hamim
e)
A Put
f)
Nurmi
g)
Ayahnya Ikal
h)
Ibunya ikal
i)
Pendeta
j)
Bang Zaitun
k)
Nurmala
l)
Laksmi
m)
Mualim
b.
Penokohan
1)
Ikal
a)
Penarik perhatian Wanita
Pembuktian dapat kita lihat pada lirik “Tak membuang tempo, segera kami keluarkan daya pesona yang kami miliki secara habis-habisan untuk menarik perhatian putrid-putri kecil semenanjung itu” (Sang Pemimpi: 11). b)
Cengeng
Dapat kita buktikan pada lirik “ Lalu tak dapat aku tahankan air mataku mengalir” (Sang Pemimpi: 26). c)
Pemalu
Bisa kita buktikan saat ia diejek dan dia merasa malu. Dapat kita buktikan pada lirik “Rasanya aku ingin kabur masuk kembali ke kamar”(Sang Pemimpi: 34). d)
Penolong
Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik, dengan cara ikut cara-cara yang dilakukan oleh Arai yaitu membelikan bahan pembuat kue dan menjualkan kuenya. Sehingga Mak Cik punya pekerjaan lagi (Sang Pemimpi: 43-53).
2)
Arai
a)
Pencemooh
Dapat kita buktikan pada lirik “Lebih celaka lagi beberapa siswa yang terlambat justru mengejek pak Mustar. Dengan sengaja mereka meniru-nirukan pidatonya. Pimpinan para siswa yang berkelakuan seperti monyet sirkus itu tak lain Arai!” (Sang Pemimpi: 10). b)
Mandiri dalam mencari uang
Bisa kita lihat saat usia remaja dialah yang mengajarkan Ikal bagaimana cara mencari uang. Dapat kita lihat pada lirik “Arailah yang mengajariku mencari akar benar untuk dijual kepada penjual ikan” dan“Dan juga mengajakku mengambil akar purun” (Sang Pemimpi: 32). c)
Rajin Mengaji
Bisa kita buktikan pada lirik “Setiap habis magrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur`an di bawah temaram lampu minyak dan saat itu kami seisi rumah terdiam” (Sang Pemimpi: 33). d)
Pantang menyerah
Bisa kita buktikan pada usaha-usaha yang dilakukan oleh Arai untuk menggoda Nurmala mulai dari usaha sendiri sampai meminta bantua pada Bang Zaitun (Sang Pemimpi: 187-213). e)
Penolong
Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik dengan cara membelikan bahan pembuat kue dan ia bersama Ikal yang menjualkan kuenya. Sehingga Mak Cik punya pekerjaan lagi (Sang Pemimpi: 43-53). f)
Tak terduga
Dapat kita buktikan dari kata-kata Ikal yang mengatakan “Arai jelas sedang menuju ke pasar. Tak dapat aku duga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak kan pernah dapat ditebak” (Sang Pemimpi: 42). 3)
Jimbron
a)Fanatik pada kuda Dapat kita buktikan pada lirik “Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantu tapi jika sedikit saja ia mendengar kata kuda, maka telinga layunya sontak berdiri” (Sang Pemimpi: 62). b)
Patuh dan ikhlas
Dapat kita buktikan dari lirik ”Maka menerima hukuman apapun dari pak Mustar Jimbron ikhlas saja. Disuruh berakting, ya, ia berakting sebaik mungkin, tak ada alas an untuk main-main” (Sang Pemimpi: 128). c)Suka menolong Dapat kita buktikan saat Jimbron menolong Laksmi di pabrik cincau. Dapat kita lihat pada lirik “Setiap minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia menjadi relawan pembantu Laksmi” (Sang Pemimpi: 79). 4)
Pak Mustar
a)
Suka bikin malu
Bisa kita lihat ketika memberi hukuman pada Ikal, Arai dan Jimbron untuk memerankan film yang ditonton di lapangan sekolah, dan tak hanya itu dia juga bikin malu Ikal, Arai dan Jimbron di dalam bioskop (Sang Pemimpi: 113-125). b)
Kejam
Bisa kita kekejamannya pada lirik “Pak Mustar merenggut kerah bajuku, menyentakan dengan keras sehingga seluruh kancing bajuku putus”(Sang Pemimpi: 12). 5)
Pak Balia
a)
Mematuhi aturan
Dapat kita lihat saat dia mengucapkan kata-kata untuk mempertahankan aturan “Tak ada pengecualian!! Tidak ada kompromi, tidak ada katebelece dan tak ada akses istimewa untuk menghianati aturan” (Sang Pemimpi: 9).
