WEWENANG, DELEDASI DESENTRALISASI
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentang wewenang, delegasi dan desentrali desentralisasi. sasi. Hal ini disebabkan disebabkan dalam suatu organisasi organisasi kita diharuskan untuk beradaptas beradaptasii dan menghadapi menghadapi berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. seseorang. Untuk itu, pemahaman pemahaman dalam masalah di atas diperlukan untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulka menimbulkan n masalah masalah antar individu individu ataupun ataupun antar organisasi. organisasi. Tentunya Tentunya hal tersebut tersebut tidak diinginkan diinginkan oleh kita, sehingga sehingga kita dapat mengetahui batasan-batasan yang tidak dapat dilanggar serta cara berkomunikasi dengan baik. Sehingga penyusun menyuguhkan berbagai macam hal dalam berinteraksi dengan orangorang di dalam suatu organisasi, serta hal-hal seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin yang tentunya berbeda-beda cakupan luasnya.
B. Peru Perumu musa san n Masa Masala lah h 1.
Di mana mana letak letak perbe perbedaa daan n dari wewe wewenan nang g dan kekua kekuasaa saan? n?
2.
Apa Apa fung fungsi si dari dari lin linii dan dan sta staf? f?
3.
Mengap Mengapaa delegas delegasii sangat sangat penting penting dalam dalam organ organisa isasi? si?
4.
Apa yang menyebabkan menyebabkan hambatan hambatan dalam melaksanak melaksanakan an delegas delegasi? i?
5.
Bagaim Bagaimana ana cara cara mewuju mewujudka dkan n delegas delegasii yang efekt efektif? if?
6.
Apa yang dapat mempengaru mempengaruhi hi berkem berkembangny bangnyaa desentr desentralisa alisasi? si?
1
BAB II PENJELASAN
A. Wewenang (authority) Adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi. Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu: 1.
Teori eori formal formal (panda (pandanga ngan n klasik klasik)) Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori Teori penerimaan (acceptance theory of authority) Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi ( influencee) bukan yang mempengaruhi ( influencer ). ). Jadi, wewenang tergantung pada penerima ( receiver ), ), yang memutuskan untuk menerima atau menolak. Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewena wewenang ng adalah adalah hak untuk untuk melaku melakukan kan sesuat sesuatu, u, maka maka kekuas kekuasaan aan adalah adalah kemamp kemampuan uan untuk untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
WEWENANG LINI DAN STAF Lini mempunyai fungsi untuk bertanggung jawab langsung atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan. Staf adalah individu atau kelompok (terdiri para ahli) dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini. Ada dua tipe staf, yaitu:
1. Staf pribadi ( personal staf ) Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf pribadi biasa disebut asisten atau asisten staf yang mempunyai banyak tugas untuk atasan dan biasanya generalis. 2.
Staf taf spes pesiali ialiss. Memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Bertanggung jawab ke tingkatan-tingkatan organisasi yang bermacam-macam, seperti tingkatan divisi, tingkatan bagian, ataupun tingkatan cabang yang berdiri sendiri.
2
B. Delegasi Adalah Adalah pelimp pelimpaha ahan n wewena wewenang ng dan tanggu tanggungj ngjawa awab b formal formal kepada kepada orang orang lain lain untuk untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Jadi delegasi wewenang adalah: 1.
Adala dalah h pros prosees ma manaje najerr men menga galo lok kasik asikan an wew wewenan enang g ke ke baw bawah ah yaitu aitu pad padaa ora orang ng-o -ora rang ng yang melapor kepadanya.
2.
Adalah
pemberian otoritas
atau kekuasaan formal dan tanggungjawab untuk
melaksana melaksanakan kan kegiatan kegiatan tertentu tertentu kepada kepada orang lain. Pelimpahan Pelimpahan otoritas oleh atasan atasan kepada bawahan diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan yang dapat mengawasi secara pribadi setiap tugas-tugas organisasi. Alasan perlunya pendelegasian, yaitu: 1.
Memu Memung ngki kin nkan kan man manaj ajer er dapa dapatt me menca ncapai pai leb lebih ih dan dan bil bilaa mer merek ekaa men menan anga gani ni seti setiap ap tuga tugass sendiri
2.
Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien
3.
Mana Manaje jerr dap dapaat mem memus usat atk kan te tenag nagany anya pad padaa tug tugaas-tu s-tuga gass pri prior oriitas tas yan yang g le lebih bih pe pentin nting g
4.