b)
Motivator dan pemuji
Dapat kita buktikan ketika ia selalu memotivasi anak didiknya dengan kata-kata dan karyanya dan juga memberi anak didiknya panggilan yang membuat anak didiknya bangga (Sang Pemimpi: 71-77). 6)
Capo atau Nyonya Lan nyet Pho
Sederhana, tak banyak cincong dan mampu merealisasikan ide. Itu semua dapat kita buktikan karena disebutkan lansung pada lirik “Itulah Capo, sederhana, tidak banyak cincong dan kemampuannya merealisasikan ide menjadi tindakan nyata jauh lebih tinggi dari para intelektual muda Melayu manapun” (Sang Pemimpi: 165). 7)
Taikong Hamim
a)
Keras
Dapat kita buktikan dari lirik “Mereka keras seperti tembaga” (Sang Pemimpi: 59). b) Kejam Dapat kita buktikan saat Taikong member berbagai macam hukuman pada Ikal dan Arai agar mereka menjadi lebih baik. Dan cara-cara itu terlihat kejam (Sang Pemimpi: 59-60). 8)
A Put
Sakti, dapat kita buktikan pada lirik “A Put adalah dokter gigi kampung kami, dukun gigi lebih tepatnya. Mengaku mendapatkan ilmunya dari peri tampayan, laki-laki Hokian itu sungguh sakti mandraguna” (Sang Pemimpi: 56). 9)
Nurmi
Menyayangi biolanya, dapat kita lihat pada lirik saat ia melepaskan biola kesayangannya “Nurmi memeluk biolanya kuat-kuat. Air matanya mengalir. Ia tak rela melepaskan biola itu” (Sang Pemimpi: 39). 10) Ayahnya Ikal Pendiam, dapat kita buktikan saat dia berbicara hanya sedikit-sedikit dan juga dapat kita buktikan pada lirik “Taikong Hamim selalu menatap ayahku lama-lama untuk mengharapkan
lebih banyak kata yang meluncur dari mulut beliau. Itulah orang pendiam, kata-katanya ditunggu orang” (Sang Pemimpi: 89). 11) Ibunya Ikal Penolong, dapat kita buktikan saat ia menolong orang yang lagi kesusahan pada lirik “Ibuku memberi isyarat dan Arai meleset ke gudang peregasan. Ia memasukan beberapa takar beras ke dalam karung, kembali ke pekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibuku yang kemudian melungsurkannya kepada Mak Cik” (Sang Pemimpi: 39).
12) Pendeta Geovanny Baik dan bertanggung jawab, dapat kita lihat saat ia mau mengasuh Jimbron dan tidak pernah terlambat mengantarkan jimbron untuk pergi mengaji ke mesjid (Sang Pemimpi: 60-61). 13) Bang Zaitun a)Bertanggung jawab Dapat kita buktikan dari lirik “Bang Zaitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab ia merasa bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang pertama” (Sang Pemimpi: 210). b)
Play boy
Dapat kita buktikan dari lirik “Duduk di depannya aku tak percaya pada mataku sendiri, lakilaki tak berijazah ini pernah memiliki enam puluh tujuh orang pacar! Sungguh sebuah rekor yang fantastik. Ia bahkan pernah berpacaran dengan delapan wanita dalam waktu bersamaan”(Sang Pemimpi: 194). c)Tukang pamer Dapat kita buktikan dari lirik yang menyatakan “Jika bicara Bang Zaitun selalu sambil tertawa, dan tawanya itu…hi…hi…hi…hi, dengan tujuan untuk memamerkan kedua gigi emas putih itu” (Sang Pemimpi: 191).
14) Nurmala
a)
Cerdas
Bisa kita lihat dia selalu mendapatkan peringkat satu sejak kelas satu pada lirik “Nurmala karatan di kursi nomor satu sejak kelas satu” (Sang Pemimpi: 209). b)
Tidak menghargai perasaan
Dapat kita buktikan saat ia menghamburkan bunga yang diletakan oleh Arai di keranjang sepedanya di tempat parkir (Sang Pemimpi: 187). c)
Jaga harga diri
Bisa kita lihat saat Nurmala bertemu dengan Ikal dan tidak nyata-nyata menanyakan kabar Arai, karena dia tetap mempertahankan egonya (Sang Pemimpi: 246-250). 15) Laksmi a)
Murung
Dapat kita buktikan pada lirik “Sayangnya sejak kematian keluarganya, kehidupan seolah-olah terenggut dari Laksmi. Ia dirundung murung setiap hari” (Sang Pemimpi: 78). b)
Susah senyum
Bisa kita buktikan dari lirik “Senyumannya itu sangat dirindukan oleh semua orang yang mengenalnya” (Sang Pemimpi: 78).
16) Mualim Penolong, dapat kita lihat saat ia menunjukan tujuan yang lebih aman pada Arai dan Ikal terdapat pada lirik “Ah, begini saja. Pokoknya tujulah Jakarta selatan. Tempat itu lumayan aman dibandingkan wilayah Jakarta lainnya”(Sang Pemimpi: 217). 3.
Latar tempat
a.
Depan toko A Siong
Dapat dibuktikan dari kutipan “Di depan took A Siong ia berhenti” (Sang Pemimpi: 42). b.
Ladang tebu
Dapat dibuktikan pada kutipan “Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya, berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus” (Sang Pemimpi: 24-25).
c.
Bak truk
Dapat dibuktikan pada kutipan “Aku dan Arai duduk berdampingan di pojok bak truk yang terbanting-banting di atas jalan sepi berbatu- batu” (Sang Pemimpi: 26). d.
pasar
Dapat dibuktikan pada kutipan “kejar -kejaran semakin seru saat aku melintasi pelataran dengan pilar-pilar menjulang yang dipenuhi pedagang kaki lima. Aku melesat meliuk-liuk diantara gerobak sayur dan ratusan pembeli” (Sang Pemimpi: 14). e.
Depan pabrik cincau
Dapat dibuktikan dari kutipan “di depan pabrik cincau Jimbron berhenti. Pangeran gemeretak jalan di tempat” (Sang Pemimpi: 181). f.
Depan aula SMA Bukan Main
Dapat dibuktikan pada kutipan “di bawah rindang dedaunan bungur, di depan aula tempat pembagian rapor, sejak pagi aku dan Arai menunggu ayahku”(Sang Pemimpi: 91). g.
Jembatan kayu
Dapat dibuktikan dari kutipan “Matahar i yang hangat bercampur dengan angin yang dingin, membelai-belai kami melalui jembatan kayu” (Sang Pemimpi: 155). h.
Dermaga
Dapat dibuktikan pada lirik “Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga, ratusan jumlahnya, diantara mereka tampak bupati, camat, lurah dan para dukun berbagai spesialis lengkap dengan baju dinasnya masing-masing” (Sang Pemimpi: 168). i.
Tengah lapangan sekolah
Dapat dibuktikan pada tempat lokasi shooting hukuman Ikal, Arai dan Jimbron pada kutipan “Di tengah lapangan sekolah pak Mustar telah menyiapkan lokasishooting” (Sang Pemimpi: 120).
j.