Bawa Bawaha han n dapa dapatt tumb tumbuh uh,, berk berkeemban mbang g dan dan ala alat un untuk tuk belaj elajaar da dari kes kesala alahan han Delegasi dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai
“the big picture”, tidak
cukup mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga untuk mengefisienkan penggunaan sumber daya, pelaksanaan tugas tertentu didelegasikan didelegasikan kepada tingkatan tingkatan organisas organisasii yang serendah mungkin di mana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya. Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif adalah: 1.
Prinsip Skalar Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan tingkat paling tinggi tinggi dengan dengan tingka tingkatt paling paling bawah. bawah. Garis Garis otorit otoritas as yang yang jelas jelas ini memud memudahk ahkan an anggot anggotaa organisasi untuk megetahui: a.
kepada kepada siapa siapa dia dia dapa dapatt mende mendeleg legasi asikan kan
b.
siapa yang dapat melimpahka melimpahkan n wewenan wewenang g kepada kepadanya nya
c.
kepada kepada siapa siapa dia bertan bertanggu ggungj ngjawa awab b Dalam Dalam proses proses penyusu penyusunan nan garis garis otorita otoritass diperlu diperlukan kan keleng kelengkap kapan an pendel pendelega egasia sian n
wewe wewena nang ng,, yaitu yaitu semu semuaa tugas tugas yang yang dipe diperl rluk ukan an dibag dibagii habi habis. s. Hal Hal ini ini digun digunak akan an untu untuk k menghindari: a.
gaps, yaitu tugas-tugas tugas-tugas yang tidak ada penangung penangung jawabnya jawabnya
b.
overlaps, overlaps, yaitu yaitu tanggung tanggung jawab jawab untuk untuk satu tugas tugas yang yang sama sama diberikan diberikan kepada kepada lebih lebih dari satu satu orang
c.
splits splits,, yaitu yaitu tanggung tanggung jawab jawab atas tugas yang sama sama diberikan diberikan kepada kepada lebih dari satu-s satu-satu atuan an organisasi
2.
Prinsip kesatuan perintah ( unity of command ) Menyatakan setiap orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan. Melapor pada lebih dari satu orang akan menyulitkan seseorang untuk mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan perintah siapa yang harus diikuti. Bertanggung jawab kepada lebih dari
3
satu atasan juga akan membuat bawahan dapat menghindari tanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan banyaknya tugas dari atasan lain.
3.
Tanggungjawab, Tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa: a.
dapat dapat mengg mengguna unakan kan sumb sumber er dayany dayanyaa secara secara efisi efisien en
b. b.
masi masing ng-m -mas asin ing g orang orang dala dalam m orga organi nisa sasi si dapa dapatt mela melaks ksan anak akan an tuga tugass yang yang dibe dibeba banka nkan n kepadanya secara efektif
c.
akunta akuntanbi nbilit litas as penerima penerimaan an tanggun tanggungja gjawab wab dan wewena wewenang ng Ada 4 kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:
1.
Pendelegas Pendelegasian ian menetapk menetapkan an dan memberikan memberikan tujuan tujuan dan tugas tugas kepada kepada bawaha bawahan. n.
2.
Pendelegas Pendelegasian ian melimpahka melimpahkan n wewenang wewenang yang yang diperlukan diperlukan untuk untuk mencapai mencapai ujuan ujuan atau atau tugas. tugas.
3.
Penerimaan Penerimaan delegasi, delegasi, yang yang menimbulk menimbulkan an kewajiba kewajiban n atau atau tanggung tanggung jawab. jawab.
4.
Pendelegas Pendelegasii menerima menerima pertanggung pertanggungjawaba jawaban n bawahan bawahan untuk hasil-hasil hasil-hasil yang dicapai. dicapai.
Manfaat pendelegasian wewenang, yaitu: 1.
Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer manajer yang tinggi
2.
Memberikan keputusan yang lebih baik
3.
Pelimpahan yang efek fektif memperce rcepat pembuatan keputusan
4.