Atas kapal
Dapat dibuktikan saat mereka pergi ke tanah Jawa menggunakan kapal, kutipannya “Aku disergap sepi di tengah bunyi gemuruh dan aku berpegang erat pada besi pagar haluan saat kapal
mulai diayun ombak musim barat, kepalaku tak pernah berhenti mengigat satu kata: Ciputat” (Sang Pemimpi: 221). k.
Pelabuhan Tanjung Priok
Dapat kita buktikan dari kutipan “Aku dan Arai berdiri tegak di haluan dan metar melihat demikian banyak manusia di Tanjung Priok” (Sang Pemimpi: 226). l.
Bogor
Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami terdampar ke tempat yang tak pernah kami rencanakan sebelumnya. Bogor sama sekali asing bagi kami” (Sang Pemimpi: 229). m.
UI Depok
Adalah tempat Ikal bertemu dengan Nurmala, kutipannya “Di UI Depok aku sempat bertemu dengan seorang wanita cantik” (Sang Pemimpi: 246).
4.
Latar waktu
a.
Pagi hari
Dapat dibuktikan pada kutipan “Pagi merekah, bayangan kuda dan kesatria membayang seperti siluet di tengah sebuah benda bulat merah jingga yang muncul pelan-pelan di kaki langit” (Sang Pemimpi: 179). b.
Sore
Dapat kita buktikan pada kutipan ”Namun lebih penting dari pada itu, di sore yang mengesankan ini, Bang Zaitun menyambut kami dengan sangat ramah”(Sang Pemimpi: 191). c.
Petang
Dapat dibuktikan pada kutipan “Petang yang sunyi dan menegangkan. Arai mengambil bingkai plastic foto hitam putih ayah dan ibunya” (Sang Pemimpi: 270). d.
Menjelang magrib
Dapat dibuktikan pada kutipan “Setelah empat jam, menjelang magrib, baru kapal merapat” (Sang Pemimpi: 226). e.
Pukul 12 malam
Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami tiba di sebuah terminal yang lebih sepi dari terminal Tanjung Priok. Sebuah jam yang ada di taman menunjukan pukul 12 malam” (Sang Pemimpi: 229).
5.
Alur
Novel Sang Pemimpi menggunakan alur maju mundur, sebab ceritannya diawali dengan kisah tengah cerita ketika para tokoh utama masih SMA. Setelah itu diceritakan kisah tokoh utama waktu kecil dan terus maju sampai kisah yang pertama kali yang diceritan itu dan menyambungnya sampai para tokoh utama berhasil mendapatkan beasiswa ke Prancis. 6.
Sudut pandang
Novel Sang Pemimpi ini bercerita menggunakan kata aku. Berarti penulis cerita melibatkan dirinya dalam kisah novel ini, seolah-olah dia menjadi salah satu tokoh utama. 7.
Tema
Persahabatan dalam meraih mimpi 8.
Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh si penulis telah menggunakan bahasa umum Indonesia dan ditambah dengan sedikit-sedikit bahasa Asing. Bahasa Asing yang digunakan adalah bahasa Ingris, jadi kita yang mengerti sedikit-sedikit bahasa Ingris dapat memahamin ya. Jika tidak mengerti bahasa ingris kita bisa menggunakan kamus untuk menerjemahkannya. 9.
Amanat
a)
Jangan menilai orang dari luarnya, karena orang itu tidak selalu bisa kita tebak apa yang
akan dilakukannya. b)
Jangan pelihara sikap sombong dan egois
c)
Orang pertama yang bisa mengerti kita adalah teman di dekat kita.
d)
Agar persahabatan dapat bertahan kuncinya adalah komunikasi.
C.
Majas
1.
Majas perbandingan asosiasi
Yaitu, perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama, biasanya ditandai dengan bagaikan, umpamanya, seperti, contoh: a.
“Masalah-masalah orang muda seperti akar rumput yang kusut” (Sang Pemimpi: 8).
b.
“Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-rona seperti buah mentega” (Sang Pemimpi:
11). c.
“Tapi mereka tak melihatku, sebab tak seorangpun ingin memedulikan laki-laki yang
berbau seperti ikan pari (Sang Pemimpi: 12). d.
“Suara Nyonya Pho kembali menggelegar seperti pengkhotbah di puncak bukit Golgota”
(Sang Pemimpi: 20). e.
“Aku mengap-mengap seperti ikan terlempar dari akuarium, menggelepar di atas ubin ini”
(Sang Pemimpi: 113). f.
“Kembali merekah senyumyang susah payah ia tahan-tahan. Manis tak terperikan. Seperti
madu pada musim bunga meranti” (Sang Pemimpi: 212).
2.
Majas perbandingan metafora
Yaitu, majas yang pengungkapannya secara lansung berupa perbandingan analogis, contoh: a.
“Sorot matanya dan gerak-geriknya sedingin es” (Sang Pemimpi:5)
b.
“Namun, anak lelaki bagi orang melayu lebih dari segala-galanya, sang rembulan, permata
hati” (Sang Pemimpi: 8). c.
“Pak Mustar berubah menjadi seorang guru bertangan besi” (Sang Pemimpi: 10).
d.
“Ia serta-merta mengejarku dan berusaha menjambak rambutku dengan tangan cakar
macannya” (Sang Pemimpi: 13). e.
Wajah beliau sembab dan matanya semerah buah naga” (Sang Pemimpi: 26).
3.
Majas perbandingan personifikasi
Yaitu, majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia, contoh: a.
“Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas, ide yang memacu adrenalin
dan waktu yang sempit” (Sang Pemimpi: 18). b.
“Perutku ngilu seperti teriris karena diikat dinginnya sebatang balok es” (Sang Pemimpi:
19). c.
“Di dalam took ada balon-balon yang lucu bertebaran menyondol-nyondol plafon” (Sang
Pemimpi: 230). 4.
Majas pertentangan antitesis
Yaitu, majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya, contoh: “Lalu merekah, namun segera padam, dan merekah lagi, kemudian padam lagi” (Sang Pemimpi: 211) 5.
Majas pertentangan hiperbola
Yaitu, majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataan dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian, contoh: a.
“Pancaran matahari menikan lubang-lubang dinding papan” (Sang Pemimpi: 4).
b.
“Bau anyir ikan busuk menusuk hidungku samapai ke ulu hati” (Sang Pemimpi: 19).
c.
“Tatapanku menghujam bola matanya, menyusupi lensa, selaput jala, dan iris pupilnya lalu
tembus ke dalam lubuk hatinya, ingin kulihat dunia dari dalam jiwanya” (Sang Pemimpi: 21). d.
“Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam” (Sang Pemimpi: 33).
e.
“Perkebunan kelapa sawit di kaki gunung sebeleh timur kampung kami seperti garis
panjang yang membelah matahari” (Sang Pemimpi: 37). f.
“Kata-kata itu menusuk-nusuk pori- poriku” (Sang Pemimpi: 149).
6.
Majas penegasan tautology
a.
“Tak ada pengecualian!! Tidak ada kompromi, tidak ada katebelece dan tak ada akses
istimewa untuk menghianati aturan” (Sang Pemimpi: 9) b.
“Di hadapan al-qu`an itu dia seperti orang mengadu, seperti orang yang tahkluk, seperti
orang yang kelelahan berjuang rasa kehilangan seluruh orang dicintainya” (Sang Pemimpi: 33) c.