Mel Melatih bawahan memikul tangg nggungjawab wab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif Hambatan terhadap pendelegasian yang efektif, yaitu:
♥
Keengganan untuk mendelegasikan wewenang Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah: a.
pera perassaan aan tida tidak k aman aman.. Man Manaje ajer engg enggan an me mengam ngambi bill resi resiko ko un untuk tuk meli melimp mpah ahka kan n tuga tugass atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
b. b.
keti ketida dak k mamp mampua uan n man manaj ajer er.. Seba Sebagi gian an mana manaje jerr bis bisaa san sanga gatt tak tak tera teratu turr dala dalam m mem membu buat at perencanaan ke depan.
c.
ketidak percayaan kepada bawahan
d.
manajer jer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunya nyai hak pembuatan keputusan yang luas Untuk jangka pendek, ketiadaan ketiadaan keyakinan ini dapat dibenarkan dibenarkan bila bawahan memang
tidak tidak memili memiliki ki penget pengetahu ahuan an dan keahli keahlian. an. Untuk Untuk jangka jangka panjan panjang, g, tak ada alasan alasan untuk untuk membenarkan kegagalan melatih bawahan. ♥
Keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah: a.
pera perasa saan an tid tidak ak ama aman n bagi bagi baw bawah ahan an unt untuk uk men mengh ghin inda dari ri tan tangg ggun ungj gjaw awab ab dan dan res resik iko. o.
b. b.
bawa bawaha han n tak takut ut dikr dikrit itik ik atau atau dihu dihuku kum m kar karen enaa mem membu buat at kesa kesala laha han. n.
c.
bawa bawaha han n tida tidak k mend mendap apat at cuk cukup up ran rangs gsan anga gan n untu untuk k beba beban n tang tanggu gung ngja jawa wab b tamb tambah ahan an..
4
d.
bawahan kuran rang peracaya aya diri dan merasa terte rtekan bila dilimpahi wewenan nang pembuatan keputusan yang lebih besar Syarat untuk delegasi yang efektif adalah:
a.
kesediaan manajer untuk memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan.
b.
komunikasi yang baik antara manajer dan bawahan.
c.
meni mening ngka katk tkan an komp komple leks ksit itaas tug tugas as yang ang dil dilim impa pahk hkan an dan dan de deraja rajatt pel pelim impa paha han n da dalam lam suatu jangka waktu tertentu. Bila tidak ada kemajuan kemajuan di dalam suatu jangka waktu yang direncanakan, direncanakan, maka beberapa
hambatan dalam hubungan antara atasan dengan bawahan mungkin sudah bisa ditemukan (misalnya latihan yang tidak cukup, tidak adanya kepercayaan satu sama lain, komunikasi yang buruk). Louis Louis Allen Allen mengem mengemuka ukakan kan teknik teknik untuk untuk memban membantu tu manaje manajerr melaku melakukan kan delega delegasi si dengan dengan efektif: 1.
Teta etapkan pkan tu tujuan juan..
2.
Tegaska egaskan n tangg tanggung ung jawab jawab dan dan wewe wewenan nang. g.
3.
Berika Berikan n motiva motivasi si kepada kepada bawaha bawahan. n.
4. Meminta penyelesaian kerja. 5. Berikan latihan. 6.
Adak Adakan an peng pengaw awas asan an yang yang mem memad adai ai
C. Dese Desent ntra rali lisa sasi si Adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang kebawah, divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi yang lebih rendah. Adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi: 1.
Fils Filsaf afat at mana manaje jeme men n
2.
Ukuran Ukuran dan dan Tingk Tingkat at Pertu Pertumbu mbuhan han Orga Organis nisasi asi..
3.
Strate Strategi gi dan Lingku Lingkunga ngan n Org Organi anisas sasii
4.
Penyeb Penyebara aran n geogra geografis fis organ organisa isasi. si.
5.
Tersedi ersediany anyaa peralata peralatan n pengawa pengawasan san yang yang efektif efektif..
6.
Kual Kualit itas as Mana Manaje jerr.
7.
Kean Keanek ekar arag agama aman n produ produk k dan dan jasa. jasa.
8.
Karakt Karakteri eristi stik-k k-kara arakte kteris ristik tik organisa organisasi si lainny lainnya. a.
5
BAB III PENUTUP
A. Kes Kesimpu impula lan n Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa wewenang, delegasi dan desentralisasi dalam suatu organisasi organisasi sangat sangat penting penting untuk menjalankan menjalankan organisa organisasi si tersebuat tersebuat secara efisien. efisien. Kerjasama Kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan serta kelancaran komunikasi diantara mereka akan menjadikan suatu organisasi dapat menjalankan berbagai macam aktifitas organisasinya dengan lancar dan tidak terdapat hambatan atau masalah secara signifikan. Jika hal itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang menjalankan organisasi, maka tentunya tujuan dari organisasi itu akan tercapai.
6
DAFTAR PUSTAKA
Hani, T. Handoko. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Komaruddin. 1991. Asas-Asas Menejemen Produksi. Jakarta: Bumi Aksara. Stoner, James A. F. 1990. Manajemen Edisi Kedua (Revisi). Jakarta: Erlangga.
7