“Aku sudah muak Bron!! Muak!! Muak!! Muaaakk… dengan cerita kudamu itu!!” 133)
b. Tahapan alur : 1. Eksposisi/perkenalan : Dimulai dari Pak Mustar yang menutup pagar sekolah setengah jam sebelum masuk. Itu membuat Arai,Ikal dan Jimbron telat masuk sekolah. Akhirnya mereka menjaili Pak Mustar,dan Pak Mustar akhirnya geram dan mengejar mereka. Bukti : hal 10 ---Senin pagi ini kuanggap hari yang sial. Setengah jam sebelum m asuk,Pak Mustar mengunci pagar sekolah. Beliau berdiri di podium menjadi inspektur apel rutin. Celakanya banyak sisiwa yang telambat,termasuk aku,Arai dan Jimbron. Lebih celaka lagi seorang siswa mengejek Pak Mustar dengan menirukan gaya dan logat pidatonya. Pak Mustar yang merasa tersinggung lalu ngamuk,dan mengajak 2 orang penjaga sekolah untuk mengejar kami.--2. Munculnya masalah
Ikal yang ragu dan goyah dan menyebut dirinya sendiri sebagai sang pemimpi. Ikal bimbang karena mengingat keadaanya yang sekarang,tinggal di kampung terpencil yang kumuh,membuatnya ragu akan cita-citanya : mengenyam pendidikan yang tinggi. Serta cibiran dari seorang kuli angkut “cer itakan mimpimu agar Tuhan bisa tertawa.” Bukti : hal 144 ---Sekarang,setiap kali Pak Balia membuai kami dengan puisi-puisi yang indah,aku hanya menunduk,menghitung hari yang tesisa untuk memikul ikan dan menabung. Dan sampai di los kontrakan,melongok ke dalam celengan yang penuh,penuh dengan uang receh,perlahan-lahan darah semangat mudaku padam. Aku sangat mafhum,bahwa tabunganku itu takkan pernahcukup untuk pergi dan membiayai kuliah di Perancis. Tak ubahnya aku seperti Pungguk yang mer indukan bulan,ataupun sang kodok yang mengharap ciuman dari sang putri agar menjadi panger an tampan. Altar suci almameter Sorbonne,menjelajah Eropa sampai Afrika,hanyalah muslihat untuk untuk menipu tubuh yang kelelahan agar tegar bangun pukul dua pagi untuk memikul ikan. Kini aku telah menjadi seorang yang pesimistis. --c. Jenis Alur : Campuran. Dalam novel ini menggunakan alur maju dan mundur. Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan per istiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
2. Latar atau Setting a. Tempat : ü Pulau Magai Belitong,hal 6. Bukti : Setelah empat puluh tahun bumi pertiwi mereka akhinya Belitong timur,pulau timah yang kaya raya itu,memiliki sebuah SMA Negeri. Bukan Main. ü Dermaga pelabuhan,hal 22. : peti es itu terletak di dermaga pelabuhan. ü SMAN Bukan Main,bukti hal 91 : tapi kelelahan beliau telah terbalaskan disini,di SMA kami. SMAN Bukan Main. ü Bioskop, hal 105 : kami mengambil tempat duduk ditengah-tengah. Bau pesing tercium dari sudutsudut bioskop. ü Dermaga Olivir,hal 216 : kami akan berangkat dari Dermaga Olivir ke Tanjung selatan. ü UI Depok, hal 246 : di UI Depok aku sempat bertemu dengan seorang wanita cantik. ü Universite de Paris,Sorbonne,Prancis, hal 272 : Hanya itu kalimat yang dapat menggambarkan bagaimana sempurnanya Tuhan telah mengatur potongan-potongan mozaik hidupku dan Arai, demikian indahnya Tuhan bertahun-tahun telah memeluk mimpi-mimpi kami, telah m enyimak harapan-harapan sepi dalam hati kami, karena di kertas itu tertulis nama universitas yang menerimanya, sama dengan universitas yang menerimaku, di sana jelas tertulis : Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.
b. Waktu waktu yang digunakan adalah pagi,sore,malam. Pagi : halaman 6 “Senin pagi ini kuanggap hari yang sial. Set engah jam sebelum masuk,Pak Mustar
mengunci pagar sekolah. Beliau berdiri di podium menjadi inspektur apel rutin.” Sore : halaman 37 “Sore yang indah. Perkebunan kelapa sawit di kaki gunung sebelah timur kampong kami sepeti gais panjang yang membelah matahari.” Malam : halaman 103 : “Suatu malam,ketika orang-orang berkerudung sedang antre,dia menghambur ke dalam los kontakan,mengagetkan aku dan Arai yang sedang tidur.”
c. suasana ü Tegang. (hal 2 : Aku gugup. Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntun seorang petinju. Berjingkat- jingkat dibalik peti es,kedua kakiku tak teguh,gemetar.”) ü Takut. (hal 2 : “Bau ikan busuk yang merebak dari peti-peti amis, diruang yang asing ini,sirna dikalahkan oleh rasa takut.”) ü Sedih. (hal 39 : “Nurmi memeluk biola nya kuat-kuat. Air matanya mengalir. Ia tak rela melepas biola itu.”) ü Senang,lucu. (hal 123 : “Penonton terbahak-bahak melihat Arai digerak-gerakkan seperti robot anjing oleh Pak mustar.” ) ü Haru : (hal 209 : “berbulan-bulan Ikal dan Arai menunggu keputusan pengujian beasiswa. Lima belas
orang dari pelamar adalah peluang yang amt sempit. Kalaupun lulus pasti universitasnya sama. Akhirnya tukang pos tiba, setelah magrib surat itu di buka bersama-sama. Aku beranjak membawa suratku dan duduk di rumah panggung kami. Ayah dan ibuku mengikutiku lalu duduk di kanan kiriku. Aku tak sanggup membuka surat itu maka kuserahkan pada ibuku, ayahku menunggu dengan gugup, aku memalingkan muka. Ibuku menbuka dengan berlinang air mata. Detik itu aku tahu aku diterima dengan lulus. Ayahku tersenyum bangga. Aku terbelalak ketika mem baca nama universitas yang menerimaku. Alhamdulillah kata ibuku berulang- ulang. “ ) ü Bahagia. (hal 272 : “Hanya itu kalimat yang dapat menggambarkan bagaimana sempurnanya Tuhan
telah mengatur potongan-potongan mozaik hidupku dan A rai, demikian indahnya Tuhan bertahun-tahun telah memeluk mimpi-mimpi kami, telah menyimak harapan-harapan sepi dalam hati kami, karena di kertas itu tertulis nama universitas yang menerimanya, sama dengan universitas yang menerimaku, di sana jelas tertulis : Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.” ) 3. Tokoh a. berdasarkan peran Tokoh utama
1. Ikal adalah anak kampung yang miskin, sahabat Arai sekaligus saudara jauh Arai. Ia adalah sprinter di SMAnya, ia menampilkan kebolehannya ketika ia dikejar oleh Pak Mustar dkk. Watak nya baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka rhoma irama. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika ke las 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat. Jimbron, anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD , dulu ayahnya sekarat di depan matanya maka ia membawa ayahnya dengan sepeda yang lajunya lama sampai di puskesmas ayahnya meninggal di depan matanya dan waktu ditanyai orang-orang di sudah terlanjur gagap karena terlalu banyak menangis sampai tersendat-sendat ia se lalu berfikir jika saja waktu itu dia menaiki kuda pasti ayahnya tertolong. Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya. Tokoh tambahan Pendeta Geovanny, ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji. Meski disebut Pendeta, Geovanny yang berdarah Italia ini adalah seorang Pastor. Pak Mustar M. Djai'din. BA. adalah salah satu pendiri SMA Negeri Manggar. Ia adalah wakil kepala sekolah SMA Negeri Manggar, seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA te rsebut karena NEMnya kurang 0,25 dari batas minimal. Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut dicontoh. Pak Drs. Julian Ichsan Balia; Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar. L aki-laki muda, tampan, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme. Ia mengajar di bidang seni. Nurmala; Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum,gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya When I Fall in Love. Laksmi; gadis pujaan Jimbron. Telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang me ngendarai sebuah kuda putih milik Capo. Capo Lam Nyet Pho; Seorang yang mem ungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.
Taikong Hamim; Guru mengaji di masjid di kampung Gantung. Dikenal sebagai sosok nonkonfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang melakukan kesalahan. Bang Zaitun; Seniman musik pemimpin sebuah kelompok Orkes Melayu. Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki 5 istri. Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan hal te rsebut pada Arai yang sedang mabuk cinta dengan Nurmala. A Kiun; Gadis Hokian penjaga loket bioskop. Nurmi; Berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi adalah tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai biola. Pak Cik Basman; Seorang tukang sobek karcis di sebuah bioskop di Belitong. A Siong; Pemilik toko kelontong tempat Ikal dan Arai berselisih tentang penggunaaan uang tabungan Deborah Wong; Istri A Siong dan ibu dar i Mei Mei. Perempuan asal Hongkong yang tambun dan berkulit putih. Mei Mei; Gadis kecil anak Deborah Wong. b.Berdasarkan sifat 1. Antagonis : Pak Mustar M. Djai'din. BA., Taikong Hamim. 2. Protagonis : Pendeta Geovanny, Pak Drs. Julian Ichsan Balia, Ikal, Jimbron, Arai, Capo Lam Nyet pho, Bang zaitun, Nurmi, Nurmala, Mei-Mei, A siong, Laksmi. 3. Tritagonis : A kiun, Pak Cik Basman, De borah wong.
4.Penokohan a. berdasarkan ciri fisik : ü Jimbron : tubuhnya dempal,wajahnya manis mentega. ü Pak guru Ichsan Balia : seorang guru yang muda dan tampan. ü Deborah wong : Perempuan asal Hongkong yang tambun dan berkulit putih. b. berdasarkan karakter : ü Ikal : Watak nya baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka rhoma irama. ü Arai : adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat. ü Jimbron : Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.
ü Pendeta Geovanny : beliau adalah seorang Katolik yang penyayang. ü Pak Mustar M. Djai'din. : seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA te rsebut karena NEMnya kurang 0,25 dari batas minimal. Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut dicontoh. ü Pak Drs. Julian Ichsan Balia : pemegang teguh idealisme. ü Nurmala : gadis pandai yang selalu emnempati ranking 1. ü Laksmi : gadis pemurung. Namun ia baru bias tersenyum saat Jimbron membawa kuda milik Capo. ü Capo Lam Nyet Pho : Kreatif,dan cerdik. ü Taikong Hamim : seorang guru mengaji yang tegas. ü Bang Zaitun : cerdik dan jenaka. 5.Tema Novel ini memiliki tema tentang persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan. 6.Sudut pandang Pengarang Andrea Hirata menggunakan sudut pandang orang pertama (akuan) karena dalam novel ini lebih banyak menyebutkan Aku. Missal : “Aku beranjak membawa suratku dan duduk di rumah panggung kami. Ayah dan ibuku mengikutiku lalu d uduk di kanan kiriku.”
7.Pesan dan Amanat Terdapat banyak amanat yang terkandung dalam novel ini diantaranya : a. Kita harus percaya akan keagungan dan ke kuasaan Allah SWT. b. Menjalin persahabatan dengan baik, saling memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. c. Pengorbanan harus dibarengi dengan kesabaran dan tetap optimis. d. Gantungkan cita-cita setinggi langit. e. Keterbatasan, kemiskinan bukan penghalang meraih cita-cita karena itu be rusaha dan berdoa sangat diperlukan. f. Saling membantu, menghargai kepada sesama. 8.Gaya bahasa : Novel ini menggunakan gaya bahasa diksi (Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan
dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.). Seperti yang tercantum dalam halaman 1 : “daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat katakslimik.
Menggelegak sebab sebab lahar meluap-luap dibawahnya. Lalu membumbung diatasnya,langit terbelah dua.” Namun novel ini juga menggunakan gaya bahasa majas (Majas : Gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.). Seperti yang tercantum dalam halaman 5 : “ia guru Biologi,darwinan tulen,karena itu ia sama sekali tak toleran. Lebih dari itu, B.A. itu ia adalah suhu tertinggi perguruan silat tradisional melayu. Macan akar yang ditakuti.”